Sampah dan Pencerahan

Started by djoe, 03 June 2011, 10:13:07 AM

Previous topic - Next topic

0 Members and 1 Guest are viewing this topic.

Blacquejacque

QuoteQuote from: Kainyn_Kutho on Today at 09:19:13 AM

    Kalau sesuai logika master sih seharusnya mencari kebenaran sejati sama sia-sianya dengan mencari kesalahan sejati, karena semua hanya ilusi. Ekstrem dan jalan tengah juga hanya label. Bagi yang masih membedakan "ini ekstrem, ini jalan tengah," maka latihannya akan sia-sia.

    Berbuat baik juga tidak perlu, karena pikiran bisa terkontaminasi oleh perbuatan baik kita. ;D

    Makin mantap.
    Quote from: djoe on Today at 09:06:11 AM

        Dalam konteks orang awam, kita berbicara benar dan salah. Perbuatan benar dan salah harus bisa dibedakan. Tetapi dalam konteks pencapaian kebenaran sejati, kita tidak boleh melekat pada benar apalagi yang salah. Buddha mengajarkan agar kita menjauhi perubuatan jahat dan melakukan perbuatan baik. Tetapi anda jangan sampai melekat pada kebaikan, melekat pada pandangan anda telah berbuat baik Jika anda berpandangan anda telah melakukan banyak kebaikan anda telah melekat padanya dan praktek anda menjadi terkontaminasi. Usaha anda dalam mencari dan mewujudkan kebenaran sejati akan sia sia. Jika anda melekat pada perbuatan baik yang telah anda lakukan dan seseorang yang telah menerima kebaikan anda menyakiti anda, maka anda mulai berbicara kebaikan anda  sendiri. Pikiran anda terkontanminasi dengan kebaikan anda sendiri. Dengan Pikiran seperti ini praktek anda sia sia belaka dalam mencapai pencerahan
        Dalam konteks praktek mencari kebenaran sejati untuk mencapai pencerahan, maka anda harus melepas ke 2 extrim tersebut dan berdiam diam di tengah. (Dalam konteks batin dan pikiran anda sendiri harus seperti ini).

        JIka anda belajar dharma hanya untuk melihat perbuatan baik jahat seseorang, saya rasa orang yang tidak beragama pun tahu baik dan jahat secara umum. Tidak diperlukan kitab suci untuk menilai baik dan jahat. Toh label baik dan jahat itu hanya pikiran manusia yang membeda bedakan. Manusia yang menilai ini baik, ini jahat. Sebenarnya tidak ada nama, manusia yang memberikan namanya. Manusia yang meberikan label. Anda berbicara  Buddha tahu mana yang baik dan mana yang buruk. Tetapi benarkah Buddha memberikan label tersebut.?

        ***Warna merah adanya pengeditan


Quote from: Kainyn_Kutho on Today at 11:09:54 AM


    Coba bercermin dulu dari postingan sendiri, yang buat pikiran terkontaminasi adalah perbuatan baik atau kemelekatan pada perbuatan baik?


Mungkin anda tidak tolor, anda tidak buta, tetapi bisa saja anda tolor dan bego pada waktu bersamaan????
Anda menuruh saya bercermin pada postingan saya sebelumnya dan saya sudah bercermin dan postingan tersebut ada diatas. Anda kemudian membuat penafsiran  ini dengan mengatakan :
Berbuat baik juga tidak perlu, karena pikiran bisa terkontaminasi oleh perbuatan baik kita. ;D

Saya tidak tahu anda itu tolor atau buta atau tolor dan buta atau  anda seorang Buddha bisa menuduh saya mengatakan itu. Anda bingung sendiri siapa yang harus bercermin????BIngung sendiri siapa yg mengucapkan kata kata itu dan menuduh orang lain??? Mungkin anda belum qualify untuk baca tulisan saya.



Quote from: Kainyn_Kutho on Today at 11:09:54 AM

    Tolol sekali kalau anda bilang perbuatan baik mengontaminasi pikiran, karena bahagia pada sebuah perbuatan baik adalah sebuah termasuk perbuatan baik juga yang disebut mudita-citta.

    Ah, tapi anda juga menganggap semua itu ilusi, jadi sebetulnya tidak ada yang baik dan buruk.

Siapa yang tolor dan buta sekarang???

