News:

Semoga anda berbahagia _/\_

Main Menu

[Fiksi] istriku mati, Gan!

Started by Deva19, 09 August 2010, 03:44:28 PM

Previous topic - Next topic

0 Members and 1 Guest are viewing this topic.

Adhitthana

  Aku akan mengalami Usia tua, aku akan menderita penyakit, aku akan mengalami kematian. Segala yang ku Cintai, ku miliki, dan ku senangi akan Berubah dan terpisah dariku ....

No Pain No Gain

kebanyakan ntn sinetron ja lu..
No matter how dirty my past is,my future is still spotless

wen78

Quote from: Deva19 on 09 August 2010, 03:44:28 PM
aku telah kenyang dengan seribu caci maki. dan aku tidak kehilangan ketenangan. aku tidak  pernah membiarkan batinku gelisah dan pikiran menjadi kacau. selalu ku jaga, agar pikiranku tetap jernih serta memiliki pengertian jelas. salah satu, agar pikiranku tetap jernih, aku memusatkan perhatian pada keluar masuknya nafas, serta berusaha melihat objek nafas dengan sejelas-jelasnya, sehingga dengan jelas aku bisa membedakan ini nafas masuk, ini nafas keluar, nafas ini panjang dan nafas ini pendek, dan aku tidak lepas dari 4 objek perhatian murni. aku berpikir, "kendatipun aku harus mati, biarlah aku mati dalam keadaan pikiran yang tenang dan jernih."

tidak kehilangan ketenangan, tapi kehilangan tanggungjawab dan kehilangan kesadaran atas tindakan sendiri.

Quote from: Deva19 on 09 August 2010, 03:44:28 PM
aku masuk ke kamar kerjaku sendirian, untuk merenungi diri. "ah, kenapa aku harus menyiksa diri." pikirku."biarlah apa yang sudah berlalu untuk berlalu. aku tidak hidup di masa lalu, tidak pula hidup di masa depan. kesalahan apapun yang telah aku lakukan, itu adalah masa lalu. harapan apapun yang ada di dalam dadaku, itu adalah khayalan. faktanya, aku hidup saat ini disini, seharusnya aku, istriku dan semua orang menikmati saja hidup saat ini. kami mengumpulkan uang sampai puluhan juta, karena mengharapkan bisa hidup bahagia. ternyata salah. kebahagiaan tidak ada pada uang puluhan juta rupiah. sebaliknya, uang itu justru membuat kehidupan istriku menjadi menderita seperti hari ini." demikian renunganku.

tidak punya uang tidak membuat kehidupan istri-nya menjadi menderita, tetapi tidak ada tanggungjawab seorang suami dalam tindakannya yg kehidupan istri-nya menjadi menderita.

Quote from: Deva19 on 09 August 2010, 03:44:28 PM
diluar sana, masih banyak orang yang masih sering kelaparan, tak punya baju dan rumah. sedangkan kami tidaklah kelaparan. walaupun mengontrak, rumah tempat tinggal kami cukup bagus. airnya bersih. lingkungnanya aman dan bersih. walaupun kehilangan uang 80 juta rupiah, tapi kami masih menyimpan beberapa juta rupiah di rumah. lalu kenapa, istriku harus menyakiti dirinya sendiri dengan dendam kesumat serta enggan makan dan enggan diobati? ah, tapi yang namanya pikiran orang, tak bisa kita ubah sekehendak diriku. semua orang menempuh jalannya masing-masing dan memiliki cara berpikir yang berbeda-beda. aku harus menerima fakta itu.

faktanya adalah suami tsb telah menggunakan uang keluarga(uang diri sendiri, uang istri, dan uang dari orang tua) tapi tidak bisa pertanggungjawabkan atas penggunaannya, yg mengakibatkan istrinya telah kehilangan kepercayaannya kepada suaminya sendiri.


Quote from: Deva19 on 09 August 2010, 03:44:28 PM
sejurus, aku melihat sorot pandang istriku, tampaknya ia masih menyimpan kemarahan padaku. aku hanya bisa berharap dalam hati, bahwa dia akan memaafkan aku. karena itulah yang akan bisa menyejukan hatinya yang begitu gersang.

sebuah kata permintaan maaf mudah diucapkan, tetapi tindakan untuk menunjukan sebuah ketulusan perminta-maafan tidak mudah dilaksanakan apalagi merasa tidak bersalah atas tindakannya.


IMO, ini cerita fiksi.
segala post saya yg tidak berdasarkan sumber yg otentik yaitu Tripitaka, adalah post yg tidak sah yg dapat mengakibatkan kesalahanpahaman dalam memahami Buddhism. dengan demikian, mohon abaikan semua statement saya di forum ini, karena saya tidak menyertakan sumber yg otentik yaitu Tripitaka.

