News:

Semoga anda berbahagia _/\_

Main Menu

apa itu Berpikir?

Started by Deva19, 17 July 2010, 10:18:40 PM

Previous topic - Next topic

0 Members and 1 Guest are viewing this topic.

Deva19

apa itu berpikir

Saat kita memulai bermeditasi, muncul berbagai ingatan di dalam pikiran. Bayangan-bayangan ini mengganggu konsentrasi. Tetapi tidak ada yang lebih mengganggu samadhi melebihi pikiran yang berpikir.

Dalam meditasi, ketika kita mengamati keluar masuknya nafas, dan kita membantin "masuk, masuk, masuk" ketika nafas itu masuk, pada tahap ini, pikiran kita tidak disebut berpikir, tapi "menyadari" nafas masuk. Demikian pula ketika mengamati nafas keluar. Jika kita dapat mempertahankan sikap pikiran tanpa berpikir secara terus menerus, maka kita akan cepat sampai pada samadhi dan mencapai jhana-jhana. Tetapi, bila aktifitas berpikir selalu muncul, maka samadhi akan sulit tercapai. Oleh karena itulah kita harus mengenali apa itu berpikir. Untuk meditasi, bila kita tidak mengetahui "apa itu berpikir", maka kita seperti pergi ke medan tempur, tanpa tahu betul siapa musuh kita.

Munculnya ingatan-ingatan tentang masa lalu, pekerjaan-pekerjaan, dan berbagai macam bayangan lainnya di dalam pikiran itu merupakan vipaka (kesadaran hasil), sebagai akibat dari kamma. Tetapi, itu bukanlah apa yang disebut "berpikir".

Berbagai macam kata dapat bermunculan dalam pikiran kita tanpa tersusun sebagai kalimat-kalimat. Bahkan satu kata dengan kata lainnya tidak difahami hubungannya. Demikian juga, kita dapat melihat berbagai fenomena dalam pikiran tanpa memahami hubungan dari fenomena-fenoman itu. Ketika fenomena-fenomena itu muncul, ketika fenomena itu kita sebut nama-namanya, pada tahap itu, kita belum disebut berpikir. Tetapi bila kita mulai menceritakan pengalaman-pengalaman tadi, berarti kita telah berpikir.

Berpikir adalah menyusun kata-kata menjadi saling berhubungan satu sama lain. Berpikir juga berarti menghubungkan suatu fenomena dengan fenomena lainnya dalam pikiran.  Berpikir berarti menempatkan kesadaran kepada suatu objek sampai pikiran bergerak untuk menyadari bagian-bagian lain dari objek yang disadari itu. Seperti seseorang yang sedang berlatih menghadapi tembok yang tampak kosong. Setelah memperhatikan tembok itu beberapa lama dia dapat menemukan bahwa ditembok banyak sekali hal. Kemudian sanna melakukan suatu pencatatan dan dapat menghubungkan satu bagian dengan bagian lainnya. Adanya bahasa lisan dan tulisan, menandai adanya aktifitas berpikir. Adanya nama-nama, menandai adanya kesadaran dan sanna/persepsi.

Ada berbagai macam cara seseorang berpikir. Salah satunya adalah berpikir analitik. Berpikir analitik berarti menghubungkan satu objek dengan objek lainnya yang merupakan kemestian bagi objek yang pertama. Seperti misalnya, "benda" dengan "berat". Setiap benda memiliki berat. Contoh lainnya "api" dengan "panas". Setiap api itu panas. Setiap orang yang menyelidiki benda, tentu menemukan sifat berat. Setiap orang yang menyelidiki api, tentu menemukan sifat panas. Oleh karena itu menghubungkan objek yang menjadi kemestian bagi objek lainnya disebut dengan berpikir analitik.

Cara berpikir lainnya adalah cara berpikir sintetik. Cara berpikir sintetik, berarti menghubungkan satu objek dengan objek lainnya yang bukan merupakan kemestian bagi objek yang pertama. Semacam "baju" dan "basah". Sifat "basah" merupakan kemestian bagi "air" tapi bukan kemestian bagi "baju". Seseorang yang berkata, "bajuku basah", berarti dia telah berpikir dengan cara sintetik.

