Arahat dan Boddhisatva

Started by Yong_Cheng, 30 March 2008, 06:48:50 PM

Previous topic - Next topic

0 Members and 1 Guest are viewing this topic.

Mangkok

Ikutan nimbrung yah...

Pertama2, satu hal yang sangat baik bila kita mencoba mendasarkan pembahasan kita dengan kitab suci, namun mari kita juga tidak melupakan apa yang dikatakan oleh Buddha dalam Kalama sutta, mari kita menganalisanya sendiri. Hal ini sangat penting karena hasil analisa kita akan sangat memperkuat pemahaman kita tentang apa yang dikatakan Buddha dalam teksnya.

Secara pribadi saya tidak keberatan kita "berdebat" asalkan dengan motivasi yang positif untuk kemajuan kita dan yang lain. "Perdebatan" maupun diskusi yang dilakukan dengan benar dan baik jelas sangat bermanfaat, minimal akan meningkatkan wawasan dan pola berpikir kita, dan sekali lagi akan sangat memperkuat pemahaman kita tentang masalah yang dibahas.

Nah, masalah Arahat dan Bodhisattva ini kelihatannya masing2 punya definisinya sendiri2. Untuk itu, ada beberapa hal yang ingin saya tanyakan.

1. Pertanyaan ini berkaitan dengan Arahat. Kelihatannya semua sepakat samma sambuddha punya kualitas yang lebih dibandingkan dengan arahat. (Atau ada yang punya pandangan lain? Kenapa?)
Bila setuju seorang Buddha punya kualitas lebih daripada Arahat, sekarang, apakah seorang Arahat bisa menjadi seorang Buddha? Bila bisa kenapa? Bila tidak bisa kenapa?
(Sekekar mengingatkan, Buddha mengatakan semua makhluk bisa menjadi seperti dirinya. Jadi, tidak diragukan lagi bila seseorg mengikuti jalan yang tepat dan benar, dia pasti bisa mencapai kondisi seperti Buddha, tidak perduli butuh waktu berapa lama. Buddha sendiri adalah awalnya juga bukan seorang Buddha. Beliau awalnya juga makhluk biasa kayak kita. Atau ada yang punya pendapat lain bahwa ada makhluk tertentu yang tidak bisa menjadi Buddha? Kenapa?)
Satu hal lagi yang perlu dijawab adalah apakah seorang Arahat punya welas asih? Klo punya, apakah masih bisa berkembang? Kenapa bisa berkembang atau kenapa tidak bisa berkembang? Apakah welas asih seorang Arahat sama dengan welas asih seorang samma sambuddha?

2. Yang kedua ini berkaitan dengan Bodhisattva. Kelihatannya semua sepakat bahwa seorang Bodhisattva ingin menolong semua makhluk bebas dari derita apapun dengan cara apapun. (Atau ada yang punya pendapat berbeda?)
Bila setuju bahwa tujuan utama Bodhisattva adalah menolong semua makhluk bebas dari penderitaan apapun dan membuat semua makhluk berada dalam kebahagiaan yang permanen (yang tidak akan berubah lagi). Nah, kita tahu bahwa kualitas seorang Buddha juga lebih sempurna dibandingkan seorang bodhisattva. (Atau ada pendapat lain?) Bila kualitas Buddha lebih sempurna dari Bodhisattva, posisi seorang Buddha atau seorang bodhisattva yang akan lebih berguna bagi makhluk lain, dalam arti siapa yang akan lebih mampu menolong makhluk lain? Klo seorang bodhisattva benar2 ingin menolong makhluk lain dengan sempurna, apakah mungkin dia menunda kebuddhaannya bila kualitas seorang buddha jauh lebih sempurna dalam menolong makhluk lain? Kenapa orang2 sering mengatakan bodhisattva (atau ada bodhisattva yang bertekad) tidak akan mencapai kebuddhaan (atau kadang2 tidak akan memasuki nirvana, apakah seorang Buddha belum mencapai nirvana?) sebelum semua makhluk bebas dari samsara?

