News:

Semoga anda berbahagia _/\_

Main Menu

Mungkinkah seorang ariya bunuh diri?

Started by Peacemind, 09 August 2010, 12:03:45 AM

Previous topic - Next topic

0 Members and 1 Guest are viewing this topic.

tesla

Quote from: pannadevi on 09 August 2010, 05:35:58 PM
Quote from: tesla on 09 August 2010, 05:30:20 PM
Quote from: Peacemind on 09 August 2010, 06:38:32 AM
Seingat saya beliau memang bunuh diri karena makan obat, tapi samanera Dhammasiri mengatakan karena beliau menutup kepalanya dengan plastik. Sesuai dengan cerita2 dan surat2 beliau, keputusan untuk bunuh diri karena penyakit yang berkepanjangan. Betul, beliau seangkatan dengan Bhikkhu Nanamoli.

Seingat saya,
pertama, beliau mencoba bunuh diri, namun berhasil diselamatkan orang lain.
karena melihat gelagat beliau yg tidak beres, maka mau ga mau surat wasiat tsb dibuka.
padahal surat itu diharapkan dibuka setelah kematiannya.
percobaan ke2 bunuh dirinya sukses.

di surat tsb beliau menyatakan mata dhammanya telah terbuka, alias sotapanna

sharing ceritanya donk....baca dimana bro....
cerita ini baru kali pertama saya dengar....ehh...baca.....khan di DC baca dg mata bukan mendengar dg telinga....

tapi rasanya aneh seorang Sotapanna putus asa....
bagaimana pandangan anda bro...

mettacittena,

dalam pilihan lepas jubah atau bunuh diri, beliau memilih bunuh diri.
menurut saya beliau benar2 seorang yg sepenuh hati menjalankan kehidupan suci.

coba search di google aja, surat2nya dpt dibaca di internet (rasanya lengkap)
beliau jg merilis buku "Clearing The Path" yg kontroversi (menurut saya sangat mencerahkan)
Lepaskan keserakahan akan kesenangan. Lihatlah bahwa melepaskan dunia adalah kedamaian. Tidak ada sesuatu pun yang perlu kau raup, dan tidak ada satu pun yang perlu kau dorong pergi. ~ Buddha ~

pannadevi

Quote from: tesla on 09 August 2010, 05:39:09 PM
Quote from: pannadevi on 09 August 2010, 05:35:58 PM
Quote from: tesla on 09 August 2010, 05:30:20 PM
Quote from: Peacemind on 09 August 2010, 06:38:32 AM
Seingat saya beliau memang bunuh diri karena makan obat, tapi samanera Dhammasiri mengatakan karena beliau menutup kepalanya dengan plastik. Sesuai dengan cerita2 dan surat2 beliau, keputusan untuk bunuh diri karena penyakit yang berkepanjangan. Betul, beliau seangkatan dengan Bhikkhu Nanamoli.

Seingat saya,
pertama, beliau mencoba bunuh diri, namun berhasil diselamatkan orang lain.
karena melihat gelagat beliau yg tidak beres, maka mau ga mau surat wasiat tsb dibuka.
padahal surat itu diharapkan dibuka setelah kematiannya.
percobaan ke2 bunuh dirinya sukses.

di surat tsb beliau menyatakan mata dhammanya telah terbuka, alias sotapanna

sharing ceritanya donk....baca dimana bro....
cerita ini baru kali pertama saya dengar....ehh...baca.....khan di DC baca dg mata bukan mendengar dg telinga....

tapi rasanya aneh seorang Sotapanna putus asa....
bagaimana pandangan anda bro...

mettacittena,

dalam pilihan lepas jubah atau bunuh diri, beliau memilih bunuh diri.
menurut saya beliau benar2 seorang yg sepenuh hati menjalankan kehidupan suci.

bro Tesla yg baik,
thanks atas jwbn nya, tapi sy utarakan bhw "aneh seorang Sotapanna putus asa" karena mengacu keterangan Rev.Peacemind yg mengatakan beliau sakit berkepanjangan tidak sembuh2 sehingga memilih bunuh diri...jadi terkesan putus asa. Disisi lain jawaban anda dihadapkan pada 2 pilihan lepas jubah atau bunuh diri, kayaknya ga deh...ada seorang Ariya disodorin pilihan demikian....bisa lebih detail lagi cerita nya bro...bener2 saya minat....GRP krm deh sbg thanks...

