Sharing & Tanya Jawab Tradisi Membakar Kertas Nilai Spiritual yang Lenyap

Started by purnama, 30 March 2011, 02:08:24 PM

Previous topic - Next topic

0 Members and 1 Guest are viewing this topic.

M14ka

Gmn dgn kocok sumpit, doa pelita lilin, visudhi? Apakah jg sebenarnya tidak berguna?

Mokau Kaucu

Quote from: Indra on 01 April 2011, 07:38:14 PM
ini dilematis, walaupun pejabat vihara menyadari bahwa upacara bakar membakar ini tidak sesuai dengan buddhisme, tetapi mrk sering kali bahkan dengan sengaja menyediakan sarana untuk upacara ini, karena hal ini jelas dapat meningkatkan pendapatan vihara. jika umat diberikan penjelasan yg benar sehubungan dengan tradisi ini, dikhawatirkan vihara akan kehilangan salah satu sumber pendapatan.

jadi rasanya demi bisnis, biarlah umat tidak memahami hal ini bahkan kalo perlu diberikan indoktrinasi bahwa tradisi ini memang menjadi bagian dari buddhisme, semacam pembodohan umat demi untuk meningkatkan income

Terpaksa tolerant demi pendapatan?  ;D
~Life is suffering, why should we make it more?~

Mr.Jhonz

Quote from: fabian c on 01 April 2011, 07:33:11 PM
Bakar-bakaran hio jangan dilarang dong... Saya sekarang lagi senang-senangnya bakar kayu gaharu, sebabnya harum sih.... :) Pantesan mahal banget, bisa puluhan juta per kg....
Bukannya buddhis(utk;yogi) di himbau untuk tidak mengumbar kenikmatan pada 6 indra?
Masa disisi lain menjalankan 8 sila,disisi lain menikmati aroma2?? Mohon dijelaskan om

**Kalo di kampung utk mengundang roh2(di panggil datok) pakai parfum2 beraroma kuat seperti gastb* ;D
buddha; "berjuanglah dengan tekun dan perhatian murni"

Forte

Quote from: M14ka on 01 April 2011, 09:19:40 PM
Gmn dgn kocok sumpit, doa pelita lilin, visudhi? Apakah jg sebenarnya tidak berguna?

ini nice question.. bantu up..

kebanyakan di sini menentang keras pembakaran kertas karena kebanyakan yang menentang sudah ingin meninggalkan tradisi ini.. jadi tidak menjadi masalah kalau pro dengan penentangan ini dengan alasan polusi dll

namun di sisi lain, di vihara itu sendiri juga ada bakar2, seperti bakar hio, dana pelita.
apakah praktek seperti dana pelita, bakar hio yang juga kerap dilakukan di vihara (khususnya theravada) harus ditinggalkan juga ? polusi yang ditimbulkan dari bakar hio, dan dana pelita juga ada. dan efek dari pembakaran juga menghasilkan gas CO2

bagaimana pandangan rekan2 yang kebetulan di atas pro dengan penentangan bakar2 kertas.. ?



[at]  admin,
kalau bisa bantu displit, mungkin bikin thread baru, pandangan buddhisme mengenai bakar hio, kertas, dll. biar yang hanya ingin membaca informasi dari bro pur.. tidak terganggu dengan banyaknya postingan diskusi di sini.


ndrosubiyanto

Menjalankan ibadah setiap orang mempunyai preferensi masing2 dimana hal tersebut adalah suatu yang sangat personal, tak ada seorangpun yang dapat masuk ke dalam relung tersebut guna mencerna makna yang tersirat...
This too shall pass.........

morpheus

Quote from: Kelana on 01 April 2011, 05:29:22 PM
Kalau membakar tradisi kertas belum ada rekomendasi untuk mengurangi dampak negatifnya. Mungkin ada yang berminat merekomendasikan cara mengurangi dampak dari tradisi bakar kertas???
kalo rekomendasi pemerintah singapur, bakar kertas harus dilakukan di tempat terbuka dan di tong2 yg udah disediakan:
* I'm trying to free your mind, Neo. But I can only show you the door. You're the one that has to walk through it
* Neo, sooner or later you're going to realize just as I did that there's a difference between knowing the path and walking the path

GandalfTheElder

Saya sih lebih mengikuti anjuran Master Yinshun ya, yaitu kalau mau dengan alasan mempertahankan tradisi: sedikit" aja boleh, kalau mau ditinggalkan ya silahkan juga.

