G20 impact?

Started by kullatiro, 12 November 2010, 07:45:44 PM

Previous topic - Next topic

0 Members and 1 Guest are viewing this topic.

kullatiro

hmm, melihat berakhirnya G20 di korea apa yah kira kira impact nya bagi international dan bagi indonesia.

QuoteThe G-20's failure to adopt the U.S. stand has underlined Washington's reduced influence on the international stage, especially on economic matters.

Read more: http://www.thestate.com/2010/11/12/1558564/g-20-refuses-to-back-us-push-on.html#RSS=untracked#ixzz154Uq6E62

QuoteJAKARTA: Para pemimpin negara kelompok G-20 sepakat membangun indikator peringatan dini untuk memonitor kebijakan yang memperparah ketegangan nilai tukar mata uang dan mengganggu ketidakseimbangan perdagangan global.

Namun, efektivitas kesepakatan ini masih dipertanyakan. Setelah berkumpul sejak kemarin (11 November), hari ini, para pejabat pemerintah dan kepala negara dari 20 perekonomian terbesar dunia atau disebut kelompok G-20, mengakhiri pertemuan puncaknya di Seoul, Korsel.

Keputusan yang dihasilkan di atas kertas terkesan kurang kongkret dan bertolak belakang dengan kondisi di balik layar.

Dalam komunikenya, seperti dikutip dari Bloomberg, para kepala negara anggota G-20 secara tersirat mendelegasikan tugas mengatasi ketegangan kurs dan ketidakseimbangan perdagangan dunia kepada para menteri keuangannya.

"Para menkeu pada tahun depan akan menggodok paket yang berisi pedoman indikatif untuk mengidentifikasikan ketidakseimbangan ekonomi skala besar dan sejumlah aksi yang diperlukan untuk mengatasinya," tulis komunike itu.

Menteri Keuangan Brasil Guido Mantega mengungkapkan para kepala negara 'menekan' para pejabat pemerintah untuk menghindari manipulasi mata uang.

Mereka mendesak setiap negara untuk lebih hati-hati dalam melemahkan mata uangnya. "[Kepala negara] G-20 memberi sanksi moral terhadap manipulasi mata uang. Pejabat yang memengaruhi mata uangnya akan menghadapi hukuman moral bersama," jelas Mantega seusai menghadiri KTT G-20.

Seorang pejabat pemerintah AS yang tidak mau disebutkan namanya menuturkan pertemuan itu juga menghasilkan suatu konsensus bahwa perubahan kurs akan dilakukan secara bertahap.

Dia juga menyebutkan pemerintah AS menyambut baik perkembangan dalam nilai yuan akhir-akhir ini. Pada hari pertama KTT G-20, Presiden AS Barack Obama dan Presiden China Hu Jintao mengadakan pertemuan bilateral selama 80 menit.

Menurut seorang staf Gedung Putih yang ikut serta di dalamnya, topik yang mendominasi diskusi kedua kepala negara itu adalah soal mata uang.

Stephen Roach, Chairperson Non-eksekutif Asia untuk Morgan Stanley, menilai kesepakatan G-20 kali ini akan mengubah fokus perselisihan antara AS-China terkait dengan nilai tukar yuan yang telah mengganggu hubungan ekonomi kedua negara tersebut.

"Ini memberikan kerangka yang jauh lebih bermanfaat untuk mengatasi ketidakseimbangan global. Kesepakatan ini adalah alternatif yang lebih bisa diandalkan ketimbang mencoba mengatasi persoalan multilateral dengan perselisihan bilateral," katanya.

Namun, Aviliani, ekonom Institute for Development of Economics and Finance (Indef), tidak meyakini China akan mempercepat apresiasi yuan. Kalau lebih diperkuat, ekspor China akan menjadi tidak menarik dan impor akan makin tinggi.

"Kesepakatan G-20 bukan suatu kemajuan. Setiap negara pasti akan menyelamatkan diri masing-masing. Masalah yang dihadapi Asia dan negara maju itu beda. Jadi menurut saya, [anjuran] G-20 tidak akan efektif," paparnya.(luz)

http://web.bisnis.com/keuangan/ekonomi-internasional/1id219725.html