Authenticity of the Suttas of the Pali Canon

Started by sobat-dharma, 13 May 2011, 03:50:45 PM

Previous topic - Next topic

0 Members and 1 Guest are viewing this topic.

The Ronald

kurasa intinya di pengertian dosa, entah bagaimana pun situasinya, kondisinya...
dosa (kebencian) mempunyai ciri2 yg berlawan dgn lobha(ketamakan), dimana lobha..mengengam objek, dosa ..tidak mengiginkan suatu objek
contoh kasarnya pembunuhan,
yg lebih halus..misalnya jerawat (walau tak ada yg di bunuh... tp pikiran yg diliputi dosa..membenci objek)
yah..gitu d.. hal demikian saja sudah termasuk dosa, apa lagi membunuh...
...

The Ronald

#241
Quote from: M14ka on 24 May 2011, 11:51:11 AM
Tanggapan kk gmn?

cerita di atas..bukannya tikusnya sudah terusir...?? apa hubungannya dgn membunuh??

tambahan : pastinya jauh lebih beresiko buat si bayi..jika harus membunuh tikus yg sedang mengigit bayi..salah pukul kena bayinya...
...

K.K.

Quote from: Indra on 24 May 2011, 11:38:14 AM
ya silakan lakukan kalau begitu.

misalnya contoh kasus berikut ini
dalam kondisi di indonesia sekarang ini, saya tau kalau saya korupsi uang 100M misalnya, kalau tertangkap saya bisa dipenjara selama 2 tahun. tapi saya mempertimbangkan, kerja apa bisa dapat 100M dalam 2 tahun, selain itu selama di penjara saya toh masih bisa jalan2 ke Bali dan ke Hongkong, jadi baiklah saya terima resiko itu dan saya korupsi 100M.
Kamma calculation:
Mencuri hanya sekali saja, uang negara juga sebetulnya hasil korupsi. 

Punya 100 M, tidak perlu BP16 (Bapak Pergi Pagi Pulang Petang Pantat Pegel Pinggang Patah Perut Perih 'Pala Pusing Pacar Putus Penghasilan Pas-pasan), waktunya bisa untuk kerja sosial + meditasi. 100 M dideposito, bunganya bisa untuk berdana ke panti jompo, panti asuhan, dan yayasan sosial lain. Sisanya bisa untuk mengenyangkan keluarga, bahkan bisa kawin lagi punya banyak keluarga, yang berarti menafkahi lebih banyak orang.

Dihitung-hitung, sepertinya korupsi 100 M menjadi sesuatu yang kecil yah? ;D 


Indra

Quote from: Kainyn_Kutho on 24 May 2011, 11:56:55 AM
Kamma calculation:
Mencuri hanya sekali saja, uang negara juga sebetulnya hasil korupsi. 

Punya 100 M, tidak perlu BP16 (Bapak Pergi Pagi Pulang Petang Pantat Pegel Pinggang Patah Perut Perih 'Pala Pusing Pacar Putus Penghasilan Pas-pasan), waktunya bisa untuk kerja sosial + meditasi. 100 M dideposito, bunganya bisa untuk berdana ke panti jompo, panti asuhan, dan yayasan sosial lain. Sisanya bisa untuk mengenyangkan keluarga, bahkan bisa kawin lagi punya banyak keluarga, yang berarti menafkahi lebih banyak orang.

Dihitung-hitung, sepertinya korupsi 100 M menjadi sesuatu yang kecil yah? ;D 



harusnya BP17

M14ka

Hrusnya BP 20 kk
Bapak Pergi Pagi Pulang Petang Pantat Pegel Pinggang Patah Perut Perih 'Pala Pusing Pacar Putus Penghasilan Pas-pasan Potong Pajak Pula  :)) :)) :))

dhammadinna

^^^ hehe... iya bener kena pajak ;D Btw, kok bapak punya pacar? wah bahaya :o

M14ka

#246
Quote from: The Ronald on 24 May 2011, 11:56:50 AM
cerita di atas..bukannya tikusnya sudah terusir...?? apa hubungannya dgn membunuh??