mettacittena,

pannadevi

link ini ya ... http://www.clearingthepath.ca/ctpindex

tapi ga ada surat2 nya tuh bro....thanks seblm n sessdhnya....

mettacittena,

tesla

seingat saya saja yah...

beliau tinggal di tempat yg sangat terpencil menyendiri
menderita bbrp penyakit, telinga gara2 mandi lumpur, jg ada masalah gara2 terlalu banyak meditasi di tempat keras.
kalau ga salah juga menderita nympho (dorongan sexual yg sangat tinggi).
ada yg menganjurkan utk lepas jubah, dan keluar dari kehidupannya yg menyendiri, beliau menolak.
& keputusan beliau utk bunuh diri memang diinspirasi oleh cerita sutta dimana bhikkhu2 yg bunuh diri berhasil mencapai kemajuan. sebaliknya, tidak ada bhikkhu2 yg lepas jubah mencapai kemajuan.
Lepaskan keserakahan akan kesenangan. Lihatlah bahwa melepaskan dunia adalah kedamaian. Tidak ada sesuatu pun yang perlu kau raup, dan tidak ada satu pun yang perlu kau dorong pergi. ~ Buddha ~

pannadevi

Quote from: tesla on 09 August 2010, 05:48:43 PM
seingat saya saja yah...

beliau tinggal di tempat yg sangat terpencil menyendiri
menderita bbrp penyakit, telinga gara2 mandi lumpur, jg ada masalah gara2 terlalu banyak meditasi di tempat keras.
kalau ga salah juga menderita nympho (dorongan sexual yg sangat tinggi).
ada yg menganjurkan utk lepas jubah, dan keluar dari kehidupannya yg menyendiri, beliau menolak.
& keputusan beliau utk bunuh diri memang diinspirasi oleh cerita sutta dimana bhikkhu2 yg bunuh diri berhasil mencapai kemajuan. sebaliknya, tidak ada bhikkhu2 yg lepas jubah mencapai kemajuan.

bro Tesla yg baik,
nah ini baru clear, kalo gini khan tidak nampak keputusan yg diambil karena putus asa.

karena kalo hanya alasan sakit yg diderita tanpa penjelasan apapun kesannya orang yg putus asa, sedangkan ini adalah way out yg terbaik (menurut beliau), shg beliau tidak mau meninggalkan kehidupan sucinya, tp memilih berangkat menyeberang ke alam lain, dimana hny tinggal max.7 kali kelahiran.
sungguh keputusan yg berani....tapi sebenarnya beliau tidak perlu berkecil hati, bukan kah menjadi umat awam juga bisa meraih arahat. kenapa beliau berkecil hati dg menganggap tidak mencapai kemajuan jika lepas jubah....tapi semua ini tentu sudah melalui pertimbangan beliau yg panjang dan masak2..
sekali lagi thanks bro....

mettacittena,

bond

#20
Mungkin ini pernah dibahas dan mungkin jawabannya sama yakni 'tanpa aku' tetapi karena muncul kembali topiknya bahas lagi biar detil  ;D

Bagaimana dengan YM. Ananda, ketika sebelum meninggal beliau membakar diri sendiri? apakah itu bunuh diri?( kalau bisa jangan jawabannya tidak ada diri yang dibunuh ya/klise  ^-^)
dan mempertontonkan kesaktian di dua penduduk desa, dimana ia terbang di atas sungai dan kemudian membakar diri? Apakah itu tidak melanggar vinaya dengan mempertontonkan abinna walaupun niatnya baik?

Tidakkah ada cara lain menghilang begitu saja tanpa diketahui orang lain sama sekali. sehingga tidak ada spekulasi bunuh diri atau mempertontonkan kesaktian.
Dan saat itu pun sayang sekali tidak ada Sang Buddha lagi.  Adakah yang mengetahui kedetilan batin YM. Ananda saat itu atau hanya asumsi saja?

