News:

Semoga anda berbahagia _/\_

Main Menu

Macam macam kamma dlm buddhis?

Started by Aui, 12 March 2011, 07:23:33 PM

Previous topic - Next topic

0 Members and 1 Guest are viewing this topic.

K.K.

Quote from: Mr. Wei on 14 March 2011, 11:05:32 AM
Sutta2 apa aja bro Kainyn, kalau saya boleh tahu?
Kalau kamma, yang paling gampang lihat di Cula- & Mahakammavibhanga Sutta di Majjhima Nikaya (no. 135 & 136). Ini kutipannya sedikit:

Young man, a certain woman or man is of the nature of not giving to recluses, or brahmins, eatables, drinks, clothes, conveyances, flowers, scents, ointments, beds, dwellings and illuminations. On account of that action, accomplishment and undertaking, after death he decreases, is born in hell. After death, if he is not born in hell, and if born with humans, wherever he is born, is born poor with little means. Young man the behavior of not giving to recluses, or brahmins, eatables, drinks, clothes, conveyances, flowers, scents, ointments, beds, dwellings and illuminations. is conducive to be born poor with little means. 

Young man, a certain woman or man is of the nature of giving to recluses, or brahmins, eatables, drinks, clothes, conveyances, flowers, scents, ointments, beds, dwellings and illuminations. On account of that action, accomplishment and undertaking, after death he increases, is born in heaven After death, if he is not born in heaven, and if born with humans, wherever he is born, is born rich with much means. Young man the behavior of giving to recluses, or brahmins, eatables, drinks, clothes, conveyances, flowers, scents, ointments, beds, dwellings and illuminations. is conducive to be born rich with much means.


Bisa dilihat tidak ada hubungannya dengan kepercayaan seseorang.

The Ronald

#16
loh
Quote from: Kainyn_Kutho on 14 March 2011, 10:59:45 AM
Bukan cuma no.10, yang lainnya juga aneh. Kebanyakan mengisyaratkan "kalau ga peluk ajaran Buddhis, pasti mati ke neraka." Padahal kalau dibaca di sutta-sutta, orang berbuat baik ga peduli apa perbuatannya juga akan menuai buah kamma baik tersebut.


bukan gitu...
pandangan salah akibatnya... terlahir terus menerus (neraka cuma salah satu alam di antara terlahir terus menerus itu)

tambahan : itu pemahan ku loh...
...

williamhalim

Quote from: Kainyn_Kutho on 14 March 2011, 08:55:57 AM
Niyatamicchaditthi, yaitu pandangan yang salah. Maksudnya memandang yang salah adalah benar dan yang benar diartikan salah.

Salah satu contohnya adalah menganggap bahwa mengorbankan makhluk hidup lain adalah perbuatan yg baik.

Termasuk disini Hari Raya Qurban. Saya mutlak menganggap Ajaran untuk menggorok binatang/manusia adalah miccha-ditthi yg parah, yg sudah menyebar dan susah untuk diluruskan kembali.

Dilihat dari sudut pandang manapun, Ajaran Qurban ini tidak ada sisi positifnya bagi perkembangan batin, alih2 anak2 diajarkan sejak dini untuk menjadi kejam.

::
Walaupun seseorang dapat menaklukkan beribu-ribu musuh dalam beribu kali pertempuran, namun sesungguhnya penakluk terbesar adalah orang yang dapat menaklukkan dirinya sendiri (Dhammapada 103)

rooney

Quote from: Kainyn_Kutho on 14 March 2011, 08:55:57 AM
Niyatamicchaditthi, yaitu pandangan yang salah. Maksudnya memandang yang salah adalah benar dan yang benar diartikan salah. Terdapat 10 pandangan hidup yang salah:

3.      Tidak memberikan hadiah pada tamu. Tamu adalah seorang atau sekelompok orang yang kedatangannya membahagiakan kita atau yang kedatangannya kita harapkan. Memberikan hadiah pada tamu yang dewasa ini di kota terutama berarti memberikan minuman.

5.      Tidak percaya pada dunia ini, tidak percaya akan kebenaran Dhamma, hukum-hukum kesunyataan; yaitu kelompok manusia yang penuih dengan kekecewaan, kebencian, ketamakan, dan kebodohan.
6.      Tidak percaya pada dunia yang akan datang; tidak percaya akan tumimbal lahir, kehidupan yang akan datang.
9.      Tidak mempercayai adanya makhluk yang mati atau yang dilahirkan kembali.
10.  Tidak melakukan disiplin menyendiri (khusus untuk para Buddha/Arahat)


3. Mesti kasi hadiah ke tamu ?
5. Mesti belajar sistematika doktrinal ?
6.   :-?
9.   :-?
10. Mesti menyendiri ?

K.K.

