APAKAH SUTRA TERATAI DIPENGARUHI JAINISME?

Started by Aryacetana, 30 November 2010, 08:21:58 AM

Previous topic - Next topic

0 Members and 1 Guest are viewing this topic.

Tante Zoen

Jangan lupa, setiap hari umat Theravada amat rajin menyembah para SHRAVAKA dengan penuh keimanan:

Supatipanno Bhagavato SAVAKAsangho
Sangham namami

"SHRAVAKA Sangha (Sangha para siswa) dari Sang Bhagava telah bertindak sempurna;
aku bersujud di hadapan Sangha."

Yamamha kho mayam Bhagavantam saranam gata, ... imehi sakkarehi tam Bhagavantam sa-SADDHAMMAM sa-SAVAKAsangham abhipujayama

"Kami berlindung kepada Sang Bhagava, ... dengan persembahan ini kami melakukan puja kepada Sang Bhagava, serta SADDHARMA (Dharma Sejati), serta SHRAVAKA Sangha (Sangha para siswa)."

Supatipanno Bhagavato SAVAKAsangho
Ujupatipanno Bhagavato SAVAKAsangho
Nayapatipanno Bhagavato SAVAKAsangho
Samicipatipanno Bhagavato SAVAKAsangho


"SHRAVAKA Sangha (Sangha para siswa) dari Sang Bhagava telah bertindak baik;
SHRAVAKA Sangha (Sangha para siswa) dari Sang Bhagava telah bertindak lurus;
SHRAVAKA Sangha (Sangha para siswa) dari Sang Bhagava telah bertindak benar;
SHRAVAKA Sangha (Sangha para siswa) dari Sang Bhagava telah bertindak patut.

Yadidam cattaripurisa yugani atthapurisa puggala
Esa Bhagavato SAVAKAsangho
Ahuneyyo pahuneyyo dakkhineyyo anjalikaraniyo
Anuttaram punnakkhettam lokassa

Mereka, yang merupakan empat pasangan = terdiri dari delapan jenis makhluk suci,
itulah SHRAVAKA Sangha (Sangha para siswa) dari Sang Bhagava.
Mereka layak menerima pemberian, tempat bernaung, persembahan, dan penghormatan.
Mereka adalah ladang tempat menanam jasa yang tiada taranya di dunia.



Para Jina juga jangan dilupakan:


PARITTA "JINAPANJARA" (Penjara/Sangkar Perlindungan Sang Jina)
- versi Thai:
JINANA vara samyutta, satta pakaralamkata ... JINApanjara majjhamhi viharantang mahitale ... Iccevamanto sugutto surakkho, JINAnubhavena jitupaddavo


- versi Srilanka:
JINANA bala samyutte, dhammapakaralankate ... JINApanjara majjhatthang viharantang mahitale ... Iccevamacanta kato surakkho, JINAnubhavena jitupaddavo

Penutup versi Thai: SADDHAMMAnubhava palito carami JINApanjare'ti
JINApanjara parittam mam rakkhatu sabbada

(Kiranya paritta Penjara Sang Jina selalu melindungiku.)


PARITTA "CULLA MANGALA CAKKAVALA"
Sabbabuddhanubhavena
Sabbadhammanubhavena
Sabbasanghanubhavena
...
Pitakatayanubhavena
JINA-SAVAKAnubhavena


"Dengan kekuatan semua Buddha.
Dengan kekuatan semua Dhamma.
Dengan kekuatan semua Sangha.
...
Dengan kekuatan Tripitaka
Dengan kekuatan SHRAVAKA dari sang JINA (siswa2 sang Penakluk)."




OMNIS MALI OMISSIO, BONI SUSCEPTIO, COGITATIONIS SUÆ LUSTRATIO: HOC EST BUDDHARUM PRÆCEPTUM.

Tante Zoen

QuoteMereka, yang merupakan empat pasangan = terdiri dari delapan jenis makhluk suci,
itulah SHRAVAKA Sangha (sangha para siswa) dari Sang Bhagava.

