Authenticity of the Suttas of the Pali Canon

Started by sobat-dharma, 13 May 2011, 03:50:45 PM

Previous topic - Next topic

0 Members and 2 Guests are viewing this topic.

dilbert

Quote from: sobat-dharma on 16 May 2011, 10:04:32 AM
Bagaimana kalau isi buku yang dicetak dan disebarkan justru berisi: Jangan berbohong! Berartikan ia justru menganjurkan yang sebaliknya.

[at] bro ryu... coba cari sutta yang isi-nya kira-kira artinya BUDDHA menyatakan apa yang dinyatakan sebagai yang dinyatakan oleh Buddha, apa yang tidak dinyatakan oleh Buddha sebagai apa yang tidak dinyatakan oleh Buddha...

seingat saya, bro ryu pernah meng-quote sutta tentang ini, tapi saya cari-cari kok tidak ada. hehehehe
VAYADHAMMA SANKHARA APPAMADENA SAMPADETHA
Semua yang berkondisi tdak kekal adanya, berjuanglah dengan penuh kewaspadaan

sobat-dharma

Quote from: dilbert on 16 May 2011, 09:56:58 AM
Siapa saja boleh membuat buku, membuat ajaran, tetapi jika membuat ajaran sendiri dan menyatakan seolah-olah itu ajaran orang lain ?

Saya melihat tidak ada masalah, jika ajaran itu justru membantu ajaran orang tersebut. Sang Buddha mengajar untuk membantu manusia bebas dari penderitaan Samsara, jika isi buku ajara tersebut ternyata sejalan dan memang  dari praktik-praktik yang berdasarkan buku tersebut membawa manfaat yang sama baiknya, maka tidak ada alasan untuk menolak.
Mereka yang melihat-Ku dari wujud dan mengikuti-Ku dari suara terlibat dalam upaya salah. Mereka takkan melihat Aku. Dari Dharma-lah mestinya ia melihat Para Buddha. Dari Dharmakaya datang tuntunan baginya. Namun hakikat sejati Dharma tak terlihat dan tiada seorangpun bisa menyadarinya sebagai obyek

dilbert

Quote from: sobat-dharma on 16 May 2011, 10:09:21 AM
Saya melihat tidak ada masalah, jika ajaran itu justru membantu ajaran orang tersebut. Sang Buddha mengajar untuk membantu manusia bebas dari penderitaan Samsara, jika isi buku ajara tersebut ternyata sejalan dan memang  dari praktik-praktik yang berdasarkan buku tersebut membawa manfaat yang sama baiknya, maka tidak ada alasan untuk menolak.

Kalau di Theravada, ada Konsili Sangha Theravada yang "menentukan" apakah suatu karya bisa dimasukkan ke dalam Tipitaka... Seperti halnya MILINDA PANHA yang baru dimasukkan ke dalam kumpulan Tipitaka pada Konsili Sangha terakhir. (CMIIW)
Sedangkan kalau di mahzab lain, saya kurang tahu.
VAYADHAMMA SANKHARA APPAMADENA SAMPADETHA
Semua yang berkondisi tdak kekal adanya, berjuanglah dengan penuh kewaspadaan

sobat-dharma

Quote from: dilbert on 16 May 2011, 10:11:38 AM
Kalau di Theravada, ada Konsili Sangha Theravada yang "menentukan" apakah suatu karya bisa dimasukkan ke dalam Tipitaka... Seperti halnya MILINDA PANHA yang baru dimasukkan ke dalam kumpulan Tipitaka pada Konsili Sangha terakhir. (CMIIW)
Sedangkan kalau di mahzab lain, saya kurang tahu.

Nah, tentunya ini pun berdasarkan konsensus semata dari Para Tetua Yang Tercerahkan. Dalam Mahayana, sutra-sutra yang telah diakui oleh Para Sesepuh, diwariskan dari satu Sesepuh ke sesepuh lainnya dan dianjurkan sebagai sumber untuk dijadikan petunjuk, tidak ada salahnya untuk diikuti.