Adakah penjelasan detil seperti Sang Buddha menjelaskan tentang Pilinda Vacca ataupun YM. Pindola, YM. Bhikkhu Canna dalam kasus YM. Ananda membakar diri dimasa setelah tidak ada lagi Sang Buddha.

Dalam kasus Bhikkhu Canna jika dalam penjelasan sebelum meninggal beliau mencapai arahat, apakah mungkin sebelum menggorok lehernya sudah mencapai tingkat kesucian di bawahnya?Adakah penjelasan didalam sutta?

metta.
Natthi me saranam annam, Buddho me saranam varam, Etena saccavajjena, Sotthi te hotu sabbada

Jerry

Quote from: Peacemind on 09 August 2010, 06:38:32 AM
Quote from: Jerry on 09 August 2010, 12:46:41 AM
Secara spekulasi, sangat mungkin, karena seorang Anagami pun masih terbelenggu oleh BHAVA-TANHA atau VIBHAVA-TANHA.
Pertanyaannya, setelah mengetahui bahwa bunuh diri bukan jalan menuju pembebasan, meskipun mereka masih terbelenggu oleh bhava-tanha dan vibhavatanha, mengapa masih memutuskan untuk bunuh diri?
Justru itu, karena masih terbelenggu oleh bhava dan vibhava tanha makanya masih bisa melakukan tindakan bunuh diri. Keinginan untuk menjadi ini dan tidak menjadi itu. Dalam pertanyaan Sam udah ada jawabannya toh? :D

Quote from: Peacemind on 09 August 2010, 06:38:32 AM
Quote
[at] Sam
Bhikkhu Nanavira kalau tidak salah makan obat ya waktu bunuh dirinya? Teman seangkatannya Bhikkhu Nanamoli penerjemah awal MN kan? Mungkin karena menyesal atas perbuatannya dulu semasa perang? :)

Seingat saya beliau memang bunuh diri karena makan obat, tapi samanera Dhammasiri mengatakan karena beliau menutup kepalanya dengan plastik. Sesuai dengan cerita2 dan surat2 beliau, keputusan untuk bunuh diri karena penyakit yang berkepanjangan. Betul, beliau seangkatan dengan Bhikkhu Nanamoli.

Berikut ini kutipan kesaksian dari orang yang dekat keberadaannya dengan Bhikkhu Nanavira, Kingsley Heendeniya.
[spoiler]"Nanavira Thera mencapai sotapatti dan phala pada 27 Juni 1959 dan menulis sepucuk surat dalam Bahasa Pali, menyegelnya, "Untuk dibuka setelah kematianku" dan mengirimkannya pada bhikkhu senior di Island Hermitage. ......

Surat itu dibuka pada tahun 1964, satu tahun setelah ia mencabut nyawanya sendiri. Ia menghirup sebotol kecil etil klorida yang diberikan ibu saya setelah ia menggunakan sebotol yang saya berikan padanya untuk digunakan sebagai anestesi lokal untuk radang menyakitkan akibat gigitan serangga. Ia membius dirinya sendiri dengan mengenakan masker wajah dari kertas kaca buatan tangan yang sederhana. Ketika ditemukan oleh seorang penduduk desa yang pergi bersama gilampasa sore, Nanavira Thera telah wafat, tidur dengan posisi singa, satu tangan jatuh di samping botol kecil kosong yang tergeletak di lantai. Ia wafat pada 5 Juli 1965 pada usia 44 tahun. ......

