Allah berfirman "Kami telah membangkitkan seorang Rasul pada tiap bangsa dalam setip zaman".
sejak zaman nabi adam hingga zaman nabi muhammad saw, ada sekitar 66.000 nabi. dan 24.000 Rasul.
inilah yang menjadi landasan, mengapa umat islam meyakini bahwa siapapun orang bijaksana yang menjadi pencerah pada suatu kaum yang inti ajarannya adalah Tauhid, maka sudah pasti dia adalah seorang nabi.
banyak sekali umat Islam yang tidak memahami ajaran sang Buddha, sehingga kelompok ini tidak menganggap sang Buddha sebagai nabi, sebaliknya justru menganggap sang Buddha sebagai manusia kafir dan musyrik. mereka berakata, "Bagaimana orang berperut buncit seperti itu bisa menjadi bijaksana?" atau "Bagaimana orang yang meninggalkan tanggung jawab, lari dari anak istri untuk mencari ksenangan sendiri di dalam hutan bisa menjadi panutan?" atau mereka berkata, "Umat Buddha menyembah patung buddha." inilah contoh pemahaman yang dangkal dari sebagian kelompok muslim terhadap agama Buddha. biasanya, yang berpandangan demikian adalah kelompok wahabi.
sedangkan kelompok muslim yang mengakui sang Buddha sebagai nabi adalah kelompok Aswaja dan syiah. di aswaja, yang meyakini sang Buddha sebagai nabi sekitar 50 % saja. tapi di syiah, yang meyakini buddha sebagai nabi lebih dari 95 %, menurut perkiraan saya. Mereka tidak sungkan untuk mempelalajari ajaran-ajaran sang Buddha.
Ketika mempelajari ajaran-ajaran sang Buddha, dlam cara memahaminya tidak terlepas dari latar belakang pengetahuan yang dimilikinya. Kaum wahabi yang berlatar belakang ajaran Khawarij, kemudian membandingkan ajaran sang Buddha dengan dengan ajaran Islam yang mereka anut. lalu lahirlah kesimpulan "sang Buddha itu tidak lain hanyalah manusia kafir". dia memandang, bahwa ajaran sang Buddha dengan ajaran Muhammad berbeda jauh, seprti jauh dari bumi ke langit. mengenai hal ini, sangat sependapat dengan umumnya pendapat umat Buddha, karena umumnya ajaran Islam yang difahami oleh umat Buddhis ini adalah ajaran wahabi. terutama dalam hal Reinkarnasi, dalam ajaran Islam wahabi, reinkarnasi (tumimbal lahir) adalah sesuatu yang tidak mungkin. dan barang siapa yang mempercayai reinkarnasi adakan dianggap telah murtad dari Islam.
berbeda halnya dengan kaum syiah dan aswaja, ketika mempelajari ajaran sang Budda, kemudian mereka membandingkan dengan ajaran Islam yang mereka fahami. kemudian lahirkan kesimpulan bahwa sang Buddha itu adalah Nabi, karena intisari yang diajarkannya adalah Tauhid sebagaimana ajaran samawi. Ulama besar yang berpengaruh di dalam syiah, yakni Ali Syariati menyatakan "akhlak sang Buddha serupa dengan akhal Muhammad." pernyataan yang sangat diterima oleh kaum muslimin dari kelompok syiah, tapi tidak diterima oleh wahabi dan umat buddhis itu sendiri.
ajaran sang Buddha dengan ajaran Islam versi syiah banyak kesamaannya. sebagai contoh mengenai Reinkarnasi. dalam ajaran syiah, kebenaran reinkarnasi diakui. hanya dalam Islam syiah tentunya ajaran reinkarnasi tidak disebut dengan reinkarnasi, rebirt, atau tumimbal lahir, tetapi disebur Raj`ah. secara bahasa Raj`ah berarti "yang kembali lagi". ini sinkron dengan ajaran sang Buddha, hanya perbedaan istilah saja. Tetapi, tentunya hal ini sangat ditentang oleh umumnya umat Buddha, karena ketidak fahaman mereka terhadap ajaran Islam syiah adalah sebagaimana ketidak fahaman muslim wahabi terhadap agama Buddha.