Contoh kalimat-kalimat lainnya yang merupakan tanda seseorang berpikir sintetik adalah sebagai berikut :

saya tidak berpikir
saya berpikir
saya ingin mengamati, apakah saya berpikir

Munculnya objek, perhatian, kesadaran dan pencatatan, merupakan awal terjadinya "berpikir". Ketika suatu objek muncul, kita memperhatikan, menyadari, mencatat atau menyebut namanya. Ketika objek nafas bergerak melewati lubang hidung, kita membantin "masuk, masuk, masuk". Tetapi, tanpa dikehendaki persepsi lain, selain persepsi tentang nafas bisa muncul secara tiba-tiba dan mengganggu konsentrasi. Pikiran tidak dapat tetap pada objek nafas. Bisa jadi terbayang suasana bandara kapal udara, dimana munculnya persepsi tersebut akhirnya menimbulkan dorongan kepada pikiran untuk menganalisis. Munculnya dorongan ini dapat disadari sebagai dorongan untuk berpikir. Tetapi, bila kita memperhatikan persepsi tersebut, dan mengamati satu persatu fenomena, menyebut nama-namanya, tanpa menghubungkan satu fenomena dengan fenomena lainnya, maka hal itu tidak termasuk kepada aktifitas berpikir. Walaupun tidak berpikir, tapi konsentrasi telah diganggu oleh ingatan-ingatan, imajinasi-imajinasi dan khayalan-khayalan yang muncul. Tetapi, bila kita sudah tidak berpikir, berarti satu macam penghalang dalam samadhi telah dapat kita singkirkan.

Selain munculnya persepsi, seringkali muncul kata-kata di dalam pikiran tanpa didahului objeknya secara jelas. Seperti misalnya "apa", "jika", "kenapa", "mencoba", "andaikata". Jika, kata-kata semacam ini muncul, maka hal itu merupakan tanda munculnya dorongan berpikir.  Karena kata-kata seperti itu, jika diteruskan, akan menyebabkan pikiran kita menghubungkan satu fenomena dengan fenomena lain. Ini berarti "berpikir".

hal yang mendorong aktifitas berpikir

Selanjutnya, perlu kita menyelidiki, apakah sebenarnya yang mendorong pikiran menghubung-hubungkan satu fenomena dengan fenomena lainnya? Penyebabnya adalah "ketidak tahuan". Baik berpikir analitik ataupun sintetik, keduanya terdorong untuk mengetahui. Orang terdorong untuk mengetahui, karena ketidak tahuan. Seandainya sudah mengetahui, maka apakah lagi yang mendorong dia untuk memikirkannya lagi?

Dalam meditasi, kita seringkali terdorong untuk menganalisis pengalaman kita sendiri. Usaha untuk menganalisis ini berarti berpikir. Sebelumnya kita tidak tahu banyak, apa yang akan terjadi dalam meditasi kita. Mungkin kita mengharapkan suatu pengalaman yang lebih dalam dalam suatu meditasi, dan mungkin kita mengalami suatu pengalaman yang luar biasa dalam meditasi kita. Tetapi, seringkali kali pula kita tidak cukup puas hanya dengan pengalaman luar biasa itu saja, karena kita terdorong untuk juga memahami pengalaman itu atau berusaha menstranformasikannya kedalam suatu bentuk pemikiran dan bahasa yang kiranya bisa dikomunikasikan.

Objek yang netral, bisa diidentifikasi sebagai objek yang membosankan, sehingga objek itu tidak mendorong seseorang untuk menyelidiki, menganalisis atau memikirkannya. Orang cenderung mengabaikan objek yang dianggap membosankan. Objek yang menyenangkan dan objek yang membencikan, keduanya membuat pikiran terpikat, dan melekati objek. Karena melekat inilah, maka muncul dorongan berpikir dari kemelekatan, setelah munculnya dorongan berpikir dari ketidak tahuan.

Pemikiran-pemikiran muncul karena pikiran sendiri yang menciptakannya, untuk mempertahankan hal yang menyenangkan dan menolak hal yang membencikan. Tapi, bila seseorang tidak melekati atau membenci sesuatu, maka ia akan membiarkan semua objek muncul dan berlalu tanpa sempat memikirkannya. Ada imajinasi-imajinasi yang kita pertahankan, ada khayalan-khayalan yang kita pertahankan, dan objek-objek yang tidak kita biarkan muncul dan berlalu dengan sendirinya. Kita mencoba menghentikan objek yang seharusnya berlalu, karena kita ingin menganalisisnya.

Untuk mengatasi munculnya "berpikir" di dalam meditasi, kita harus membiasakan diri di dalam kehidupan untuk menjauhi kesenangan duniawi. Sebab, seseorang yang terbiasa mengejar-ngejar kesenangan duniawi, maka pikirannya selalu berusaha menciptakan khayalan-khyalan yang menyenangkan di dalam meditasinya, seakan-akan perbuatan pikiran dalam menciptakan khayalan-khayalan itu terjadi dengan sendirinya secara otomatis. Karena itulah pemikiran-pemikiran menjadi selalu muncul dan samadhi sulit tercapai.