Nanavira Thera menggunakan kemampuan linguistik dan pemikiran disiplinnya untuk menulis tentang Dhamma ketika ia menemukan bahwa ia tidak dapat mencapai arahatta. Dengan tanpa harapan akan Nibbana di sini dan sekarang, tidak mampu berlatih samadhi secara intensif, dihukum dengan hukuman hidup berupa penyakit dan gangguan kesehatan, diracuni oleh obat yang diberikan kepadanya, ia menulis, "Satu-satunya hal yang aku anggap serius adalah Dhamma. Jika aku tidak dapat berlatih seperti yang aku inginkan, aku tidak memiliki keinginan untuk hidup lagi." Ia menolak saran untuk melepas jubah, karena itu dianggap sebagai kematian di dalam Dhamma. "Tidak seorang pun," ia menulis, "yang telah menjadi arahat dengan tindakan melepas jubah." Orang-orang yang iri hati, yang tidak dapat mendekatinya dan jalan itu, salah menganggap bahwa Nanavira Thera tidak dapat memahami Dhamma -- seolah arahat yang membawa pisau pada masa Buddha juga gagal memahami Dhamma. Atau, bahwa dialog Socrates tidak memiliki nilai karena ia meminum racun daripada melarikan diri seperti yang diatur oleh para sahabatnya. ...." [/spoiler]
Dari hal. 148-150 buku "Buddha dan Ajarannya" oleh Kingsley Heendeniya
Kesimpulannya, apa yang diingat Sam Peacemind dan Sam Santacitto sama benarnya.
appamadena sampadetha

Jerry

#22
Quote from: tesla on 09 August 2010, 05:30:20 PM
Quote from: Peacemind on 09 August 2010, 06:38:32 AM
Seingat saya beliau memang bunuh diri karena makan obat, tapi samanera Dhammasiri mengatakan karena beliau menutup kepalanya dengan plastik. Sesuai dengan cerita2 dan surat2 beliau, keputusan untuk bunuh diri karena penyakit yang berkepanjangan. Betul, beliau seangkatan dengan Bhikkhu Nanamoli.

Seingat saya,
pertama, beliau mencoba bunuh diri, namun berhasil diselamatkan orang lain.
karena melihat gelagat beliau yg tidak beres, maka mau ga mau surat wasiat tsb dibuka.
padahal surat itu diharapkan dibuka setelah kematiannya.
percobaan ke2 bunuh dirinya sukses.

di surat tsb beliau menyatakan mata dhammanya telah terbuka, alias sotapanna
Quote from: tesla on 09 August 2010, 05:48:43 PM
seingat saya saja yah...

beliau tinggal di tempat yg sangat terpencil menyendiri
menderita bbrp penyakit, telinga gara2 mandi lumpur, jg ada masalah gara2 terlalu banyak meditasi di tempat keras.
kalau ga salah juga menderita nympho (dorongan sexual yg sangat tinggi).
ada yg menganjurkan utk lepas jubah, dan keluar dari kehidupannya yg menyendiri, beliau menolak.
& keputusan beliau utk bunuh diri memang diinspirasi oleh cerita sutta dimana bhikkhu2 yg bunuh diri berhasil mencapai kemajuan. sebaliknya, tidak ada bhikkhu2 yg lepas jubah mencapai kemajuan.
Sekadar saran, lebih baik berargumen dengan bukti dan bukan berdasarkan ingatan belaka Bro Tesla. :)
appamadena sampadetha

kullatiro

kalau seorang ariya mendalami Sila (pancasila, dasasila dll) terang terang tidak mungkin melakukan pembunuhan terhadap mahluk lain apalagi terutama terhadap diri sendiri karena bunuh diri berarti melenyapkan akar kebaikan (karma baik) dan mengganti nya dengan karma buruk, dalam hal ini membunuh diri sendiri menghilangkan kemungkinan mencapai pencerahan pada saat tersebut atau pada masa dia hidup.

pannadevi

Quote from: bond on 09 August 2010, 07:06:16 PM
Mungkin ini pernah dibahas dan mungkin jawabannya sama yakni 'tanpa aku' tetapi karena muncul kembali topiknya bahas lagi biar detil  ;D

Bagaimana dengan YM. Ananda, ketika sebelum meninggal beliau membakar diri sendiri? apakah itu bunuh diri?( kalau bisa jangan jawabannya tidak ada diri yang dibunuh ya/klise  ^-^)
dan mempertontonkan kesaktian di dua penduduk desa, dimana ia terbang di atas sungai dan kemudian membakar diri? Apakah itu tidak melanggar vinaya dengan mempertontonkan abinna walaupun niatnya baik?

Tidakkah ada cara lain menghilang begitu saja tanpa diketahui orang lain sama sekali. sehingga tidak ada spekulasi bunuh diri atau mempertontonkan kesaktian.
Dan saat itu pun sayang sekali tidak ada Sang Buddha lagi.  Adakah yang mengetahui kedetilan batin YM. Ananda saat itu atau hanya asumsi saja?

