Penghakimam warga terhadap perampok. Bolehkah???

Started by jimi, 16 March 2008, 08:13:40 AM

Previous topic - Next topic

0 Members and 2 Guests are viewing this topic.

jimi

Namo Buddhaya, _/\_

Rekan2 se-dharma, belakangan ini kita melihat semakin merebaknya aksi perampokan di jalanan. Kawanan perampok biasanya menggunakan motor dan mengincar perhiasan, dompet, tas maupun motor yg dikendarai korban. Tak jarang pula terjadi aksi perampokan yg tidak segan2 melukai korbannya.

Tetapi sepandai-pandainya tupai melompat, akhirnya akan jatuh juga. Sepintar2nya kawanan perampok beraksi, sekali2 pasti akan tertangkap warga. Nah, kalo sudah tertangkap, maka kawanan perampok yg biasanya berjumlah 2 orang tersebut akan menjadi bulan2an warga. Dihajar sampai babak belur, tidak jarang ada dihakimi sampai mati ditempat, ada juga yg dibakar hidup2.

Yg menjadi pertanyaan saya adalah bagaimana pandangan Buddhist ttg aksi warga menghakimi kawanan perampok tersebut? Karena kalau tidak dihajar, perampokan akan semakin merajalela. Kalo dihajar, kita merasa kasihan melihat kawanan perampok yg biasanya relatif masih muda itu babak belur, bahkan terkadang sampai mati (istilahnya: perampok juga manusia). Mohon pencerahan dari rekan2 sekalian...

FZ


F.T

Dalam buddhist di ajarkan cinta kasih kepada semua mahkluk, Jadi kalau di pandang dari sudut buddhist tindakan main hakim sendiri tentu merupakan perbuatan yang tidak baik. Ada baiknya melakukan pendekatan2 yang positif dengan memberikan pengertian bahwa tindakan rampok itu adalah salah. Tapi ini tentu hanya teori belaka, dalam prakteknya tidaklah semudah itu.

Bro Jimi, mengatakan jika perampok2 tidak di hajar, maka perampokan makin merajalela ? ... mungkin keliru juga, karena setiap tahun perampokan malah semakin merajalela. Berarti menghajar perampok tersebut bukanlah solusi untuk mengurangi tindakan kriminal ini.

Sebenarnya hal ini kembali lagi kepada kesejahteraan rakyat, kalau rakyat sejahtera maka tentu tindakan kriminal bakal berkurang. Pemerintah sendiri kurang peduli, jadi inilah akibatnya. Apalagi bahan2 pokok sekarang semakin mahal, perut rakyat keroncongan, demi makan apa saja tentu mereka lakukan.

yah semoga kedepannya rakyat lebih di perhatikan oleh pemerintah dan hidup sejahtera, dengan begini tindakan kriminal seperti perampokan dapat berkurang  ...


Save the Children & Join With :
Kasih Dharma Peduli ~ Anak Asuh
May all Beings Be Happy


Contact Info : Kasihdharmapeduli [at] [url="//yahoo.com"]yahoo.com[/url]

Hendra Susanto

hmm... dikasih pengertian klo br pertama kali ngerampok trus ketangkep masih bisa. cuma klo uda bekali2 ngerampok ketangkep percuma dikasih pengertian, wong dianya malas mao enaknya aja... jd hukum masyarakat berguna sebelum diserain ke jalur hukum.


jimi

Memang salah satu penyebabnya adalah rendahnya kesejahteraan rakyat. Tetapi kalau kita lihat kebanyakan perampok menggunakan hasil rampokan utk berfoya2, mabuk2an, judi, narkoba, dsb... bukan kepepet utk memenuhi kebutuhan hidup. Dan sepertinya mereka sendiri susah utk menerima nasehat orang lain...

Kalau mereka tertangkap, diberi pengarahan, mereka cuma mengangguk-anggukkan kepala saja, kalau mereka bebas kembali, mereka kembali ke habit semula. Dijebloskan ke sel berkali-kali pun sama saja, mereka akan kembali ke habit semula. Mereka diberi kerjaan tidak mau, mereka kayaknya sudah nyaman hidup dari hasil merampok tsb. Jadi bagaimana seharusnya kita bersikap kalau orang2 seperti ini ketangkap merampok? :-?

FZ

Quote from: jimi on 17 March 2008, 07:13:29 AM
Quote from: FoxRockman on 16 March 2008, 09:01:14 AM
Jalan tengah ...


Maksudnya gimana bro???

Maksudnya.. sesuatu yang berlebihan itu tidak baik..
Seperti yang telah diuraikan di atas, sesuatu yang berlebihan seperti membunuh para perampok juga tidak akan menyelesaikan masalah. Perampok akan bertambah banyak karena tingginya angka kemiskinan. Terlepas dari sifat lobha dan adanya sifat klepto intinya, sapa seh yang mau merampok kalau dia sudah sejahtera.

Dalam hal ini perampok juga akan berpikir untuk gambling. Karena dililit kemiskinan, suatu saat dia juga akan mati kalau tidak berbuat sesuatu walau perbuatan yang dilakukan dia tahu salah. Makanya perampok akan gambling untuk mencoba merampok walau resiko nya besar. Kalau berhasil merampok dia bisa survive, kalau tidak berhasil maka dia akan sengsara sama halnya dengan jika dia tidak melakukan apa2.

