Rendah Diri Adalah Kesombongan?

Started by Indra, 29 June 2011, 08:49:46 PM

Previous topic - Next topic

0 Members and 1 Guest are viewing this topic.

No Pain No Gain

Quote from: rooney on 29 June 2011, 10:01:32 PM
Hmmm... Mungkin orang yang rendah diri ada yang pemalu dan ada juga yang pemarah.

Yang pemalu mungkin lebih senang berpangku tangan karena merasa diri tidak mampu. Kalo tipe yang begini dihadapkan pada situasi kerja kelompok, yang golongan rajin memang pasti bakal menganggap si rendah diri ini sombong karena hanya bersantai-santai sementara yang lainnya bekerja. Bro No Pain pernah ampe "walk out" tuh gara-gara hadapain tipe yang kayak begini  ;D.

Untuk yang tipe pemarah, orangnya bakal lebih over sensitive  :|. Misal si A adalah anak dari keluarga terpandang, sedangkan si B anak seorang sopir. Suatu saat ketika mereka berdua berpapasan,  si A tidak sengaja menyenggol si B sehingga si B langsung dengan agresif membentak si A "Kalo jalan liat-liat dong ! Jangan mentang-mentang situ anak orang kaya bisa nabrak orang seenaknya... >:(". Saat disenggol, si B merasa bahwa dia diejek/direndahkan (karena beda kasta) sehingga timbullah respon yang berlebihan. Padahal si A memang tidak sengaja menabrak dirinya.

zzz
No matter how dirty my past is,my future is still spotless

Indra

Quote from: rooney on 29 June 2011, 10:01:32 PM
Hmmm... Mungkin orang yang rendah diri ada yang pemalu dan ada juga yang pemarah.

Yang pemalu mungkin lebih senang berpangku tangan karena merasa diri tidak mampu. Kalo tipe yang begini dihadapkan pada situasi kerja kelompok, yang golongan rajin memang pasti bakal menganggap si rendah diri ini sombong karena hanya bersantai-santai sementara yang lainnya bekerja. Bro No Pain pernah ampe "walk out" tuh gara-gara hadapain tipe yang kayak begini  ;D.

Untuk yang tipe pemarah, orangnya bakal lebih over sensitive  :|. Misal si A adalah anak dari keluarga terpandang, sedangkan si B anak seorang sopir. Suatu saat ketika mereka berdua berpapasan,  si A tidak sengaja menyenggol si B sehingga si B langsung dengan agresif membentak si A "Kalo jalan liat-liat dong ! Jangan mentang-mentang situ anak orang kaya bisa nabrak orang seenaknya... >:(". Saat disenggol, si B merasa bahwa dia diejek/direndahkan (karena beda kasta) sehingga timbullah respon yang berlebihan. Padahal si A memang tidak sengaja menabrak dirinya.

pada kasus di atas sepertinya perilaku buruk itu disebabkan karena sikap berpangku tangan atau pemarah (over sensitive) , bukan karena sikap rendah itu sendiri

bawel

Quote from: Indra on 29 June 2011, 09:13:18 PM
baiklah anggaplah rendah diri, kenapa rendah diri termasuk sombong?

sebagai ilustrasi, kasusnya adalah sbb:

"saya adalah seorang yg lebih kaya daripada si anu" -> merasa lebih tinggi
"si anu memang kaya, tapi saya tidak kalah dari dia" -> merasa setara
"si anu adalah orang kaya, bagaimana mungkin saya mampu menyamainya" -> merasa lebih rendah

kalo ilustrasinya seperti itu, ketiganya menganggap pandangan mereka lah yang paling benar dan tidak menerima pandangan lainnya ;D.

dan bila perbincangan diteruskan mereka hanya akan memberikan berbagai pandangan spekulasi untuk membenarkan pandangan mereka ;D.

jawaban ini saya jawab secara spekulasi setelah membaca brahmajala sutta :P.