Saya rasa maksud dari bro kainyn itu adalah baik, ia berupaya menyadarkan anda. Bahwa pandangan anda telah berlainan dari makna dalam yang anda pelajari dari sutta/artikel ceramah.

Bila ia menggunakan kata tolol. yah saya rasa ada benarnya, karena anda sebetulnya telah salah mengartikan ajaran orang lain, namun beranggapan bahwa anda telah mengerti dengan baik dan benar. Ditambah lagi, anda berusaha menyadarkan orang lain untuk mengikuti pandangan anda ini... Kalau anda hanya membagi tulisan orang lain agar dapat melihat sisi baik tulisan tersebut ini tidak mnjadi masalah. Lain halnya kalau anda berusaha membenarkan diri anda dengan tulisan2 orang lain... "hey kata sang Buddha begini loh, kata ajahn chah begini loh"
Disini anda hanya melindungi diri anda dengan kata2 orang suci.. alih2 anda jadi mengerti, anda malah akan semakin mundur dalam pengembangan batin anda

Bila menggunakan kata buta, yah ada benarnya juga. Buta yang dimaksud adalah tidak mampu membedakan. nyatanya? mampukah anda membedakan alam pikiran dan realita sunyata yang ada? Kawan2 disini memberikan pendapat yang berlainan gaya, tetapi maksud mereka adalah baik. Mereka berusaha menunjukkan kesalahan anda dengan gaya mereka. Yang kemudian anda malah salahartikan sebagai "ohhh mereka sungguh bodoh. Mereka tidak mampu mengerti  apa yang saya sampaikan"

Apakah disini bro kainyn menjadi buta dan tolol? saya rasa tidak..  malah beliau sedang berupaya baik kepada anda...  tetapi anda telah menyalahartikan maksud bro kainyn..

Saya tidak membela bro kainyn, karena saya sendiri tidak mengenal bro kainyn. Jika anda berpikir bahwa saya adalah komplotan bro kainyn, maaf, saya sendiri tidak tahu diri bro kainyn seperti apa.

Mohon dikoreksi bila kurang tepat


djoe

Quote from: Blacquejacque on 09 June 2011, 11:23:07 AM
Banyak orang yang mampu menafsirkan sutta, bukan berarti bahwa mereka telah mencapai pencerahan.
Mungkin saja ada yang mengetahui maksud dan artinya.. Tetapi mereka belum mengetahui secara mendalam.. Mereka hanya tahu "oh sutta ini artinya demikian" tetapi selama belum melakukan penyelidikan sendiri mereka hanya tahu sbatas kulit-kulitnya saja..


Tetapi celakanya orang tersebut mengambil kesimpulan sendiri dan menggunakannya sebagai pedoman dan menyangkal pendapat orang.

Quote from: Blacquejacque on 09 June 2011, 11:23:07 AM
Mereka yang telah melakukan penyelidikan sendiri dikatakan telah menyelami kebenaran yang terkandung di dalamnya. Maksud sejati telah dimengerti.. bukan mengira-2 bukan pula menurut saya atau menurut mereka...

Setelah mereka memahami, (bukan hanya mengetahui), mereka berusaha menempatkan diri mereka di dalam jalan tersebut dan berupaya agar tidak tergelincir dari jalan tersebut.

Dan ketika mereka telah berdiri teguh di dalamnya, mereka ini lah yang dikatakan mencapai pencerahan...


Dalam mempelajari segala sesuatu, untuk maju dalam segala hal. bila semakin banyak beban yang dibawa, maka anda akan terjatuh karena tidak mampu menanggung beban bawaan tersebut...
Hanya dengan melepaskan, maka anda akan memperoleh...
:)

Ego kawanku, ia bersifat menjerumuskan.. ia mendorong diri anda semakin jauh dari kebenaran... ia mendorong anda untuk berpikir bahwa anda sudah benar... jangan hiraukan pendapat orang lain...