Sebenarnya kita jg perlu membahas apa sih samsara. Apa sih maksudnya bebas dari samsara. Tapi, untuk sementara, mungkin kita analisa 2 pertanyaan di atas dulu. Semoga ada yang berminat untuk memberi tanggapan dengan motivasi yang positif demi kebaikan kita semua


Terima kasih
Semoga kebijaksanaan dan kebaikan hati tumbuh dan berkembang dalam batin semua makhluk

markosprawira

#31
dear Mangkok,

mungkin banyak yang perlu diperjelas yah.
1. Kualitas arahat dan sammasambuddha : secara suci, dua2nya sudah suci, hanya saja sammasambuddha bisa mengajarkannya ke orang lain
Jadi seorang arahat dan sammasambuddha, sudah sama-sama suci, bukannya arahat lebih tidak suci sehingga setelah arahat, lalu tingkatan selanjutnya adalah buddha

2. Pembedaan sammasambuddha dan arahat(pacekka buddha) hanyalah pada jalur yang ditempuhnya...... mungkin saya analogikan seperti anda ingin mengambil kuliah kejuruan atau kuliah umum... hasilnya sama-sama S1 namun di kuliah kejuruan lebih ditekankan pada praktek

3. Mengenai bodhisatva : yang anda sebut ingin menolong semua mahluk adalah versi Mahayana.
sedangkan untuk versi Theravada, adalah menyempurnakan 10 parami-nya, misalnya ada dana parami, dsbnya

4. Mengenai samsara : sebenarnya sudah jelas digambarkan dalam paticca samuppada, itulah yang disebut lingkaran samsara. Cara keluarnya juga sudah dijelaskan oleh Buddha kok


semoga bisa dimengerti yah........

nyanadhana

Sadhana is nothing but where a disciplined one, the love, talks to one's own soul. It is nothing but where one cleans his own mind.

Yong_Cheng

Terima kasih kepada saudara2 semua yang memberikan pencerahannya  _/\_
Perjalanan seribu mil diawali dengan satu langkah kaki

Mangkok

quote author=markosprawira link=topic=1974.msg31200#msg31200 date=1207195231]
dear Mangkok,

mungkin banyak yang perlu diperjelas yah.
1. Kualitas arahat dan sammasambuddha : secara suci, dua2nya sudah suci, hanya saja sammasambuddha bisa mengajarkannya ke orang lain
Jadi seorang arahat dan sammasambuddha, sudah sama-sama suci, bukannya arahat lebih tidak suci sehingga setelah arahat, lalu tingkatan selanjutnya adalah buddha

2. Pembedaan sammasambuddha dan arahat(pacekka buddha) hanyalah pada jalur yang ditempuhnya...... mungkin saya analogikan seperti anda ingin mengambil kuliah kejuruan atau kuliah umum... hasilnya sama-sama S1 namun di kuliah kejuruan lebih ditekankan pada praktek

3. Mengenai bodhisatva : yang anda sebut ingin menolong semua mahluk adalah versi Mahayana.
sedangkan untuk versi Theravada, adalah menyempurnakan 10 parami-nya, misalnya ada dana parami, dsbnya

4. Mengenai samsara : sebenarnya sudah jelas digambarkan dalam paticca samuppada, itulah yang disebut lingkaran samsara. Cara keluarnya juga sudah dijelaskan oleh Buddha kok


semoga bisa dimengerti yah........

[/quote]  
_/\_  Terima kasih, senang sekali akhirnya mendapatkan tanggapan yang positif sehingga diskusi masih bisa berlanjut.