Jadi, dalam agama Buddha, SHRAVAKA = delapan jenis makhluk yang telah mencapai tingkat kesucian dalam Jalan Hinayana:
1a. Sotapatti Magga
1b. Sottapati Phala
2a. Sakadagami Magga
2b. Sakadagami Phala
3a. AnagamiMagga
3b. Anagami Phala
4a. Arahatta Magga
4b. Arahatta Phala

Istilah Shravaka/Savaka umum digunakan oleh berbagai kelompok agama di India, maklum bahasanya kan sama.
Bahkan orang suci dalam Jainisme juga disebut ARAHAT. Istilah ini bukan monopoli Buddhis saja.
OMNIS MALI OMISSIO, BONI SUSCEPTIO, COGITATIONIS SUÆ LUSTRATIO: HOC EST BUDDHARUM PRÆCEPTUM.

rooney

QuoteJangan lupa, setiap hari umat Theravada amat rajin menyembah para SHRAVAKA dengan penuh keimanan:

^
Menyembah Shravaka dengan penuh keimanan ? Wah, asli ngawur u bro...

seniya

#18
 [at] indra:

Maksud saya, secara terminologi (penggunaan istilah), Arahat secara umum memang mencakup ketiganya,tetapi secara khusus hanya menunjuk pd Savaka Buddha. Seperti halnya, istilah Buddha secara umum menunjuk pd ketiganya,secara khusus menunjuk pd Samma Sambuddha.

Utk Samma Sambuddha,kita mengetahui bhw pd malam ketika mencapai pencerahan,Buddha Gotama mencapai Asavakkhayanana (pengetahuan akan lenyapnya kekotoran batin),yg menunjukkan Beliau jg seorg Arahat (tentunya Arahat istimewa krn mencapainya dg upaya sendiri).

Utk Pacceka Buddha,pastinya mereka jg mencapai Asavakkhayanana yg menunjukkan Kearahatan mereka (tentunya jg Arahat istimewa krn mencapainya dg upaya sendiri).

Jd keduanya walaupun sama2 Arahat tetapi berbeda dg Arahat pd umumnya yg mencapai Kearahatan dg belajar dr org lain.
"Holmes once said not to allow your judgement to be biased by personal qualities, and emotional qualities are antagonistic to clear reasoning."
~ Shinichi Kudo a.k.a Conan Edogawa

Aryacetana

to: Seniya

Pertanyaan Kritis: Kalau ada Arahat yang bisa mengajar orang menuju keterbebasan, apakah Arahat tersebut dapat disebut Bodhisattva?
i'm a non-god-ly human being _/\_
it means if gods (of any religions) try to play 'GOD' on me, i will 'HUMAN-ize' them :))

seniya

Quote from: Aryacetana on 06 December 2010, 06:57:14 AM
to: Seniya

Pertanyaan Kritis: Kalau ada Arahat yang bisa mengajar orang menuju keterbebasan, apakah Arahat tersebut dapat disebut Bodhisattva?

Hehehehe, pertanyaan yang bagus. Sebenarnya para Arahat siswa Sang Buddha juga mengajarkan Dhamma kepada orang lain, seperti Sariputta dan Moggallana yang mengajarkan para bhikkhu lain mencapai Pembebasan. Kalau mereka disebut Bodhisatta sih tidak, karena pengertian Bodhisatta dalam Buddhisme awal adalah makhluk yang belum tercerahkan yang akan menjadi Buddha, sedangkan para Arahat sudah tercerahkan.

Tetapi bukan berarti para Arahat tidak tidak memiliki sifat-sifat metta karuna seperti seorang Bodhisatta. Dalam riwayat hidup YA Sariputta, kita mengetahui bahwa beliau juga memiliki sifat metta karuna dengan melakukan pelayanan kepada orang-orang sakit dan ditinggalkan yang ditampung di vihara pagi-pagi sebelum melakukan aktivitas kebhikkhuannya.
"Holmes once said not to allow your judgement to be biased by personal qualities, and emotional qualities are antagonistic to clear reasoning."
~ Shinichi Kudo a.k.a Conan Edogawa

sobat-dharma

#21
Bro Aryacetana,
adanya kesamaan dua istilah yang Anda temukan tidak serta merta menjadikan Mahayana sama dengan Jain.  Sebenarnya  Jainisme dan Buddhisme banyak berbagi istilah yang sama. Bahkan kata "Buddha" pun juga digunakan dalam Jain. Selain itu dalam Jain juga digunakan istilah-istilah lain (yang digunakan baik dalam Theravada maupun Mahayana) seperti:

# Shramana/Samana
# Samsara
# Arhat/arhant
# Dhamma/dharma
# sangha
# samyaksambuddha/samasammbuddha
# pratyekbuddha/paccekabuddha
# Acharya
# Karma/Kamma
# Sutra/sutta

Sedangkan istilah "Jina" dalam Mahayana secara netral berasal dari Bahasa Sansekerta yang berarti "Pemenang", yaitu gelar yang diberikan kepada Para Buddha yang telah mengatasi kekotoran batin dan menang melawan Mara.

