Kekasih yang sedang kasmaran & Serial Suara Atta *digabung*

Started by Pariahina, 20 July 2010, 06:50:40 PM

Previous topic - Next topic

0 Members and 1 Guest are viewing this topic.

Pariahina

Seseorang yang sedang dimabuk asmara berkata pada kekasihnya, "Aku mencintaimu selamanya." Sayangnya dia tak tahu hukum anicca. Mana ada yang bertahan selamanya. Semua adalah obyek ketidak-kekalan tanpa kecuali.
Ooo.. anicca... anicca...anicca.................

Mahadeva

Quote from: Pariahina on 20 July 2010, 06:50:40 PM
Seseorang yang sedang dimabuk asmara berkata pada kekasihnya, "Aku mencintaimu selamanya." Sayangnya dia tak tahu hukum anicca. Mana ada yang bertahan selamanya. Semua adalah obyek ketidak-kekalan tanpa kecuali.
Ooo.. anicca... anicca...anicca.................

iya mestinya si cowok bilang, "Sayang, cintaku pada mu akan selalu berubah, apapun yang berkondisi tidak ada yang tetap, kehilangan sesuatu berawal dari cinta, orang yang benar2 bahagia adalah dia yang bebas dari cinta."

ntar ceweknya bilang,"Wow! I love you"

kevin_kin

segala sesuatu adalah tidak kekal.. :'(
In the sky, there is no distinction of east and west; people create distinctions out of their own minds and then believe them to be true.

Pariahina

Alkisah, bertahun-tahun yang lalu Paria diajak teman Paria mengunjungi diskotik. Alamak, ternyata nampak orang-orang sedang asik berjoged ria. Menenggak minuman keras dan kegiatan lainnya. Paria merenung bertahun-tahun kemudian, alangkah kasihannya orang yang kekeringan seperti itu. Mereka kurang kebahagiaan karena itu mereka mencari kebahagiaan. Mereka kekurangan cinta karena itu mereka mencari cinta.
Betapa sedihnya mereka tak mengenal hakikat kehidupan. Sang Buddha mengajarkan berharganya kehidupan sebagai manusia. Patrul Rinpoche menyatakan dalam bukunya "Word of My Perfect Teacher" bahwa kehidupan manusia baru dapat berharga bila diiringi dengan praktek Dhamma. Tanpa praktek Dhamma ibaratnya kembali dari tanah penuh emas dengan tangan kosong. Itulah sebabnya mereka patut dikasihani.
Ada yang hidup dengan mengejar wanita cantik. Tidak kah dikau menyadari wahai kawan bahwa rumahmu sedang terbakar. Anatta, dukkha, Anicca itulah hakekat kehidupan. Merekalah orang yang patut dikasihani.
Sang Buddha mengajarkan betapa sulitnya terlahir sebagai manusia. Lebih sulit ketimbang kura-kura buta yang timbul setiap 100 tahun sekali dan secara kebetulan memasukkan kepalanya ke sebuah gandar yang terapung ke sana kemari.
Lebih sulit lagi dapat berjumpa dengan ajaran Dhamma. Lebih sulit lagi meyakini Dhamma. Lebih sulit lagi berpraktik Dhamma.
Ayolah kawan mari kita berpraktik Dhamma. Janganlah dikau menyia-nyiakan hidupmu sebagai manusia. Janganlah kau pulang dengan tangan kosong.
Paria Hina mengasihimu.

Pariahina

Ini kisah nyata yang paria baca bertahun-tahun yang lalu. Alkisah suatu kali pasukan Nazi Jerman menyerbu Polandia. Paria sangat terkesan dengan kisah nyata mengharukan ini. Pasukan Nazi Jerman menangkapi orang-orang Yahudi dan mengirimkan mereka ke kamp konsentrasi. Alkisah, pada saat itu ada seorang pastur ka****k bernama Maximilianus Kolbe yang tidak gentar menentang bahaya dan dengan berani menyuarakan ketidak setujuannya melawan Nazi Jerman. Tentu saja kamp konsentrasi adalah makanan yang harus dicicipinya.
Suatu hari yang sial bin malang, salah seorang tawanan di kamp konsentrasi melarikan diri. Hukuman bila ada tawanan suatu barak yang melarikan diri akan menimpa seluruh penghuni barak tawanan dan akibatnya sungguh mengerikan. Tawanan akan disuruh berbaris dan tiap orang kesepuluh dari mereka akan diambil buat diinjeksi racun.
Seorang bapak Yahudi Polandia "beruntung" terpilih dalam tawanan yang hendak dipindah-alamkan secara paksa. Tetapi ia menangis terisak-isak dan mengatakan bahwa ia masih punya isteri dan anak.

Pastur Maximilanus Kolbe terhenyak hatinya. Ia berkata akan menggantikan bapak itu. Pastur Kolbe diinjeks racun tetapi tidak mati. Akhirnya ia menemui ajalnya di depan regu tembak.

Berpuluh tahun kemudian. Orang tak melupakan pengorbanan Pastur Kolbe. Gereja ka****k mengangkatnya sebagai santo.