Quote from: The Ronald on 14 March 2011, 11:40:07 AM
lohbukan gitu...
pandangan salah akibatnya... terlahir terus menerus (neraka cuma salah satu alam di antara terlahir terus menerus itu)

tambahan : itu pemahan ku loh...
Sorry, maksudnya gimana yah? Saya belum nangkap.

K.K.

Quote from: williamhalim on 14 March 2011, 12:18:16 PM
Salah satu contohnya adalah menganggap bahwa mengorbankan makhluk hidup lain adalah perbuatan yg baik.

Termasuk disini Hari Raya Qurban. Saya mutlak menganggap Ajaran untuk menggorok binatang/manusia adalah miccha-ditthi yg parah, yg sudah menyebar dan susah untuk diluruskan kembali.

Dilihat dari sudut pandang manapun, Ajaran Qurban ini tidak ada sisi positifnya bagi perkembangan batin, alih2 anak2 diajarkan sejak dini untuk menjadi kejam.

::
Memang kalau yang namanya 'kepercayaan', susah untuk dinilai karena benar-benar subjektif berdasarkan sudut pandang masing-masing. Dan lagi di sini kita harus menghormati kepercayaan orang lain -seperti wujud menghormati umat Ahmadiyah tempo hari, barangkali?-  jadi tidak bisa mengatakan ajaran lain salah. Jadi sebaiknya kita batasi ke seputar Ajaran Buddhisme saja. :D 


K.K.

Quote from: rooney on 14 March 2011, 12:49:54 PM
3. Mesti kasi hadiah ke tamu ?
5. Mesti belajar sistematika doktrinal ?
6.   :-?
9.   :-?
10. Mesti menyendiri ?
Entahlah, sayang sekali tidak diberikan referensinya, saya hanya co-pas saja.

M14ka

#22
Quote from: Kainyn_Kutho on 14 March 2011, 08:55:57 AM
Niyatamicchaditthi, yaitu pandangan yang salah. Maksudnya memandang yang salah adalah benar dan yang benar diartikan salah. Terdapat 10 pandangan hidup yang salah:
1.      Tidak murah hati. Tidak pemaaf atau tidak suka menolong kesukaran orang/makhluk lain.
2.      Tidak mengerti faedah berdana. Mengangap bahwa berdana adalah suatu kebodohan yagn tidak ada hasilnya.
3.      Tidak memberikan hadiah pada tamu. Tamu adalah seorang atau sekelompok orang yang kedatangannya membahagiakan kita atau yang kedatangannya kita harapkan. Memberikan hadiah pada tamu yang dewasa ini di kota terutama berarti memberikan minuman.
4.      Perbuatan baik atau perbuatan jahat dianggap tidak ada hasil atau akibatnya. Seorang yang yakin perbuatan baik akan membawa hasil tentu berusaha menambah kebaikan pada setiap kesempatan di manapun ia berada, dan sebaliknya berusaha menghndari perbuatan yang salah setiap kali akan dilakukan.
5.      Tidak percaya pada dunia ini, tidak percaya akan kebenaran Dhamma, hukum-hukum kesunyataan; yaitu kelompok manusia yang penuih dengan kekecewaan, kebencian, ketamakan, dan kebodohan.
6.      Tidak percaya pada dunia yang akan datang; tidak percaya akan tumimbal lahir, kehidupan yang akan datang.
7.      Tidak mengerti fungsi seorang ibu, dan
8.      Tidak mengerti fungsi ayah, menganggap tidak membawa akibat apapun yang dilakukan pada mereka.
9.      Tidak mempercayai adanya makhluk yang mati atau yang dilahirkan kembali.
10.  Tidak melakukan disiplin menyendiri (khusus untuk para Buddha/Arahat)


[spoiler]http://artikelbuddhis.blogspot.com/2010_05_01_archive.html[/spoiler]


Dari sumber lain mengatakan bahwa niyata-micchaditthi adalah penggenggaman pandangan salah (tidak ada sebab dari fenomena, tidak ada akibat dari perbuatan, pandangan pemusnahan) yang akibatnya adalah pasti ke alam menderita.
Sptnya pandangan salah yg dicopy kk Kainyn adalah kebalikan dari pandangan benar berikut deh

Pandangan benar terhadap sepuluh persoalan, yaitu :

1 Kebajikan tinggi dalam berdana

2 Kebajikan dalam pemberian yang banyak

3 Kebajikan dalam pemberian yang sedikit

4 Akibat dari perbuatan yang buruk dan baik

5 Kebajikan perbuatan terhadap ibu

6 Kebajikan perbuatan terhadap ayah

7 Adanya makhluk yang lahir secara spontan

8 Adanya dunia ini

9 Adanya dunia dan alam kehidupan yang lain

10 Adanya makhluk hidup yang melakukan latihan yang benar dan memiliki pencapaian yang benar yang dengan usahanya sendiri dalam berbagai kehidupan dan kemudian mengajarkan Kebenaran kepada makhluk lainnya.

