Mengapa angulimala bisa mencapai arahat?

Started by Yong_Cheng, 30 March 2008, 06:16:22 PM

Previous topic - Next topic

0 Members and 1 Guest are viewing this topic.

Yong_Cheng

 _/\_ Mohon bimbingan,
mengapa seorang pembunuh seperti angulimala bisa mencapai arahat? padahal sudah membunuh banyak orang? apakah karma tidak berlaku apabila seseorang sudah mencapai arahat? kalo gitu karma tidak adil dunk?
Perjalanan seribu mil diawali dengan satu langkah kaki

J.W

Quote from: Yong_Cheng on 30 March 2008, 06:16:22 PM
_/\_ Mohon bimbingan,
mengapa seorang pembunuh seperti angulimala bisa mencapai arahat? padahal sudah membunuh banyak orang? apakah karma tidak berlaku apabila seseorang sudah mencapai arahat? kalo gitu karma tidak adil dunk?
Kamma itu maha adil dan maha tahu kok.
Buktinya Angulimala tetap menerima kamma buruknya walau telah mencapai tingkat kesucian arahat.
Mengapa seorang pembunuh bisa mencapainya ? Karena dia telah berhasil mematahkan belenggu2 dan samsara.

_/\_ _/\_

Yong_Cheng

kenapa hanya bisa dibayar kelahiran itu saja, bukankah hutang karma banyak sekali apalagi karma membunuh itu sudah berat sekali dan bahkan bisa lebih dari 1 kelahiran untuk membayarnya? sekalian minta referensi sutta nya kalo ada, thx
_/\_
Perjalanan seribu mil diawali dengan satu langkah kaki

gajeboh angek

#3
Kalau dilihat dari bekerjanya karma, tidak sesederhana itu.

Ada karma yang menghasilkan buah, memperkuat buah, memperlemah buah, dan menghancurkan buah.

Ada juga karma yang langsung berbuah, berbuah di kehidupan mendatang, berbuah pada waktu yang tidak ditentukan, atau saking lamanya tidak berbuah.

Dan masih ada penggolongan lainnya. Jadi cara kerja karma itu seperti jaring rumit yang saling mempengaruhi, saking rumitnya, Sang Buddha berkata hanya seorang Sammasambuddha yang mengerti dengan jelas karma seseorang.

Angulimala kalau dilihat dari buah karmanya, lumayan baik. Sebelum menjadi pembunuh, dia dengan cepat mencapai jhana.

Ketika menjadi pembunuh, dia mempunyai kesempatan bertemu dengan seorang Sammasambuddha, buah karma yang sangat baik sekali.

Karma yang dilakukannya dengan membunuh tidak hilang begitu saja. Dia kesulitan meditasi, walaupun telah berusaha dengan keras. Pada suatu saat, dia bertemu dengan seorang wanita yang kesulitan melahirkan. Karena kasih kepada wanita yang hendak melahirkan, dia minta petunjuk kepada Sang Buddha, Sang Buddha melihat ini adalah kesempatan yang baik untuk perkembangan batin Angulimala. Setelah Angulimala membacakan paritta, dengan kekuatan kebenaran perkataan Angulimala maka wanita tersebut bisa melahirkan dengan lancar dan bayi yang dilahirkannya selamat. Peristiwa ini berdampak baik bagi perkembangan batin Angulimala. Dia dapat bermeditasi dengan lebih baik lagi, sampai akhirnya menjadi seorang Arahat.

Menjadi seorang Arahat, dia tidak membuat karma baru lagi. Tetapi buah karma masih bekerja. Dia ditimpuk oleh warga kampung yang ketakutan, karena mengira dia masih penjahat.

Buddha, dan para Arahat masih menerima buah dari karma yang mereka perbuat sebelum menjadi orang suci. Tetapi mereka sudah tidak membuat karma baru.