1. Tentang kesucian, mungkin kita perlu penjelasan jg apa sih maksudnya suci? Kesucian mencakup aspek apa sajakah? Suci dari apa?
Apakah ada perbedaan kualitas antara Sammasambuddha dgn Arahat? Bila tidak ada perbedaan kenapa Buddha menyebutkan 2 istilah yang berbeda? Misal tentang mengajar, jelas seorang Arahat juga bisa mengajar, jadi kenapa ada perbedaan? Ataukah memang ada perbedaan?
Apakah seorang Arahat mempunyai welas asih? Apakah welas asihnya sama dengan welas asih seorang Buddha? Apakah kebijaksanaan seorang Arahat sama dengan kebijaksanaan seorang Buddha? Klo kebijaksanaan dan welas asih seorang Arahat sama dengan seorang Buddha, berarti masalah selesai. (Cuma sekali lagi, bila demikian kenapa Buddha memakai 2 istilah yang berbeda utk hal yang sama?) Klo Buddha menggunakan istilah Buddha HANYA untuk menunjukkan bahwa Beliau berbeda dari Arahat, padahal kualitasnya sama, kayaknya hal itu tidak akan memberikan manfaat yang berarti? Atau ada yang melihat hal lain di sini?

Sekarang, bila kualitasnya berbeda, apakah tidak ada kemungkinan kualitas tersebut berkembang lebih jauh lagi? Apakah kualitas seorang Arahat sudah mentok (tdk bisa berkembang lagi)? Atau apakah kualitas seorg Arahat tidak butuh berkembang lagi? Kenapa? Klo seorang Arahat punya welas asih, apakah tidak akan timbul niat yang spontan utk menolong orang lain bila melihat makhluk lain sedang menderita? Atau Arahat sudah tidak merasakan lagi welas asih terhadap makhluk lain karena sudah merealisasikan "anatta"? Apakah Arahat tidak akan terdorong untuk menolong makhluk lain karena sudah merealisasikan "anatta"?

Kita setuju bahwa bukan berarti tingkatan setelah Arahat berarti Buddha, tp apakah otomatis hal itu menunjukkan bahwa kemungkinan ke arah itu tidak ada? Kuliah di kejuruan dan umum sama2 S1, apakah kualitas pemahaman kejuruan dan umum sama? Apakah tidak ada kemungkinan setelah kita kuliah di jurusan umum dan setelah itu memperdalam di kejuruan atau sebaliknya? (Mohon jangan diartikan mengada2 mau menang sendiri ya, saya hanya mencoba berpikir terbuka dengan melihat berbagai kemungkinan yang ada. Secara umum, misal orang tidak bisa mengatakan bahwa kelahiran kembali tidak ada hanya karena dia tdk bisa membuktikan bahwa itu ada.)

3. Saya baru tahu definisi bodhisatta Theravada dan Mahayana berbeda. Jadi ingin bertanya apakah definisi bodhisatta dalam Theravada? Apa tujuan bodhisatta Theravada menyempurnakan parami2? Apa yang ingin dicapainya?

4. Klo paticca samuppada adalah lingkaran samsara, samsaranya sendiri apa? Di paticca samuppada ada tubuh/rupa dan batin/nama, apakah itu disebut samsara? Apakah bisa tubuh seorang Buddha atau seorang Arahat disebut samsara? Bagaimana dengan batinnya (kesadaran/vinnana, pencerapan/sanna, bentuk2 pikiran/sankhara) apakah bisa disebut samsara?  Apa sih sesungguhnya samsara itu? Apakah kebebasan samsara hanya bisa dicapai setelah kematian (dalam hal ini mungkin Parinibbana?)? Adakah kaitannya dengan kesucian? Kualitas2 apakah yang dimiliki oleh seorang yang sudah bebas dari samsara?

Saya berusaha utk tidak memunculkan faktor mental negatif dalam posting ini, tujuan terutama adalah untuk mengembangkan kualitas baik dalam diri saya, dalam hal ini terutama mengurangi ketidaktahuan dan memperkuat keyakinan dan pemahaman yang benar. Jadi, semoga hal ini tidak memunculkan pikiran2 negatif dlm batin kita semua.