M14ka

Selain diatas juga ada
Pandangan benar terhadap karma dimana semua makhluk adalah pemilik karmanya sendiri, lahir dari karmanya sendiri, dan ahli waris karmanya sendiri.
Pandangan benar terhadap Empat Kebenaran Mulia.
Pandangan benar dalam kenyataan kehidupan modern saat ini juga mencakup mengenai berbagai pengetahuan yang semestinya kita sadari, sehingga dapat membuka wawasan kita terhadap berbagai hal yang terjadi di sekeliling kita.

The Ronald

Quote from: Kainyn_Kutho on 14 March 2011, 01:37:10 PM
Sorry, maksudnya gimana yah? Saya belum nangkap.

aku coba jelaskan pemahaman ku....

Niyatamicchaditthi, yaitu pandangan yang salah ... terdiri dari 10 pandangan

jika hanya menganut bbrp pandangan (bukan semuanya)
cth :
Tidak percaya pada dunia yang akan datang; tidak percaya akan tumimbal lahir, kehidupan yang akan datang.
Tidak mempercayai adanya makhluk yang mati atau yang dilahirkan kembali.
(cth ini di ambil..krn beberapa kalangan atheis yg bermoral... menganut ini)

tp masih berbuat baik krn

dia tidak menganut :
Tidak murah hati. Tidak pemaaf atau tidak suka menolong kesukaran orang/makhluk lain.
Perbuatan baik atau perbuatan jahat dianggap tidak ada hasil atau akibatnya.  ( alasannya sesuai norma masyarakat)

maka setelah mati..kelahiran berikutnya belum tentu alam menderita..., tp pastinya saat kematiannnya dia akan terlahir kembali...

mungkin yg di maksudkan dgn penganut pandangan salah ini PASTI terlahir di alam menderita..yaitu org yg bener2 mempunyai kesepuluh pandangan di atas

trus lagi.. menurut ku..point no  10.  Tidak melakukan disiplin menyendiri (khusus untuk para Buddha/Arahat) ...apa gak salah??? kurasa lebih cocok
10. menganggap melakukan displin menyendiri yg dilakukan buddha /arahat/sangha ..adalah hal yg sia2


...

K.K.

Quote from: M14ka on 14 March 2011, 02:35:57 PM
Selain diatas juga ada
Pandangan benar terhadap karma dimana semua makhluk adalah pemilik karmanya sendiri, lahir dari karmanya sendiri, dan ahli waris karmanya sendiri.
Pandangan benar terhadap Empat Kebenaran Mulia.
Pandangan benar dalam kenyataan kehidupan modern saat ini juga mencakup mengenai berbagai pengetahuan yang semestinya kita sadari, sehingga dapat membuka wawasan kita terhadap berbagai hal yang terjadi di sekeliling kita.
Saya pikir kalau niyata-micchaditthi, harusnya tidak membahas sampai sejauh itu. Pandangan benar adalah yang membawa manusia pada lenyapnya dukkha, tanpa pandangan benar, makhluk akan berputar terus di Samsara. Tapi yang namanya berputar terus di samsara, bukan berarti yang 'tidak enak' semua, tapi bisa juga di alam bahagia, sedangkan niyatamiccha-ditthi adalah yang menyebabkan orang terlahir di alam menderita.


K.K.

Quote from: The Ronald on 14 March 2011, 03:24:49 PM
aku coba jelaskan pemahaman ku....

Niyatamicchaditthi, yaitu pandangan yang salah ... terdiri dari 10 pandangan

jika hanya menganut bbrp pandangan (bukan semuanya)
cth :
Tidak percaya pada dunia yang akan datang; tidak percaya akan tumimbal lahir, kehidupan yang akan datang.
Tidak mempercayai adanya makhluk yang mati atau yang dilahirkan kembali.
(cth ini di ambil..krn beberapa kalangan atheis yg bermoral... menganut ini)

tp masih berbuat baik krn

dia tidak menganut :
Tidak murah hati. Tidak pemaaf atau tidak suka menolong kesukaran orang/makhluk lain.
Perbuatan baik atau perbuatan jahat dianggap tidak ada hasil atau akibatnya.  ( alasannya sesuai norma masyarakat)

maka setelah mati..kelahiran berikutnya belum tentu alam menderita..., tp pastinya saat kematiannnya dia akan terlahir kembali...

mungkin yg di maksudkan dgn penganut pandangan salah ini PASTI terlahir di alam menderita..yaitu org yg bener2 mempunyai kesepuluh pandangan di atas
Kalau berlaku hanya jika punya 10 kualitas tersebut, saya lihat kurang tepat. Karena tanpa perlu ada atau tidak ada pandangan ini-itu, asalkan orang berbuat jahat, maka ia akan terkondisi untuk lahir di alam menderita.