tambahan : pastinya jauh lebih beresiko buat si bayi..jika harus membunuh tikus yg sedang mengigit bayi..salah pukul kena bayinya...
ia sih ga dibilang membunuh sumbernya:
http://dhammacitta.org/forum/index.php?topic=3512.msg58218#msg58218
Cuma kalo melukai kan gak boleh juga kan?
Kalo berbohong demi kebaikan seperti yang dilakukan anak tersebut untuk melindungi semuanya gmn?
*Sebenarnya wkt disekolah guruku pernah bilang juga berbohong demi kebaikan itu boleh...menurut kk gmn?

sobat-dharma

Quote from: Indra on 24 May 2011, 08:26:44 AM
Bro Sobat, anda bisa mencopas ratusan artikel tapi tidak akan membawa diskusi kita kemana2.
saya ulangi lagi,


Mana yang copas? Buktikan dulu, jangan sembarang bicara. Kalau copas selalu kusertai sumbernya.

Mereka yang melihat-Ku dari wujud dan mengikuti-Ku dari suara terlibat dalam upaya salah. Mereka takkan melihat Aku. Dari Dharma-lah mestinya ia melihat Para Buddha. Dari Dharmakaya datang tuntunan baginya. Namun hakikat sejati Dharma tak terlihat dan tiada seorangpun bisa menyadarinya sebagai obyek

M14ka

Quote from: Kainyn_Kutho on 24 May 2011, 11:49:14 AM
Bukannya untuk pasrah. Seseorang hidup sesuai dengan prinsipnya. Ayah saya pernah cerita seorang ahli bela diri dari China yang mungkin pernah melukai/membunuh musuh-musuhnya, datang ke sini, tobat dan jadi tukang masak. Ia punya prinsip tidak mau melukai lagi, maka walaupun ia diejek dan dihina, ia diam saja dan tidak melawan. Ketika ia dihina, ia diam bukan karena 'pasrah', namun demi menegakkan prinsip hidupnya yang tidak ingin melukai.

Nah, kalau menurut Sis t3rw3lu, bisakah seseorang yang masih membunuh, walaupun bunuhnya pilih-pilih, disebut orang yang hidup dengan prinsip belas kasih?
Tadi kelewtan...
apa yang kk maksud Sis t3rw3lu??  :ngomel: :ngomel: :ngomel:

K.K.

Quote from: Indra on 24 May 2011, 12:07:46 PM
harusnya BP17
"Pas-pasan" hitungnya satu donk.

Quote from: M14ka on 24 May 2011, 12:47:36 PM
Hrusnya BP 20 kk
Bapak Pergi Pagi Pulang Petang Pantat Pegel Pinggang Patah Perut Perih 'Pala Pusing Pacar Putus Penghasilan Pas-pasan Potong Pajak Pula  :)) :)) :))
19 + 2: Plus Premi.

Ayo, ada yang tambah lagi? 


Quote from: Mayvise on 24 May 2011, 12:51:02 PM
^^^ hehe... iya bener kena pajak ;D Btw, kok bapak punya pacar? wah bahaya :o
Lha, "bapak" 'kan ga mesti sudah nikah. Saya juga suka dipanggil "bapak".



Quote from: M14ka on 24 May 2011, 01:07:04 PM
Tadi kelewtan...
apa yang kk maksud Sis t3rw3lu??  :ngomel: :ngomel: :ngomel:
Itu avatarnya sis m14ka 'kan terwelu dengan kuping caisim sambil joget-joget.

Indra

Quote from: sobat-dharma on 24 May 2011, 01:01:51 PM
Mana yang copas? Buktikan dulu, jangan sembarang bicara. Kalau copas selalu kusertai sumbernya.



maaf, apakah memang watak mahayanis selalu begini? saya bahkan jadi curiga bahwa anda dan bro Djoe adalah orang yg sama, kalau melihat dari perangainya.

kalau anda tidak mencopas, saya ingin menanyakan sumber dari kisah anda yg ini

"Ada sebuah cerita mengenai seorang anak kecil yang menyelamatkan banyak sekali manusia lainnya di kamp konsentrasi  yahudi selama zaman Jerman Nazi. ...."

atau apakah kisah itu adalah murni rekaan anda?

dan apakah anda copas atau tidak, bukanlah hal penting untuk diperdebatkan, saya hanya menanyakan tentang, "mungkinkah seorang petani membunuh hama tikus tanpa didorong oleh dosa?" dan anda tidak perlu bereaksi spt itu walaupun jika anda tidak mampu menjawabnya.