Sebelum bermeditasi, kita dapat mengukur diri, sampai sejauh mana kita akan dapat mengembangkan batin di dalam meditasi. Cara mengukurnya adalah dengan bertanya pada diri sendiri, "adakah di dunia ini suatu hal yang masih kita anggap menyenangkan?" lalu jawab secara jujur oleh diri sendiri. Jika kita masih berpikir, "ini menyenangkan, dan itu tidak menyenangkan", berarti pikiran kita belum terbebas dari khayalan dan kemalasan. Berarti tidak akan banyak kemajuan dalam meditasi yang akan kita capai. Bila kita sudah tidak dapat menemukan apa yang bisa dianggap menyenangkan di dunia ini, maka pada saat itulah, meditasi kita akan melesat seperti kilat. Karena pikiran mudah untuk ditundukan, tidak lagi liar, dan tidak lagi mencoba menciptakan khayalan-khyalan yang menyenangkan atau membencikan.

Kita sulit mencapai samadhi, karena kita masih memiliki pandangan X. adapun X = anggapan bahwa yang ini menyenangkan dan yang itu tidak menyenangkan. Setiap yang masih memiliki pandangan X, maka ia sulit mencapai samadhi.

Dari mana asal-usul premis mayor tersebut? Dari fakta pengalaman pribadi yang diamati dan dianalisis secara langsung. Bahwa saya menemukan pandangan X tersebut merupakan sesuatu yang membuat pikiran sulit mencapai samadhi. Tentu saja, pengalaman pribadi merupakan sesuatu yang berada di luar jangkauan orang lain. Tetapi, tidaklah mustahil orang mengalami dan menemukan hal yang serupa di dalam meditasi mereka, sebagaimana yang saya alami, sehingga bisa membuat suatu kesimpulan yang sama pula. Oleh karena itu, fakta pengalaman pribadi ini saya kemukakan untuk menjadi perbandingan dengan pengalaman pribadi orang lain, seolah saya bertanya, "apakah anda mengalami hal serupa dengan apa yang saya alami?"

Bagi sebagian orang, menghilangkan anggapan adanya hal yang menyenangkan di dunia ini adalah mustahil. Hal yang menyenangkan dan hal yang membencikan, dianggap sebuah fakta yang tidak dapat dipungkirinya adanya. Tapi, bagi sebagian orang lagi sesungguhnya tidak demikian. Lagi-lagi pengalaman pribadi yang berbicara, bahwa suatu waktu saya mengalami suatu kondisi meditatif, dimana batin saya tidak lagi memiliki pandangan x. tetapi bukan tidak mengetahui apa yang dianggap menyenangkan dan tidak menyenangkan, melainkan ketika munculnya sesuatu yang dianggap menyenangkan, maka saya memperhatikan lebih dalam, apa itu perasaan menyenangkan, dan akhirnya ditemukan bahwa ternyata itu hanyalah ilusi yang diciptakan oleh pikiran, dan itu adalah dukha.

Hal yang menyenangkan itu adalah dukha. Karena hal yang menyenangkan itu muncul dan lenyap dengan sangat cepat dan merupakan hal yang diharapkan munculnya. Oleh karena itu ada dukha yang muncul dari harapan yang tidak terpenuhi. Dan hal yang menyenangkan tidak direlakan kepergiannya. Oleh karena itu ada dukha dari lenyapnya hal yang menyenangkan. Dengan melihat semua itu, maka berarti hakikatnya, hal yang menyangkan itu adalah dukha atau hal yang menyebabkan dukha. Dan yang menjadi sebab utama dukha itu, bukanlah objek-objek menyenangkan di luar sana, tetapi sikap pikiran yang melekati objek yang dianggap menyenangkan itu.

Rasa menyenangkan itu sendiri, bukanlah sesuatu yang salah. Karena seumur hidup rasa menyenangkan akan selalu muncul dan lenyap mengikuti jalannya sendiri. Yang salah adalah kemelekatan terhadap rasa menyenangkan itu. Dan kemelekatan itulah yang saya maksud "pandangan X". Dan pandangan X bukanlah pengetahuan tentang yang menyenangkan dan bukan menyenangkan. Dan pandangan X tersebut bisa menjadi salah satu faktor yang mendorong seseorang untuk mengembangkan aktifitas berpikir, bukan sekedar untuk mengembangkan pengetahuan, malainkan untuk mengembangkan perasaan menyenangkan di dalam dirinya.

Johsun

Widihhh, mantap juga nih
CMIIW.FMIIW.

Deva19

Quote from: jo[quote author=Johsun link=topic=17271.msg277148#msg277148 date=1279380812
Widihhh, mantap juga nih

posting damai bro.. -_-

johan3000

pak HUD bilang pikiran bisa BERHENTI, nah bagaimana menurut bro Deva19?

