ehipasiko dan kebenaran

Started by Mangkok, 29 March 2008, 10:41:45 AM

Previous topic - Next topic

0 Members and 2 Guests are viewing this topic.

Mangkok

 :| maaf ya karena masih belajar, jd belum bisa menjelaskan dengan baik. Pada dasarnya saya cuma ingin menyampaikan bahwa akan lebih baik klo kita tidak hanya terperangkap dalam istilah2 saja, mungkin akan jauh lebih bermanfaat bila kita jg mengetahui maknanya. Satu istilah yang sama didengar atau diucapkan orang tertentu mungkin berbeda maknanya bagi orang lain, jadi persepi/pandagan tiap orang belum tentu sama.

jadi, istilah apapun yang mau kita pake, akan lebih baik disertai dengan pemahaman maknanya. Ini jg mengacu pada ehipasiko, Buddha sendiri bilg kita jangan hanya menerima begitu saja kata2 guru suci atau kata2 dalam teks suci. Mohon dikoreksi klo ada yang salah.


Terima kasih
Semoga kebijaksanaan dan kebaikan hati tumbuh dan berkembang dalam batin semua makhluk

Pitu Kecil

Ehipasiko saja deh atau gk mencapai dulu tingkat buddha baru tau kebenarannya cemana  :)
Smile Forever :)

gajeboh angek

Hmmm, ehipassiko lagi yah.
Kenapa yang lain gak disebutkan? selalu dipotong...
Sanditthiko, Akaliko, Opanayiko, Paccattang Veditabbo Vinnuhi
HANYA MENERIMA UCAPAN TERIMA KASIH DALAM BENTUK GRP
Fake friends are like shadows never around on your darkest days

Mangkok

 ^:)^  ^:)^  ^:)^
Ngomong2 gk apa ya? Mohon maaf, masih belum terbiasa dengan singkatan2  ;D
Semoga kebijaksanaan dan kebaikan hati tumbuh dan berkembang dalam batin semua makhluk

F.T

Ga pp, bro mangkok ... Silahkan bertanya jika ada yang kurang di pahami ... _/\_

Btw Thanks yah dah berbagi komentar di topic ini ...

:backtotopic:



Save the Children & Join With :
Kasih Dharma Peduli ~ Anak Asuh
May all Beings Be Happy


Contact Info : Kasihdharmapeduli [at] [url="//yahoo.com"]yahoo.com[/url]

Mangkok

 :-[
Sori, ga tau klo "gk"= gak/enggak, thanks bro Jack

Saya kebetulan memiliki karma baik mendengar penjelasan ttg istilah2 Hinayana/Mahayana ini dari seorang guru yang sangat berkualitas (minimal bagi saya pribadi), dan ini yang saya share. Jadi, klo ada kesalahan pasti karena pendengaran saya  yang salah.

Ohya, boleh tanya, apa sih kriteria sebuah ajaran bisa dikategorikan sebagai ajaran Buddha?

Mungkin sebagian besar sudah mengetahui bahwa Buddha mengatakan intisari dari ajaran Para Buddha adalah jangan berbuat jahat, perbanyak kebajikan dan sucikan hati dan pikiran (tolong dikoreksi klo yang saya kutip salah atau tidak tepat)

Sekarang apa sih konsekuensi dari kata2 Buddha tersebut? Apa yang kira2 Buddha ingin kita capai/dapatkan dengan menjalankan hal itu? Atau hal2 apa saja yang perlu kita ketahui dari kata2 Buddha tersebut?


Terima kasih
Semoga kebijaksanaan dan kebaikan hati tumbuh dan berkembang dalam batin semua makhluk

Sumedho

Gotami Sutta An 8.53
Quotehave heard that at one time the Blessed One was staying at Vesali, in the Peaked Roof Hall in the Great Forest.

Then Mahapajapati Gotami went to the Blessed One and, on arrival, having bowed down to him, stood to one side. As she was standing there she said to him: "It would be good, lord, if the Blessed One would teach me the Dhamma in brief such that, having heard the Dhamma from the Blessed One, I might dwell alone, secluded, heedful, ardent, & resolute."