M14ka

Quote from: Kainyn_Kutho on 24 May 2011, 01:32:57 PM
"Pas-pasan" hitungnya satu donk.
19 + 2: Plus Premi.

Ayo, ada yang tambah lagi? 

Lha, "bapak" 'kan ga mesti sudah nikah. Saya juga suka dipanggil "bapak".


Itu avatarnya sis m14ka 'kan terwelu dengan kuping caisim sambil joget-joget.
19 + 2: Plus Premi. kok +2 plus premi mksdnya?

terwelu dengan kuping caisim sambil joget-joget.



sobat-dharma

Quote from: Indra on 24 May 2011, 08:26:44 AM

ketika si petani membunuh hama tikus di sawahnya, mungkinkah ia melakukan itu tanpa didorong oleh kebencian (dosa)? tanpa dosa itu untuk apakah ia membunuh?

ketika seorang prajurit membunuh lawannya di medan perang, apakah ia melakukan itu tanpa didorong oleh kebencian (dosa)?


Bukankah soal ini sudah kujawab panjang lebar dalam uraian saya yang Anda anggap copas itu: niat di dalam dan perilaku tampak tidak selalu sama. Anda tampaknya bersikeras dengan asumsi bahwa memubunuh pasti disertai kebencan (dosa). Saya rasa Anda perlu menjelaskan juga bagaimana asumsi Anda tersebut dapat dibenarkan.
Mereka yang melihat-Ku dari wujud dan mengikuti-Ku dari suara terlibat dalam upaya salah. Mereka takkan melihat Aku. Dari Dharma-lah mestinya ia melihat Para Buddha. Dari Dharmakaya datang tuntunan baginya. Namun hakikat sejati Dharma tak terlihat dan tiada seorangpun bisa menyadarinya sebagai obyek

sobat-dharma

Quote from: Indra on 24 May 2011, 01:45:09 PM
maaf, apakah memang watak mahayanis selalu begini? saya bahkan jadi curiga bahwa anda dan bro Djoe adalah orang yg sama, kalau melihat dari perangainya.

kalau anda tidak mencopas, saya ingin menanyakan sumber dari kisah anda yg ini

"Ada sebuah cerita mengenai seorang anak kecil yang menyelamatkan banyak sekali manusia lainnya di kamp konsentrasi  yahudi selama zaman Jerman Nazi. ...."

atau apakah kisah itu adalah murni rekaan anda?

dan apakah anda copas atau tidak, bukanlah hal penting untuk diperdebatkan, saya hanya menanyakan tentang, "mungkinkah seorang petani membunuh hama tikus tanpa didorong oleh dosa?" dan anda tidak perlu bereaksi spt itu walaupun jika anda tidak mampu menjawabnya.

Buktikan juga kalau saya dan Djoe adalah orang yang sama. 

Buktikan saja kalau saya copas. Itu saja, apalagi sampai "ratusan artikel". "Copas" adalah "copy+paste", jadi sama saja dengan menjiplak mentah-mentah sebuah tulisan. Bukan soal sumber referensi ceritanya dari mana. Jadi buktikan saya melakukan copas dulu.

Kalau hanya mau mengulang-ulang pertanyaan Anda, buat apa Anda harus menuduh saya copas? Dan sekarang Anda menuduh saya dan joe adalah orang yang sama. Silahkan buktikan semua itu, sebelum Anda bisa dengan yakn mengatakan

Mereka yang melihat-Ku dari wujud dan mengikuti-Ku dari suara terlibat dalam upaya salah. Mereka takkan melihat Aku. Dari Dharma-lah mestinya ia melihat Para Buddha. Dari Dharmakaya datang tuntunan baginya. Namun hakikat sejati Dharma tak terlihat dan tiada seorangpun bisa menyadarinya sebagai obyek

William_phang

kalo menurut saya membunuh sudah pasti disertai dengan kebencian (dosa).....sebenarnya siapa sih yg mengerakan tangan ini untuk membunuh?..... krn cinta kasih tidak bisa hadir bersamaan dalam moment yang sama dg kebencian... kl ada cinta kasih hadir pasti tidak akan membunuh.. kita membunuh pasti krn kita menolak (benci/dosa) object tersebut sehingga terjadilah pembunuhan....

jd tidak perlu pura2 melindungi perbuatan ini dg berbagai alasan yg baik sekalipun..kenyataannya ya memang telah membunuh....