memberi ajaran yang salah/pandangan tidak benar akan terlahir dialam apa?

Started by yanfei, 17 August 2010, 08:59:12 PM

Previous topic - Next topic

0 Members and 1 Guest are viewing this topic.

seniya

Jika pandangan salah membawa ke neraka dan/atau alam binatang, menurut pandangan Buddhist apakah ajaran di luar Buddha Dhamma bs membawa pengikutnya ke alam2 rendah tsb? Krn umumnya ajaran2 tsb tdk sesuai dg pandangan benar dlm ajaran Buddha.

NB: Ini bkn SARA loh,cuma pengen tahu dr sisi ajaran Buddha aja.
"Holmes once said not to allow your judgement to be biased by personal qualities, and emotional qualities are antagonistic to clear reasoning."
~ Shinichi Kudo a.k.a Conan Edogawa

ryu

Quote from: seniya on 21 August 2010, 08:32:57 PM
Jika pandangan salah membawa ke neraka dan/atau alam binatang, menurut pandangan Buddhist apakah ajaran di luar Buddha Dhamma bs membawa pengikutnya ke alam2 rendah tsb? Krn umumnya ajaran2 tsb tdk sesuai dg pandangan benar dlm ajaran Buddha.

NB: Ini bkn SARA loh,cuma pengen tahu dr sisi ajaran Buddha aja.
baca payasi sutta.
Janganlah memperhatikan kesalahan dan hal-hal yang telah atau belum dikerjakan oleh diri sendiri. Tetapi, perhatikanlah apa yang telah dikerjakan dan apa yang belum dikerjakan oleh orang lain =))

markosprawira

Quote from: kamala on 18 August 2010, 09:19:03 AM
bagaimana kalo pemberi ajaran yang salah tersebut adalah seorang pandita atau malah seorang anggota sangha ?
apakah beda hasil kamma-nya ?

Quote from: kamala on 18 August 2010, 10:18:34 AM
Quote from: Indra on 18 August 2010, 09:23:18 AM
Quote from: kamala on 18 August 2010, 09:19:03 AM
bagaimana kalo pemberi ajaran yang salah tersebut adalah seorang pandita atau malah seorang anggota sangha ?
apakah beda hasil kamma-nya ?

pandangan salah, kehendak salah, ucapan salah, perbuatan salah, dst tidak memandang siapa pelakunya, tapi dari  salahnya itu
mungkinkah sama mengingat bahwasannya seorang pandita dan atau anggota sangha lebih bisa menyesatkan kalo bisa dibilang seperti itu  karena titel yang tersemat pada mereka
seperti contohnya yang lagi rame ramenya ini anggota yang telah salah menempuh jalan mengikutinya katanya telah mencapai 5 juta orang berarti karmanya lebih berat
atau berat karmanya tetap sama tetapi karena banyak yang mengikutinya maka berat karmanya jadi berlipat2  ?

sory kalo pertanyaan wa aneh  _/\_

pertanyaan berbeda namun intinya sama yaitu mengenai efek dari pandangan salah

pandangan salah yg dimaksud adalah miccha ditthi yang jika ditilik secara batin, merupakan kombinasi dari moha + lobha cetasika sehingga sangat sulit utk "dilepas" dan itu kenapa efek utamanya adalah menjurus ke alam niraya

jadi hendaknya jgn serta merta kita "judge" dari label (agama lain, pandita, dsbnya) melainkan dari seberapa melekatnya org itu pada "ditthi" karena bisa saja, seorang buddhist namun mempunyai ditthi yg tebal

semoga bermanfaat

yasavaddhano

Quote from: kamala on 18 August 2010, 09:19:03 AM
bagaimana kalo pemberi ajaran yang salah tersebut adalah seorang pandita atau malah seorang anggota sangha ?
apakah beda hasil kamma-nya ?
Quote from: kamala on 18 August 2010, 10:18:34 AM

mungkinkah sama mengingat bahwasannya seorang pandita dan atau anggota sangha lebih bisa menyesatkan kalo bisa dibilang seperti itu  karena titel yang tersemat pada mereka
seperti contohnya yang lagi rame ramenya ini anggota yang telah salah menempuh jalan mengikutinya katanya telah mencapai 5 juta orang berarti karmanya lebih berat
atau berat karmanya tetap sama tetapi karena banyak yang mengikutinya maka berat karmanya jadi berlipat2  ?

sory kalo pertanyaan wa aneh  _/\_
Kayaknya sih, seseorang yang bertekad dan sudah menjadi pandita/anggota sangha mempunyai kewajiban dan tanggung jawab untuk membabarkan dhamma yang benar. Jadi kalau yang dibabarkannya adalah dhamma yang tidak benar, yang membuat umat menjadi menempuh jalan salah. sepertinya akibat yang diterima akan lebih berat. Apalagi kalau dilakukan berulang2 dan membuat semakin banyak umat yang salah jalan.