Tak dapatkah anda lihat bahwa ego menjerumuskan anda ^^
Good Advice

Sunyata

Quote from: upasaka on 09 June 2011, 11:40:06 AM
Asyik pada ribut. :))
Ribut itu tidak baik om. Dalam keadaan seperti ini seharusnya seseorang mengambil keuntungan om. Biar saya contohkan om ;D

Semua KalyanaMitta. Mohon klik saya dong :))


=))

Blacquejacque

Quote from: djoe on 09 June 2011, 11:49:38 AM
Tetapi celakanya orang tersebut mengambil kesimpulan sendiri dan menggunakannya sebagai pedoman dan menyangkal pendapat orang.
Good Advice

Betul sekali... dan anda lah "orang tersebut"  : :-[

djoe

Quote from: Blacquejacque on 09 June 2011, 11:48:19 AM
Saya rasa maksud dari bro kainyn itu adalah baik, ia berupaya menyadarkan anda. Bahwa pandangan anda telah berlainan dari makna dalam yang anda pelajari dari sutta/artikel ceramah.
Untuk menilai ini saya rasa anda harus punya dasarnya. Anda tidak jelas. Apakah salah saya mengartikan ajaran Ajahn Chah atau Ajahn Chah yang salah mengartikan dharma?
Jika saya salah mengartikan ajaran Ajahn Chah mari kita bahas artikelnya  secara objektif

Jangan anda mengambil kesimpulan menilai orang lain. Benarkah anda sendiri sudah benar? Benarkah mereka sendiri sudah benar?

Quote from: Blacquejacque on 09 June 2011, 11:48:19 AM
Bila ia menggunakan kata tolol. yah saya rasa ada benarnya, karena anda sebetulnya telah salah mengartikan ajaran orang lain, namun beranggapan bahwa anda telah mengerti dengan baik dan benar. Ditambah lagi, anda berusaha menyadarkan orang lain untuk mengikuti pandangan anda ini... Kalau anda hanya membagi tulisan orang lain agar dapat melihat sisi baik tulisan tersebut ini tidak mnjadi masalah. Lain halnya kalau anda berusaha membenarkan diri anda dengan tulisan2 orang lain... "hey kata sang Buddha begini loh, kata ajahn chah begini loh"
Disini anda hanya melindungi diri anda dengan kata2 orang suci.. alih2 anda jadi mengerti, anda malah akan semakin mundur dalam pengembangan batin anda

Yang saya lihat dia sendiri salah membaca atau tidak membaca tulisan saya, dan mengambil kesimpulan tentang tulisan saya yang beda dari postingan awalnya.
Saya rasa anda harus mengosongkan gelas anda terlebih dahulu, sebelum menjadi penengah disini. Yang saya lihat sebelum anda menjadi penengah anda sudah mengambil tempat.? Jadi tolong anda jangan sembarangan mengoceh seolah anda penengah yang adil dan bijak dikala kaki anda sudah menempatkan posisi.

Sunyata

Quote from: Kainyn_Kutho on 09 June 2011, 11:45:47 AM
Bagaimana tuh ciri khas 'tercerahkan sempurna'? Apa bisa dilihat dengan mata awam, misalnya menilai perbuatan 'tanpa label', kalau diberi contoh kasus, mengatakan orang itu sedang berilusi, atau bagaimana nih? ;D
Untuk itu om, saya tidak tahu. Biar saya ehipassiko dulu ;D
Kalau soal ilusi om, yang menulis itupun tidak sadar dia sedang berilusi om. Makanya dia tetap berilusi di forum ini om ;D

djoe

Quote from: Blacquejacque on 09 June 2011, 11:51:47 AM
Betul sekali... dan anda lah "orang tersebut"  : :-[
Dasarnya darimana anda menilai itu? Tunjukkan secara fair
Anda sudah berpihak. Anda sudah berprinsip. Dan anda Sudah menilai. Buddha Blacquejacque .

Nevada

Quote from: Kainyn_Kutho on 09 June 2011, 11:47:38 AM
Baca atau tidak baca hanya ilusi, Grasshopper. Ada atau tidak adanya tanda tanya, hanyalah label.

Yang mana yang merupakan Grasshopper?

[spoiler]
[spoiler=Yang ini?][/spoiler]
[spoiler=Atau yang ini?][/spoiler]
[/spoiler]

Nevada

Quote from: Sunyata on 09 June 2011, 11:51:40 AM
Ribut itu tidak baik om. Dalam keadaan seperti ini seharusnya seseorang mengambil keuntungan om. Biar saya contohkan om ;D

Semua KalyanaMitta. Mohon klik saya dong :))


=))

Minta cendol yah?