Jadi solusinya, adalah tinggikan angka kesejahteraan dengan pendidikan, dll.
Ya itu secara teorinya, tapi prakteknya masih susah dijalankan di Indonesia karena dibutuhkan perbaikan manajemen dari pemerintah dulu, agar tidak ada penyunatan dana dan dana jatuh ke orang yang tepat dan membutuhkan.



FZ

Quote from: jimi on 17 March 2008, 07:43:06 AM
Memang salah satu penyebabnya adalah rendahnya kesejahteraan rakyat. Tetapi kalau kita lihat kebanyakan perampok menggunakan hasil rampokan utk berfoya2, mabuk2an, judi, narkoba, dsb... bukan kepepet utk memenuhi kebutuhan hidup. Dan sepertinya mereka sendiri susah utk menerima nasehat orang lain...

Kalau mereka tertangkap, diberi pengarahan, mereka cuma mengangguk-anggukkan kepala saja, kalau mereka bebas kembali, mereka kembali ke habit semula. Dijebloskan ke sel berkali-kali pun sama saja, mereka akan kembali ke habit semula. Mereka diberi kerjaan tidak mau, mereka kayaknya sudah nyaman hidup dari hasil merampok tsb. Jadi bagaimana seharusnya kita bersikap kalau orang2 seperti ini ketangkap merampok? :-?
Kalau ini karena faktor kebiasaan. Makanya tadi pada jawaban yang telah diuraikan, saya tegaskan terlepas dari faktor lobha tadi. Faktor lobha ini muncul karena pemikiran yang salah. Seperti dengan merampok, saya bisa hidup dan berfoya2 koq. kenapa harus bekerja ? Ya merampok saja. Untuk mengubah pola pikir di bawah ini juga dibutuhkan "pendidikan". Pendidikan di sini kaitannya dengan pembangunan spritual di samping pendidikan yang sifatnya skill agar mereka memiliki ketrampilan yang dapat dijual ke masyarakat



jimi

hmm... penjelasan yg masuk akal dan bijaksana bro... anumodana _/\_

FZ


ryu

Konsekuensi hukum karma, berani berbuat berani tanggung jawab, berani merampok harus juga berani menerima akibat di hakimi massa heehehehehe
Janganlah memperhatikan kesalahan dan hal-hal yang telah atau belum dikerjakan oleh diri sendiri. Tetapi, perhatikanlah apa yang telah dikerjakan dan apa yang belum dikerjakan oleh orang lain =))

CengHauNan

Quote from: ryuKonsekuensi hukum karma, berani berbuat berani tanggung jawab, berani merampok harus juga berani menerima akibat di hakimi massa

Setuju :whistle: ;D

Seharusnya sih ga dihakimi sendiri. Kan ada hukum yg mengatur hal itu. Cuma kl nangkep perampok tp perampoknya ga diapa-apain juga kurang sreg  ^-^ Jadi kl mau pukul ga usah sampe babak belur deh. Ditamparin 10x jg cukup  :whistle:  :)) *becanda* ^:)^

EVO

pas aku keluar rumah....ada 2 co boncengan honda
dia menjabret hp seorang ce,yang pada saat itu sedang di bonceng ibunya...
pada saat co itu menjambret hpnya si ce jatuh...dan mati :(
si penjabret yang satunya ikut terjatuh ..langsung mati juga.. :( :(
si ibu yang melihat anaknya mati...langsung mati di tempat juga karna kena serangan jantung.... :( :( :(
sementara yang penjabret satunya di kejar maasa...dan kena hajar..dan mati juga.. :( :( :( :(
gara-gara sebuah hp 4 nyawa melayang begitu saja...di jalan yang sama.....siapa kah yang salah??? :o
kalau si penjabret tdk melihat tuh ce pegang hp tentu tdk ada kejadian ini...kalau si peneplon tdk menelpon atau mengangkat telp tdk ada kejadian ini...kalau tdk ada pembuat hp..pasti tdk ada kejadian ini :)) :))
ini lah hukum sebab akibat....yang tidak bisa kita hindarin dalam kehidupan kita kecuali kita sudah terbebas....
kamma....oh....kamma.....

jimi

Quote from: CengHauNan on 18 March 2008, 02:14:49 PM
Quote from: ryuKonsekuensi hukum karma, berani berbuat berani tanggung jawab, berani merampok harus juga berani menerima akibat di hakimi massa

Setuju :whistle: ;D

Seharusnya sih ga dihakimi sendiri. Kan ada hukum yg mengatur hal itu. Cuma kl nangkep perampok tp perampoknya ga diapa-apain juga kurang sreg  ^-^ Jadi kl mau pukul ga usah sampe babak belur deh. Ditamparin 10x jg cukup  :whistle:  :)) *becanda* ^:)^

Biasanya kalo 1 orang nampar sekampung reflek ikut nampar, jadi tinggal dikali 10x aja bro. Kira2 jadi apa tuh perampoknya =))

Fei Lun Hai

Quote from: jimi on 21 March 2008, 08:20:36 AMBiasanya kalo 1 orang nampar sekampung reflek ikut nampar, jadi tinggal dikali 10x aja bro. Kira2 jadi apa tuh perampoknya =))

Jadi tahu ancur atau tempe gepeng?  :-?  :)) :)) :))
your life simple or complex is depend on yourself