Indra

Quote from: bawel on 29 June 2011, 10:20:59 PM
kalo ilustrasinya seperti itu, ketiganya menganggap pandangan mereka lah yang paling benar dan tidak menerima pandangan lainnya ;D.

dan bila perbincangan diteruskan mereka hanya akan memberikan berbagai pandangan spekulasi untuk membenarkan pandangan mereka ;D.

jawaban ini saya jawab secara spekulasi setelah membaca brahmajala sutta :P.

ilustrasi itu bukan dalam dialog, tidak ada lawan bicara di situ, itu hanyalah komentar terhadap diri sendiri

bawel

Quote from: Indra on 29 June 2011, 10:24:08 PM
ilustrasi itu bukan dalam dialog, tidak ada lawan bicara di situ, itu hanyalah komentar terhadap diri sendiri

berbicara dengan diri sendiri juga akan seperti itu kalo menurut saya sih, mereka akan tetap memegang pandangannya sendiri bukan memahami segala sesuatu itu sebagaimana adanya ;D.

Indra

Quote from: bawel on 29 June 2011, 10:33:42 PM
berbicara dengan diri sendiri juga akan seperti itu kalo menurut saya sih, mereka akan tetap memegang pandangannya sendiri bukan memahami segala sesuatu itu sebagaimana adanya ;D.

bagaimana jika "saya memang rendah" itu adalah memang fakta "sebagaimana adanya"?

adi lim

kalau fakta memang sesuai dengan kondisi yang ada, statemen 'rendah diri' juga memang ada kesombongan  :)
Seringlah PancaKhanda direnungkan sebagai Ini Bukan MILIKKU, Ini Bukan AKU, Ini Bukan DIRIKU, bermanfaat mengurangi keSERAKAHan, mengurangi keSOMBONGan, Semoga dapat menjauhi Pandangan SALAH.

andry

apakah mungkin ke 3 sikap tsb di anggap sombong, karena masih ada "aku" sebagai pembanding
Samma Vayama

K.K.

Quote from: andry on 30 June 2011, 08:52:42 AM
apakah mungkin ke 3 sikap tsb di anggap sombong, karena masih ada "aku" sebagai pembanding
Saya setuju dengan yang ini.
Menurut saya, 'kesombongan' di sini adalah suatu pikiran yang meneguhkan eksistensi 'diri', apakah lebih tinggi, sejajar, atau di bawah orang lain. Beda dengan kesombongan dalam konteks sehari-hari yang lebih berarti angkuh atau tinggi hati karena kelebihan yang (menurutnya) dimiliki olehnya.


Wijayananda

Quote from: andry on 30 June 2011, 08:52:42 AM
apakah mungkin ke 3 sikap tsb di anggap sombong, karena masih ada "aku" sebagai pembanding
Saya setuju juga dgn pendapat ini...selama masih membandingkandengan 'aku' atau 'eksitensi diri' dgn kondisi luar maka msh dlm lingkup kesombongan,walaupun ini adalah kesombongan yg 'halus' yg agak sukar disadari.

Sostradanie

Menurut saya sih karena masih ada faktor memperbandingkan diri dengan orang lain. Yang berarti masih mencari siapa yang lebih hebat cuma dalam hal rendah hati.
PEMUSNAHAN BAIK ADANYA (2019)

CHANGE

Saya coba memposting beberapa artikel yang berkaitan dengan kesombongan.

Sejujurnya kadang-kadang kita sendiri tidak mengetahui bahwa sebenarnya perilaku dan tindakan kita termasuk sombong atau percaya diri karena memang beda sangat tipis. Sehingga penilaian ini sangat sulit. Yang saya sajikan juga masih sangat mungkin diperdebatkan. Sehingga yang akan saya katakan bahwa artikel yang  diposting tersebut adalah dikembalikan kepada penilaian masing-masing mengenai definisi sombong tersebut.

Mengenai kerendahan hati, menurut saya pribadi jika kita telah mampu menaklukkan kesombongan itu sendiri maka sebenarnya otomatis kerendahan hati itu muncul.

KESOMBONGAN KITA

Di tengah-tengah sebuah training yang saya ikuti, sang trainer memberikan arahannya.

"Letakkan kedua tangan kalian di dada kalian masing-masing!" seorang trainer memulai instruksinya.

"Letakkan, trus, dan rapat hingga kalian merasakan detak jantung kalian masing-masing!" lanjut beliau.

Aku pun menuruti kata-katanya, kuletakkan kedua tanganku perlahan ke atas dadaku.

Kucari-cari sebentar, dan akhirnya terasalah detak jantungku.

Aku pun menunggu instruksi selanjutnya.

"Letakkan dan rasakan detak jantung Anda..!!" begitu instruksi beliau, "Jika sudah terasa, sekarang katakan kepada jantung Anda, Berhenti..!!"

