tapi melihat ketertarikannya pada "belalai" sepertinya ada masalah serius yg lain lagi nih
Ketertarikan-nya dengan belalai menunjukkan fenomena apa ada-nya. Inilah djoe, inilah ajaran djoe dan beginilah cara djoe melihat dan memahami dharma hidup di sekelilingnya dan tinta diatas kertas yang dibaca-nya. Dan beginilah cara djoe melenyapkan dukha.
Cerita itu jika diperhatikan oleh djoe dengan benar dan apa adanya. Tidak akan membuat djoe termehek-mehek. Jika dia punya pemahaman yang mendalam maka dia bisa melihat, mencari kebenaran tanpa label, akan jadi belalai seperti didalam pikiran-nya.
Jadi saya melihat, menimbang dan akhirnya saya memutuskan bahwa wajar djoe merasa bahwa berhenti berpikir salah satu cara untuk mengakhiri derita. Wajar dia mengatakan periksa batin dan pikiran sendiri. Ternyata djoe bermasalah untuk mengatasi pikirannya yang sangat liar dan tidak bisa dikendalikan. Dan dia berpikir kita semua seperti diri-nya sehingga terlontarlah kata-kata kita menikmati kotoran. Yang sebenar-nya untuk memberitahukan pada kita, bahwa jika dia melihat kotoran maka dia akan menikmati.