Terima kasih
Semoga kebijaksanaan dan kebaikan hati tumbuh dan berkembang dalam batin semua makhluk

markosprawira

dear bro Mangkok,


1. Mungkin perlu diperjelas yah, bahwa suci disini adalah terbebasnya dari Lobha, dosa dan moha (LDM)

Mengenai mengajar, yang bisa diajarkan oleh Arahat adalah ajaran dari Buddha yang masih eksis, atau belum punah

Sammasambuddha akan muncul setelah ajaran sammasambuddha sebelumnya sudah punah, jadi dia akan "memunculkan" kembali ajaran, yang walau selalu ada namun tidak "terlihat" oleh mereka yang batinnya masih tertutup LDM yang tebal

2. Mengenai bodhisatta : sebenarnya tidak terlalu berbeda, namun di Theravada tidak ada kata-kata "semua mahluk bebas" karena sesungguhnya ini adalah sesuatu yang tidak mungkin.....

namun keduanya sebenarnya mirip yaitu ingin mengembangkan parami-nya (6 paramita di mahayana dan 10 parami di theravada) dengan menempuh jalan untuk menuju sammasambudha (sekedar info, jalan di theravada dapat menuju savakabuddha, paccekabuddha dan sammasambuddha)

3. Samsara itu adalah lingkaran kelahiran bro.... alias paticca samuppada itu sendiri

tentunya pada saat seseorang mencapai nibbana, dia sudah terbebas dari lingkaran samsara itu.

semoga bisa lebih jelas yah.......  _/\_

Mangkok

 _/\_

Terima kasih atas penjelasannya yang luar biasa.
Moga2 ga bosan ya ditanya terus :|.

Boleh jelaskan sedikit tentang proses seorang manusia sampai mencapai samma sambuddha (khususnya dalam tradisi Theravada)? Apa yang membuat seseorang bisa mencapai sammasambuddha?

Tentang membebaskan semua makhluk, menurut saya pribadi, ungkapan itu menunjukkan welas asih dan tekadnya yang luar biasa. Dengan pendapat bodohku, klo seseorang sudah mencapai aspirasi yang spontan utk menolong semua makhluk dan aspirasinya sudah sempurna, dlm arti bahwa tindakan apapun yang dia lakukan adalah spontan dan terus menerus dilakukan HANYA demi kebaikan semua makhluk, maka apakah bisa membebaskan smua makhluk ataukah tidak sudah bukan satu hal yang perlu dipikirkan lagi. Toh, apapun yang beliau lakukan adalah spontan, aspirasi itu sudah begitu "mendarah daging dan batin", sehingga semua tubuh dan batinnya hanya diwarnai oleh aspirasi itu, tentunya dia akan melakukan itu terus menerus tanpa terganggu oleh pikiran apakah bisa membebaskan smua makhluk. Justru klo masih ada makhluk yang belum bebas, dia akan spontan ingin membebaskannya, jadi tidak ada keputusasaan di sana sama sekali, malah satu kegembiraan dan semangat dalam kebajikan yang luar biasa. Jadi, mereka menolong makhluk lain bukan karena itu tugas mereka, mereka melakukannya dengan spontan karena aspirasi itu sekali lagi sudah "mendarah daging dan batin" dalam diri mereka. Justru mereka akan senang bisa menolong sebanyk mungkin makhluk, karena itulah yang mereka inginkan dari awal, yang menjadi spontan sekarang.