1. kondisi apa yg dpt membuat pikiran berhenti ?
    apakah itu kemauan sendiri atau kena HAMMER ?
2. Apa sebenarnya yg dimaksud dgn BERHENTINYA PIKIRAN ?
3. dpt manusia hidup tapi dibilang PIKIRANNYA BERHENTI ?
4. manfaat PIKIRAN BERHENTI spt apa contohnya?
5. Bagaimana manusia berpikir tentang hal2 yg tak terpikirkan.

sementara itu dulu bro... nanti kalau pikiran gw bergerak lagi, nah mau nyambung lagi
yg wuuakeh dehhh. mohon dijawab dgn baik ya.... harap menggunakan pikiran bro ya!

thanks sebelumnya.
Nagasena : salah satu dari delapan penyebab matangnya kebijaksanaan dgn seringnya bertanya

Deva19

Quote from: johan3000 on 17 July 2010, 10:54:50 PM
pak HUD bilang pikiran bisa BERHENTI, nah bagaimana menurut bro Deva19?

1. kondisi apa yg dpt membuat pikiran berhenti ?
    apakah itu kemauan sendiri atau kena HAMMER ?
2. Apa sebenarnya yg dimaksud dgn BERHENTINYA PIKIRAN ?
3. dpt manusia hidup tapi dibilang PIKIRANNYA BERHENTI ?
4. manfaat PIKIRAN BERHENTI spt apa contohnya?
5. Bagaimana manusia berpikir tentang hal2 yg tak terpikirkan.

sementara itu dulu bro... nanti kalau pikiran gw bergerak lagi, nah mau nyambung lagi
yg wuuakeh dehhh. mohon dijawab dgn baik ya.... harap menggunakan pikiran bro ya!

thanks sebelumnya.

menurut saya, ada pikiran, berpikir dan pemikiran. ketiganya adalah hal yang berbeda.

pikiran adalah komponen-komponen batin yang menghasilkan pemikiran. sedangkan makna "berpikir" telah saya jelaskan di atas.

1. kondisi yang membuat pikiran berhenti adalah samadhi
2. berhentinya pikiran itu artinya ketika komponen-komponen batin tidak lagi berproses untuk menhasilkan suatu pemikiran.
3. bisa. itu adalah orang yang telah merealisasi nibbana. dia bisa berjalan, bernafas, berkata-kata, tetapi semua itu tidak muncul dari pikiran.
4. berhentinya spekulasi, berhentinya khayalan-khayalan, berhentinya pandangan keliru, dan berhentinya perselisihan yang ditimbulkan kemelakatan terhadap pemikiran.
5. tidak tau.

apa maksudnya hal yang tak terpikirkan?

johan3000

Quote from: Deva19 on 17 July 2010, 11:05:09 PM
Quote from: johan3000 on 17 July 2010, 10:54:50 PM
pak HUD bilang pikiran bisa BERHENTI, nah bagaimana menurut bro Deva19?

1. kondisi apa yg dpt membuat pikiran berhenti ?
    apakah itu kemauan sendiri atau kena HAMMER ?
2. Apa sebenarnya yg dimaksud dgn BERHENTINYA PIKIRAN ?
3. dpt manusia hidup tapi dibilang PIKIRANNYA BERHENTI ?
4. manfaat PIKIRAN BERHENTI spt apa contohnya?
5. Bagaimana manusia berpikir tentang hal2 yg tak terpikirkan.

sementara itu dulu bro... nanti kalau pikiran gw bergerak lagi, nah mau nyambung lagi
yg wuuakeh dehhh. mohon dijawab dgn baik ya.... harap menggunakan pikiran bro ya!

thanks sebelumnya.

menurut saya, ada pikiran, berpikir dan pemikiran. ketiganya adalah hal yang berbeda.

pikiran adalah komponen-komponen batin yang menghasilkan pemikiran. sedangkan makna "berpikir" telah saya jelaskan di atas.

1. kondisi yang membuat pikiran berhenti adalah samadhi
Nah kalau yg ini bisa berhenti, trus bagian mana yg membagunnya kembali ?
kalau orang lagi samadhi, rumahnya kebakaran. Kira2 dia bangun dan keluar ga ?


2. berhentinya pikiran itu artinya ketika komponen-komponen batin tidak lagi berproses untuk menhasilkan suatu pemikiran.
komponen batin ? Memangnya ada berapa bagian yg ikut berpikir ?
3. bisa. itu adalah orang yang telah merealisasi nibbana. dia bisa berjalan, bernafas, berkata-kata, tetapi semua itu tidak muncul dari pikiran.
Apakah bisa dibuktikan dgn Brain Scan ?
4. berhentinya spekulasi, berhentinya khayalan-khayalan, berhentinya pandangan keliru, dan berhentinya perselisihan yang ditimbulkan kemelakatan terhadap pemikiran.
Rasanya pikiran berhenti adalah kurang tepat. Kenapa itu bisa tau kalau pandangan keliru ?
5. tidak tau.
imaginasi, inovasi yg bisa menjadi kenyataan

apa maksudnya hal yang tak terpikirkan?

menurut bro Deva19, adakah tanda2 kalau pak Hud pikirannya udah berhenti? mohon komentar yg jelas dehhh.

