News:

Semoga anda berbahagia _/\_

Main Menu

paritta atau doa makan dlm agama Buddah apa sih??

Started by Veno, 19 August 2011, 11:52:31 PM

Previous topic - Next topic

0 Members and 1 Guest are viewing this topic.

K.K.

Kebetulan singgung perenungan makanan, ikut nimbrung.
Seperti sepasang suami-istri bersama putra tunggal mereka yang sangat mereka cintai, berusaha menyeberangi gurun yang gersang dan berbahaya. Ketika makanan habis, maka mereka terpaksa membunuh putra tunggal mereka, memakan dagingnya sambil meratap. Demikian pula seorang bhikkhu seharusnya makan bukan demi kesenangan, namun semata-mata hanya untuk memelihara tubuh ini demi menyeberangi gurun penderitaan.

[spoiler]Dari Samyutta Nikaya, Nidanavaggo, tapi lupa nomornya.[/spoiler]


Indra

Quote from: Kainyn_Kutho on 20 August 2011, 11:26:47 AM
Kebetulan singgung perenungan makanan, ikut nimbrung.
Seperti sepasang suami-istri bersama putra tunggal mereka yang sangat mereka cintai, berusaha menyeberangi gurun yang gersang dan berbahaya. Ketika makanan habis, maka mereka terpaksa membunuh putra tunggal mereka, memakan dagingnya sambil meratap. Demikian pula seorang bhikkhu seharusnya makan bukan demi kesenangan, namun semata-mata hanya untuk memelihara tubuh ini demi menyeberangi gurun penderitaan.

[spoiler]Dari Samyutta Nikaya, Nidanavaggo, tapi lupa nomornya.[/spoiler]



yg menjadi pertanyaan, bagaimana mereka mengolah daging si anak? apakah di bakar/digoreng/direbus?

Mas Tidar

Quote from: Elin on 20 August 2011, 09:19:45 AM
weleh..weleh..
jadi buka thread ini krn gengsi, bro? ;D

Kalo Elin sih disaat mau makan, cukup mengucapkan :
Sabbe Satta Bhavantu Sukkhitatta..
Semoga semua makhluk berbahagia..
+ termasuk saya (yang mengucapkan), hehehehe

Sering dikometarin org lain jg sih kok berdoa nya sebentar banget, gak nyampe 5 detik.. :))
Saccena me samo natthi, Esa me saccaparamiti

"One who sees the Dhamma sees me. One who sees me sees the Dhamma." Buddha

K.K.

Quote from: Indra on 20 August 2011, 11:30:15 AM
yg menjadi pertanyaan, bagaimana mereka mengolah daging si anak? apakah di bakar/digoreng/direbus?
Pakai lup (kaca pembesar), lalu dipanggang saat matahari terik.

xenocross

wakakaka tiap orang beda doanya, gak ada yg standar

tapi semuanya bagus

orang luar kalau liat kita duduk makan bersama bakal bingung, pada doa sendiri2, waktunya beda-beda ada yg panjang ada yg 5 detik. Trus isi doa kalau ditanya beda semua hahahaha
Satu saat dari pikiran yang dikuasai amarah membakar kebaikan yang telah dikumpulkan selama berkalpa-kalpa.
~ Mahavairocana Sutra

Veno

Quote from: Elin on 20 August 2011, 09:19:45 AM
weleh..weleh..
jadi buka thread ini krn gengsi, bro? ;D

Kalo Elin sih disaat mau makan, cukup mengucapkan :
Sabbe Satta Bhavantu Sukkhitatta..
Semoga semua makhluk berbahagia..


Sering dikometarin org lain jg sih kok berdoa nya sebentar banget, gak nyampe 5 detik.. :))



bukan cuma gengsi, tp kn kt sebagai umat hrs berikan contoh yg bagus jg dung... ;D ;D ;D

Veno

Quote from: Indra on 20 August 2011, 11:30:15 AM
yg menjadi pertanyaan, bagaimana mereka mengolah daging si anak? apakah di bakar/digoreng/direbus?

msi mikirin gmn masaknya?? wew.. klo da terpaksa maybe bangkai pun uda d santap demi kelangsungan hidup agar bisa bertahan 8) 8) 8)... itulah hukum alam dan hukum rimba...

