Seberapa yakinkah Anda mampu merealisasi nibbana ?

Started by Surya S, 21 September 2010, 02:13:27 PM

Previous topic - Next topic

0 Members and 1 Guest are viewing this topic.

hendrako

Seyakin-yakin-nya seseorang merasa mampu mencapai Nibbana,
Yang jelas,
orang tersebut pastinya belum mencapai Nibbana.
yaa... gitu deh

Surya S

Quote from: raynoism on 22 September 2010, 04:56:55 PM
Quote from: Surya S on 22 September 2010, 04:05:02 PM
Kalau lihat dari penjelasannya, berarti nibbana = samsara dong !

ya itu menurut saya lho, maklum pemula
kalo saya sih keyakinan itu perlu karena masuk dalam iddhipada.
yakin saja belum tentu bisa kok apalagi tidak,
kalau saya memang nda inginnya jadi bodhisatta..ha3,,jadi nda mau suci dulu

Saya salut dengan pemahaman anda spt itu.  :)

Surya S

Quote from: hendrako on 22 September 2010, 09:59:20 PM
Seyakin-yakin-nya seseorang merasa mampu mencapai Nibbana,
Yang jelas,
orang tersebut pastinya belum mencapai Nibbana.
Saya pikir pancabala tidak sembrono menempatkan Saddha di urutan pertama.  ;D

hendrako

Quote from: Surya S on 23 September 2010, 09:41:48 AM
Quote from: hendrako on 22 September 2010, 09:59:20 PM
Seyakin-yakin-nya seseorang merasa mampu mencapai Nibbana,
Yang jelas,
orang tersebut pastinya belum mencapai Nibbana.
Saya pikir pancabala tidak sembrono menempatkan Saddha di urutan pertama.  ;D

Dalam Pancabala, Saddha adalah keyakinan terhadap Buddha yang mencapai penerangan sempurna, bukan keyakinan bahwa saya "pasti" mencapai Nibbana dalam kehidupan ini.
Buddha justru mengajarkan ketidakpastian dalam kehidupan, hanya mati yang pasti.
Yang penting adalah praktek, tidak peduli akan mencapai Nibbana dengan cepat atau bahkan harus ribuan atau jutaan kelahiran lagi, yang jelas harus praktek dan yang harus diyakini adalah praktek itu sendiri. Ajahn Chah memberikan ilustrasi dengan menanam pohon cabai, kewajiban si petani adalah menyirami, memupuk dan merawat pohon, pohon akan tumbuh, berbunga, dan berbuah dengan kecepatannya sendiri. Petani tidak dapat memaksa pohon untuk berbuah dalam waktu sehari. Berbuahnya pohon tergantung pada banyak sebab, dan si petani hanya bisa berusaha membangun sebab, pohon akan berbuah dengan alami. Seyakin2nya petani bahwa pohon akan berbuah dalam waktu 3 bulan, pohon tetap akan berbuah pada waktunya secara alami, sebaliknya pada saat pohon telah berbuah, si petani juga tidak dapat berharap bahwa pohon jangan berbuah.
yaa... gitu deh

Surya S

Thanks bro Hendrako.

Kesimpulan saya : jawabanmu adalah f.  ;D

Dhammapada

saya rasa jika hanya yakin tdk beguna yakin percaya akan mencapai nibbana?
tp beda jika dgn tekat atau aditha(slh ya tlsnya?) sbg umat buddha  tujuan terakhir  adalah Nibbana
"Jikalau Tuhan adalah penyebab dari semua yang terjadi, apalah gunanya usaha keras/pengorbanan manusia?"

[Asvaghosa, Buddha-carita 9, 53]

Surya S

Thanks atas tanggapannya, bro Dhammapada.

Jawabannya jatuh kemana ?  :-?

Dhammapada

#22
ya intihnya ajaran sang buddha untuk merelalisasikan nibbana
jd mau percaya/yakin/tidak tdk penting karna tujuanya kita adalah nibbana
seperti org mau ke pasar , sy yakin kita terplu yakin ke pasar tp tujuan ke pasar terlebih dahulu , soal percaya tdk nomor sekian dhe hehe^^
a.yakin ke pasar untuk membeli sayur tp tauny2 ke pasar malah jajan yg llain
b.tujuan ke pasar membeli sayur jd ke pasar utamnya beli sayur dulu( di sni maknya sy katakan perlu aditha(ada yg bs koreksi)/ tekat kuat untuk mencapai tujuan itu)
c.atau yakin+tujuan+tekat yg kuat
_/\_
"Jikalau Tuhan adalah penyebab dari semua yang terjadi, apalah gunanya usaha keras/pengorbanan manusia?"

[Asvaghosa, Buddha-carita 9, 53]

Surya S