Misal di vihara' Theravada di Sby sini saya lihat sebenarnya dupa dipergunakan pada saat sesi persembahan dupa saja, jadi yg di altar ya cuma nancep tiga batang doang. Di acara" ritual Vajarayana, juga hanya digunakan 3 batang dupa dan kemudian selesai sudah. Jadi tidak setiap umat pegang batang hio, hanya pelaksana upacaranya saja yg pegang.

Di Vihara Mahavira Graha misalnya, walaupun umat diperbolehkan pakai hio, mereka biasanya hanya ambil satu batang saja untuk kemudian ditancapkan di hiolo. Nah ini harus digalakkan di vihara" Theravada juga, di mana banyak umat yang ingin sembahyang sendiri, masih mengikuti tatacara tradisional, masing" pegang 3 hio sehingga sama saja yang asap bakar" yg dihasilkan terkadang banyak.

Kelenteng deket rumah aja sekarang netapin peraturan 1 hio  ^-^, demikian umat" Tao Thaishang Men juga pakai satu hio.

Untuk mereka yg senang aroma terapi, ya g mungkin kan pake segebok dupa aroma terapi dalam sehari, plg 1 batang sdh cukup buat beberapa lama, jd y tdk usah takut sampai berpolusi segala.

Kalau sy sendiri sih, baik di rumah, vihara ataupun kelenteng sudah tidak pernah pakai hio atau dupa lagi, hanya  anjali saja (kecuali kalau dipaksa mama  :P), krn jujur minat saya dan kecenderungan saya adalah wajah Buddhis yg modern, bukan wajah yang hanya sekedar mengikuti tradisi masa lampau. Kalau perlu direformasi ya direformasi, asal ada alasan yg jelas mengapa suatu tradisi perlu direformasi.

_/\_
The Siddha Wanderer
Theravada is my root. This is the body of my practice.... It [Tibetan Buddhism]has given me my Compassion practice. Vajrayana is my thunder, my power. This is the heart of my practice..True wisdom is simple and full of lightness and humor. Zen is my no-self (??). This is the soul of my practice.

oranglama

Quote from: Forte on 02 April 2011, 06:52:47 AM
ini nice question.. bantu up..

kebanyakan di sini menentang keras pembakaran kertas karena kebanyakan yang menentang sudah ingin meninggalkan tradisi ini.. jadi tidak menjadi masalah kalau pro dengan penentangan ini dengan alasan polusi dll

namun di sisi lain, di vihara itu sendiri juga ada bakar2, seperti bakar hio, dana pelita.
apakah praktek seperti dana pelita, bakar hio yang juga kerap dilakukan di vihara (khususnya theravada) harus ditinggalkan juga ? polusi yang ditimbulkan dari bakar hio, dan dana pelita juga ada. dan efek dari pembakaran juga menghasilkan gas CO2

bagaimana pandangan rekan2 yang kebetulan di atas pro dengan penentangan bakar2 kertas.. ?



[at]  admin,
kalau bisa bantu displit, mungkin bikin thread baru, pandangan buddhisme mengenai bakar hio, kertas, dll. biar yang hanya ingin membaca informasi dari bro pur.. tidak terganggu dengan banyaknya postingan diskusi di sini.

[imo] agama itu adalah suatu sistem yg berisikan nilai2 moral, agar "kehidupan" dapat menjadi lebih baik.
namun, rata2 agama itu kan sudah bercampur dgn tradisi2 setempat.

Maka dari itu suatu agama dapat bertahan/diterima oleh masyarakat, karena IA mengadopsi sistem tata cara tradisi.

[imo] Bagi saya pribadi, penghilangan tata cara tradisi seperti, entah itu bakar kertas,dupa,rumah, tabur genderang/tabuh beduk (apapun itu bentuknya) tidak menjadi soal. Hanya saja di khawatirkan, apakah para simpatisan suatu religion sudah dapat menerimanya bahwa "HAL" tersebut ialah bagian dari tradisi dan kurang efektif/ tidak sejalan dengan pengembangan moral.

Alih-alih, ingin menghilangkan tradisi dari suatu religion, tetapi malah mengilangkan garis religion tersebut. sehingga simpatisan "kabur" (pindah/lepas/menjadi smkn buruk)

Kelana

Quote from: morpheus on 02 April 2011, 07:14:51 AM
kalo rekomendasi pemerintah singapur, bakar kertas harus dilakukan di tempat terbuka dan di tong2 yg udah disediakan:


Great, Ini perlu disebar luaskan kepada pihak vihara -vihara yang melakukan pembakaran kertas.

