Omnibus dubitandum , dubito ergo sum, cogito ergo sum

Started by djoe, 10 June 2011, 01:43:55 PM

Previous topic - Next topic

0 Members and 1 Guest are viewing this topic.

K.K.

 [at]  djoe

Bahkan anda tidak bisa membedakan kalimat dan posting secara keseluruhan. Yang saya katakan kalimatnya yang salah, anda malah memberi posting secara keseluruhan. Demi kebaikan anda, hentikanlah mempermalukan diri sendiri.

Nevada


hendrako

Quote from: djoe on 11 June 2011, 08:40:24 AM
Gaya intellektual membaca, menganalisa dan menginterpretasikan dan mengambil kesimpulan. Orang beginikah yang dikatakan mengerti sutta?. Tidak membaca secara keseluruhan dan hanya melihat sepenggal kalimat dan mengambil kesimpulan.


Bukannya ane mau mengambil kesimpulan pada penggalan, tapi sebagai alinea pembuka saja telah menunjukkan kengawuran, gimane alinea selanjutnya............

Sekali lagi ane nanya....
Kapan Buddha mengatakan atau mengajarkan sesuatu yang mengindikasikan bahwa, "Aku berpikir maka aku ada.", sebagaimana yang dimaksud oleh R. Descartes?

Apabila pada bagian ini, yang mana merupakan alinea pembuka ternyata salah, maka penjelasan berikutnya hanyalah sampah.
Ini mah bukan intelektual namanya, menggunakan rujukan yang salah malah jadi :

    in-TELE'   -to-all.

yaa... gitu deh

djoe

Quote from: Kainyn_Kutho on 11 June 2011, 11:09:27 AM
[at]  djoe

Bahkan anda tidak bisa membedakan kalimat dan posting secara keseluruhan. Yang saya katakan kalimatnya yang salah, anda malah memberi posting secara keseluruhan. Demi kebaikan anda, hentikanlah mempermalukan diri sendiri.

at Kainyn_Kutho :
Quote from: Kainyn_Kutho on 09 June 2011, 02:21:02 PM
;D Master jangan kehilangan kendali begitu, nanti kelihatan dungunya lho.
:)

Indra

[satria]
sepertinya master tidak mampu mengikuti diskusi ini, bagaimana jika kita menurunkan level diskusi ini agar master dapat mengikuti
[/satria]

Nevada

Quote from: hendrako on 11 June 2011, 11:29:06 AM
Bukannya ane mau mengambil kesimpulan pada penggalan, tapi sebagai alinea pembuka saja telah menunjukkan kengawuran, gimane alinea selanjutnya............

Sekali lagi ane nanya....
Kapan Buddha mengatakan atau mengajarkan sesuatu yang mengindikasikan bahwa, "Aku berpikir maka aku ada.", sebagaimana yang dimaksud oleh R. Descartes?

Apabila pada bagian ini, yang mana merupakan alinea pembuka ternyata salah, maka penjelasan berikutnya hanyalah sampah.
Ini mah bukan intelektual namanya, menggunakan rujukan yang salah malah jadi :

    in-TELE'   -to-all.

Pernyataan tentang R. Descarter itu menggunakan taktik Argumentum ad verecundiam. Argumentum ad verecundiam adalah Argument from Authority; menggunakan kata-kata "para ahli" atau membawa-bawa otoritas sebagai dasar dari argumen daripada menggunakan kesimpulan logis dan fakta untuk men-support argumen itu.

[spoiler]Bila pernyataan tentang R. Descartes itu memberikan sebuah testimoni dari seorang ahli (Sang Buddha), lihat apakah dilengkapi dengan alasan yang logis dan masuk akal, serta hati-hati terhadap keotentikan sumber dan evidence di belakangnya.

Courtesy[/spoiler]

wang ai lie

[jiplak]jawaban akan saya beri setelah sumber memberikan jawaban kepada saya (master) , ingat praktek, tinta di atas kertas dan bla bla [/jiplak]
Namo Mahakarunikaya Avalokitesvaraya, Semoga dengan cepat saya mengetahui semua ajaran Dharma,berada dalam perahu Prajna,mencapai Sila, Samadhi, dan Prajna,berada dalam kediaman tanpa perbuatan,bersatu dengan Tubuh Agung Dharma

hendrako

Quote from: upasaka on 11 June 2011, 11:49:33 AM
Pernyataan tentang R. Descarter itu menggunakan taktik Argumentum ad verecundiam. Argumentum ad verecundiam adalah Argument from Authority; menggunakan kata-kata "para ahli" atau membawa-bawa otoritas sebagai dasar dari argumen daripada menggunakan kesimpulan logis dan fakta untuk men-support argumen itu.