Adakah penjelasan detil seperti Sang Buddha menjelaskan tentang Pilinda Vacca ataupun YM. Pindola, YM. Bhikkhu Canna dalam kasus YM. Ananda membakar diri dimasa setelah tidak ada lagi Sang Buddha.

Dalam kasus Bhikkhu Canna jika dalam penjelasan sebelum meninggal beliau mencapai arahat, apakah mungkin sebelum menggorok lehernya sudah mencapai tingkat kesucian di bawahnya?Adakah penjelasan didalam sutta?

metta.

wah....udah balik dari tugas maha secret ya mr.Bond....
met datang....GRP krm dlu deh buat ngucapin met datang....

sebenarnya itu pula yg saya pikirkan, tindakan mereka lantas masuk dalam kategori apa? karena jelas2 membunuh diri sendiri....tetapi klo Ven.Ananda memang ini masih sedikit referensi nya....wlu pun arahat telah terbebas dari vipaka, karena tidak terlahir kembali, tapi sy tetap merasa ganjil, namun krn ada referensi Tipitaka yang mana sang Buddha sendiri yg membabarkan, jadi saya menyimak dlu aja deh....TS nya semoga memberikan detailnya....

mr.Bond tolong donk di quote kan yg ini "Pilinda Vacca ataupun YM. Pindola", bagi saya baru kali ini dengar, kalo Ven.Godhika dan Ven.Channa udah baca di Tipitaka, sedang yg ini belum....thanks sblm n se sdhnya...
mettacittena,

pannadevi

Quote from: daimond on 09 August 2010, 08:16:58 PM
kalau seorang ariya mendalami Sila (pancasila, dasasila dll) terang terang tidak mungkin melakukan pembunuhan terhadap mahluk lain apalagi terutama terhadap diri sendiri karena bunuh diri berarti melenyapkan akar kebaikan (karma baik) dan mengganti nya dengan karma buruk, dalam hal ini membunuh diri sendiri menghilangkan kemungkinan mencapai pencerahan pada saat tersebut atau pada masa dia hidup.

iya sama bro, pengertian saya juga demikian, namun ini ada ke-khusus-an dimana sewaktu menggorok leher rasa sakit itu dijadikan obyek meditasi, dan berhasil menembus Arahat, tapi anda jangan coba2 ya....Sotapanna aja dulu deh.... ;D

pannadevi

Quote from: Jerry on 09 August 2010, 08:08:42 PM
Quote from: Peacemind on 09 August 2010, 06:38:32 AM
Quote from: Jerry on 09 August 2010, 12:46:41 AM
Secara spekulasi, sangat mungkin, karena seorang Anagami pun masih terbelenggu oleh BHAVA-TANHA atau VIBHAVA-TANHA.
Pertanyaannya, setelah mengetahui bahwa bunuh diri bukan jalan menuju pembebasan, meskipun mereka masih terbelenggu oleh bhava-tanha dan vibhavatanha, mengapa masih memutuskan untuk bunuh diri?
Justru itu, karena masih terbelenggu oleh bhava dan vibhava tanha makanya masih bisa melakukan tindakan bunuh diri. Keinginan untuk menjadi ini dan tidak menjadi itu. Dalam pertanyaan Sam udah ada jawabannya toh? :D

Quote from: Peacemind on 09 August 2010, 06:38:32 AM
Quote
[at] Sam
Bhikkhu Nanavira kalau tidak salah makan obat ya waktu bunuh dirinya? Teman seangkatannya Bhikkhu Nanamoli penerjemah awal MN kan? Mungkin karena menyesal atas perbuatannya dulu semasa perang? :)

Seingat saya beliau memang bunuh diri karena makan obat, tapi samanera Dhammasiri mengatakan karena beliau menutup kepalanya dengan plastik. Sesuai dengan cerita2 dan surat2 beliau, keputusan untuk bunuh diri karena penyakit yang berkepanjangan. Betul, beliau seangkatan dengan Bhikkhu Nanamoli.

