Bercinta dengan TV dan Internet

Started by Satria, 17 December 2010, 01:32:53 PM

Previous topic - Next topic

0 Members and 1 Guest are viewing this topic.

Satria

disebuah toko buku, sya pernah melihat sebuah buku berjudul "Bercinta dengan Televisi". ada yang pernah membacanya? saya sendiri tidak membeli dan belum pernah membacanya sampai saat ini. tak tau pasti apa isi buku tersebut. sekedar menebak, mungkin isi buku tersebut membahas tentang kebiasaan orang-orang yang terlalu banyak menghabiskan waktunya untuk menonton TV.

yah, TV dan juga internet bisa menjadi "candu" yang berbahaya bagi kita. kabarnya di Cina telah dibangung panti-panti rehabilitasi untuk para korban Internet Addictif. tidak diketahui, apa telah dibangun juga panti rehab untuk TV addictif.

saya ingin menghimbau semua orang, bapak-bapak, ibu-ibu, orang dewasa, remaja, maupun anak-anak, pria maupun wanita untuk brhati-hati dan jangan sampai menjadi korban Internet Adictif atau TV Adictif. Dunia ini memang menyuguhkan banyak sajian yang menarik dan menyenangkan. itu bermanfaat, agar manusia tidak stress. dengan sedikit hiburan, pikiran yang sempit bisa jadi lega. penyakit mental maupun fisik, bisa disembuhkan melalui terapi hal-hal yang menyenangkan. tetapi sebaliknya, terikat dengan hal-hal menyenangkan, sajian acara-acara menarik dari TV itu justru bisa menimbulkan penyakit mental dan fisik.

untuk menghindari kecanduan TV dan Internet, kita perlu menemukan apa yang disebut dengan kesenangan yang suci. ada 4 kesenangan yang suci :

1. kesenangan yang muncul dari berbuat baik
apabila kita berbuat baik, maka muncul perasaan menyenangkan. perasaan menyenangkan ini bersifat positif. tak masalah bila anda kecanduan perasaan menyenangkan dari perbuatan baik ini, karena membuat anda semakin rajin berbuat baik.

2. Kesenangan yang muncul karena memahami ajaran yang indah dan benar
para bikkhu merasa senang hati dan bergembira, karena mendengar pembabaran dhamma yang indah dari sang Buddha. tak sedikit para bikkhu yang hanya dengan mendengar pembabaran dhamma, kemudian mereka lansung mencapai tingkat kesucian tertentu. karena kegembiraannya telah mengkondisikan pikirannya untuk bisa berkonsentrasi dengan mantap dan melihat makna ajaran yang dibabarkan.

3. kesenangan yang muncul dari sifat konsentrasi
bila konsentrasi berkembang, perasaan menyenangkan berkembang. bahkan kegembiraan yang muncul setelah tercapainya jhana-jhana sanggup hingga menggetarkan tubuh, perasaan menyenangkan itu merasuk hingga ke kuku-kuku jari.

4. Kesenangan yang muncul dari berkembangnya kesadaran
karena melihat munul dan lenyapnya segala ssuatu, akhirnya seseorang mencapai kelegaan. kelegaan ini adalah kebahagiaan yang muncul dari "melepaskan", atau "bebas dari keterikatan".

siapa yang telah mengenal 4 jenis kesnangan tersebut dengan baik, ia berhenti dari terobsesi dengan kesenangan-kesenangan indrawi, kesnangan yang tidak murni, kesenangan yang muncul dari pemikiran dan khayalan. ia tidak akan "bercinta dengan TV ataupun Internet".