bagaimana logika nya klo ada pernyataan ini ?

Started by dipasena, 25 August 2010, 11:16:16 AM

Previous topic - Next topic

0 Members and 1 Guest are viewing this topic.

dipasena

saya ada menerima postingan dr umat kr1sten, kira2 gini tulisan nya "ah ASI ku keluar setiap jam nya, terimakasih tuhan"... itu sebagai bentuk syukur dia kepada tuhan karena setiap jam ia memeras ASI nya di tempat kerja yg kemudian di letakkan di botol...

klo ngikut logika/pemikiran seperti itu :
- Apakah ASI keluar karena tuhan yg ngasih ?

- Apakah tuhan bertanggung jawab jg dengan ibu yg ASI nya tidak keluar ? (tuhan tidak memberikan ASI pd ibu itu, apa ga kasihan bayi nya, ok klo dari kalangan berada bs beli susu bubuk/kaleng, gmn klo dr kalangan bawah, uang dr mana beli susu bubuk/kaleng, ada nya ketidakberesan dan ketidakadilan)

- Apakah ibu yg tidak percaya pada si tuhan umat kr1sten tersebut juga bakal di lancarkan ASI nya ato dihukum ASI nya tidak keluar ? kenyataan nya, banyak ibu2 ASI nya lancar2 aja, walau ada juga ibu2 yg ASI nya tidak keluar dan kesemuan itu berbeda keyakinan ma umat kr1sten tersebut...

apakah logika umat kr1sten itu bs dikatakan "lebay"/"hiperbola"/"berlebih-lebihan" seakan si tuhan dia yg memberikan ASI tersebut... logika yg aneh...

dhammadinna

Apakah tiga pertanyaan/logika itu adalah pemikiran TS setelah mendengar pernyataan ibu itu?

Terlepas dari tiga hal itu, pernyataan ibu tersebut oke-oke aja. Itu adalah ungkapan rasa syukurnya. Gak usa terlalu dianalisis. Nanti jadi perbandingan agama lagi...

signoria

 klo dr kalangan bawah, uang buat beli susu bubuk/kaleng yah dikasih tuhan.
kl ga dikasih kasih itu artinya tuhan lg sibuk.
hahahahahha ;D

dipasena

Quote from: Mayvise on 25 August 2010, 11:22:49 AM
Apakah tiga pertanyaan/logika itu adalah pemikiran TS setelah mendengar pernyataan ibu itu?

Terlepas dari tiga hal itu, pernyataan ibu tersebut oke-oke aja. Itu adalah ungkapan rasa syukurnya. Gak usa terlalu dianalisis. Nanti jadi perbandingan agama lagi...

justru itu yg ingin sy lakukan... kenapa sy ingin melakukan ? karena ada logika yg janggal atas pernyataan itu...

dhammadinna

logika itu sih uda sering saya dengar... Misalnya waktu itu saya bilang, "ih liat tuh awannya bagus", trus teman saya bilang: "tuhan memang luar biasa bisa membuat sesuatu seindah itu". Ya uda, saya iya kan aja. Sudah hal yang biasa sih kalo terjadi perbedaan ketika melihat sesuatu dari sisi agama. Kalo saya sih, biarkan saja gak usa dibahas karena memang pasti berbeda...

dipasena

sis, sy sangat2 sering mendengar hal2 seperti itu... awal nya sih it's ok, lama2 jd not gut... klo itu bentuk syukur dia, apa perlu bentuk syukur itu dilakukan dengan cara menyatakan ke khayalak ramai ?

yg aa tangkap, itu ada maksud tertentu dr pernyataan syukur itu... salah satu nya adalah menyatakan kehebatan tuhan nya kepada khayalak ramai, untuk apa ? mungkin sis bs bantu menjawab ?

dhammadinna

Quote from: dhanuttono on 25 August 2010, 11:47:09 AM
sis, sy sangat2 sering mendengar hal2 seperti itu... awal nya sih it's ok, lama2 jd not gut... klo itu bentuk syukur dia, apa perlu bentuk syukur itu dilakukan dengan cara menyatakan ke khayalak ramai ?

yg aa tangkap, itu ada maksud tertentu dr pernyataan syukur itu... salah satu nya adalah menyatakan kehebatan tuhan nya kepada khayalak ramai, untuk apa ? mungkin sis bs bantu menjawab ?

jangan ditangkap dong a' ;D hehee... kidding... Memang sih saya juga rada parno kalo ada yang bicara seperti itu, lalu muncul pikiran: "wah ini sengaja nih pasti. Uda tau saya buddhis kok ngomongnya begitu, di depan saya". Jadi curigation. Itu biasa kok, mungkin trauma pasca 'diberitakan kabar gembira'.