wang ai lie

QuoteCunda Js
Perenungan ketika makan 5:
Aku menyantap makanan ini hanya untuk mempertahankan 'keberadaan tubuh' (kāyassa ṭhitiyā yāpanāya)

yg lainnya lihat di http://www.facebook.com/groups/dhammacitta/?ref=notif&notif_t=group_r2j#!/groups/dhammacitta/ :))
Namo Mahakarunikaya Avalokitesvaraya, Semoga dengan cepat saya mengetahui semua ajaran Dharma,berada dalam perahu Prajna,mencapai Sila, Samadhi, dan Prajna,berada dalam kediaman tanpa perbuatan,bersatu dengan Tubuh Agung Dharma

hemayanti

Quote from: Kainyn_Kutho on 20 August 2011, 11:26:47 AM
Kebetulan singgung perenungan makanan, ikut nimbrung.
Seperti sepasang suami-istri bersama putra tunggal mereka yang sangat mereka cintai, berusaha menyeberangi gurun yang gersang dan berbahaya. Ketika makanan habis, maka mereka terpaksa membunuh putra tunggal mereka, memakan dagingnya sambil meratap. Demikian pula seorang bhikkhu seharusnya makan bukan demi kesenangan, namun semata-mata hanya untuk memelihara tubuh ini demi menyeberangi gurun penderitaan.

[spoiler]Dari Samyutta Nikaya, Nidanavaggo, tapi lupa nomornya.[/spoiler]
kenapa malah membunuh anaknya om kainyn?  ::)
"Sekarang, para bhikkhu, Aku mengatakan ini sebagai nasihat terakhir-Ku: kehancuran adalah sifat dari segala sesuatu yang terbentuk. Oleh karena itu, berjuanglah dengan penuh kesadaran."

bluppy

Quote from: Kainyn_Kutho on 20 August 2011, 11:26:47 AM
Seperti sepasang suami-istri bersama putra tunggal mereka yang sangat mereka cintai, berusaha menyeberangi gurun terpaksa membunuh putra tunggal mereka, memakan dagingnya sambil meratap.

dulu pernah denger cerita yg mirip
tapi ceritanya anaknya mati kelaparan, bukan dibunuh
dan ortunya memakan bangkai nya

Indra

Quote from: hemayanti on 20 August 2011, 04:31:54 PM
kenapa malah membunuh anaknya om kainyn?  ::)

apa lebih mendingan membunuh anaknya sis hemayanti aja?

bluppy

paritta dalam bahasa pali
Quote from: nyanadhana on 08 May 2008, 12:58:44 PM
paritta dimana digunakan Bhikkhu saat makan

Paṭisaṅkhā yoniso piṇḍapātaṃ(umat awam : Bhojanam) paṭisevāmi,

Considering it thoughtfully, I use alms food,

Neva davāya na madāya na maṇḍanāya na vibhūsanāya,

Not playfully, nor for intoxication, nor for putting on bulk, nor for beautification,

Yāvadeva imassa kāyassa ṭhitiyā yāpanāya vihiṃsuparatiyā brahma-cariyānuggahāya,

But simply for the survival & continuance of this body, for ending its afflictions, for the support of the holy life,

Iti purāṇañca vedanaṃ paṭihaṅkhāmi navañca vedanaṃ na uppādessāmi,

(Thinking,) Thus will I destroy old feelings (of hunger) and not create new feelings (from overeating).

Yātrā ca me bhavissati anavajjatā ca phāsu-vihāro cāti.

I will maintain myself, be blameless, & live in comfort.
dari  http://dhammacitta.org/forum/index.php?topic=2591.msg37472#msg37472

terjemahan bahasa indonesia nya kira2
Quote from: Mas Tidar on 20 August 2011, 04:11:41 AM
Dengan merenungkan secara bijaksana, saya menyantap makanan ini bukan untuk untuk bermain, bukan untuk kebanggan, bukan untuk kecantikan, bukan untuk menggemukkan
tetapi hanya untuk menunjang dan melanjutkan keberadaan tubuh ini, untuk mengejar ketidaknyamanan, dan untuk mempraktekkan kehidupan suci,
dengan berpikir "Dengan demikian saya akan menghancurkan perasaan lapar saya dan bukan untuk membuat suatu keinginan yang baru (untuk makan lebih banyak). Saya akan mempertahankan diri saya jauh dari kesalahan & hidup dengan tenang"

Paritta ini ada di buku Paritta biru terbitan STI

hemayanti

"Sekarang, para bhikkhu, Aku mengatakan ini sebagai nasihat terakhir-Ku: kehancuran adalah sifat dari segala sesuatu yang terbentuk. Oleh karena itu, berjuanglah dengan penuh kesadaran."

Veno


K.K.

Quote from: hemayanti on 20 August 2011, 04:31:54 PM
kenapa malah membunuh anaknya om kainyn?  ::)
Itu hanya perumpamaan, Sis Hema. Buddha memberitahu lewat perumpamaan itu bahwa seharusnya seorang bhikkhu memakan makanan dengan pola pikir seperti orang tua di kisah tersebut yang dengan sangat terpaksa memakan anaknya hanya untuk kelangsungan hidup saja demi berjuang melewati gurun berbahaya, bukan untuk kenikmatan, menjaga kecantikan atau bersenang-senang.