Aku pun agak bingung dengan instruksi tersebut namun tak urung kulakukan juga.

"Katakan, dan perintahkan kepada jantung Anda untuk berhenti!, katakan pada ia untuk berhenti!!"

"Tidak mungkin!!' teriakku dalam hati, "Tidak mungkin bisa!!"

entah, apakah trainer tersebut mendengar apa yang kami rasakan, ia pun melanjutkan kata-katanya..

"Lihatlah.. rasakanlah..!! bahkan jantung kita pun bukan milik kita...!!",

Seketika itu pula, Degg, diri ini kontan tersadar apa maksud dari semua ini.

bersambung...

CHANGE

PERCAYA DIRI VS SOMBONG

Orang yang percaya diri biasanya mudah bergaul dengan orang lain.
Sedangkan orang sombong biasanya malas didekati oleh siapapun. Pasalnya banyak orang yang bingung sebenarnya posisinya ada dimana. Sombongkah atau percaya dirikah saya?

Berikut perbedaan antara orang sombong dan orang percaya diri:

1. Orang sombong menganggap dirinya lebih tinggi dari orang lain.Sedangkan orang percaya diri percaya bahwa dirinya memiliki keunikan dan talenta sebagaimana yang dianugerahkan berbeda kepada setiap orang.

2. Orang sombong seolah selalu tahu apa yang paling baik untuk orang lain. Sedangkan orang yang percaya diri selalu terbuka tentang pendapatnya terhadap orang lain.

3. Orang sombong biasanya tajam terhadap orang yang ia lihat sebagai saingan. Orang percaya diri sudah lahir dengan kemampuan untuk bersaing.

4. Orang sombong sulit dan bahkan tidak pernah mengakui kesalahan mereka. Orang percaya diri tidak takut untuk mengaku bahwa ia melakukan kesalahan.

5. Orang sombong biasanya suka jika orang lain melakukan kesalahan sedang mereka yang percaya diri suka membantu orang menghadapi kesalahan yang mereka buat.

6. Orang sombong biasanya sangat peduli dengan pendapat orang lain terhadap dirinya. Sedangkan orang percaya diri tidak terlalu peduli dengan pendapat orang lain terhadap dirinya.

7. Orang sombong biasanya suka membanggakan dirinya, sedangkan mereka yang percaya diri cenderung diam.

Lalu bagaimana cara menjadi percaya diri tanpa berubah menjadi sombong?

*Peduli akan penampilan ( perilaku )*

Perbaiki penampilan anda tanpa maksud bahwa orang lain akan kemudian memuji anda karena itu. Lakukan itu karena anda tahu bahwa anda harus mengeluarkan sisi terbaik dari diri anda.

*Berikan senyuman tulus*
Berusahalah untuk senyum kepada semua orang sebagai ungkapan hati anda yang paling dalam, bukan senyum karena orang bisa terpesona terhadap senyuman anda. Senyuman tulus adalah lambang percaya diri dan kode kepada orang lain bahwa anda adalah orang baik yang bisa menjadi teman yang baik pula.

*Perhatikan orang lain*
Mulai sekarang, berikan waktu anda untuk menanyakan kepada teman atau orang sekitar anda apa kabar mereka dan libatkan diri pada mereka, serta lakukan itu dengan tulus pula. Tunjukkan bahwa anda melihat mereka sebagai orang-orang yang anda hargai, siapapun dan apapun posisi mereka.

*Jangan ketinggalan jaman*
Untuk jadi orang yang percaya diri, anda perlu terus menginformasikan kepada diri anda tentang apa yang terjadi di sekitar anda. Caranya, ikuti berita di koran dan televisi. Ini membantu anda percaya diri jika terlibat percakapan dengan siapa saja. Asal jangan jadi sok tahu!

*Luaskan pergaulan*
Jangan puas berada di lingkungan kecil milik anda sekarang. Sebisa mungkin luaskan pergaulan. Jangan pilih-pilih teman dari segala kalangan. Melihat dunia dari segala perspektif bisa membantu anda untuk menjadi percaya diri tanpa menjadi sombong. Karena anda tahu bahwa diatas langit masih ada langit dan andapun tahu bahwa di dunia ini masih banyak orang yang hidup dalam kesulitan.