_/\_ ;D
Nagasena : salah satu dari delapan penyebab matangnya kebijaksanaan dgn seringnya bertanya

xenocross

wah ceritanya mau pakai rumus 19 logikanya untuk menguji pak HH.

wakkakaka
Satu saat dari pikiran yang dikuasai amarah membakar kebaikan yang telah dikumpulkan selama berkalpa-kalpa.
~ Mahavairocana Sutra

Deva19

Quote from: johan
menurut bro Deva19, adakah tanda2 kalau pak Hud pikirannya udah berhenti? mohon komentar yg jelas dehhh.

wah, gak tau bro. saya gak kenal pak Hud. bahkan seingat saya, lom pernah saya membaca artikel-artikelnya satupun. cuma tau pak Hud di forum ini, "kok, orang-orang pada ngeributin pak Hud" gitu pikirku.

tapi, menurut perasaan batinku aja ni bro, bisa jadi pak Hud itu orang yang mampu "menghentikan pikiran" untuk sejenak, yaitu mencapai samadhi, keheningan, mencapai jhana, tapi tidak sepanjang masa. dan beliau belum termasuk kepada yang sudah "merealisasikan nibbana". itu cuma opini pribadi aja sih bro.

johan3000

Quote from: Deva19 on 17 July 2010, 11:21:10 PM
Quote from: johan
menurut bro Deva19, adakah tanda2 kalau pak Hud pikirannya udah berhenti? mohon komentar yg jelas dehhh.

wah, gak tau bro. saya gak kenal pak Hud. bahkan seingat saya, lom pernah saya membaca artikel-artikelnya satupun. cuma tau pak Hud di forum ini, "kok, orang-orang pada ngeributin pak Hud" gitu pikirku.

tapi, menurut perasaan batinku aja ni bro, bisa jadi pak Hud itu orang yang mampu "menghentikan pikiran" untuk sejenak, yaitu mencapai samadhi, keheningan, mencapai jhana, tapi tidak sepanjang masa. dan beliau belum termasuk kepada yang sudah "merealisasikan nibbana". itu cuma opini pribadi aja sih bro.

Nah yg disebut sejenak itu unit waktunya berapa ? hitungan detik, menit, jam atau beberapa hari ?
adakah kegunaannya kalau (seandai kata) bisa menghentikan cuma 10 detik begitu ?
Hentinya pikiran dpt kah dibuktikan dgn alat2 medis atau teknology ?

mohon masukannya.
Nagasena : salah satu dari delapan penyebab matangnya kebijaksanaan dgn seringnya bertanya

Deva19

Quote from: johan3000 on 17 July 2010, 11:26:11 PM
Quote from: Deva19 on 17 July 2010, 11:21:10 PM
Quote from: johan
menurut bro Deva19, adakah tanda2 kalau pak Hud pikirannya udah berhenti? mohon komentar yg jelas dehhh.

wah, gak tau bro. saya gak kenal pak Hud. bahkan seingat saya, lom pernah saya membaca artikel-artikelnya satupun. cuma tau pak Hud di forum ini, "kok, orang-orang pada ngeributin pak Hud" gitu pikirku.

tapi, menurut perasaan batinku aja ni bro, bisa jadi pak Hud itu orang yang mampu "menghentikan pikiran" untuk sejenak, yaitu mencapai samadhi, keheningan, mencapai jhana, tapi tidak sepanjang masa. dan beliau belum termasuk kepada yang sudah "merealisasikan nibbana". itu cuma opini pribadi aja sih bro.

Nah yg disebut sejenak itu unit waktunya berapa ? hitungan detik, menit, jam atau beberapa hari ?
adakah kegunaannya kalau (seandai kata) bisa menghentikan cuma 10 detik begitu ?
Hentinya pikiran dpt kah dibuktikan dgn alat2 medis atau teknology ?

mohon masukannya.

saya tidak tau pasti. tapi diperkirakan 1 atau 2 menit. itu sangat maksimal. dan bila kita bisa menghentikan proses berpikir dalam 10 detik saja, tentu itu manfaatnya besar. cobalah sekarang bro johan untuk berhenti berpikir 3 detik aja, apa bisa bro? kalo saya bro, mencoba samadhi dengan menarik nafas dan menydarkan kesadaran kepada nafas yang masuk, sebelum nafas tersebut sempurna masuknya, pikiran sudah melompat ke objek lain. bisa berhenti dari "liarnya pikiran" selama 10 detik saja, tentu bisa memberikan kedamaian yang dalam ke dalam diri kita.

johan3000

Nah kalau pikirannya udah berhenti 1 atau 2 menit kemudian begerak lagi...

itu rasanya spt PENJAHAT yg cuma TELER2 sebentar aja....
begitu dia bangun, maka nyawa kita akan terancam...

berarti sistem pikiran berhenti kelihatannya memiliki kelemahan....
jadi cuma berhenti beberapa menit,... kemudian bisa DARAH MENDIDIH gitu ?

orang ke tempat ibadah menyanyikan lagu ibadah dgn khusuk itu baik!
tapi org tsb kan bukan hidup didalam tempat ibadah! diakan hidup dikeramaian gitu.