Berikut ini kutipan kesaksian dari orang yang dekat keberadaannya dengan Bhikkhu Nanavira, Kingsley Heendeniya.
[spoiler]"Nanavira Thera mencapai sotapatti dan phala pada 27 Juni 1959 dan menulis sepucuk surat dalam Bahasa Pali, menyegelnya, "Untuk dibuka setelah kematianku" dan mengirimkannya pada bhikkhu senior di Island Hermitage. ......

Surat itu dibuka pada tahun 1964, satu tahun setelah ia mencabut nyawanya sendiri. Ia menghirup sebotol kecil etil klorida yang diberikan ibu saya setelah ia menggunakan sebotol yang saya berikan padanya untuk digunakan sebagai anestesi lokal untuk radang menyakitkan akibat gigitan serangga. Ia membius dirinya sendiri dengan mengenakan masker wajah dari kertas kaca buatan tangan yang sederhana. Ketika ditemukan oleh seorang penduduk desa yang pergi bersama gilampasa sore, Nanavira Thera telah wafat, tidur dengan posisi singa, satu tangan jatuh di samping botol kecil kosong yang tergeletak di lantai. Ia wafat pada 5 Juli 1965 pada usia 44 tahun. ......

Nanavira Thera menggunakan kemampuan linguistik dan pemikiran disiplinnya untuk menulis tentang Dhamma ketika ia menemukan bahwa ia tidak dapat mencapai arahatta. Dengan tanpa harapan akan Nibbana di sini dan sekarang, tidak mampu berlatih samadhi secara intensif, dihukum dengan hukuman hidup berupa penyakit dan gangguan kesehatan, diracuni oleh obat yang diberikan kepadanya, ia menulis, "Satu-satunya hal yang aku anggap serius adalah Dhamma. Jika aku tidak dapat berlatih seperti yang aku inginkan, aku tidak memiliki keinginan untuk hidup lagi." Ia menolak saran untuk melepas jubah, karena itu dianggap sebagai kematian di dalam Dhamma. "Tidak seorang pun," ia menulis, "yang telah menjadi arahat dengan tindakan melepas jubah." Orang-orang yang iri hati, yang tidak dapat mendekatinya dan jalan itu, salah menganggap bahwa Nanavira Thera tidak dapat memahami Dhamma -- seolah arahat yang membawa pisau pada masa Buddha juga gagal memahami Dhamma. Atau, bahwa dialog Socrates tidak memiliki nilai karena ia meminum racun daripada melarikan diri seperti yang diatur oleh para sahabatnya. ...." [/spoiler]
Dari hal. 148-150 buku "Buddha dan Ajarannya" oleh Kingsley Heendeniya
Kesimpulannya, apa yang diingat Sam Peacemind dan Sam Santacitto sama benarnya.

thanks bro Jerry yg baik...yg saya tanyakan ke bro Tesla dilengkapi anda berikut referensi nya, tolong donk share linknya...atau buku juga boleh....sbg ucapan makasih udah dikirim tuh...

mettacittena,

kullatiro

harus hati hati terhadap hal inikarena bila tidak akan terjadi pengertian yang salah terhadap hal ini hingga bisa menjadi belenggu bagi kita di kemudian hari. 

pannadevi

Quote from: Jerry on 09 August 2010, 08:11:30 PM
Quote from: tesla on 09 August 2010, 05:30:20 PM
Quote from: Peacemind on 09 August 2010, 06:38:32 AM
Seingat saya beliau memang bunuh diri karena makan obat, tapi samanera Dhammasiri mengatakan karena beliau menutup kepalanya dengan plastik. Sesuai dengan cerita2 dan surat2 beliau, keputusan untuk bunuh diri karena penyakit yang berkepanjangan. Betul, beliau seangkatan dengan Bhikkhu Nanamoli.

