News:

Semoga anda berbahagia _/\_

Main Menu

Ini Dia Gangguan Kesehatan Penanda Stress

Started by dewi_go, 31 March 2011, 06:04:27 PM

Previous topic - Next topic

0 Members and 1 Guest are viewing this topic.

dewi_go

Dalam kehidupan sehari-hari, manusia senantiasa dihadapkan pada segala macam  aktivitas. Problem tidak hanya muncul dari lingkungan sekitar, namun kadangkala  juga timbul dari keluarga yang tidak kondusif. Tidak jarang, masalah yang satu  belum selesai, masalah lain telah datang. Ini membuat seseorang rentan terkena  stres.

Selama ini, pada umumnya stres dianggap lebih mempengaruhi manusia secara  psikologis. Namun sebenarnya, jika seseorang terdampak stres, terutama dalam  rentang waktu cukup lama, juga akan mempengaruhi kesehatan fisiknya.

Belakangan, para ahli kesehatan menemukan fakta bahwa kondisi kejiwaan seseorang
mempengaruhi kesehatan tubuhnya. Seseorang yang mengalami stres dan depresi
secara berkelanjutan, ternyata akan mengalami beberapa gejala akibat tekanan
tersebut.

Sayangnya, kondisi fisik yang menurun, seringkali tidak diketahui sebagai akibat  stres. Hal ini tentu saja dapat dimaklumi karena beberapa gejala seringkali  dianggap sebagai penyakit yang normal dan mudah diobati.

Berikut adalah beberapa gejala penyakit yang timbul akibat stres:

Sakit kepala dan migrain
Todd Schwedt MD, seorang praktisi kesehatan yang juga Direktur Pusat Sakit  Kepala di Washington University, mengemukakan bahwa stres berkepanjangangan  menyebabkan daya tahan tubuh menurun. Lalu kemudian muncul gejala sakit kepala  yang disertai dengan efek migrain atau sakit kepala sebelah.

Risiko diabetes meningkat
Ketika seseorang terkena stres, ia cenderung memiliki nafsu makan pada jenis  makanan manis. University of Pennsylvania menemukan fakta bahwa seorang wanita  yang mengkonsumsi lebih banyak coklat bukan disebabkan meningkatnya hormon  progesteron saat menstruasi, melainkan karena stres.

Selain itu, ketika stres melanda, terjadi peningkatan hormon adrenalin dan  kortisol yang memicu hati untuk menghasilkan lebih banyak glukosa dalam darah  sebagai energi. Ini sangat berbahaya karena peningkatan kadar glukosa bisa  memperbesar risiko terkena diabetes tipe 2.

Nyeri di sekitar mulut
Berbagai penelitian menunjukkan bahwa stres meningkatkan risiko penyakit  periodontal (gigi dan mulut) pada seseorang. Stres memicu rahang bagian atas dan  bawah saling menekan satu sama lain. Ini menyebabkan tekanan yang cukup besar di  bagian pelipis.

Karena itu, jika Anda merasa sakit di bagian mulut saat bangun tidur, ini  merupakan tanda Anda terkena stres. Sebagai tambahan, ketika stres terjadi,  tubuh manusia memproduksi lebih banyak hormon kortisol yang turut melemahkan  sistem kekebalan tubuh. Hal ini kemudian memudahkan infeksi bakteri ke dalam  gusi. Akibatnya, gusi seseorang yang sedang dalam keadaan stres akan mengalami pendarahan.

Gangguan syaraf
Ketika seseorang stres, otak memicu kelenjar adrenal untuk melepaskan hormon  epinefrin (adrenalin) dan kortisol dalam jumlah cukup banyak. Tingginya hormon  tersebut dapat mengganggu ingatan dan berisiko depresi. Produksi yang berlebihan  dari kedua bahan kimia tersebut menyebabkan ketidakseimbangan hormon yang bisa  mengakibatkan kram, terutama pada wanita. Saat stres, risiko mengalami kram 2  kali lebih besar karena aktivitas syaraf simpatis lebih tinggi.

Memperparah alergi
Penelitian di Ohio University mengungkapkan bahwa tingginya produksi hormon  ketika seseorang terkena stres memicu tubuh memproduksi protein Imunoglobulin E  yang memperbesar reaksi alergi

Peradangan dan jerawat
Gil Yosipovitch, MD, seorang dermatologis dari Wake Forest University menyatakan  bahwa risiko inflamasi meningkat ketika seseorang mengalami stres. Inflamasi  atau peradangan pada kulit, terutama kulit wajah mengakibatkan munculnya jerawat  yang lebih banyak dari biasanya.

Gangguan kulit lain yang muncul akibat stres yaitu timbulnya sensasi gatal pada  kulit. Gejala ini diakibatkan aktifnya sejumlah serabut syaraf yang memicu  sensasi gatal ketika seseorang mengalami stres.

Rasa sakit di perut
Meskipun masih belum ditemukan sebab pastinya, stres juga mengakibatkan rasa  sakit pada perut meningkat. Sebuah teori menyebutkan bahwa jaringan syaraf di otak yang bereaksi terhadap stres memberikan respon tertentu pada syaraf di usus dan kemudian dirasakan sebagai rasa mulas pada perut.
(berbagai sumber/dimas/CN16)

Sumber: SuaraMerdeka
Sweet things are easy 2 buy,
but sweet people are difficult to find.
Life ends when u stop dreaming, hope ends when u stop believing,
Love ends when u stop caring,
Friendship ends when u stop sharing.
So share this with whom ever u consider a friend.
To love without condition... ......... .........