"Gotami, the qualities of which you may know, 'These qualities lead to passion, not to dispassion; to being fettered, not to being unfettered; to accumulating, not to shedding; to self-aggrandizement, not to modesty; to discontent, not to contentment; to entanglement, not to seclusion; to laziness, not to aroused persistence; to being burdensome, not to being unburdensome': You may definitely hold, 'This is not the Dhamma, this is not the Vinaya, this is not the Teacher's instruction.'

"As for the qualities of which you may know, 'These qualities lead to dispassion, not to passion; to being unfettered, not to being fettered; to shedding, not to accumulating; to modesty, not to self-aggrandizement; to contentment, not to discontent; to seclusion, not to entanglement; to aroused persistence, not to laziness; to being unburdensome, not to being burdensome': You may definitely hold, 'This is the Dhamma, this is the Vinaya, this is the Teacher's instruction.'"

That is what the Blessed One said. Gratified, Mahapajapati Gotami delighted at his words.
There is no place like 127.0.0.1

Mangkok

Sori, bahasa inggrisku agak oon gt. Jadi, ga begitu nangkap. Namum, kelihatannya hal tersebut terjadi dalam batin makhluk yang bersangkutan. Dengan kata lain, bisa saja satu ajaran bermanfaat bagi yang lain, sedangkan malah merugikan bagi yang lainnya lagi, ya ga? Bagaimana dengan hal itu? Contoh zaman sekarang saja, beberapa mempelajari satu teks yang sama, kesimpulannya belum tentu sama. Dalam kasus hinayana dan mahayana ini misalnya, beberapa menganggap isi teks yang satu menghina yang lain (itu yang saya lihat dipembahasan ini sebelumnya), sedangkan bagi yang lain tidak merasa demikian.


Terima kasih
Semoga kebijaksanaan dan kebaikan hati tumbuh dan berkembang dalam batin semua makhluk

Sumedho

*bingung* jadi sebuah teks itu bisa jadi ajaran buddha atau tidak tergantung orang yg baca ?
There is no place like 127.0.0.1

Mangkok

Maaf, seperti yang aku bilang, inggrisku agak oon.

Klo aku baca lagi teksnya, kelihatannya yang disebut di sana acuannya adalah kualitas, jd klo kualitas yang muncul membawa kemajuan yang positif bagi batin, maka itu Dharma dan bila sebaliknya maka itu bukan Dharma. Apakah demikian kira2?

Bila demikian, hal ini semakin mengingatkanku bahwa aku harus hati2 menilai sesuatu, bahkan bila satu teks sangat bagus isinya (sementara kita anggap bagus dalam arti umum, menjelaskan tentang kualitas2 baik yang harus dikembangkan, dan semacamnya), tapi setelah aku pelajari malah timbul kilesa (misal pikiran2 negatif kesombongan, kebencian, dan sejenisnya), berarti ada yang salah dengan aku atau teksnya? Bukankah begitu?

Jadi, pertanyaan berikut, apakah Dharma itu?



Terima kasih

Semoga kebijaksanaan dan kebaikan hati tumbuh dan berkembang dalam batin semua makhluk

gajeboh angek

HANYA MENERIMA UCAPAN TERIMA KASIH DALAM BENTUK GRP
Fake friends are like shadows never around on your darkest days

Mangkok

Sangat menarik  :)

Apakah kebenaran itu? Apakah kebenaran punya ciri2 atau tidak?

Klo kebenaran punya ciri/sifat2 tertentu maka apa sajakah itu? Bila tidak bagaimana menjelaskannya? Untuk tidak melebar dari topik, mohon tetap ingat bahwa kita masih dalam konteks Buddha Dharma di sini.