Sostradanie

Quote from: djoe on 09 June 2011, 11:45:27 AM
Mungkin karena pertanyaannya bermasalah atau sekedar bertanya atau asal bertanya atau oot dan melenceng karena tidak memperhatikan konteks.
Seperti seseorang menerangkan rasa apel, tetapi org tersebut bertanya durian
Mungkin Orang tersebut bertanya tentang ilusi atau halusinasi atau kotoran dll.
Bukan karena OOT, bermasalah atau yang lain-nya. Tapi karena anda memang tidak mampu menjawab. Jika anda mampu maka anda pasti bisa memaparkan jawaban anda sehingga bisa diterima.

Tapi bagaimana anda bisa menjawab jika anda melihat semua perkataan/pertanyaan diluar dari yang anda yakini SEMUANYA ILUSI.
PEMUSNAHAN BAIK ADANYA (2019)

K.K.

Quote from: djoe on 09 June 2011, 11:40:31 AM
Dilihat dari cara anda respon, memang benar, apa yang BUddha bilang belum tentu bermanfaat bagi orang lain ;D
Itu 'kan hanya ilusi anda, Grasshopper. Anda terilusi dengan Ajaran Buddha tidak bermanfaat.

K.K.

Quote from: CandraWie on 09 June 2011, 11:41:17 AM
_/\_ ikut nimbrung ya om...
sejauh pemahamanku sih... "yang Buddha omong yah bener" kurang tepat...
bukan meragukan kemampuan beliau yg sudah mencapai penerangan sempurna, tp bukankah beliau tidak memberikan jaminan kebenaran? tapi analisalah apa yg telah beliau tunjukkan, dan kalau itu membawa manfaat, silahkan diikuti...
jadi kembali lagi.. "ini relatif" tergantung siapa yg meyakininya....
Berarti kebenaran menjadi benar tergantung bagaimana orang meyakininya? Misalnya kalau orang bilang bumi bulet, kalau menurut 'penyelidikan' tertentu buminya datar, berarti "bumi bulet"= salah? Atau bagaimana?

djoe

Quote from: Blacquejacque on 09 June 2011, 11:48:19 AM
Saya rasa maksud dari bro kainyn itu adalah baik, ia berupaya menyadarkan anda. Bahwa pandangan anda telah berlainan dari makna dalam yang anda pelajari dari sutta/artikel ceramah.

Bila ia menggunakan kata tolol. yah saya rasa ada benarnya, karena anda sebetulnya telah salah mengartikan ajaran orang lain, namun beranggapan bahwa anda telah mengerti dengan baik dan benar. Ditambah lagi, anda berusaha menyadarkan orang lain untuk mengikuti pandangan anda ini...
Itu penilaian anda???? atau siapa???? Siapa yang menilai disini????

Quote from: Blacquejacque on 09 June 2011, 11:48:19 AM
Bila menggunakan kata buta, yah ada benarnya juga. Buta yang dimaksud adalah tidak mampu membedakan. nyatanya? mampukah anda membedakan alam pikiran dan realita sunyata yang ada? Kawan2 disini memberikan pendapat yang berlainan gaya, tetapi maksud mereka adalah baik. Mereka berusaha menunjukkan kesalahan anda dengan gaya mereka. Yang kemudian anda malah salahartikan sebagai "ohhh mereka sungguh bodoh. Mereka tidak mampu mengerti  apa yang saya sampaikan"

Penengah yang berpihak

Quote from: Blacquejacque on 09 June 2011, 11:48:19 AM
Apakah disini bro kainyn menjadi buta dan tolol? saya rasa tidak..  malah beliau sedang berupaya baik kepada anda...  tetapi anda telah menyalahartikan maksud bro kainyn..

Saya tidak membela bro kainyn, karena saya sendiri tidak mengenal bro kainyn. Jika anda berpikir bahwa saya adalah komplotan bro kainyn, maaf, saya sendiri tidak tahu diri bro kainyn seperti apa.

Sayangnya anda tidak melihat dia sudah menyalah artikan tulisan saya bahkan salah membacanya Dan berdasarkan kesalahannya itu mengatakan orang tolor. Jelas jelas penilaian anda tidak objektif atau anda tidak melihat atau tidak mau melihatnya

Sunyata

Quote from: upasaka on 09 June 2011, 12:00:14 PM
Minta cendol yah?
Ya ;D
apalagi topic yang hot banyak dikunjungi KalyanaMitta =))

Nevada

Quote from: Sunyata on 09 June 2011, 12:05:20 PM
Ya ;D
apalagi topic yang hot banyak dikunjungi KalyanaMitta =))

Cendol terkirim.