Dalam kasus ibu itu, bisa aja ibu itu gak ada maksud apa-apa. Tiba-tiba terlontar kata-kata demikian sesuai keyakinannya. Tapi kita aja yang uda parno duluan... (saya bicara begini karena memang sering parno ahaha :)) )

dipasena

Quote from: Mayvise on 25 August 2010, 11:58:43 AM
Quote from: dhanuttono on 25 August 2010, 11:47:09 AM
sis, sy sangat2 sering mendengar hal2 seperti itu... awal nya sih it's ok, lama2 jd not gut... klo itu bentuk syukur dia, apa perlu bentuk syukur itu dilakukan dengan cara menyatakan ke khayalak ramai ?

yg aa tangkap, itu ada maksud tertentu dr pernyataan syukur itu... salah satu nya adalah menyatakan kehebatan tuhan nya kepada khayalak ramai, untuk apa ? mungkin sis bs bantu menjawab ?

jangan ditangkap dong a' ;D hehee... kidding... Memang sih saya juga rada parno kalo ada yang bicara seperti itu, lalu muncul pikiran: "wah ini sengaja nih pasti. Uda tau saya buddhis kok ngomongnya begitu, di depan saya". Jadi curigation. Itu biasa kok, mungkin trauma pasca 'diberitakan kabar gembira'.

Dalam kasus ibu itu, bisa aja ibu itu gak ada maksud apa-apa. Tiba-tiba terlontar kata-kata demikian sesuai keyakinannya. Tapi kita aja yang uda parno duluan... (saya bicara begini karena memang sering parno ahaha :)) )

wah klo pake kata "tiba2" ato "tidak sengaja" berarti orang itu pengendalian diri nya kurang... hahaha... anggap demikian, tentunya bole donk klo aa analisa dikit, termasuk bagaimana dengan posisi ibu yg ASI nya tidak keluar ?
berarti harus bersyukur jg dunk, kira2 gini :

"Ah ASI ku ga keluar, terimakasih tuhan..."

bukan nya di ajaran mereka seharusnya begitu, jangan cuma pas dapat keberuntungan baru bersyukur untuk menyatakan "kuasa sang tuhan" seharusnya ketika dapat ketidakberuntungan pun kudu bersyukur untuk menyatakan "kuasa sang tuhan" cukup adil & logis bukan ?

tapi kenapa tidak dilakukan ?

karena jika dilakukan berarti menyatakan tuhan nya punya niat/kuasa buruk, hampir sama seperti sosok yg mereka ciptakan yaitu iblis/setan... nah loh, jd kambing hitam lg si iblis/setan nya... hahaha... inti yg bs ditangkap adalah mereka ingin menyatakan "kuasa tuhan" mereka yg luar biasa dari setiap kejadian baik/beruntung yg ada... jd itu bs menjadi faktor untuk promosi, hal ini bukan "parno"... sy pernah mendengar maksud & tujuan itu dari salah satu pendeta... salah satu ucapan populer yaitu "puji tuhan"... mestinya klo usaha bangkrut/anak gadis diperkosa orang/istri selingkuh/anggota keluarga ditabrak truk... mereka kudu ngomong "puji tuhan"...

hatRed

Mungkin maksudnya segala musibah itu karena pilihan manusia sendiri

terus kalo contoh ibu2 tadi, dia itu sebelummnya gak dapet ASI karena dia pikir nasib dia, terus dia berdoa sama Tuhannya en dapet ASI jadinya dia merasa doanya terkabul mungkin.. jadi bersyukur gitu...
i'm just a mammal with troubled soul



dhammadinna

#9
 [at]  a'Tono, membalas reply sebelumnya.

Wah ini seharusnya dijawab sama mereka yang berkapasitas menjawabnya nih. Tapi saya mau cerita aja dikit. Dulu kan saya skul di skul ka****k. Trus guru agama ka****k saya cerita tentang rasa syukur dalam keadaan yang buruk. Dia bercerita bahwa dulu dia pernah apes banget. Dalam keadaan miskin, istrinya meninggal. Uda gitu anaknya sakit-sakitan (sakit, sembuh, sakit lagi, sembuh, sakit lagi). dsb. Dia cerita bahwa awalnya dia berdoa: "Tuhan tolong sembuhkan anak saya, bantu saya, dsb." setiap hari dia berdoa seperti ini tapi keadaannya tetap begini. Lama-lama dia protes, "Tuhan mengapa begini? mengapa saya sudah mengabdi untukmu, menuruti perintahmu, tapi mengapa saya susah sekali?". Tapi setelah sekian lama akhirnya dia berdoa, "terima kasih Tuhan karena istri saya meninggal. Terima kasih Tuhan karena anak saya sakit-sakitan. Terima kasih Tuhan karena saya miskin."

Guru saya ini menceritakan tentang "menerima kenyataan". Walaupun hidupnya tidak terlalu berubah tapi dengan menerima kenyataan, hidupnya jadi terasa lebih mudah.