Tentang bebas dari samsara, berarti ada ketidakbebasan yang perlu kita ketahui. Misal, klo kita mengambil lagi istilah lingkaran samsara, tentunya mereka yang belum bebas dari lingkaran samsara berarti punya ketidakbebasan tertentu maka disebut tidak bebas. Katakanlah ketidakbebasan mereka adalah bahwa mereka dipaksa untuk mengalami lingkaran itu tanpa punya kekuatan apapun untuk menghentikan atau memutuskannya. Tapi, bagaimana dengan mereka yang punya kekuatan untuk benar2 mempengaruhi lingkaran itu, dalam hal ini misal (contoh yang sangat kasar) mereka benar2 bisa menentukan sendiri mau lahir sebagai apa, di mana, kapan, dll. Lebih tegasnya mereka benar2 menentukan karmanya sendiri dengan bebas tanpa paksaan apapun (mungkin analogi ini tidak tepat, tp bisa sebagai gambaran kasar), ini tentunya berbeda dengan mereka yang tidak bisa menentukan, yang hanya mengikuti dan bahkan dipaksa karma dan kilesanya mengalami berbagai hal, mereka yang benar2 dipengaruhi secara total, tidak punya kebebasan sama sekali. Contoh ketidakbebasan lain yang cukup jelas adalah bahwa karena masih punya kilesa, maka kita tidak bebas, kita dikuasai mereka, kita adalah budaknya kilesa kita. Tapi bila kita sudah tidak punya kilesa, kita jelas sudah bebas, kita menjadi bos diri kita sendiri, bukan budak dari kilesa kita. Jadi, klo menurut saya, samsara adalah ketidakbebasan itu, keterpaksaan itu. Samsara adalah ketidakbebasan dalam lahir, mati, tua, sakit, mengalami berbagai hal yang tidak kita inginkan, kita dipaksa untuk mengalami berbagai hal tanpa kebebasan sama sekali. Klo kita bebas dari keterpaksaan itu, itulah kebebasan dari samsara. Kita bisa saja lahir, tp lahir dengan niat yang benar2 murni yang bebas dari kilesa. Kita bisa saja mati, tapi mati dengan niat murni kita, bukan dipaksa mati karena karma dan kilesa kita yang memaksanya. Bahkan kita benar2 bisa menentukan apakah kita mau mati atau tidak, mau lahir atau tidak. Contoh: Sang Buddha sendiri sebenarnya bisa hidup sampai kapanpun selama berkalpa2 tanpa harus menunjukkan parinibbana, tetapi karena tidak dimohon oleh YA Ananda, dan malah Mara meminta Buddha parinibbana, maka akhirnya Buddha menunjukkan parinibbana. (mohon dikoreksi klo salah salah kutip, cerita ini mungkin ada dalam maha parinibbana sutta?). Jadi, Arahat bisa lahir lagi atau ga atau mau lahir lagi atau tidak menurutku itu kebebasan murni mereka, tidak lagi ada halangan apapun yang bisa memaksa mereka, mereka benar2 bebas.



Terima kasih


Terima kasih
Semoga kebijaksanaan dan kebaikan hati tumbuh dan berkembang dalam batin semua makhluk

Sumedho

QuoteContoh: Sang Buddha sendiri sebenarnya bisa hidup sampai kapanpun selama berkalpa2 tanpa harus menunjukkan parinibbana, tetapi karena tidak dimohon oleh YA Ananda, dan malah Mara meminta Buddha parinibbana, maka akhirnya Buddha menunjukkan parinibbana. (mohon dikoreksi klo salah salah kutip, cerita ini mungkin ada dalam maha parinibbana sutta?). Jadi, Arahat bisa lahir lagi atau ga atau mau lahir lagi atau tidak menurutku itu kebebasan murni mereka, tidak lagi ada halangan apapun yang bisa memaksa mereka, mereka benar2 bebas.
Ini adalah salah satu point of debate yang selalu hangat.  Benar pernyataan itu bisa ditemukan di dalam mahaparinibbana. Jadi dikatakan Sang Buddha jika diminta bisa hidup sampai akhir periode bumi terbentuk/hancur atau dikenal juga dengan kalpa.
Jika memang sang Buddha bisa sampai akhir kalpa, dikatakan juga 1 kalpa ada yang terdapat 4 atau 5 sammasambuddha. Pada periode bumi ini dikatakan ada 5 buddha. Sang Buddha Gotama adalah yang ke 4 dan yang terakhir pada periode bumi ini adalah Metteya. Jika Sang Buddha sampai akhir kalpa, Metteya nya nga kebagian donk  ;D

Ada juga yang mengatakan bahwa itu salah translasi, bahwa yang dimaksud adalah sampai akhir periode umur manusia di dunia saat itu. Yah masih ada 20 tahun lagi sampai batas umur manusia pada waktu itu.