Seseorang bisa menjadi orang suci kalau ada kondisi yang sesuai. Ada orang terkaya di dunia, hidup gak pernah kekurangan, gak pernah sakit, dll, tapi gak pernah mendengar Dharma. Ada yang hidup susah, miskin, sakit-sakitan, tapi bisa mendengar Dharma. Kita gak bisa melihat kondisi kita. Kita gak tahu apa yang kita lakukan sebelum kehidupan ini, dan kita gak tahu apa yang akan kita lakukan pada masa yang akan datang. Yang bisa kita lakukan hanyalah berusaha yang terbaik sekarang juga.
HANYA MENERIMA UCAPAN TERIMA KASIH DALAM BENTUK GRP
Fake friends are like shadows never around on your darkest days

Lex Chan

pertanyaan: Mengapa angulimala bisa mencapai arahat?

jawaban:
1. Walaupun Angulimala sudah membunuh banyak sekali orang, tetapi Angulimala belum sempat bunuh ibunya (belum melakukan akusala garuka kamma).
2. Angulimala membunuh bukan atas inisiatif sendiri, melainkan atas perintah gurunya.
3. Berlatih meditasi dengan tekun di bawah bimbingan Buddha.
"Give the world the best you have and you may get hurt. Give the world your best anyway"
-Mother Teresa-

Hendra Susanto

sudah dengan jelas diuraikan diatas, thank u karuna...

El Sol

Kamma baek angulimala cukup untuk dia menjadi arahat,thx to sang guru kita Buddha Gotama,sang Buddha menghalang dia untuk menghasilkan tindakan yg Akan membuat dia tidak bisa menjadi seorang Arahat pada masa itu yakni membunuh ibunya sendiri,tapi biarpun dia telah menjadi arahat dia tetap mendapatkan kamma buruk atas perbuatannya,tetapi Bagi Arahat kamma baek dan buruk adalah sama alias netral

K.K.

Angulimala dikatakan oleh Buddha Gotama adalah bukan orang yang kejam dan jahat, tetapi kurang beruntung karena bergaul dan berkumpul dengan orang-orang yang tidak baik. (itulah sebabnya memiliki teman baik dianggap sebagai salah satu berkah utama.)
Demikian pula Raja Ajatasattu.

Angulimala juga memang punya kedekatan kamma dengan Buddha Gotama. Dalam satu kisah Jataka, sewaktu Bodhisatta terlahir sebagai Sutasoma (menyempurnakan paramita 'kebenaran'), Angulimala terlahir sebagai raja yang 'ketagihan' makan daging manusia, yang setelah banyak kejadian, akhirnya berubah dan menjadi raja kembali.

Perjuangan/tekad pencapaian kesucian Arahat dikatakan sudah dilakukan sejak minimal 100 kappa. Oleh karena itu, orang bisa menjadi Arahat adalah jika memang waktunya sudah datang & kondisinya mendukung, bukan hanya teori 'kebetulan'. Seperti Maha Moggallana sendiri di kehidupan terakhirnya adalah seorang yang baik2 saja (tidak ada kejahatan yang signifikan), tetapi harus mati tragis karena buah dari kamma masa lampau.
Kamma baik Angulimala sudah jelas terlihat karena dia juga mendapat pentahbisan "ehi, Bhikkhu".
Bagi yang belum tahu, pentahbisan "ehi, Bhikkhu" ini ada yang dapat, ada yang tidak dapat bukan karena Buddha pilih kasih, tetapi karena kecukupan timbunan kamma baik dari setiap orang adalah berbeda.





gajeboh angek

QuotePerjuangan/tekad pencapaian kesucian Arahat dikatakan sudah dilakukan sejak minimal 100 kappa

Yang disebutkan batas perjuangan dengan jelas adalah agga-savaka (murid utama) sebanyak 1 asankheyya kappa dan 100.000 kappa, maha-savaka (murid yang unggul dalam ...) sebanyak 100.000 kappa. Sedangkan Arahat biasa tidak disebutkan. Berbagai literatur memang menyebutkan 100 kappa, tetapi ada juga yang bilang 1 kappa, atau bisa dalam kehidupan ini juga.