WhoAmI

 [at] deva19
kalo ini kisah nyata, saya turut prihatin sama anda...
kalo ini fiksi, selamat.. anda benar2 berbakat untuk jadi penulis/ pengarang...
kuat dugaan saya ini adalah kisah fiksi, dengan menonjolkan tokoh suami yang harus kita persalahkan tanpa kita tahu apa yang sudah terjadi dengan uang tersebut -mungkinkah disumbangkan untuk orang yang lebih membutuhkannya (menurut suami)?
Semoga saja ini hanya fiksi... kalo kisah nyata, menyedihkan memang, karena suami dan istri sudah tidak ada saling percaya....



ryu

agan nya lagi berduka, kasihan jangan di tembakin terus ;D
Janganlah memperhatikan kesalahan dan hal-hal yang telah atau belum dikerjakan oleh diri sendiri. Tetapi, perhatikanlah apa yang telah dikerjakan dan apa yang belum dikerjakan oleh orang lain =))

Mr.Jhonz

*IMO.Sebenarnya si bro deva ingin melihat respon member2 DC terhadap kisah di atas..
So tetap sati!
buddha; "berjuanglah dengan tekun dan perhatian murni"

johan3000

Quote from: Mr.Jhonz on 10 August 2010, 08:59:40 AM
*IMO.Sebenarnya si bro deva ingin melihat respon member2 DC terhadap kisah di atas..
So tetap sati!

Gw lagi nunggu isteri barunya bro....kalau bisa ya 4 aja yg imut2 gitu
Nagasena : salah satu dari delapan penyebab matangnya kebijaksanaan dgn seringnya bertanya

Mr.Jhonz

#37
^ :))

Sebenarnya dari sini bisa sedikit keliatan karakter member2 DC dari komentar yg diposting.. ;D

[at] bro deva,
Uang yang 80juta itu bro deva di apakan yak??
orang pertama dalam kisah diatas disebut tersangka atau korban?
buddha; "berjuanglah dengan tekun dan perhatian murni"

andry

Samma Vayama

xenocross

tidak bisa menilai sampai saya tahu kemana uangnya.....
masuk rekeningku kah? :p
Satu saat dari pikiran yang dikuasai amarah membakar kebaikan yang telah dikumpulkan selama berkalpa-kalpa.
~ Mahavairocana Sutra

J.W


K.K.

Baru baca kisah lucu seperti ini.  ;D

Judul yang cocok seharusnya: Satipatthana Pembawa Maut




Deva19

 [at]  bro semuanya

mohon maaf yang sebesar-besarnya, saya tidak dapat membalas komentar bro semuanya. tapi, terima kasih atas semua komentarnya. saat ini, hati saya masih merasa berduka. saya berbagi cerita ini, dengan harapan bisa mengurangi beban hati. dengan harapan yang besar, semoga tidak ada lelaki lain yang berbuat seperti ku.

sesungguhnya dulu, saya selalu menasihati orang lain agar  selalu berbuat jujur antara suami istri. terkadang, saya menasihati para suami istri dengan hati yang angkuh dengan memamerkan kebaikan diri sendiri yang selalu jujur dan terbuka dengan istri, sehingga rumah tangga kami mengalami kemajuan dan tidak pernah ada pertengkaran. dalam hati, kadang-kadang timbul perasaan merendahkan orang lain, karna masih memiliki perilaku yang tidak jujur antara suami istri. lalu, seseorang mengingatkanku, "berhati-hatilah, barangsiapa yang gemar menasihati orang lain agar senantiasa bersabar, nicaya kesabarannya akan diuji. barangsiapa yang gemar menasihati orang lain agar jujur dan adil, maka kejujuran dan keadilannya akan diuji." kata-kata orang itu, ternyata benar sekali bro.

sekarang, saya merasa ingin menyendiri, berteman dengan kesedihan. semua masalah bisa aku lupakan. segala kesedihan bisa aku enyahkan. tapi kepedihan hati ku ini, biarlah tetap ada. sepedih-pedihnya derita yang aku alami, tentu tak seberat penderitaan yang dialami istriku. jika penderitaanku ini merupakan hukuman, maka kurasa hukuman ini terlalu ringan bagiku. seandainya ada hakim yang mau menegakan keadilan, dan aku dijatuhi hukuman cincang, nisaya aku bersedia untuk dicincang, dan tubuhku dijadikan makanan untuk anjing atau ikan dilaut. tapi sayang, tidak ada jaksa yang menuntutku, tidak ada hakim yang menghukumku. jadi, biarlah kesedihan ini saja yang menghukum saya.

tidak usah ragu untuk memberi pendapat atau mencaci maki saya sekalipun. seandainya caci maki anda, kemarahan anda terhadap saya merupakan bagian dari hukuman yang harus aku terima, tentu itu masih terlalu ringan rasanya bagiku. karena kematian sekalipun, lebih ringan rasanya dari pada hidup dengan rasa bersalah.

FZ

sekedar saran..
kalau ini cerita nyata.. yang sudah berlalu tidak bisa diubah..
yang perlu diperhatikan adalah anak anda..

Sumedho

tolong diperjelas bro, ini fiksi atau nyata? Tolong segera dijawab dengan jelas tanpa berputar2x.
There is no place like 127.0.0.1