Kalau bro mencari orang berdebat, kenapa tidak nyoba aja sama pak HUD ?
gw jamin pikiran kedua-duannya gak bakal berhenti lagi deh....

Nagasena : salah satu dari delapan penyebab matangnya kebijaksanaan dgn seringnya bertanya

Deva19

Quote from: johan3000 on 17 July 2010, 11:49:42 PM
Nah kalau pikirannya udah berhenti 1 atau 2 menit kemudian begerak lagi...

itu rasanya spt PENJAHAT yg cuma TELER2 sebentar aja....
begitu dia bangun, maka nyawa kita akan terancam...

berarti sistem pikiran berhenti kelihatannya memiliki kelemahan....
jadi cuma berhenti beberapa menit,... kemudian bisa DARAH MENDIDIH gitu ?

orang ke tempat ibadah menyanyikan lagu ibadah dgn khusuk itu baik!
tapi org tsb kan bukan hidup didalam tempat ibadah! diakan hidup dikeramaian gitu.

Kalau bro mencari orang berdebat, kenapa tidak nyoba aja sama pak HUD ?
gw jamin pikiran kedua-duannya gak bakal berhenti lagi deh....



he..he... debat membuat meditasi kita menjadi rusak berat bro....

orang yang pandai berdebat, bisa menunjukan kepintarannya.

tapi, kebijaksanaan... tidak dapat ditunjukan dengan debat yang saling mengukuhi.

dari pada adu mulut, mending adu kesaktian dah....

johan3000

Quote from: Deva19 on 17 July 2010, 11:55:12 PM
Quote from: johan3000 on 17 July 2010, 11:49:42 PM
Nah kalau pikirannya udah berhenti 1 atau 2 menit kemudian begerak lagi...

itu rasanya spt PENJAHAT yg cuma TELER2 sebentar aja....
begitu dia bangun, maka nyawa kita akan terancam...

berarti sistem pikiran berhenti kelihatannya memiliki kelemahan....
jadi cuma berhenti beberapa menit,... kemudian bisa DARAH MENDIDIH gitu ?

orang ke tempat ibadah menyanyikan lagu ibadah dgn khusuk itu baik!
tapi org tsb kan bukan hidup didalam tempat ibadah! diakan hidup dikeramaian gitu.

Kalau bro mencari orang berdebat, kenapa tidak nyoba aja sama pak HUD ?
gw jamin pikiran kedua-duannya gak bakal berhenti lagi deh....



he..he... debat membuat meditasi kita menjadi rusak berat bro....

Maksudnya mediator begitu mudah dirusak oleh org yg melakukan berdebat ?
moga2 gw tidak merusak kwalitas meditasi bro lho...


orang yang pandai berdebat, bisa menunjukan kepintarannya.

tapi, kebijaksanaan... tidak dapat ditunjukan dengan debat yang saling mengukuhi.

dari pada adu mulut, mending adu kesaktian dah....
Boleh bro, kesatian2 bro Deva19 apa yg paling hebat mau dipertandingkan ?

Apakah pernah kejadian setelah berdebat-debat, bro jadi kesulitan mencapai "jhanna" ?
mohon sharing nya ya... :)) :)) :))

gw rasa member2 disini juga setuju kalau sih pak HUD cukup ulet berdebat...
apakah ada indikasi Meditasinya juga udah menjadi RUSAK BERAT?

mohon masukannya.. ;D ;D
Nagasena : salah satu dari delapan penyebab matangnya kebijaksanaan dgn seringnya bertanya

Kelana

Quote from: Deva19 on 17 July 2010, 11:05:09 PM
Quote from: johan3000 on 17 July 2010, 10:54:50 PM
pak HUD bilang pikiran bisa BERHENTI, nah bagaimana menurut bro Deva19?

