Malam terasa panjang bagi mereka yang terjaga, jalan terasa jauh bagi mereka yang penat,
sungguh panjang sengsara bagi si dungu yang tidak mengenal hukum kesunyataan.
Bila seorang pencari tidak menemui teman yang lebih baek atau sepadan dengan dirinya,
hendaknya ia meneruskan perjalanan seorang diri. jangan berteman dengan orang - orang dungu.
"Aku memiliki anak, aku memiliki kekayaan," begitulah si dungu resah gelisah.
Padahal diri sendiri pun bukan kepunyaannya. apalagi anaknya? Pun Kekayaannya?
Orang Dungu yang menyadari kebodohannya, sesungguhnya adalah seorang yang bijaksana.
Si Dungu yang menganggap dirinya bijaksana, sesungguhnyalah ia yang di sebut orang dungu.
Meskipun sepanjang hidupnya bergaul dengan orang bijaksana, si dungu tidak akan lebih mengerti Dharma,
seperti sendok yang tidak dapat menikmati rasa makanan.
Meskipun hanya sebentar bergaul dengan orang bijaksana, seorang pandai akan segera mengerti Dharma,
seperti lidah yang dapat merasakan rasa makanan
Si dungu yang rendah hati, berkelana dengan dirinya sendiri sebagai musuh, berbuat kejahatan yang juga membuahkan permusuhan.
Perbuatan itu tidak baek, jika setelah di lakukan, menimbulkan penyesalan dan membuahkan tangis di wajah berlinang air mata.
perbuatan itu baek, jika setelah di lakukan, tidak menimbulkan penyesalan, tapi membuahkan kegembiraan dan kebahagiaan.
Si Dungu merasakan perbuatan jahatnya semanis madu, sepanjang buahnya belum masak,
tapi ketika waktunya tiba, penderitaan pun datang padanya.
berbulan - bulan orang dungu hanya makan sebatang rumput kusa, tapi nilainya tidak seperenambelas
mereka yang telah mengerti kebenaran.
Sungguh, suatu perbuatan jahat tidak akan segera berbuah, seperti halnya susu yang tidak langsung membeku, merambat pelan - pelan ia mengikuti si dungu seperti dalam sekam.
Sungguh, pengetahuan dan kemasyhuran yang di capai si dungu, membawa kehancuran bagi dirinya sendiri, merusak kecerdasannya, dan menghancurkan kebijaksanaannya.
Si dungu mendambakan kedudukan yang tidak sesuai, menonjol di antara para biku,berkuasa di vihara - vihara,dan terpandang oleh masyarakat.
"Semoga para biku dan orang orang tahu bahwa akulah yang mengerjakan smua ini. Tiap perkerjaan, besar atau kecil, biarlah orang menunjuk aku."
Itulah dambaan si dungu, keinginan dan kesombongan terus bertambah.
Sesungguhnya, ada jalan menuju dunia, ada pula jalan menuju nirwana setelah mengerti hal ini, O para Bikkhu, siswa Buddha, jangan menikmati kesenangan duniawi,
tapi berusahalah mencapai kebebasan.