Seingat saya,
pertama, beliau mencoba bunuh diri, namun berhasil diselamatkan orang lain.
karena melihat gelagat beliau yg tidak beres, maka mau ga mau surat wasiat tsb dibuka.
padahal surat itu diharapkan dibuka setelah kematiannya.
percobaan ke2 bunuh dirinya sukses.

di surat tsb beliau menyatakan mata dhammanya telah terbuka, alias sotapanna
Quote from: tesla on 09 August 2010, 05:48:43 PM
seingat saya saja yah...

beliau tinggal di tempat yg sangat terpencil menyendiri
menderita bbrp penyakit, telinga gara2 mandi lumpur, jg ada masalah gara2 terlalu banyak meditasi di tempat keras.
kalau ga salah juga menderita nympho (dorongan sexual yg sangat tinggi).
ada yg menganjurkan utk lepas jubah, dan keluar dari kehidupannya yg menyendiri, beliau menolak.
& keputusan beliau utk bunuh diri memang diinspirasi oleh cerita sutta dimana bhikkhu2 yg bunuh diri berhasil mencapai kemajuan. sebaliknya, tidak ada bhikkhu2 yg lepas jubah mencapai kemajuan.
Sekadar saran, lebih baik berargumen dengan bukti dan bukan berdasarkan ingatan belaka Bro Tesla. :)

tapi info beliau udah amat membantu sy....saya aja juga sering lupa baca di buku mana.....

Jerry

Quote from: pannadevi on 09 August 2010, 09:10:11 PM
[spoiler]
Quote from: Jerry on 09 August 2010, 08:11:30 PM
Quote from: tesla on 09 August 2010, 05:30:20 PM
Quote from: Peacemind on 09 August 2010, 06:38:32 AM
Seingat saya beliau memang bunuh diri karena makan obat, tapi samanera Dhammasiri mengatakan karena beliau menutup kepalanya dengan plastik. Sesuai dengan cerita2 dan surat2 beliau, keputusan untuk bunuh diri karena penyakit yang berkepanjangan. Betul, beliau seangkatan dengan Bhikkhu Nanamoli.

Seingat saya,
pertama, beliau mencoba bunuh diri, namun berhasil diselamatkan orang lain.
karena melihat gelagat beliau yg tidak beres, maka mau ga mau surat wasiat tsb dibuka.
padahal surat itu diharapkan dibuka setelah kematiannya.
percobaan ke2 bunuh dirinya sukses.

di surat tsb beliau menyatakan mata dhammanya telah terbuka, alias sotapanna
Quote from: tesla on 09 August 2010, 05:48:43 PM
seingat saya saja yah...

beliau tinggal di tempat yg sangat terpencil menyendiri
menderita bbrp penyakit, telinga gara2 mandi lumpur, jg ada masalah gara2 terlalu banyak meditasi di tempat keras.
kalau ga salah juga menderita nympho (dorongan sexual yg sangat tinggi).
ada yg menganjurkan utk lepas jubah, dan keluar dari kehidupannya yg menyendiri, beliau menolak.
& keputusan beliau utk bunuh diri memang diinspirasi oleh cerita sutta dimana bhikkhu2 yg bunuh diri berhasil mencapai kemajuan. sebaliknya, tidak ada bhikkhu2 yg lepas jubah mencapai kemajuan.
Sekadar saran, lebih baik berargumen dengan bukti dan bukan berdasarkan ingatan belaka Bro Tesla. :)
[/spoiler]

tapi info beliau udah amat membantu sy....saya aja juga sering lupa baca di buku mana.....
Memang, tapi penggalan informasi yang terpotong-potong dan sepatah-patah bisa menggiring ke pemahaman lainnya. Misalnya dikatakan ada 2x percobaan bunuh diri dan surat wasiat yang dibuka sebelum kematiannya.
Kemudian ada dikatakan mengenai Nanavira Thera menderita satyriasis dan kemudian kalimat setelahnya yang mengatakan ada yang menganjurkan untuk lepas jubah. Ini membentuk pemahaman bahwa alm. Nanavira Thera dianjurkan untuk melepas jubah karena menderita satyriasis. Sementara kalau kita baca lebih lengkap, kita dapat menyimpulkan anjuran itu bukan karena hal tersebut melainkan karena kehidupan pertapaan Nanavira Thera yang sangat keras dan cenderung menyiksa diri. Oleh karena itu saya menganjurkan untuk mengutipkan bukti dan referensi yang jelas. Demikian..
appamadena sampadetha