1. kondisi apa yg dpt membuat pikiran berhenti ?
    apakah itu kemauan sendiri atau kena HAMMER ?
2. Apa sebenarnya yg dimaksud dgn BERHENTINYA PIKIRAN ?
3. dpt manusia hidup tapi dibilang PIKIRANNYA BERHENTI ?
4. manfaat PIKIRAN BERHENTI spt apa contohnya?
5. Bagaimana manusia berpikir tentang hal2 yg tak terpikirkan.

sementara itu dulu bro... nanti kalau pikiran gw bergerak lagi, nah mau nyambung lagi
yg wuuakeh dehhh. mohon dijawab dgn baik ya.... harap menggunakan pikiran bro ya!

thanks sebelumnya.

menurut saya, ada pikiran, berpikir dan pemikiran. ketiganya adalah hal yang berbeda.

pikiran adalah komponen-komponen batin yang menghasilkan pemikiran. sedangkan makna "berpikir" telah saya jelaskan di atas.

1. kondisi yang membuat pikiran berhenti adalah samadhi
2. berhentinya pikiran itu artinya ketika komponen-komponen batin tidak lagi berproses untuk menhasilkan suatu pemikiran.
3. bisa. itu adalah orang yang telah merealisasi nibbana. dia bisa berjalan, bernafas, berkata-kata, tetapi semua itu tidak muncul dari pikiran.
4. berhentinya spekulasi, berhentinya khayalan-khayalan, berhentinya pandangan keliru, dan berhentinya perselisihan yang ditimbulkan kemelakatan terhadap pemikiran.
5. tidak tau.

apa maksudnya hal yang tak terpikirkan?

Maaf bukan maksud saya untuk menggurui anda, Sdr. Deva19, tapi jawaban anda dengan artikel yang anda tuliskan di atas tidak sinkron. Sepengamatan saya, artikel anda tidak pernah menyebutkan untuk menghentikan pikiran, tetapi menghentikan berpikir. Adalah hal yang berbeda antara pikiran dan berpikir, seharusnya anda tahu hal ini karena anda sendiri yang mendefinisikan apa itu berpikir.
GKBU

_/\_ suvatthi hotu


- finire -

Deva19

Quote from: johan
Apakah pernah kejadian setelah berdebat-debat, bro jadi kesulitan mencapai "jhanna" ?
mohon sharing nya ya...

benar sekali, bro johan!

debat dengan ego, menggunakan kata-kata kasar, menghina, sombong, dan lain-lain, (seperti yang bro sering lihat), itu semua adalah kamma buruk. dan kamma buruk tersebut, tak perlu menunggu lama untuk berbuah dan matang. kita akan segera melihatnya pada saat bermeditasi.

sebelum saya bertemu dengan forum diskusi yang pertama bernama dudung.net, saya menekuni meditasi pranayama. setiap hari saya selalu bermeditasi, mengembangkan konsentrasi, sehingga mudah mencapai kondisi samadhi. lalu saya bertemu forum dudung.net. di forum tersebut, saya membuat thread dengan topic "saya mo murtad ke agama Budha". topic tersebut memancing reaksi keras dari umat Islam. mereka bertanya, apa alasan saya ingin murtad dari Islam dan memeluk agama Budha? waktu itu, pandangan saya terhadap Islam, tak jauh beda dengan pandangan anda semua terhadap Islam. dan di thread tersebut, saya membela dan memuji-muji keagungan ajaran sang Budha. dan saya berdebat dengan mereka, debat dan terus debat selama berbulan-bulan. hal itu membuat batin saya keruh, dan menjadi sulit mencapai samadhi saat bermeditasi.

lalu, saya berhenti berdebat dalam jangka waktu cukup lama. saya menemukan website agama Budha, samaghi-phala.or.id. dari website itu saya belajar lebih banyak tentang ajaran Budha serta teknik meditasi samatha-vipassana. usaha saya dalam bermeditasi sungguh menggila, pagi, siang, sore, malam, tak pernah lupa bermeditasi, menyelami meditasi budhisme, sehingga tercapai suatu keyakinan yang mantap akan Tiratana (tiga sarana), keyakinan yang tidak mungkin tergoyahkan lagi. keyakinan akan kebenaran sang Budha, dhamma dan sangha. dan ketiganya merupakan "pulau perlindungan" bagi saya. walaupun saya tidak tau pasti, apakah pemahaman umat budha sama persis dengan apa yang saya fahami tentang Tiratana atau tidak, yang jelas sayapun mempelajari semua itu dari tulisan-tulisan para bikhu budhis.

setelah saya melihat kebenaran dhamma di dalam diri sendiri, saya mulai meninggalkan praktik meditasi yang lain, dan menganggap meditasi budhisme sesungguhnya mencakup semua bentuk meditasi yang dibutuhkan manusia. tetapi, akhirnya meditasi saya hancur mulanya gara-gara dosen ku mengajak aku berdialog tentang agama. dosen ku perempuan, masih gadis, cantik, pintar bicara, dan seroang muslimah yang fanatik dengan Islam. dari dari kelompok Islam aliran NII, yaitu kelompok Islam yang memproklamirkan berdirinya negara Islam di Indonesia. mereka telah mengadakan pemerintahan tersendiri dan menyatakan pemerintah RI merupakan pemerintahan yang tidak sah, karena mereka lebih dulu mendirikan negara di Indonesia. dosenku berusaha mengajak aku untuk menginggalkan RI dan masuk ke wilayah NII.

