Mengikis "keakuan" versi Shen Xiu dan Hui Neng.

Started by Iwan Senta, 14 March 2011, 03:33:46 PM

Previous topic - Next topic

0 Members and 1 Guest are viewing this topic.

Iwan Senta

Mengikis "keakuan" versi Shen Xiu dan Hui Neng.

Shen Xiu menuliskan ungkapan bahwa cermin itu kotor, karena itu perlu dibersihkan terus menerus.

Pandangan ini beranggapan bahwa manusia itu penuh dengan hawa nafsu, serakah, egois, karena itu perlu terus dikikis dengan cara2nya (perbanyak berbuat baik, membaca paritta, pelimpahan jasa, berdana, dsbnya).

Sebaliknya Hui Neng dianggap gurunya lebih memenuhi syarat dengan ungkapan bahwa cermin itu pada dasarnya tidak ada, bagaimana mungkin debu dapat menempel kepada sesuatu yang 'kosong'.

Pandangan ini artinya jika kita tidak menyediakan 'tempat berpijak' bagi kekotoran itu, maka kekotoran itu tidak dapat-mungkin 'menempel-mewujud' di dalam diri kita.

---

Ini hanya pandangan pribadi saya saja.

Kalau ada yang ingin menambahkan pemahaman2nya, dipersilakan. :)

bodhi

M14ka: "the nature of things are unstable.. "

dilbert

Menurut Kisah Pencerahan Master Zen, Suatu Malam Master Hong Ren diam-diam meminta Hui Neng ke kamarnya dan memaparkan Sutra Intan, dan Hui Neng mencapai "pencerahan sepenuhnya" ketika mendengar kalimat "JAGALAH PIKIRAN-MU TETAP WASPADA TANPA MELEKAT SETIAP SAAT, DIMANAPUN"
VAYADHAMMA SANKHARA APPAMADENA SAMPADETHA
Semua yang berkondisi tdak kekal adanya, berjuanglah dengan penuh kewaspadaan

No Pain No Gain

puisi dari shenxiu:

Tubuh ini adalah Pohon Bodhi,
Batin ibarat cermin yg ditopang berdiri cemerlang.
Gosoklah cermin itu dengan rajin sepanjang waktu,
Jangan biarkan debu kilesa menempel."

puisi dari hui neng:

Bodhi pada awalnya tidak memiliki pohon.
Cermin terang juga tidak berdiri.
Pada dasarnya tidak ada hal yang tunggal.
Di mana debu dapat melekat?
No matter how dirty my past is,my future is still spotless

wang ai lie

Seorang penyajak India yang terkemuka, Rabindranath Tagore menggubah sebuah
puisi yang menunjukkan betapa pentingnya kehadiran Buddha:


Semua makhluk m***kik memohon kelahiran barumu.

Oh, Kamu yang tiada batas kehidupan

Selamatkan mereka, bangkitkan suaramu

Biarkan teratai cinta, dengan keindahan yang tak terhingga itu,

mengembangkan kelopaknya di dalam sinaran cahaya Mu.

Oh Pencerahan, Oh Kebebasan

Dengan Cinta Kasih dan kebaikan Mu

Yang tidak terhingga,

Membersihkan semua kekotoran di muka bumi ini.

Namo Buddhaya - Saya memberi penghormatan kepada Buddha.

Namo Mahakarunikaya Avalokitesvaraya, Semoga dengan cepat saya mengetahui semua ajaran Dharma,berada dalam perahu Prajna,mencapai Sila, Samadhi, dan Prajna,berada dalam kediaman tanpa perbuatan,bersatu dengan Tubuh Agung Dharma

hendrako

Pendapat ane, kisah puisi Shen Xiu dan Hui Neng, adalah untuk menunjukkan bahwa Hui Neng telah tercerahkan sementara Shen Xiu masih dalam kondisi Sekha (yang masih berlatih). Jadi puisi Shen Xiu tidak dapat dikatakan sebagai salah karena memang begitulah kondisi seorang yang masih berlatih. Sementara Hui Neng telah terbebas sehingga pantas menuliskan puisinya sebagaimana di atas. Just my speculation..... soalnya ane kagak ngarti puisi Hui Neng..... :hammer:
yaa... gitu deh

dilbert

Quote from: hendrako on 17 March 2011, 12:20:25 AM
Pendapat ane, kisah puisi Shen Xiu dan Hui Neng, adalah untuk menunjukkan bahwa Hui Neng telah tercerahkan sementara Shen Xiu masih dalam kondisi Sekha (yang masih berlatih). Jadi puisi Shen Xiu tidak dapat dikatakan sebagai salah karena memang begitulah kondisi seorang yang masih berlatih. Sementara Hui Neng telah terbebas sehingga pantas menuliskan puisinya sebagaimana di atas. Just my speculation..... soalnya ane kagak ngarti puisi Hui Neng..... :hammer:

Dalam kisah para sesepuh Zen, di-katakan bahwa Master Zen ke-5 Hong Ren, meng-afirmasi "pencerahan sepenuhnya" Master Hui Neng bukan pada saat ada-nya Gatha dari Hui Neng, tetapi pada suatu malam Master Hong Ren memanggil Hui Neng ke kamar-nya, memaparkan serta menjelaskan Sutra Intan secara keseluruhan.
VAYADHAMMA SANKHARA APPAMADENA SAMPADETHA
Semua yang berkondisi tdak kekal adanya, berjuanglah dengan penuh kewaspadaan

hendrako

Quote from: dilbert on 18 March 2011, 10:27:33 AM
Dalam kisah para sesepuh Zen, di-katakan bahwa Master Zen ke-5 Hong Ren, meng-afirmasi "pencerahan sepenuhnya" Master Hui Neng bukan pada saat ada-nya Gatha dari Hui Neng, tetapi pada suatu malam Master Hong Ren memanggil Hui Neng ke kamar-nya, memaparkan serta menjelaskan Sutra Intan secara keseluruhan.

Thanks bro, berikut ilustrasinya (yang anda post sendiri di ruang yg lain... ;D):



Saya petik post anda yang keknya emang syair inilah yang penting pada kisah ini:

Quote from: dilbert on 14 March 2011, 05:51:36 PM
Menurut Kisah Pencerahan Master Zen, Suatu Malam Master Hong Ren diam-diam meminta Hui Neng ke kamarnya dan memaparkan Sutra Intan, dan Hui Neng mencapai "pencerahan sepenuhnya" ketika mendengar kalimat "JAGALAH PIKIRAN-MU TETAP WASPADA TANPA MELEKAT SETIAP SAAT, DIMANAPUN"

Btw, apa anda tahu dimana bisa mendapatkan hardcopy komik ini?

yaa... gitu deh

dilbert

Quote from: hendrako on 18 March 2011, 10:45:36 AM
Thanks bro, berikut ilustrasinya (yang anda post sendiri di ruang yg lain... ;D):



Saya petik post anda yang keknya emang syair inilah yang penting pada kisah ini:

Btw, apa anda tahu dimana bisa mendapatkan hardcopy komik ini?

HArd Copy komik itu Terbitan GRAMEDIA, coba cari di toko-toko Gramedia, sekarang sih kayaknya agak susah nyari-nya. Kalau memang berminat, mungkin bisa di pesan-kan ke GRAMEDIA-nya. Nanti mungkin akan di hubungi kalau ada cetakan ulang, ataupun bisa di check stock-nya di outlet-outlet gramedia.
VAYADHAMMA SANKHARA APPAMADENA SAMPADETHA
Semua yang berkondisi tdak kekal adanya, berjuanglah dengan penuh kewaspadaan