Quotetrus lagi.. menurut ku..point no  10.  Tidak melakukan disiplin menyendiri (khusus untuk para Buddha/Arahat) ...apa gak salah??? kurasa lebih cocok
10. menganggap melakukan displin menyendiri yg dilakukan buddha /arahat/sangha ..adalah hal yg sia2
Yang no.10 memang paling membingungkan. Karena berhubungan dengan Buddha/Arahat, tadinya saya pikir berkenaan dengan 7 hari tidak menyendiri (meninggalkan kehidupan rumah tangga), maka akibatnya akan mencapai parinibbana. Tetapi kalau dipikir lagi dari sisi micchaditthi, tidaklah mungkin seorang Buddha/Arahat memilikinya sementara seorang Sotapanna saja sudah menghancurkan belenggu tersebut.

M14ka

Quote from: Kainyn_Kutho on 14 March 2011, 04:28:41 PM
Yang no.10 memang paling membingungkan. Karena berhubungan dengan Buddha/Arahat, tadinya saya pikir berkenaan dengan 7 hari tidak menyendiri (meninggalkan kehidupan rumah tangga), maka akibatnya akan mencapai parinibbana. Tetapi kalau dipikir lagi dari sisi micchaditthi, tidaklah mungkin seorang Buddha/Arahat memilikinya sementara seorang Sotapanna saja sudah menghancurkan belenggu tersebut.
Gmn kalo merupakan kebalikan dari ini:
Quote from: M14ka on 14 March 2011, 02:32:11 PM

10 Adanya makhluk hidup yang melakukan latihan yang benar dan memiliki pencapaian yang benar yang dengan usahanya sendiri dalam berbagai kehidupan dan kemudian mengajarkan Kebenaran kepada makhluk lainnya.
menjadi tidak percaya adanya makhluk hidup yang memiliki pencapaian yang benar dengan usahanya sendiri? soalnya ada persamaan kata sendiri dengan menyendiri wkwkkw...  :P

K.K.

Quote from: M14ka on 14 March 2011, 04:47:51 PM
Gmn kalo merupakan kebalikan dari ini:menjadi tidak percaya adanya makhluk hidup yang memiliki pencapaian yang benar dengan usahanya sendiri? soalnya ada persamaan kata sendiri dengan menyendiri wkwkkw...  :P
Menurut saya tetap saja percaya atau tidak percaya, tidak ada hubungannya dengan jatuh ke alam sengsara. Misalnya ada orang sekuler fanatik tapi humanis, maka ia akan melakukan hal-hal yang baik seperti membantu orang lain, berdana, dsb; tapi kalau diajak bicara yang berbau 'agama' seperti 'pencerahan' ataukah 'Buddha', dll, kemungkinan akan langsung ditolak mentah-mentah. Menurut saya, berdasarkan hukum kamma, adalah tidak mungkin orang itu jatuh ke alam sengsara karena tidak percaya.


williamhalim

Quote from: Kainyn_Kutho on 14 March 2011, 01:45:13 PM
Memang kalau yang namanya 'kepercayaan', susah untuk dinilai karena benar-benar subjektif berdasarkan sudut pandang masing-masing. Dan lagi di sini kita harus menghormati kepercayaan orang lain -seperti wujud menghormati umat Ahmadiyah tempo hari, barangkali?-  jadi tidak bisa mengatakan ajaran lain salah. Jadi sebaiknya kita batasi ke seputar Ajaran Buddhisme saja. :D 


iya sih..

tapi mengambil contoh "sesuatu yg salah, dianggap benar atau mengganggap salah sesuatu yg benar" dalam lingkup praktisi Buddhisme, cukup sulit ya?

Apa ya kira-kira?

::
Walaupun seseorang dapat menaklukkan beribu-ribu musuh dalam beribu kali pertempuran, namun sesungguhnya penakluk terbesar adalah orang yang dapat menaklukkan dirinya sendiri (Dhammapada 103)