Kendalikan Rokok, Cara Jitu Entaskan Kemiskinan

Started by F.T, 12 November 2010, 07:14:51 PM

Previous topic - Next topic

0 Members and 1 Guest are viewing this topic.

F.T

detikcom - Jakarta, Sebagian besar perokok di Indonesia adalah golongan masyarakat yang berada di bawah garis kemiskinan. Karena itu, cara mengentaskan kemiskinan pun cukup dilakukan dengan mengedalikan rokok yang mereka konsumsi setiap harinya.

"Apabila kita ingin mengentaskan kemiskinan, masalah rokok harus ditanggulangi sebaik-baiknya," kata Ketua Komisi Nasional Pengendalian Tembakau, Farid Anfasa Moeloek, dalam jumpa pers usai bertemu Wakil Presiden Boediono di Kantor Wapres, Jl Medan Merdeka Selatan, Jakarta Pusat, Jumat (12/10/2010).

Menurut Moeloek, rokok masuk dalam daftar konsumsi masyarakat miskin nomor dua setelah padi-padian. Biaya yang dikeluarkan untuk membeli rokok ini bahkan lebih besar dari ongkos pendidikan bagi anak-anak mereka.

Besarnya uang yang dialokasikan untuk membeli rokok membuat mereka tidak bisa membeli makanan-makanan yang bergizi. Sehingga, dampak rokok pun merembet kepada menurunnya kualitas perkembangan anak-anak keluarga miskin.

"Jadi anak-anak yang seharusnya mendapat protein, dapat daging, telur, ini tidak dapat. Hal itu akan membuat kerusakan pada otak anak yang sedang berkembang. Mereka akhirnya tidak bisa menjadi orang-orang yang pandai," kata mantan Menteri Kesehatan itu.

Peneliti Lembaga Demografi Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia (UI) Abdillah Ahsan, pada kesempatan yang sama mengatakan, 60 persen rumah tangga dari 34 juta penduduk miskin mengalokasikan pengeluarannya untuk membeli rokok. Bila dihitung secara individu, jumlah perokok dari golongan miskin itu berjumlah 12 juta, atau 30 persen dari 34 juta penduduk miskin.

Ia juga menjelaskan, dampak rokok bisa membuat orang miskin selamanya akan miskin. "Bayangkan saja, orang miskin merokok lalu sakit. Untuk berobat duit sendiri nggak punya terus meminjam. Akhirnya dia terjebak dalam kemiskinan," tutupnya.


Save the Children & Join With :
Kasih Dharma Peduli ~ Anak Asuh
May all Beings Be Happy


Contact Info : Kasihdharmapeduli [at] [url="//yahoo.com"]yahoo.com[/url]

kullatiro

hayo angat tangan siapa di dc yang masih merokok yahh?

kullatiro


johan3000

Korupsi/Koruptor

jauh lebih berbahaya dari asap ROKOK..........

ingat ituuuuu..........
Nagasena : salah satu dari delapan penyebab matangnya kebijaksanaan dgn seringnya bertanya

Kristin_chan

Quote from: johan3000 on 12 November 2010, 09:42:42 PM
Korupsi/Koruptor

jauh lebih berbahaya dari asap ROKOK..........

ingat ituuuuu..........

Perokok bersuara...
Be kind whenever possible. It's always possible.

andry

hal tersebut pernah masuk dalam 10 prioritas ekonomi di indonesia, dan jika tidak salah, peringkat rokok termasuk peringkat 5 besar.

Jika semua masyarakat berhenti merokok,-pabrik rokok tutup-karyawan berhenti-tingkat kriminalitas meningkat. kecuali pemerintah sudah menyiapkan subtitute nya, baik dr segi pekerjaan dan kebijakan2.

Ada baiknya di Indonesia ini tidak segala sesuatunya di generalisir.
Samma Vayama

Adhitthana

  Aku akan mengalami Usia tua, aku akan menderita penyakit, aku akan mengalami kematian. Segala yang ku Cintai, ku miliki, dan ku senangi akan Berubah dan terpisah dariku ....

johan3000

Quote from: Kristin_chan on 12 November 2010, 09:47:21 PM
Perokok bersuara...

apa beda perokok dgn koruptor ?

ohhh kalau perokok itu bayar pajak didepan (cukai rokok),
sedangkan koruptor MELAHAP SEMUAnya..........

penerimaan cukai dpt diketahui,
sedangkan kebocoran korupsi tidak diketahui =))

Nagasena : salah satu dari delapan penyebab matangnya kebijaksanaan dgn seringnya bertanya

johan3000

QuoteIa juga menjelaskan, dampak rokok bisa membuat orang miskin selamanya akan miskin.
=))

tinggal dicari aja, adakah orang miskin yg perokok menjadi kaya ?
Nagasena : salah satu dari delapan penyebab matangnya kebijaksanaan dgn seringnya bertanya

ryu

Quote from: johan3000 on 12 November 2010, 11:41:17 PM
=))

tinggal dicari aja, adakah orang miskin yg perokok menjadi kaya ?
keknya banyak tuh. terlalu menggeneralisir
Janganlah memperhatikan kesalahan dan hal-hal yang telah atau belum dikerjakan oleh diri sendiri. Tetapi, perhatikanlah apa yang telah dikerjakan dan apa yang belum dikerjakan oleh orang lain =))