Sampah dan Pencerahan

Started by djoe, 03 June 2011, 10:13:07 AM

Previous topic - Next topic

0 Members and 1 Guest are viewing this topic.

Sostradanie

Quote from: djoe on 09 June 2011, 02:23:31 PM
Terserah anda mau jawaban atau tidak. Karena ilusi itu ada dipikiran anda seperti seorang gila yang berkonsultasi kepada dokter jiwa. Kemudian pasien tersebut bertanya tentang kondisi dan pikirannya, halusinasinya bisa sepoerti itu? Jika pasien tersebut ingin sembuh maka ceritakanlah kondisi jiwa dan batin anda.

Kemudian pasien berkata kepada dokter jiwa tersebut, kok anda megembalikan hayalan saya kepada saya dok?
Dokter juga jadi bingung dan berkata, mau sembuh tidak? Kalau anda tidak cerita kondisi batin dan pikiran anda, gimana saya bisa cari penyebabnya?

Apa hubungan antara anda dengan cerita dokter diatas? Dokter gadungan mungkin berkata seperti itu.
PEMUSNAHAN BAIK ADANYA (2019)

djoe

#226
Quote from: Kainyn_Kutho on 09 June 2011, 02:21:02 PM
;D Master jangan kehilangan kendali begitu, nanti kelihatan dungunya lho.
Hati hati dengan penafsiran anda loh, nanti kelihatan dungunya lho. Mari kita bahas cara analisa dungu anda

Quote from: Kainyn_Kutho on 09 June 2011, 02:21:02 PM
Saya beri logika menurut saya nih:
1. Seseorang bisa keracunan karena makan jamur.
2. Seseorang bisa keracunan karena makan jamur yang tidak matang.

Sekarang kasus berbuat baik.
(Master) Pikiran anda terkontanminasi dengan kebaikan anda sendiri.
(Saya) Pikiran terkontaminasi karena kemelekatan pada kebaikan.

Saya :Pikiran anda terkontanminasi dengan kebaikan anda sendiri.
Anda :Pikiran terkontaminasi karena kemelekatan pada kebaikan.

Analisa yang dungu menghasilkan kesimpulan dungu. Anda bahkan tidak bisa membedakan 2 kalimat tersebut. Walau telah dikasih sejumlah keterangan - keterang tentang kalimat tersebut di sumber artikel. Kali anda tidak bisa menyimpan kedunguan anda.
Bagaimana mungkin suatu perbuatan \ tindakan pisik bisa mempengaruhi secara pisik pikiran anda jika bukan fenomena dari perbuaatan baik itu sendiri.

Akhirnya menghasilkan kesimpulan dungu

Quote from: Kainyn_Kutho on 09 June 2011, 02:21:02 PM
Jika pikiran terkontaminasi karena kebaikan diri sendiri, maka lebih baik tidak usah berbuat baik, maka pikiran tetap bersih.


Quote from: Kainyn_Kutho on 09 June 2011, 02:21:02 PM
Kata-kata master itu mengisyaratkan kebaikanlah yang bikin pikiran terkontaminasi.
Udah keliatan makin dungunya nih




K.K.

;D Ya sudah, biar pembaca yang menilai saja.

djoe

Quote from: Kainyn_Kutho on 09 June 2011, 02:50:56 PM
;D Ya sudah, biar pembaca yang menilai saja.

Paling tidak lebih jelas sekarang  _/\_

K.K.

Quote from: djoe on 09 June 2011, 02:51:32 PM
Paling tidak lebih jelas sekarang  _/\_
Sebetulnya dari dulu juga anda sudah jelas kelihatan dungu, tapi sekarang memang lebih jelas lagi. Jadi lumayanlah, mencerahkan pembaca.

djoe

Quote from: sriyeklina on 09 June 2011, 02:38:59 PM
Apa hubungan antara anda dengan cerita dokter diatas? Dokter gadungan mungkin berkata seperti itu.
Terserah anda mau jawaban atau tidak. JIka anda tidak ingin jawaban, jangan bilang saya tidak menjawab anda dan tidak memberi solusi ke anda

Quote from: djoe on 09 June 2011, 02:23:31 PM
Terserah anda mau jawaban atau tidak. Karena ilusi itu ada dipikiran anda seperti seorang gila yang berkonsultasi kepada dokter jiwa. Kemudian pasien tersebut bertanya tentang kondisi dan pikirannya, halusinasinya bisa sepoerti itu? Jika pasien tersebut ingin sembuh maka ceritakanlah kondisi jiwa dan batin anda.