Ntar pada takut berjuang jadi Arahat lagi  ;D
HANYA MENERIMA UCAPAN TERIMA KASIH DALAM BENTUK GRP
Fake friends are like shadows never around on your darkest days

Kokuzo

kan pada gak tau dah berapa lama kita berjuang

nyanabhadra

Quote from: karuna_murti on 30 March 2008, 06:37:10 PM

[..]

Menjadi seorang Arahat, dia tidak membuat karma baru lagi. Tetapi buah karma masih bekerja. Dia ditimpuk oleh warga kampung yang ketakutan, karena mengira dia masih penjahat.

Buddha, dan para Arahat masih menerima buah dari karma yang mereka perbuat sebelum menjadi orang suci. Tetapi mereka sudah tidak membuat karma baru.

[..]


Mungkin karuna boleh kasih penjelasan apa definisi karma yg kamu mengerti?

kalau menurut versiku, karma adalah "melakukan", "berkaitan dengan tindakan", "kehendak", dsb

menurut pemahaman saya, para arahat dan Buddha masih terlibat dalam segala jenis "karma", kalau kita ambil contoh Angulimala yg sudah Arahat, beliau juga tetap melakukan berbagai kebaikan, baca paritta utk orang lain, dll; namun beliau memiliki motivasi murni dalam semua tindakan itu.

Saya rasa, Buddha Sakyamuni juga demikian, memberikan pelajaran dharma, membimbing para murid, contohnya mencegah Angulimala agar tidak membunuh Ibundanya, dan membantu Angulimala merealisasi tingkat Arahat, sekali lagi, menurut saya itu motivasi murni yg betul2 murni, mungkin contohnya seperti menaburkan garam ke laut, tampaknya tidak merubah kadar keasinan air laut.

dan saya setuju bahwa, para Arahat masih menerima buah karma, contohnya para Arahat pergi Pindapatta, memperoleh dana makanan, Buddha menerima berbagai persembahan seperti tanah, Vihara, taman, dana makanan dsb.

demikian kah? ini pendapat saya loh....silakan yg lain bagaimana.

bow and respect,

nyanabhadra

Quote from: Lex Chan on 30 March 2008, 10:37:18 PM
pertanyaan: Mengapa angulimala bisa mencapai arahat?

jawaban:
1. Walaupun Angulimala sudah membunuh banyak sekali orang, tetapi Angulimala belum sempat bunuh ibunya (belum melakukan akusala garuka kamma).
2. Angulimala membunuh bukan atas inisiatif sendiri, melainkan atas perintah gurunya.
3. Berlatih meditasi dengan tekun di bawah bimbingan Buddha.

untuk point ke-3, menurut cerita yg pernah saya baca, bahkan aura Buddha bisa menembus berbagai sistem tata surya, dan itu adalah sinar berkah, setiap orang melihat sinar aura buddha bisa menjadi sangat bahagia, dan terbangkitkan niat utk berbuat baik, dan ingin mendekati Buddha.

Selain murid (Angulimala) yang sangat yakin dengan Buddha, kemudian melaksanakan instruksi Buddha, semua ini menunjang beliau utk merealisasi tingkat Arahat.

terima kasih, rangkuman yg bagus dari Lex Chan.

bow and respect,

gajeboh angek

Cetanna yang ada tidak bersekutu dengan lobha dosa moha alobha adosa amoha, melainkan kirya, sehingga tidak akan ada buahnya.

Mereka masih melakukan perbuatan, tetapi tidak ada buah karma dari perbuatan itu. Buah karma yang bekerja adalah sisa-sisa sebelum menjadi suci.
HANYA MENERIMA UCAPAN TERIMA KASIH DALAM BENTUK GRP
Fake friends are like shadows never around on your darkest days

K.K.

Karuna_murti:
Untuk Samma Sambuddha, jika berlandaskan pada kebijaksanaan adalah 4 Asankheyya & 100.000 kappa;
Jika berlandaskan pada keyakinan adalah 8 Asankheyya & 100.000 kappa;
Jika berlandaskan pada usaha adalah 16 Asankheyya & 100.000 kappa;

Untuk Pacceka Buddha, minimal adalah 2 Asankheyya & 100.000 kappa;
Untuk Agga & Maha savaka/savika, seperti yang telah anda sebutkan.