yah yg pegang pada tipitaka pali saja bisa beda2x interpretasi :) bahkan ada yang saling menolak bagian2x dari isi tipitaka  :)
There is no place like 127.0.0.1

Mangkok

 _/\_

Yah, banyak sekali yang masih harus dipelajari, direnungkan dan dimeditasikan atau dipraktikkan. Sebenarnya bagi yang pernah mempelajari falsafah Buddhis (Vaibasikha, sautrantika, ciitamatra, madhyamaka), akan terlihat jg ada poin2 yang berbeda dalam masing2 falsafah, salah satunya tentang Arahat. Jadi, tergantung kita berpegang atau ikut falsafah yang mana. Namun, perlu dijelaskan juga bahwa smua falsafah itu diajarkan oleh Buddha sesuai tingkat kemampuan, aspirasi dan kapasitas pendengarnya. Kita tidak pernah mengatakan bahwa ajaran Buddha bertentangan karena meskipun secara harafiah kelihatannya ada perbedaan, perlu kita ingat bahwa TIDAK ADA SATU pun ajaran Buddha yang tidak bertujuan untuk membantu kita bebas dari derita, dan TIDAK ADA SATU pun ajaran Buddha yang tidak bertujuan untuk membantu kita ke kebahagiaan. (mungkin contoh dari posting Samanera Nyana Bhadra ttg dokter yang memberikan nasihat yang berbeda sesuai penyakit yang diderita pasiennya yang di saat yang satu boleh, sedangkan di saat yang lain tidak boleh sangat tepat menggambarkan hal ini)

Ohya, sekedar menambahkan pendapat tentang istilah bodhisattva yang saya pernah dengar. Yang membedakan seorang bodhisaattva atau bukan hanyalah bodhicitta. Jadi, bahkan binatang atau makhluk neraka pun bila dia membangkitkan bodhicitta spontan, maka dia pantas disebut bodhisattva. Jadi, seorang bodhisattva bisa sudah mencapai Arahat, bisa juga makhluk biasa, tapi yang jelas sudah punya bodhicitta yang spontan.  Ada juga kesalahpahaman yang muncul dalam beberapa orang yang menganggap seorang bodhisattva tidak ingin bebas dari samsara. Justru seorang bodhisattva ingin SECEPATNYA bebas dari samsara.  Tanpa bebas dari samsara seorang Bodhisattva tidak akan mampu melakukan tujuan utamanya dengan efektif dan sempurna. Jadi, itulah kenapa dikatakan cara seorng Raja yang paling efektif (lihat posting tentang 3 tipe bodhisattva). Bahkan bagi yang mempelajari tentang sila/sumpah bodhisattva akan tahu bahwa berpikir untuk tetap tinggal dalam samsara (tidak ingin bebas dari samsara) melanggar salah satu sila sekunder seorang bodhisattva. (Sekedar gambaran singkat: Sila bodhisattva ada tiga, namun punya penjabaran masing2, dan punya rambu2 yang sering disebut sumpah bodhisattva. Rambu2 ini ada 18 yang disebut pelanggaran utama dan 46 pelanggaran sekunder. Berpikir utk tetap tinggal dalam samsara melanggar bagian sekunder, khususnya rambu2 tentang kesempurnaan sila paramita)


Terima kasih
Semoga kebijaksanaan dan kebaikan hati tumbuh dan berkembang dalam batin semua makhluk

Sumedho

well, definisi bodhisatta antara mahayana dan theravada berbeda. Yah jangan dianggap sama. Masing2x punya definisi sendiri2x. Yah namanya saja beda "contekan" :)

Kalau menurut bro mangkok memang dari sudut mahayana, dari sudut theravada cukup berbeda.

Terkadang sebuah diskusi bisa mentok dan tak berujung karena memang rujukan masing2x berbeda. Dari dahulu saya lebih suka membedakan kedua itu secara explisit dan tidak dilakukan pengabungan karena yah tidak akan pernah nyambung.
There is no place like 127.0.0.1

Mangkok

  _/\_
Boleh ga minta tolong dijelaskan tentang definisi bodhisatta dalam Theravada?
Dan apa penyebab utama seseorang mencapai keBuddhaan sempurna dalam Theravada?