Sedangkan untuk istilah Shravaka/Savaka, seperti yang telah disinggung sebelumnya, juga digunakan dalam Theravada. 

Dalam hal ini sulit dikatakan mana yang mempengaruhi yang mana. Mengapa Anda tidak berkesimpulan sebaliknya: Jainisme yang dipengaruhi oleh Buddhisme? Toh, keduanya eksis hampir bersamaan dalam satu periode.
Mereka yang melihat-Ku dari wujud dan mengikuti-Ku dari suara terlibat dalam upaya salah. Mereka takkan melihat Aku. Dari Dharma-lah mestinya ia melihat Para Buddha. Dari Dharmakaya datang tuntunan baginya. Namun hakikat sejati Dharma tak terlihat dan tiada seorangpun bisa menyadarinya sebagai obyek

Aryacetana

Quote from: seniya on 06 December 2010, 07:08:36 PM
Hehehehe, pertanyaan yang bagus. Sebenarnya para Arahat siswa Sang Buddha juga mengajarkan Dhamma kepada orang lain, seperti Sariputta dan Moggallana yang mengajarkan para bhikkhu lain mencapai Pembebasan. Kalau mereka disebut Bodhisatta sih tidak, karena pengertian Bodhisatta dalam Buddhisme awal adalah makhluk yang belum tercerahkan yang akan menjadi Buddha, sedangkan para Arahat sudah tercerahkan.

Tetapi bukan berarti para Arahat tidak tidak memiliki sifat-sifat metta karuna seperti seorang Bodhisatta. Dalam riwayat hidup YA Sariputta, kita mengetahui bahwa beliau juga memiliki sifat metta karuna dengan melakukan pelayanan kepada orang-orang sakit dan ditinggalkan yang ditampung di vihara pagi-pagi sebelum melakukan aktivitas kebhikkhuannya.

Dari komentar Bro Seniya, kayaknya Bodhisatva dikaitkan dengan sifat metta karuna, correct me if i'm wrong (cmiiw). :)

Gw pernah baca bahwa yang dimaksud Bodhisattva adalah orang yang SUDAH mencapai pencerahan tapi karena ingin 'menyelamatkan' semua makhluk maka menunda Nibbana/Nirwana karena metta karuna sama semua makhluk. Ini pengertian Bodhisatta dalam Buddhisme BUKAN awal ya Bro? cmiiw

Basic sutta or something else untuk tahu itu Buddhisme awal atau BUKAN awal apa sih Bro? Gw cuma pengen belajar Dhamma sama bro yang senior di sini, gak ada maksud laen. :)
i'm a non-god-ly human being _/\_
it means if gods (of any religions) try to play 'GOD' on me, i will 'HUMAN-ize' them :))

Aryacetana

Quote from: sobat-dharma on 06 December 2010, 09:10:57 PM
Bro Aryacetana,

Dalam hal ini sulit dikatakan mana yang mempengaruhi yang mana. Mengapa Anda tidak berkesimpulan sebaliknya: Jainisme yang dipengaruhi oleh Buddhisme? Toh, keduanya eksis hampir bersamaan dalam satu periode.

Boleh juga sih sebaliknya, bahkan karena hidup pada masa yang sama, dan sedikitnya bukti sejarah (selain dari Theravada yang mengatakan Mahavira adalah Nigantha Nataputra) ada sejarawan berpendapat bahwa kemungkinan besar Mahavira ya tak lain adalah Sang Buddha itu sendiri. Karena itu disebut sebagai Mahavira disebut sejarawan sebagai 'kontemporer' nya Buddha.  ???

i'm a non-god-ly human being _/\_
it means if gods (of any religions) try to play 'GOD' on me, i will 'HUMAN-ize' them :))

bond

Ngemeng2 Jainisme.  Pernah liat satu Jain temple di Mount Abu, India namanya Dilwala temple. Disana patung Mahaviranya sama dengan bentuk patung Buddha, ujung rambutnya ada kuncungnya yang membedakan yakni matanya terbuka dalam posisi duduk lotus style. Jadi....
Natthi me saranam annam, Buddho me saranam varam, Etena saccavajjena, Sotthi te hotu sabbada

seniya

Quote from: Aryacetana on 08 December 2010, 07:44:17 AM
Dari komentar Bro Seniya, kayaknya Bodhisatva dikaitkan dengan sifat metta karuna, correct me if i'm wrong (cmiiw). :)

Gw pernah baca bahwa yang dimaksud Bodhisattva adalah orang yang SUDAH mencapai pencerahan tapi karena ingin 'menyelamatkan' semua makhluk maka menunda Nibbana/Nirwana karena metta karuna sama semua makhluk. Ini pengertian Bodhisatta dalam Buddhisme BUKAN awal ya Bro? cmiiw

Basic sutta or something else untuk tahu itu Buddhisme awal atau BUKAN awal apa sih Bro? Gw cuma pengen belajar Dhamma sama bro yang senior di sini, gak ada maksud laen. :)

Hehehe... saya bukan senior di sini..... masih newbie jg seperti anda....