IMO, guru saya ini berpikir dalam kerangka pemikiran benar. Bahwa doa belum tentu merubah keadaannya tapi dengan menerima kenyataan, hidupnya terasa lebih mudah.

Intinya, semua orang, terlepas dari agama apa pun dia (termasuk kita), kalo sedang apes-apesnya, pasti sampai pada satu titik 'tidak menerima' atau 'menerima' kenyataan. Tapi menerima kenyataan yang buruk tidak mudah, butuh waktu dan kebesaran hati.

Tapi kalo misalnya berpikir bahwa Tuhan adalah penyebab ada ASI atau gak. Tuhan adalah penentu segalanya, semua ada di dalam rencana Tuhan. Tentu sudah keluar dari kerangka Buddhism (dengan asumsi Tuhan adalah sosok personal/pribadi yang mengatur segalanya).

K.K.

 [at]  Aa Tono

Kita tidak menyebutnya sebagai iman jika memang bisa dibuktikan dengan logika.


dipasena

sis... anda menguraikan, bahwa "doa belum tentu merubah keadaannya tapi dengan menerima kenyataan" dari cerita guru sekolah anda, nah yg jd permasalahan, kenapa mereka (nasrani) tidak mau melakukan hal seperti itu, cukup seperti itu, walau pun ia membutuhkan bantuan/pertolongan secara psikologi tidak perlu menyatakan ke publik...

penyampaian suatu hal ke publik, pasti di dasari suatu tujuan, seperti agar publik mengetahui dan lainnya... berdoa/bersyukur adalah bentuk hubungan secara vertikal ke tuhan (dalam pengertian nasrani) apa perlu di gembar gemborkan ?

dari cerita sy, bentuk syukur ibu yg bs mengeluarkan ASI apakah ada hubungan dengan proses menerima dan tidak menerima kenyataan ? justru karena ia tidak bs melihat dan menerima kenyataan bahwa ASI nya bs dikeluarkan sebagai hal alamiah dari seorang ibu, maka nya ia mengatakan "ah ASI ku keluar setiap jam nya, terimakasih tuhan"

emang kerangka berpikir mereka adalah "Tuhan adalah penentu segalanya, semua ada di dalam rencana Tuhan" berarti sesuai kerangka berpikir mereka pula, tuhan harus bertanggung jawab atas nasib anak2 yg tidak mengkonsumsi ASI dikarena kan tuhan tidak memberikan ASI kepada sang ibu...

ada yg tanya, apa seh yg mau dinyatakan oleh aa ? sy cm ingin menunjukan, bahwa kenyataan dari ASI bukan terletak pd pola pikir mereka terlebih mengenai tuhan, tp karena emang salah satu fungsi seorang ibu adalah menyusui anak nya dan setiap anak yg lahir mempunyai hak yg sama untuk mendapatkan ASI (terlepas dari pembahasan kamma), dimana ASI (ukuran ibu yg sehat) akan keluar dengan sendiri nya jika klo di isap oleh si anak (membutuhkan proses)...

dipasena

Quote from: Kainyn_Kutho on 25 August 2010, 01:07:36 PM
[at]  Aa Tono

Kita tidak menyebutnya sebagai iman jika memang bisa dibuktikan dengan logika.


kita tidak membicarakan iman dalam hal ini, tp yg ingin sy ulas, apakah benar tuhan lah yg menentukan ada atau tidak nya ASI... apakah tuhan penentu hal tersebut, itu cukup membuka mata orang atas tuhan...

dhammadinna

 [at]  A'Tono: memang seharusnya gak perlu digembar-gembor. Memang seharusnya mereka lebih toleran. Memang seharusnya mereka gak berkata begitu karena ada kita di situ. Memang pemikiran mereka gak sesuai dengan kita. Tapi mau gimana lagi a', mereka terlalu banyak gak mungkin kita marahi satu-satu biar berubah :(

K.K.

Quote from: dhanuttono on 25 August 2010, 01:22:39 PM
Quote from: Kainyn_Kutho on 25 August 2010, 01:07:36 PM
[at]  Aa Tono

Kita tidak menyebutnya sebagai iman jika memang bisa dibuktikan dengan logika.


kita tidak membicarakan iman dalam hal ini, tp yg ingin sy ulas, apakah benar tuhan lah yg menentukan ada atau tidak nya ASI... apakah tuhan penentu hal tersebut, itu cukup membuka mata orang atas tuhan...
Menurut beberapa orang, betul memang Tuhan yang menentukan ada atau tidak adanya ASI. Mengapa orang percaya bisa tidak punya ASI sedangkan yang tidak percaya bisa punya ASI? Karena itu sudah rencana-Nya dan tidak ada yang tahu. Gampang 'kan?