Mereka yang melihat-Ku dari wujud dan mengikuti-Ku dari suara terlibat dalam upaya salah. Mereka takkan melihat Aku. Dari Dharma-lah mestinya ia melihat Para Buddha. Dari Dharmakaya datang tuntunan baginya. Namun hakikat sejati Dharma tak terlihat dan tiada seorangpun bisa menyadarinya sebagai obyek

Indra

Quote from: sobat-dharma on 16 May 2011, 10:15:39 AM
Nah, tentunya ini pun berdasarkan konsensus semata dari Para Tetua Yang Tercerahkan. Dalam Mahayana, sutra-sutra yang telah diakui oleh Para Sesepuh, diwariskan dari satu Sesepuh ke sesepuh lainnya dan dianjurkan sebagai sumber untuk dijadikan petunjuk, tidak ada salahnya untuk diikuti.



adakah katalog yg memuat sutra-sutra mana sajakah yg telah diakui oleh para sesepuh itu? apakah para sesepuh itu sepakat dalam hal ini atau masing2 sesepuh mempunyai katalog masing2?

dilbert

Quote from: sobat-dharma on 16 May 2011, 10:15:39 AM
Nah, tentunya ini pun berdasarkan konsensus semata dari Para Tetua Yang Tercerahkan. Dalam Mahayana, sutra-sutra yang telah diakui oleh Para Sesepuh, diwariskan dari satu Sesepuh ke sesepuh lainnya dan dianjurkan sebagai sumber untuk dijadikan petunjuk, tidak ada salahnya untuk diikuti.

Acuan Mahayana kalau tidak salah Tripitaka Taisho... ada sutra yang memang diragukan otentik-nya di-letakkan di bagian belakang Taisho dan diberi label diragukan otentik-nya.
VAYADHAMMA SANKHARA APPAMADENA SAMPADETHA
Semua yang berkondisi tdak kekal adanya, berjuanglah dengan penuh kewaspadaan

sobat-dharma

Quote from: Indra on 16 May 2011, 10:38:58 AM
adakah katalog yg memuat sutra-sutra mana sajakah yg telah diakui oleh para sesepuh itu? apakah para sesepuh itu sepakat dalam hal ini atau masing2 sesepuh mempunyai katalog masing2?

engapa harus ada katalog?
Mereka yang melihat-Ku dari wujud dan mengikuti-Ku dari suara terlibat dalam upaya salah. Mereka takkan melihat Aku. Dari Dharma-lah mestinya ia melihat Para Buddha. Dari Dharmakaya datang tuntunan baginya. Namun hakikat sejati Dharma tak terlihat dan tiada seorangpun bisa menyadarinya sebagai obyek

Indra

Quote from: sobat-dharma on 16 May 2011, 10:47:41 AM
engapa harus ada katalog?

saya tidak mengatakan harus ada. saya hanya menanyakan apakah ada, karena saya ingin tahu saja, akan dapat saya jadikan acuan dalam pembelajaran saya. karena begitu banyaknya sutra-sutra, akan lebih menghemat waktu jika saya mengetahui mana yg sah diakui (layak dipelajari) dan mana yg tidak perlu dipelajari.

dilbert

Quote from: sobat-dharma on 16 May 2011, 10:47:41 AM
engapa harus ada katalog?

Theravada kalau tidak salah KATALOG-nya cuma satu... Mahayana apakah KATALOG kitab-kitab-nya hanya satu, atau berbeda antara sekte sekte di dalam Mahayana sendiri.
VAYADHAMMA SANKHARA APPAMADENA SAMPADETHA
Semua yang berkondisi tdak kekal adanya, berjuanglah dengan penuh kewaspadaan

sobat-dharma

Quote from: dilbert on 16 May 2011, 10:51:13 AM
Theravada kalau tidak salah KATALOG-nya cuma satu... Mahayana apakah KATALOG kitab-kitab-nya hanya satu, atau berbeda antara sekte sekte di dalam Mahayana sendiri.