Nah bagaimana dengan kita umat Buddha? Mulut kita pintar mengocah soal Bodhisatta. Soal ajaran Bodhisatta kita pintar. Soal metta karuna sudah pasti kita dapat nilai sepuluh kalo disuruh menguraikan. Tetapi praktiknya? Kita justru malah suka membesarkan ego. Kita tak ubahnya seperti rubah yang menerkam satu sama lain. Ahhhh........................

Pariahina

Anak SD itu dengan lancar mengucapkan Metta Karuna Mudita Upekkha. Ya bahkan anak SD pun Catur Brahma Vihara tahu. Tapi sudahkah kita punya dua di antara Catur Brahma Vihara? Masihkan kita punya batin ganas dan gemar "ngegampar" orang lain. Inilah yang patut direnungkan. Alkisah Kakek Buddha pernah memberi suatu ceritera perumpamaan. Ada dokter yang menyuruh seorang pasien memakan ayam pegar sebagai obat. Orang itu tidak tahu apa itu ayam pegar. Dokter menggambar ayam pegar. Alamakkkkk........... orang itu salah mengerti. Dia menyuruh seorang pelukis menggambar ayam pegar sebanyak2nya di atas kertas dan memakan kertas2 itu. Alhasil penyakitnya jadi tambah barah dan bukannya sembuh.
Gagal dengan cara itu. Orang itu mulai rajin melafalkan nama "ayam pegar." "Ayam pegar! Ayam pegar!" Begitu terus menerus. Penyakitnya juga tak kunjung sembuh.
Akhirnya teman yang kasihan membelikan ayam pegar di pasar dan memasakannya. Orang itu sembuh karenanya.
Apakah Brahma Vihara
Hanya menjadi lip service semata
Apakah Dharma jadi lip service semata
Kalau kita tak mau makan obatnya bagaimana mau sembuh?

O ayam pegar!

No Pain No Gain

sori nih mau nanya sama om paria...sungguh lancang saya bertanya yang nggak2.. ;D

lu uda bisa lum kayak pastor itu? kalo blm, berarti om paria masuk golongan pintar mengocah soal Bodhisatta , metta karuna , dll dong?
No matter how dirty my past is,my future is still spotless

Pariahina

Oh tante yang namanya panjang
No Pain No Gain
Paria dengan susah payah mengetik ini
Karena paria dodol bahasa Inggris

Lain x pake nama yang pendek
napa seh tante
Paria lom bisa seperti
Pak pastur di atas

karena Paria cuman bisa
Mengoceh soal teori
Sambil gedein
Paria punya atta

Itu Paria akui
Dengan rendah hati
Dengan kepala tertunduk
Di hadapan tante yang namanya panjang.

No Pain No Gain

Quote from: Pariahina on 20 July 2010, 10:07:13 PM
Oh tante yang namanya panjang
No Pain No Gain
Paria dengan susah payah mengetik ini
Karena paria dodol bahasa Inggris

Lain x pake nama yang pendek
napa seh tante
Paria lom bisa seperti
Pak pastur di atas

karena Paria cuman bisa
Mengoceh soal teori
Sambil gedein
Paria punya atta

Itu Paria akui
Dengan rendah hati
Dengan kepala tertunduk
Di hadapan tante yang namanya panjang.

sama halnya maling teriak maling dong?

kaboor akh..
No matter how dirty my past is,my future is still spotless

Pariahina

Oh tante yang nama panjang
Paria memang maling
TEtapi apa salahnya
Menyadarkan maling lainnya.

Percuma tante nama panjang kabur
Karena paria akan mengejarmu
Tanpa henti
Hingga ke lubang kubur.

4DMYN

saya sangat menikmati puisi pariahina, teruslah berkarya sahabat :) saya sangat mendukungmu

4DMYN

saya belum pernah bertemu dengan sahabat pariahina,
namun saya merasakan bahwa anda adalah seorang yang berpengetahuan sangat mendalam ,


Pariahina

Saudara 4DMYN
Terima kasih tuk pujianmu
Ouw memang pengetahuanku
Segudang

Tapi hanya kugunakan
Memupuk attaku
Pujianmu sungguh dashyat
Attaku makin menyala

Oh Attaku telah bertambah
Sejengkal
Sedikit lagi
Kan samai Gunung Himalaya

andry

Samma Vayama

FZ

apa bro paria sudah mempraktekkan apa yang ditulis juga ?
atau juga masih memakan kertas seperti yang dicerita ?

u/ bro 4DMYN n bro paria..
jika kalian merasa tindakan kalian benar dan bisa mengubah member dc dengan tingkah seperti ini..
dan waktu kalian banyak untuk mengurusi hal2 sepele seperti ini..
ya dipersilakan.. nanti jika sudah berpuluh2 page gak ada hasil.. masih penuh LDM... teruskan lagi..
tambah lagi berpuluh2 page.. gak ada hasil.. teruskan lagi.. mau sampai kapan ?

waktu tidak bisa dibeli.. waktu tidak bisa kembali..
yang ada hanya rasa sedih..
waktu terbuang sia2 untuk hal tidak berguna seperti ini..