Nagarjuna dan Asanga dan Vasubandhu dll tidak menulis sutra.
Memangnya pernah lihat ada "Sutra Teratai Biru karangan Acharya X" ? Justru karena Sutra tidak ketahuan siapa penulisnya, maka diatrributkan terhadap Buddha, bahwa ini adalah khotbah Buddha (konon katanya begitu)
Yang mereka tulis adalah karya sastra, buku, mirip Visuddhi Magga. Dan tidak dianggap kanon.
Menurut saya lebih tepat disebut kitab komentar.
Dalam hal ini contohnya Nagarjuna menulis Mulamadhyakarika, bisa dianggap komentar terhadap Prajna Paramita Sutra. Sedangkan Chandrakirti menulis Madhyamakavatara yang adalah kitab komentar terhadap Mulamadhyakarika.
Mengenai isinya, sejalan dengan ucapan Buddha. Jika ada yang bertanya kenapa harus ditulis, apakah Buddha mengajar kurang sempurna sehingga harus disempurnakan?
Lah kalau saya menulis buku tentang anatta memakai konsep baru biologi tentang sel, yang baru ada di abad ke-20, atau memakai teori atom proton elektron, apakah itu menyempurnakan? Saya tidak menganggap itu menyempurnakan, tetapi hanya menambah sudut pandang baru bagi argumentasi bahwa anatta itu benar.
Begitu juga Nagarjuna dan lain lain, menulis karyanya untuk hal tersebut. Dan juga di masa itu banyak aliran-aliran agama lain dan Buddhisme waktu itu selalu berinteraksi dan berdebat mengenai doktrin dengan mereka. Argumen dalam karya mereka itu banyak yang ditujukan untuk membantah pandangan agama lain juga (yang menerima atman)