Kisah2 narasi tentang kehidupan Siddhattha berasal dr kitab komentar (atthakatha),yg ditulis oleh para komentator spt Buddhaghosa dll utk memperjelas suatu ajaran/kejadian dlm Tipitaka. Misalnya kisah kelahiran s/d pencapaian Pencerahan Siddhattha salah satunya berasal dr kitab Nidanakatha,sebuah pendahuluan atas komentar Jataka (Jataka-Atthakatha).
Jataka sendiri tdk berbentuk narasi,tetapi berbentuk syair2 spt Dhammapada. Utk memperjelas maksud dibalik syair tsb,ada komentar Jataka yg memberikan asal mula kenapa Sang Buddha memberikan syair tsb. Dlm komentar inilah kita menemukan kisah narasi kehidupan lampau Siddhattha.
Jika Vinaya,Sutta,Abhidhamma Pitaka disebut teks kanon (kitab suci) yg diutamakan,maka Atthakatha disebut teks post kanonik (sesudah kitab suci) yg hanya diterima jk bersesuaian dg teks kanon. Umumnya kombinasi kanon Tipitaka + komentar udah cukup utk memahami ajaran Buddha yg sebenarnya.
Btw,beberapa kisah kehidupan Sang Buddha jg terdpt dlm Vinaya Pitaka,misalnya Pencerahan Beliau,penahbisan Rahula,kisah Devadatta memecah belah Sangha,dst. Ada jg beberapa yg terselip dlm Sutta Pitaka,misalnya kisah perjuangan Siddhattha dlm mencapai Pencerahan yg dituturkan Sang Buddha sendiri dlm Ariyapariyesana Sutta. Jd gak semuanya berasal dr kitab komentar,walaupun kebanyakan memang berasal dr komentar.
Tambahan sedikit,saya pernah baca bhw komentator spt Buddhaghosa menulis komentar Tipitaka berdasarkan kitab komentar kuno (puronatthakatha) yg saat ini udh tdk dpt kita temukan. Tradisi komentar/menjelaskan suatu ajaran sudah ada sejak Sang Buddha masih hidup. Misalnya YA Mahakaccana yg terkemuka dlm menguraikan Dhamma sering ditanyakan para bhikkhu makna ajaran Buddha tertentu & penjelasan beliau disetujui Sang Buddha jg. Cth lain Ananda jg pernah menjelaskan makna kata2 Sang Buddha,misalnya dlm Lokagamana Sutta. Jd komentar kuno tsb bs jd berasal dr para siswa langsung Sang Buddha atau bahkan Sang Buddha sendiri.