Tapi dari segi ekonominya??
Biasanya yang bakar kertas pakai hio juga, sedangkan yang pakai hio belum tentu pakai bakar kertas. Jadi tradisi membakar kertas lebih dikatakan boros (terlepas dari pengeluaran/biaya lainnya)
GKBU

_/\_ suvatthi hotu


- finire -

ryu

sebenernya yang perlu itu pertama2 diambil pembatas dulu :
mana ajaran buda
mana ajaran tao
mana ajaran konghucu

umat buda ktp banyak juga yang tidak tahu mana ajarannya, hanya tau cun cung cep, yang penting usaha lancar, selamat dll

pemahaman rasanya pada tidak butuh.

vihara2 juga memang sepertinya membutuhkan dana juga dari cung2 cep, kami ada karena anda, anda butuh hio, kertas, lilin, minyak dll maka disediakanlah semuanya, bahkan kalau perlu di sediakan altar semua aliran agar pengunjung bisa memilih mau yang mana agar tidak kehabisan umat.

marketingpun juga mulai di galakan, ada vihara yang khusus kwan im, menarik umat2 yang percaya kwan im, dll

begitulah muka satu agama yang terpecah2, dengan berbagai macam kepentingan di dalamnya.

blum lagi ada tradisi dicampurlah semuanya jadi satu kemasan yang semakin mengaburkan inti ajaran itu sendiri.

haiz, *) keluhan satu umat lain ;D
Janganlah memperhatikan kesalahan dan hal-hal yang telah atau belum dikerjakan oleh diri sendiri. Tetapi, perhatikanlah apa yang telah dikerjakan dan apa yang belum dikerjakan oleh orang lain =))

adi lim

^^^
walaupun ada vihara tidak menyediakan hio dan tempat tancap hio
umat bisa bawa hio sendiri kemudian tancap hio disembarangan tempat, pot2 tanaman dan tempat2 lainnya.  [-X
susah atur umat !  :)) :)) :))
Seringlah PancaKhanda direnungkan sebagai Ini Bukan MILIKKU, Ini Bukan AKU, Ini Bukan DIRIKU, bermanfaat mengurangi keSERAKAHan, mengurangi keSOMBONGan, Semoga dapat menjauhi Pandangan SALAH.

morpheus

Quote from: Kelana on 02 April 2011, 11:14:49 AM
Tapi dari segi ekonominya??
Biasanya yang bakar kertas pakai hio juga, sedangkan yang pakai hio belum tentu pakai bakar kertas. Jadi tradisi membakar kertas lebih dikatakan boros (terlepas dari pengeluaran/biaya lainnya)
menurut saya sih gak bisa dinilai gitu juga. hal yg jelek, tetep aja jelek.
gak bisa karena hio+kertas lebih jelek dari hio saja, lalu hio saja menjadi gak jelek.
imo, mungkin ritualnya perlu diperbaharui tanpa mencampakkan nilai2nya dan ini perlu waktu satu generasi.
* I'm trying to free your mind, Neo. But I can only show you the door. You're the one that has to walk through it
* Neo, sooner or later you're going to realize just as I did that there's a difference between knowing the path and walking the path

dilbert

Definisi pandangan salah itu yang bagaimana ?

Kalau bakar2an kertas di-pandang bisa membawa pada pembebasan, menurut saya memang PANDANGAN SALAH...
Lah, tujuan bakar2an kertas itu apa ?
VAYADHAMMA SANKHARA APPAMADENA SAMPADETHA
Semua yang berkondisi tdak kekal adanya, berjuanglah dengan penuh kewaspadaan

lobsangchandra

bakar2 an kertas tidak logis...menurut saya...maaf saja...saya agak ragu kebenarannya ^:)^

dhammadinna

Quote from: morpheus on 01 April 2011, 04:27:59 PM
yg saya post di atas dalam konteks yg anda sebut "polusi dan menghabiskan uang", bukan pandangan salah.
kalo siap, bisa disarankan ke pemuka vihara masing2 dan yakinkan umat2 yg di vihara.
saya pikir sih gak semudah itu mau mengubah tradisi... ada aspek selain logika...

Ya, tidak perlu memaksakan orang lain melakukan apa yang tidak ingin mereka lakukan.