Mungkin perlu saya sampaikan bahwa saya tidak bemaksud membeda2kan dalam arti yang negatif ataupun mencari kesimpulan dari satu diskusi, hanya berharap meningkatkan kebijaksanaanku dan mengurangi ketidaktahuanku. Tentu saja harapan tertinggi adalah bisa suatu saat benar2 memiliki kebijaksanaan seorang Buddha yang sempurna. Jadi, mohon tidak berpikir saya punya niat negatif apapun dengan pertanyaan2 tersebut.


Terima kasih
Dengan kerendahan hati seorang yang masih banyak ketidaktahuan dan yang ingin meningkatkan pengetahuannya sebanyak mungkin agar mencapai kebijaksanaan tertinggi seorang Buddha _/\_
Semoga kebijaksanaan dan kebaikan hati tumbuh dan berkembang dalam batin semua makhluk

El Sol

Bedannya?

Boddhisatva Mahayana kadang ada yg bilang bisa menolong makhluk menderita(laper,mao dbunuh,kecelakaan)

kadang ada yg bilang gk bisa nolong orng menderita, cuma bisa nolong dalam arti mengajarkan Dhamma...

kalo dalam Theravada simple...

Boddhisatva adalah julukan terhadap Sammasambuddha pada saat dia belum merealisasikan nibbana...so, maitreya bkn boddhisatva..krn dia blm terlahir sbagai Maitreya dan blm menjadi seorang sammasambuddha

Hikoza83

#42
Quote from: El Sol on 06 April 2008, 01:48:37 PM
Bedannya?

Boddhisatva Mahayana kadang ada yg bilang bisa menolong makhluk menderita(laper,mao dbunuh,kecelakaan)

kadang ada yg bilang gk bisa nolong orng menderita, cuma bisa nolong dalam arti mengajarkan Dhamma...

kalo dalam Theravada simple...

Boddhisatva adalah julukan terhadap Sammasambuddha pada saat dia belum merealisasikan nibbana...so, maitreya bkn boddhisatva..krn dia blm terlahir sbagai Maitreya dan blm menjadi seorang sammasambuddha

wah, apa benar Maitreya/Metteya bkn boddhisattva?
apakah ada referensinya yg mendukung pernyataan itu, sol? ???
baik dalam Sutta atau Vinaya?
sepengetahuan saya, baik Theravada maupun Mahayana mengakui Bodhisattva Maitreya. CMIIW :)
http://www.geocities.com/bbcid1/bukumaitreya.htm
http://www.geocities.com/bbcid.geo/sutra9.htm


By : Zen
Aku akan melaksanakannya dengan tubuhku,
Karena apa gunanya hanya membaca kata-kata belaka?
Apakah mempelajari obat-obatan saja
Dapat menyembuhkan yang sakit?
[Bodhicaryavatara, Bodhisattva Shantideva]

El Sol

 [at] atas
Maitreya emank bakal jd Buddha..tp skrng dia adalah seorang deva, dan gk pantas panggil deva itu boddhisatva karena dia blm nibbana...

hanya gelar saja

Hikoza83

Quote from: El Sol on 06 April 2008, 02:44:43 PM
[at] atas
Maitreya emank bakal jd Buddha..tp skrng dia adalah seorang deva, dan gk pantas panggil deva itu boddhisatva karena dia blm nibbana...

hanya gelar saja

bisa minta referensinya atas pernyataanmu, sol?
maybe di Jataka Sutta, ato di Sutta yg lain?
ato El Sol udah bikin Sutta baru?  :P [joke  ;D]
ini pendapatmu sendiri ato gimana?


By : Zen
Aku akan melaksanakannya dengan tubuhku,
Karena apa gunanya hanya membaca kata-kata belaka?
Apakah mempelajari obat-obatan saja
Dapat menyembuhkan yang sakit?
[Bodhicaryavatara, Bodhisattva Shantideva]