Kemudian pasien berkata kepada dokter jiwa tersebut, kok anda megembalikan hayalan saya kepada saya dok?
Dokter juga jadi bingung dan berkata, mau sembuh tidak? Kalau anda tidak cerita kondisi batin dan pikiran anda, gimana saya bisa cari penyebabnya?

CandraWie

Quote from: Kainyn_Kutho on 09 June 2011, 01:50:34 PM
Berarti kalau menurut anda, Ajaran Buddha tidak berlaku bagi yang tidak beragama Buddha?
Quote from: Kainyn_Kutho on 09 June 2011, 02:32:57 PM
Jika memang berlaku, bisakah dibuktikan?
;D wah mentok dech... sejauh pengetahuan dan pengalaman ku, aku merasakan bahwa sebagian besar Dhamma adalah benar dan berlaku secara universal (krn aku cuma tau sedikit ttg Dhamma, masih bnyk yg blm aku tau)..
tp kalo pembuktian berlaku atau tidaknya bagi yg tidak beragama Buddha...  ^:)^ ampuuunn deh kk....

Quote from: Kainyn_Kutho on 09 June 2011, 02:32:57 PM
Sebetulnya maksud saya sederhana, yaitu mengatakan bahwa persepsi adalah hal yang relatif. Namun kenyataan sebagaimana adanya bukanlah hal relatif. Kalau dibilang semuanya relatif, maka saya mempertanyakannya.
Memangnya kalau dari bro Candra, apa yang hendak disampaikan?
awal yg aku tanggapi adalah ttg pernyataan 'yg dikatakan Sang Budha yg benar'... atau dengan kata lain selalu benar (kebenaran sejati)...
nah, benar atau tidaknya kan kita umat Buddhist dtantang utk menganalisa dan membuktikan (utk hal2 yg masih dpt dbuktikan seorang manusia, umat awam khususnya)... kan Sang Buddha sendiri tidak menyarankan utk menerima begitu saja apa yg diyakini benar, meskipun oleh bnyk org...
nah, kebenaran bisa didapat oleh mereka yg telah menganalisa, atau malah membuktikannya...
dsini, aku setuju dengan istilah 'persepsi'.... ya yg aku maksud td, mengacu ke persepsi yg menurutku relatif utk pengertian 'kebenaran' dan itu akan berkembang, seiring terkuaknya kenyataan2 yg membuktikan atau malah menyanggah 'kebenaran' itu sendiri...

OOT dikit bro... Dhamma sendiri mempunyai sifat anicca atau tidak?
_/\_
..lebih baik melihat ke dalam cermin dan perbaiki yg ada daripada selalu melihat ke luar jendela dan mengeluhkan apa yg ada...

djoe

Quote from: Kainyn_Kutho on 09 June 2011, 02:53:05 PM
Sebetulnya dari dulu juga anda sudah jelas kelihatan dungu, tapi sekarang memang lebih jelas lagi. Jadi lumayanlah, mencerahkan pembaca.

Terima kasih. Paling tidak Sekarang keliatan siapa Siapa yang bebal  dan dungu tanpa nunjuk orangnya
Lihat ini http://dhammacitta.org/forum/index.php?topic=20480.0;message=355540


K.K.

#233
Quote from: CandraWie on 09 June 2011, 02:59:14 PM
;D wah mentok dech... sejauh pengetahuan dan pengalaman ku, aku merasakan bahwa sebagian besar Dhamma adalah benar dan berlaku secara universal (krn aku cuma tau sedikit ttg Dhamma, masih bnyk yg blm aku tau)..
tp kalo pembuktian berlaku atau tidaknya bagi yg tidak beragama Buddha...  ^:)^ ampuuunn deh kk....
Kok "ampun"? Ini 'kan cuma tanya pendapat, bukan pengadilan.


Quoteawal yg aku tanggapi adalah ttg pernyataan 'yg dikatakan Sang Budha yg benar'... atau dengan kata lain selalu benar (kebenaran sejati)...
nah, benar atau tidaknya kan kita umat Buddhist dtantang utk menganalisa dan membuktikan (utk hal2 yg masih dpt dbuktikan seorang manusia, umat awam khususnya)... kan Sang Buddha sendiri tidak menyarankan utk menerima begitu saja apa yg diyakini benar, meskipun oleh bnyk org...
nah, kebenaran bisa didapat oleh mereka yg telah menganalisa, atau malah membuktikannya...
dsini, aku setuju dengan istilah 'persepsi'.... ya yg aku maksud td, mengacu ke persepsi yg menurutku relatif utk pengertian 'kebenaran' dan itu akan berkembang, seiring terkuaknya kenyataan2 yg membuktikan atau malah menyanggah 'kebenaran' itu sendiri...
'Yang dikatakan Buddha" itu juga hanya sebuah respon dari saya saja atas pernyataan kebaikan & keburukan hanyalah hal relatif. Maka kalau memang baik/buruk relatif, berarti kita tidak usah belajar Ajaran Buddha, karena 'yang dikatakan Buddha' itu kadang bener kadang salah. Maksud sindiran saya adalah begitu.