[spoiler]Bila pernyataan tentang R. Descartes itu memberikan sebuah testimoni dari seorang ahli (Sang Buddha), lihat apakah dilengkapi dengan alasan yang logis dan masuk akal, serta hati-hati terhadap keotentikan sumber dan evidence di belakangnya.

Courtesy[/spoiler]

Pada kasus ini, pendapat ane si penulis tidak belajar Buddhism secara serius, tapi hanya menggunakan kedok Buddhism dengan harapan orang yg beragama Buddha bisa menerima pemikirannya. Ane ga tau apakah penulisnya ada hubungan dengan mmd, karena ada benang merah antara keduanya, minimal ada 2 poin yaitu:

1. menerima konsep "cogito ergo sum" sebagai kebenaran. (Rene Descartes)
2. anti institusi keagamaan, kitab suci dan tradisi. (gema J. krisnamurti)
yaa... gitu deh

Nevada

Quote from: hendrako on 11 June 2011, 11:58:17 AM
Pada kasus ini, pendapat ane si penulis tidak belajar Buddhism secara serius, tapi hanya menggunakan kedok Buddhism dengan harapan orang yg beragama Buddha bisa menerima pemikirannya. Ane ga tau apakah penulisnya ada hubungan dengan mmd, karena ada benang merah antara keduanya, minimal ada 2 poin yaitu:

1. menerima konsep "cogito ergo sum" sebagai kebenaran. (Rene Descartes)
2. anti institusi keagamaan, kitab suci dan tradisi. (gema J. krisnamurti)

Kalau saya justru melihat penulis sebagai seseorang yang sedang mabuk agama dan filsafat; kemudian menuangkan falsafahnya dengan mengutip beberapa referensi untuk melahirkan pandangannya sendiri.

hendrako

Quote from: upasaka on 11 June 2011, 12:03:37 PM
Kalau saya justru melihat penulis sebagai seseorang yang sedang mabuk agama dan filsafat; kemudian menuangkan falsafahnya dengan mengutip beberapa referensi untuk melahirkan pandangannya sendiri.

Ane juga (semoga hanya dulu) begitu...... :hammer:
yaa... gitu deh

Nevada

Quote from: hendrako on 11 June 2011, 12:19:49 PM
Ane juga (semoga hanya dulu) begitu...... :hammer:

It's OK, Bro. Yang penting jangan mabuk lagi. ;D

hendrako

Quote from: upasaka on 11 June 2011, 12:24:38 PM
It's OK, Bro. Yang penting jangan mabuk lagi. ;D

Mabok si nggak, malah ane anti-agama waktu itu, terpengaruh ama F. Nietszche, bahwa tidak ada kebenaran. (will to power)...  :))
yaa... gitu deh

icykalimu

Mungkin maksudnya ini:

1. (1) Pikiran adalah pelopor dari segala sesuatu, pikiran adalah pemimpin, pikiran adalah pembentuk. Bila seseorang berbicara atau berbuat dengan pikiran jahat, maka penderitaan akan mengikutinya, bagaikan roda pedati mengikuti langkah kaki lembu yang menariknya.

2. (2) Pikiran adalah pelopor dari segala sesuatu, pikiran adalah pemimpin, pikiran adalah pembentuk. Bila seseorang berbicara atau berbuat dengan pikiran murni, maka kebahagiaan akan mengikutinya, bagaikan bayang-bayang yang tak pernah meninggalkan bendanya.

tapi artinya beda
...

hendrako

Quote from: icykalimu on 01 July 2011, 06:42:48 PM
Mungkin maksudnya ini:

1. (1) Pikiran adalah pelopor dari segala sesuatu, pikiran adalah pemimpin, pikiran adalah pembentuk. Bila seseorang berbicara atau berbuat dengan pikiran jahat, maka penderitaan akan mengikutinya, bagaikan roda pedati mengikuti langkah kaki lembu yang menariknya.

2. (2) Pikiran adalah pelopor dari segala sesuatu, pikiran adalah pemimpin, pikiran adalah pembentuk. Bila seseorang berbicara atau berbuat dengan pikiran murni, maka kebahagiaan akan mengikutinya, bagaikan bayang-bayang yang tak pernah meninggalkan bendanya.

tapi artinya beda

Arti bedanya gimana bro? bisa dijelaskan? thanks sebelumnya.
yaa... gitu deh