*Mensyukuri keberadaan anda*
Ini adalah kunci penting untuk menjadi orang yang percaya diri. Banyak orang yang tidak percaya diri karena melihat kelemahan dirinya. Dan banyak orang yang menjadi sombong karena merasa apa yang mereka punya lebih dari orang lain. Padahal inti bersyukur ialah menyadari bahwa semua itu adalah Tidak Kekal dan selalu mengalami Perubahan. Karena itu tidak ada yang perlu disombongkan tapi tidak ada pula yang tidak disyukuri. Dengan keunikan anda, anda bisa menjadi diri sendiri dan bisa berusaha memberi yang terbaik.

*Ubah pola pikir anda*
Dengan semua pengetahuan itu, mulai ubah cara pandang anda terhadap dunia. Jika pola pikir anda sudah terbentuk, itu akan tercermin kepada gerak-gerik anda, kata-kata anda, dan perilaku anda.


CHANGE

MENUNDUKKAN KEPALA
Seorang petinggi pemerintah. Demi meningkatkan pamor pribadinya ia datang mengunjungi seorang guru yang terkenal di daerah itu. Namun malangnya. Ketika ia hendak masuk ke pondok sang guru, kepalanya terbentur menabrak palang pintu yang memang begitu rendah. Kepalanya mengucurkan butir darah dan ia nampak amat kesakitan sambil berteriak-teriak.

Sang guru setelah memperhatikan petinggi pemerintah tersebut, lalu berseru; "Nampaknya engkau amat kesakitan! Saya pikir ini merupakan hadiah terbesar yang kamu peroleh hari ini. Selamat!!"

"Apa katamu?? Hadiah terbesar? Tidakkah engkau lihat bahwa darah sedang mengucur turun dari dahiku?" Ujar sang petinggi pemerintah tersebut dengan nada suara yang membumbung tinggi.

"Benar!!!" Jawab sang Guru. "Ketika engkau telah mencapai puncak bukit, engkau harus berusah untuk turun lagi ke kaki gunung tersebut." Kata sang guru sambil memandang tamu agungnya. Dan....engkau harus belajar menundukan kepala agar agar dahimu tidak tersobek oleh palang pintu lagi.

CHANGE

KONFUSIUS: KESOMBONGAN VS KEBAJIKAN   

Suatu hari, salah seorang murid Konfusius, Zi Lu, dengan pakaian yang bagus dan berlagak pamer datang mengunjungi Konfusius.

Konfusius bertanya padanya, "Zhongyou (nama panggilan Zi Lu), apa yang sedang kamu banggakan? Ketika Sungai Yangtze mengalir dari Pegunungan Min, kekuatan arusnya sangat terbatas sehingga hanya dapat membawa bejana kosong. Namun ketika tiba di laut kekuatannya menjadi sangat besar sehingga mudah membalikkan sebuah perahu yang berusaha melintasinya. Apakah karena sungai memiliki lebih banyak cabang hilir?"

"Sekarang Anda, dengan berpakaian seperti ini dan merasa bangga, kelihatannya telah siap memerintah orang-orang di sekitar yang akan berani mengatakan kekurangan Anda kepada Anda."

Zi Lu segera berbalik ke luar ruangan dan kembali setelah mengganti pakaian dengan dandanan yang lebih sederhana.

Konfusius berujar, "Zhongyou, ingatlah bahwa mereka yang berbicara terlalu banyak sebenarnya bukan orang pandai, mereka yang suka pamer adalah orang sombong, dan mereka yang tidak dapat mengendalikan kepandaian mereka adalah manusia tanpa kebajikan."

"Oleh karena itu, seorang manusia bajik hanya berbicara dalam lingkup yang dia pahami, yang merupakan tujuan dari pembicaraan. Dia tidak akan berbohong apabila dia merasa tidak mampu melakukan sesuatu, yang merupakan prinsip-prinsip tindakan yang membimbing."

"Jika seseorang berbicara menggunakan perasaannya, itulah kearifan. Jika seseorang berbuat mengikuti prinsip-prinsip, itulah kebajikan. Jika kearifan dan kebajikan telah dimiliki oleh seseorang, apa lagi yang dia perlukan?" 

Sikap dan Perilaku yang mengagumkan ini memang tergolong susah untuk diterjemahan kedalam bahasa kehidupan yang baik, karena setiap orang selalu melihat dari sisi diri sendiri paling benar, paling hebat dll, sehingga selalu melihat yang lain adalah salah dan tidak benar.

Tapi bagaimanapun ini adalah sikap toleransi yang terpuji yang harus dikembangkan