Maksud saya dengan Buddhisme awal (early Buddhism) adalah bentuk Buddhisme yang muncul sejak Sang Buddha masih hidup sampai dengan terjadinya perpecahan aliran. Sebenarnya sulit untuk mengetahui bagaimana Buddhisme awal itu, tetapi para ahli menyatakan bahwa semua ajaran Buddha Gotama yang ditemukan dalam semua aliran Buddhis tanpa perbedaan (misalnya dalam Lima Nikaya atau Agama). Lihat pada http://en.wikipedia.org/wiki/Pre-sectarian_Buddhism untuk lebih jelasnya.

Pengertian Bodhisatta (Bodhisattva) sebagai makhluk yang menunda Nirvana berasal dari konsep Mahayana. Hal ini dapat kita temukan dalam sutra Mahayana berjudul Sutra Penjelasan Keadaan Kebuddhaan yang Tidak Terbayangkan:

QuoteSubhuti bertanya, "Apakah kamu telah memasuki realisasi Kearahatan dan selamanya terbebas dari samsara?"

[Manjusri Bodhisattva menjawab,] "Aku telah memasukinya dan keluar darinya."

Subhuti bertanya, "Mengapa kamu keluar darinya setelah kamu memasukinya?"

Manjusri menjawab, "Yang Mulia, anda harus mengetahui bahwa ini adalah perwujudan dari kebijaksanaan dan kearifan seorang Bodhisattva. Ia sesungguhnya memasuki realisasi Kearahatan dan terbebas dari samsara; kemudian, sebagai cara untuk menyelamatkan makhluk-makhluk, ia keluar dari realisasi itu. Subhuti, misalkan seorang pemanah yang ahli merencanakan untuk melukai musuh bebuyutannya, tetapi, karena salah menyangka putra kesayangannya di dalam hutan sebagai musuh, ia menembakkan panah padanya. Putranya berkata, 'Aku tidak melakukan kesalahan apa pun. Mengapa ayah ingin melukaiku?' Seketika itu juga, sang pemanah, yang berlari dengan cepat, mendorong putranya dan menangkap panah itu sebelum ia melukai seseorang. Seorang Bodhisattva adalah seperti ini: untuk melatih dan membimbing para Sravaka dan para Pratyekabuddha, ia memasuki Nirvana; tetapi, ia keluar darinya dan tidak jatuh ke tingkat Sravaka dan Pratyekabuddha. Itulah mengapa tingkat Bodhisattva disebut tingkat Buddha."

Sumber: http://www.wi ha ra.com/forum/content/204-sutra-kebuddhaan.html

Tetapi dalam teks-teks Nikaya (Agama) Sang Buddha menggunakan istilah Bodhisatta untuk menunjuk dirinya sendiri yang belum tercerahkan, misalnya dalam Ariyapariyesana Sutta dari Majjhima Nikaya:

QuotePara bhikkhu, sebelum mencapai penerangan sempurna, sementara saya masih seorang Bodhisatta yang belum mencapai penerangan sempurna, Saya juga, diriku sendiri mengalami kelahiran, usia tua, sakit, kematian, kesedihan dan kekotoran, mencari apa yang mengalami kelahiran, usia tua, sakit, kematian, kesedihan dan kekotoran.

Sumber: http://www.samaggi-phala.or.id/tipitaka/ariyapariyesana-sutta/

Pengertian Bodhisatta sebagai makhluk belum tercerahkan tetapi pasti akan mencapai Pencerahan ini digunakan juga dalam Jataka dan Buddhavamsa.

Mungkin link Wikipedia berikut dapat membantu anda membedakan kedua konsep Bodhisatta tersebut: http://en.wikipedia.org/wiki/Bodhisattva

Well, tidak perlu ditanyakan konsep mana yang benar karena selain OOT, hanya menambah spekulasi dan perdebatan panjang yang melelahkan.....
"Holmes once said not to allow your judgement to be biased by personal qualities, and emotional qualities are antagonistic to clear reasoning."
~ Shinichi Kudo a.k.a Conan Edogawa