Kalau katalog dalam Mahayana bisa lihat Taisho Tripitaka
Mereka yang melihat-Ku dari wujud dan mengikuti-Ku dari suara terlibat dalam upaya salah. Mereka takkan melihat Aku. Dari Dharma-lah mestinya ia melihat Para Buddha. Dari Dharmakaya datang tuntunan baginya. Namun hakikat sejati Dharma tak terlihat dan tiada seorangpun bisa menyadarinya sebagai obyek

ryu

Quote from: sobat-dharma on 16 May 2011, 10:04:32 AM
Bagaimana kalau isi buku yang dicetak dan disebarkan justru berisi: Jangan berbohong! Berartikan ia justru menganjurkan yang sebaliknya.
bagaimana kalau isinya, sebarkan buku ini agar muka kamu cakap, agar hidup kamu kaya, selalu selamat (trus ga taunya orang itu miskin, muka jelek, celaka terus) maka hal2 itu merupakan pembodohan, dan itulah hasil dari percaya sutra palsu.
Janganlah memperhatikan kesalahan dan hal-hal yang telah atau belum dikerjakan oleh diri sendiri. Tetapi, perhatikanlah apa yang telah dikerjakan dan apa yang belum dikerjakan oleh orang lain =))

ryu

Quote from: dilbert on 16 May 2011, 10:07:50 AM
[at] bro ryu... coba cari sutta yang isi-nya kira-kira artinya BUDDHA menyatakan apa yang dinyatakan sebagai yang dinyatakan oleh Buddha, apa yang tidak dinyatakan oleh Buddha sebagai apa yang tidak dinyatakan oleh Buddha...

seingat saya, bro ryu pernah meng-quote sutta tentang ini, tapi saya cari-cari kok tidak ada. hehehehe
yang mana ya, lupa lah aye juga :))
Janganlah memperhatikan kesalahan dan hal-hal yang telah atau belum dikerjakan oleh diri sendiri. Tetapi, perhatikanlah apa yang telah dikerjakan dan apa yang belum dikerjakan oleh orang lain =))

Indra

Quote from: sobat-dharma on 16 May 2011, 10:55:47 AM
Kalau katalog dalam Mahayana bisa lihat Taisho Tripitaka

tapi di atas anda mengatakan

"ada sutra yang memang diragukan otentik-nya di-letakkan di bagian belakang Taisho dan diberi label diragukan otentik-nya."

apakah para sesepuh mengakui suatu sutra tapi sekaligus meragukannya?

ryu

Quote from: sobat-dharma on 16 May 2011, 10:47:41 AM
engapa harus ada katalog?
ya harus ada kejujuran juga sih, mana yang asli dan palsu, kasih tau dong ke umat jangan bilang ke umat ini semua asli loh =))
Janganlah memperhatikan kesalahan dan hal-hal yang telah atau belum dikerjakan oleh diri sendiri. Tetapi, perhatikanlah apa yang telah dikerjakan dan apa yang belum dikerjakan oleh orang lain =))

sobat-dharma

Quote from: ryu on 16 May 2011, 10:57:14 AM
bagaimana kalau isinya, sebarkan buku ini agar muka kamu cakap, agar hidup kamu kaya, selalu selamat (trus ga taunya orang itu miskin, muka jelek, celaka terus) maka hal2 itu merupakan pembodohan, dan itulah hasil dari percaya sutra palsu.

Jangan terlalu cepat ambil kesimpulan, selidiki dulu.
Mereka yang melihat-Ku dari wujud dan mengikuti-Ku dari suara terlibat dalam upaya salah. Mereka takkan melihat Aku. Dari Dharma-lah mestinya ia melihat Para Buddha. Dari Dharmakaya datang tuntunan baginya. Namun hakikat sejati Dharma tak terlihat dan tiada seorangpun bisa menyadarinya sebagai obyek