Juice_alpukat

Apakah menganut paham ada tuhan yg maha esa adalah pandangan salah?

ryu

intinya adalah, mengandung pandangan salah maka seseorang terlahir kembali, tergantung pandangan mana, semakin salah pandangannya maka kondisi dia untuk terlahir kembali semakin besar.
Janganlah memperhatikan kesalahan dan hal-hal yang telah atau belum dikerjakan oleh diri sendiri. Tetapi, perhatikanlah apa yang telah dikerjakan dan apa yang belum dikerjakan oleh orang lain =))

Jerry

Quote from: Juice_alpukat on 22 August 2010, 03:59:52 PM
Apakah menganut paham ada tuhan yg maha esa adalah pandangan salah?
Seperti yang udah dijelaskan oleh Ncek Ryu.
appamadena sampadetha

Juice_alpukat

maaf deh pandangan2 salah dalam agama buddha apa saja spesifiknya ^^

bond

Bisa lahir dialam rendah atau disurga. Tergantung kombinasi micchaditthi yg dipegang dan sammaditthinya. Dan hal ini lintas agama dan diluar kemampuan manusia biasa untuk mengerti kombinasi ini ataupun tidak ada kombinasinya. Hanya dan memang Sang Buddhalah yang bisa menjelaskan dengan rinci Sammaditthi dan micchaditthi.

Contoh orang kr****n dengan tabiat yang dermawan , tidak pendendam misal saja Mother Theresa. Mungkin lebih banyak peluangnya masuk ke alam surga dibanding seseorang agama Buddha dengan banyak teorinya tetapi hanya lips service saja dan kelakuannya banyak melanggar sila, nah ini bisa masuk alam neraka. Inilah yang dimaksud lintas agama. Oleh karena itu jika kita sudah mengetahui ajaran Buddha , jangan disia2kan kesempatan mempraktekan ajaran samadithhi yang komplit.
Natthi me saranam annam, Buddho me saranam varam, Etena saccavajjena, Sotthi te hotu sabbada

ryu

Quote from: bond on 22 August 2010, 08:36:07 PM
Bisa lahir dialam rendah atau disurga. Tergantung kombinasi micchaditthi yg dipegang dan sammaditthinya. Dan hal ini lintas agama dan diluar kemampuan manusia biasa untuk mengerti kombinasi ini ataupun tidak ada kombinasinya. Hanya dan memang Sang Buddhalah yang bisa menjelaskan dengan rinci Sammaditthi dan micchaditthi.

Contoh orang kr****n dengan tabiat yang dermawan , tidak pendendam misal saja Mother Theresa. Mungkin lebih banyak peluangnya masuk ke alam surga dibanding seseorang agama Buddha dengan banyak teorinya tetapi hanya lips service saja dan kelakuannya banyak melanggar sila, nah ini bisa masuk alam neraka. Inilah yang dimaksud lintas agama. Oleh karena itu jika kita sudah mengetahui ajaran Buddha , jangan disia2kan kesempatan mempraktekan ajaran samadithhi yang komplit.
iya betul, umat buddha yang cuma bisanya teori tapi prakteknya malah payah, ketika dibilangin malah marah itu sudah masuk neraka tuh =)) =))
Janganlah memperhatikan kesalahan dan hal-hal yang telah atau belum dikerjakan oleh diri sendiri. Tetapi, perhatikanlah apa yang telah dikerjakan dan apa yang belum dikerjakan oleh orang lain =))

Jerry

Quote from: bond on 22 August 2010, 08:36:07 PM
Bisa lahir dialam rendah atau disurga. Tergantung kombinasi micchaditthi yg dipegang dan sammaditthinya. Dan hal ini lintas agama dan diluar kemampuan manusia biasa untuk mengerti kombinasi ini ataupun tidak ada kombinasinya. Hanya dan memang Sang Buddhalah yang bisa menjelaskan dengan rinci Sammaditthi dan micchaditthi.

Contoh orang kr****n dengan tabiat yang dermawan , tidak pendendam misal saja Mother Theresa. Mungkin lebih banyak peluangnya masuk ke alam surga dibanding seseorang agama Buddha dengan banyak teorinya tetapi hanya lips service saja dan kelakuannya banyak melanggar sila, nah ini bisa masuk alam neraka. Inilah yang dimaksud lintas agama. Oleh karena itu jika kita sudah mengetahui ajaran Buddha , jangan disia2kan kesempatan mempraktekan ajaran samadithhi yang komplit.
Memang benar. Umat Buddha ngga berarti sudah bebas dari pandangan salah.
appamadena sampadetha

ryu

Janganlah memperhatikan kesalahan dan hal-hal yang telah atau belum dikerjakan oleh diri sendiri. Tetapi, perhatikanlah apa yang telah dikerjakan dan apa yang belum dikerjakan oleh orang lain =))

johan3000

Nagasena : salah satu dari delapan penyebab matangnya kebijaksanaan dgn seringnya bertanya

bond

Natthi me saranam annam, Buddho me saranam varam, Etena saccavajjena, Sotthi te hotu sabbada

sukuhong