QuoteOOT dikit bro... Dhamma sendiri mempunyai sifat anicca atau tidak?
_/\_
Sifat dhamma adalah anatta, bukan anicca.

dilbert

VAYADHAMMA SANKHARA APPAMADENA SAMPADETHA
Semua yang berkondisi tdak kekal adanya, berjuanglah dengan penuh kewaspadaan

adi lim

Quote from: Kainyn_Kutho on 09 June 2011, 02:53:05 PM
Sebetulnya dari dulu juga anda sudah jelas kelihatan dungu, tapi sekarang memang lebih jelas lagi. Jadi lumayanlah, mencerahkan pembaca.

jadi klopnya, master dungu  ^-^

Seringlah PancaKhanda direnungkan sebagai Ini Bukan MILIKKU, Ini Bukan AKU, Ini Bukan DIRIKU, bermanfaat mengurangi keSERAKAHan, mengurangi keSOMBONGan, Semoga dapat menjauhi Pandangan SALAH.

adi lim

Quote from: Kainyn_Kutho on 09 June 2011, 03:23:06 PM

Sifat dhamma adalah anatta, bukan anicca.

sabbe sankhara anicca
sabbe sankhara dukkha
sabbe Dhamma anatta
Seringlah PancaKhanda direnungkan sebagai Ini Bukan MILIKKU, Ini Bukan AKU, Ini Bukan DIRIKU, bermanfaat mengurangi keSERAKAHan, mengurangi keSOMBONGan, Semoga dapat menjauhi Pandangan SALAH.

CandraWie

Quote from: adi lim on 10 June 2011, 06:35:47 AM
sabbe sankhara anicca
sabbe sankhara dukkha
sabbe Dhamma anatta

bisa minta tolong diuraikan arti anatta dalam sabbe Dhamma anatta, bro?
~maaf OOT... tp aku tidak tau artinya... mengapa dhamma bersifat 'tanpa aku'...
..lebih baik melihat ke dalam cermin dan perbaiki yg ada daripada selalu melihat ke luar jendela dan mengeluhkan apa yg ada...

wang ai lie

#238
Quote from: djoe on 09 June 2011, 01:11:26 PM
Itu karena anda tidak bertanya pada konteks tulisan saya. Anda jangan keluar dari konteks awal tulisan saya yang anda respon. Makanya saya menjawab dalam konteks yang ingin disampaikan. Saya membuat postingan tersebut karena ingin menyampaikan pandangan saya.

Itulah hal sebenarnya yang ingin saya sampaikan. Bukan yang lain. Karna saya lebih konsen pada praktek diri sendiri dan melihat batin dan pikiran sendiri bukan pada hal ekternal. Karena segala hal ekternal selalu bermuara kembali ke batin dan pikiran bagaimana kita menyikapi nya itu hal yang menentukan pikiran dan perbuatan selanjutnya orang tersebut.

Postingan artikel saya lebih bersifat pemahaman saya bagaimana kita berpraktek dan melihat fenomena tersebut.

benar jika itu adalah pandangan anda, tapi seharusnya anda pun menyadari dan mengerti jika orang lain pun mempunyai pandangan yang berbeda dengan anda, dan juga tidak di haruskan orang lain harus sejalan dengan cara pandang serta cara berpikir anda.

anda begitu menekankan pada praktek, apa tidak takut melekat pada praktek bro  :) hati2 lho bro , praktek anda bisa terkontaminasi jika terlalu melekat kepada praktek  ;D

Namo Mahakarunikaya Avalokitesvaraya, Semoga dengan cepat saya mengetahui semua ajaran Dharma,berada dalam perahu Prajna,mencapai Sila, Samadhi, dan Prajna,berada dalam kediaman tanpa perbuatan,bersatu dengan Tubuh Agung Dharma

K.K.

Quote from: CandraWie on 10 June 2011, 07:49:04 AM
bisa minta tolong diuraikan arti anatta dalam sabbe Dhamma anatta, bro?
~maaf OOT... tp aku tidak tau artinya... mengapa dhamma bersifat 'tanpa aku'...
Menurut pemahaman saya, karena semua bentukan berubah, dan tidak memuaskan, maka segala fenomena tersebut tidak ada yang bisa disebut sebagai diri.