Seperti kata 7th, kita 'kan tidak tahu berapa lama sudah berjuang (minimal bertekad untuk mencapai kebebasan), jadi kadang terlihat seperti dalam kehidupan ini "langsung bisa". Menurut saya adalah tidak mungkin. Jika memang semua bisa tanpa perjuangan lebih dulu, seharusnya semua orang pada zaman Buddha Gotama sudah "dicerahkan" sampai Arahat. Namun kenyataannya tidak begitu. Sehingga saya memang berpendapat bahwa memang ada perjuangan yang dilakukan terlebih dahulu.

Seperti anda katakan juga, kamma/cetana pada Arahat tidak memiliki akar/ahetu (dari kebaikan/kejahatan). Kadang masih terlihat berbuat baik/buruk, itu adalah kecenderungan yang tersisa dari kehidupan2 lampau. Kecenderungan ini masih terlihat seperti kebiasaan Sariputta untuk menghormat tempat Asajji berada.


Nyanabhadra:
Kalo dalam Tradisi Theravada, urusan seorang Buddha adalah orang2 yang memang bisa diubah (timbunan kamma & kondisi pikirannya mendukung), bukan melaksanakan kebaikan sebanyak-banyaknya lagi. Mungkin akan ada orang bertanya-tanya, jika memang Buddha maha-kasih, kenapa harus tunggu 999 orang dibunuh Angulimala baru Buddha Gotama muncul? Apakah semata-mata untuk menghalangi orang berbuat Akusala Garuka Kamma?
Jika demikian, mengapa Buddha tidak muncul untuk mencegah Ajatasattu untuk membunuh Bimbisara? Mengapa Buddha tidak mencegah Nanda untuk tidak melakukan pelecehan seksual pada Uppalavana?
Jawabnya adalah karena memang seorang Buddha membantu orang yang berusaha atau memang bisa diseberangkan dari pantai Samsara ke pantai Nibbana; namun sudah tidak mengurusi urusan pantai Samsara lagi. Dalam hal ini, Angulimala pada saat perburuan orang ke 1000, memang kondisinya memungkinkan untuk pencapaian kesucian, sedangkan yang lainnya tidak/belum waktunya.





kuping.kaleng

  Mohon bimbingan,
mengapa seorang pembunuh seperti angulimala bisa mencapai arahat?
1. Karma ---> karena Karma/Kamma yang dimiliki Angulimala menyebabkan beliau terlahir di jaman Sang Buddha

padahal sudah membunuh banyak orang?
2. Angulimala membunuh bukan karena kesadarannya sendiri, akan tetapi karena kondisi beliau yang "diciptakan" sehingga beliau menjadi seorang pembunuh.

apakah karma tidak berlaku apabila seseorang sudah mencapai arahat? kalo gitu karma tidak adil dunk?
3. Kondisi kearahatan tetap memiliki karma, namun sifatnya "Menerima" dan sudah tidak "Membuat" yang baru. Sehingga walaupun mencapai Arahat, anggulimala menerima akibatnya sehingga beliau parinibbana dengan cara dibunuh (akibat dari karma masa lalunya)

kenapa hanya bisa dibayar kelahiran itu saja, bukankah hutang karma banyak sekali apalagi karma membunuh itu sudah berat sekali dan bahkan bisa lebih dari 1 kelahiran untuk membayarnya? sekalian minta referensi sutta nya kalo ada, thx
4. Kondisi istimewa ke Buddha an ---> dijelaskan bahwa pada saat Sang Buddha lahir sebagai manusia, dan mencapai Kebuddhaan, maka akan banyak umat awam/mahluk lainnya memperoleh manfaat dari pembabaran Roda Dhamma dan mencapai tingkat kesucian sesuai dengan karma yang dimiliki.

nb: hanya pendapat pribadi saja, mohon koreksinya  _/\_