Terima kasih
Semoga kebijaksanaan dan kebaikan hati tumbuh dan berkembang dalam batin semua makhluk

gajeboh angek

#12
Kebenaran konsep = gajah yang dibayangkan orang buta

Kebenaran sejati = gajah yang dilihat orang melek

ada banyak yang bilang gajah itu seperti ini atau itu. masing masing mereka mengaku telah melihat gajah.
saya gak percaya begitu saja. saya periksa satu satu omongan yang mengaku telah melihat. sepertinya ada satu orang yang benar, yang lain kelihatannya benar, tapi setelah diteliti, yang lain gak masuk akal. karena itu saya yakin apa yang dikatakan benar, walaupun belum saya lihat. sekarang saya mengikuti ajaran orang yang benar itu, agar bisa melihat. dan orang itu mengatakan kalau diikuti akan membawa kepada penglihatan. katanya sih satu-satunya cara agar bisa melihat harus pasang mata.

dan inilah yang dikatakan orang yang benar itu :
hidup adalah dukkha
sebab munculnya dukkha
lenyapnya dukkha
jalan menuju lenyapnya dukkha

kalau bahasa orang buta :
kamu orang buta
sebab kenapa kamu terus buta
tapi dari buta bisa jadi melihat
cara menuju bisa melihat

yang lain bilang :
memang kamu seharusnya buta, kamu harus ikutin orang yang melihat agar selamat
ada yang menciptakan kamu buta, kamu harus tunduk sama dia, karena dia yang berkuasa
memang gak ada jalan lain kecuali buta
dst...                       
HANYA MENERIMA UCAPAN TERIMA KASIH DALAM BENTUK GRP
Fake friends are like shadows never around on your darkest days

Mangkok

 _/\_
Sori ya, nanya lagi, moga2 tidak bosan atau kesal ya :|

Dengan melihat uraian itu, kira2 kebenaran yang dilihat orang buta apakah itu bisa klo kita kategorikan sebagai kebenaran dan apakah itu termasuk kebenaran yang diajarkan Buddha? Kebetulan saya pernah mendengar cerita tentang orang buta dan gajah. Nah, sebagai contoh ada orang buta yang memegang ekor gajah mungkin menganggap gajah itu kurus, apakah kebenaran ini termasuk kebenaran konsep? Atau ada kebenaran konsep yang benar dan ada kebenaran konsep yang tidak tepat?

Kemudian, saya yakin bahwa tujuan Buddha adalah untuk membantu semua makhluk hidup tidak perduli dia orang buta atau orang melek dan jelas satu2nya cara yang efektif utk membantu semua makhluk adalah dengan mengajar. (Atau ada pendapat lain? Setengah iseng: Ohya, orang melek masih perlu belajar ga sih dalam cerita orang buta ini?)
(Iseng  ;D orang buta diminta pasang mata susah jg kali ya, toh matanya buta ^-^)

Nah, ajaran2 Buddha menurut saya sangat luas, dan ada berbagai kategori misal untuk perumah tangga dan anggota sangha, dll (beda ga ya ajaran untuk anggota sangha dan untuk perumah tangga  :-?? atau dalam kasus kita misal hinayana dan mahayana) Apakah kebenaran perumah tangga salah klo kita bandingkan dengan kebenaran yang diajarkan kepada anggota sangha? Bagaimana penjelasannya? Apakah perumah tangga harus mengikuti juga kebenaran anggota sangha? Atau apakah Buddha mengajar sesuai kapasitas dan kebutuhan masing2 orang?

Klo saya mengutip salah satu posting Samanera Nyana Bhadra (moga2 tidak salah kutip), ada yang masih kelas SD, ada yang SMP, ada yang SMA, apakah Buddha harus mengajarkan mereka semua dengan ajaran yang sama? Atau disesuaikan dengan kapasitasnya dan kebutuhannya? Mungkinkah yang kapasitas SD menganggap ajaran SMP atau SMA tidak benar dan sebaliknya yang kapasitas SMP atau SMA menganggap ajaran SD salah atau katakanlah kurang benar? (mungkin ada kemungkinan lain juga)

Saya mencoba utk tidak keluar dari topik, tapi klo masih dianggap keluar atau melebar, mohon maaf ya. Saya hanya berharap ini dapat membantu diri saya sendiri, dan syukur2 yang lain juga.



Terima kasih
Semoga kebijaksanaan dan kebaikan hati tumbuh dan berkembang dalam batin semua makhluk

Hikoza83

Aku akan melaksanakannya dengan tubuhku,
Karena apa gunanya hanya membaca kata-kata belaka?
Apakah mempelajari obat-obatan saja
Dapat menyembuhkan yang sakit?
[Bodhicaryavatara, Bodhisattva Shantideva]