atas dasar karuna, saya berdialog dengan rendah hati, mencoba membukakan akal pikiran dosenku. mula-mulanya diskusi yang baik dan atas dasar meta. tapi akhirnya, egoisme masing-masing muncul, kesombongan dan sifat merendahkan pandangan orang lain juga berkembang. dan aku pun sering berseluncur di internet, sekedar untuk mencari referensi dalil-dalil yang bertujuan untuk mengalahkan dalil-dalil dosenku sendiri.  sibuk mencari dalil, lupa bermeditasi.

ketika berseluncur di google, tak sengaja menemukan forum penghina Islam, yaitu FFI. saya masuk ke situ, dan berdebat dengan ramainya, keras, kasar, sombong, mengejek, menghina dan mencaci maki mereka, sebagaimana adat kebiasaan mereka juga. makin lupa lah aku pada meditasi. ketika bermeditasi, rasanya tidak nyaman duduk berlama-lama. otak tak mau diam, slalu berputar dan berdebat. karena biasa debat, ketika sendirian pun akhirnya aku berdebat dengan diri sendiri.

di FFI, aku membela Islam dari tuduhan-tuduhan yang tidak pada tempatnya. tapi, orang-orang FFI dapat mengidentifikasi kekagumanku pada ajaran sang Budha. maka diantaranya mereka ada yang mengatakan, "anda lebih mirip berfaham Budha dari pada Islam". ketika itu, ada orang FFI yang merndahkan ajaran sang Budha, dan saya membelanya. lalu munculah salah seorang member DC, entahlah siapa,saya lupa lagi. dia mengajak saya ke forum ini. dia ngasih link forum ini dan berkata, "saya juga ada di sana, bro!" katanya.

dengan riang gembira dan senang hati, saya bergabung dengan forum ini. memulainya dengan topik yang membahas ingatanku akan ingatan masa lalu (reinkarnasi). sambutan member DC sangat hangat dan menyenangkan, menumbuhkan rasa suka hati dan kemelekatan. tapi, yang namanya juga pemahaman, tak selamanya sama. perbedaan selalu ada. jika perbedaan itu diperdebatkan, timbulah perselisihan. seperti yang sering bro lihat di forum ini.

belum lama ini, bro johan juga tau bagaimana perdebatan sengit saya dengan kawan-kawan di sini. kemelekatan terhadap ide-ide sendiri, menimbulkan semangat yang besar untuk berdebat. usai pulang kerja pun, tak peduli badan lelah dan belum makan, saya mampir ke warnet untuk berdebat dengan anda-anda semua. waktu itu, saya mencaci maki  bro febianc. dan saya pulang larut malam.

sesampainya di rumah, leher saya terasa tercekik. kepala rasanya mau pecah. sangat berat kurasakan. saya tau dengan pasti, itu adalah buah dari kamma buruk, karena kata-kata kasar saya di forum. ya, walaupun ini hanya forum maya, tetapi kemarahan saya sendiri, kesombongan saya sendiri, egoisme, dan semua bentuk mental negatif yang timbul selama perdebatan, itulah yang merusak, bukan saja merusak batin, tetapi juga merusak tubuh secara langsung. karena ketika kita marah, atau mengeluarkan kata-kata kasar, terjadi ssuatu di dalam batin. apa yang terjadi di dalam batin ini, menggerakan 4 unsur di dalam tubuh. unsur tanah, air, api dan udara, semua itu bergerak sesuai dengan suasana batin. dan batin yang marah, membuat ke 4 unsur tersebut bergerak di dalam tubuh bagaikan bumi yang berguncang terjadi bencana.

sadar bahwa sakit yang saya alami akibat buruknya perilaku saya di forum, saya segera pergi ke kamar menyendiri untuk bermeditasi. dalam setiap tarikan nafas, perdebatan di dalam pikiran masih terus terjadi. ini bukti kemelakatan. dan bila pikiran sudah terjebak di dalam kemelekatan seperti itu, maka semua metoda meditasi pun seakan tanpa khasiat. saya telah belajar meditasi step by step, dan prosedurnya di catat mulai dari a hingga z. biasanya, metoda yang saya gunakan bisa membuat saya sampai kepada jhana-jhana. tetapi kali ini, dengna metoda dan prosedur yang sama, bahkan nivarana yang kasar pun tak sanggup ku enyahkan. yang salah bukan metodanya, tetapi perbuatanku di masa lalu. oleh kaerna itu, saya tidak dapat lari dari penderitaan akibat ksalahanku sendiri, dan aku harus menerima penderitaan itu sebagai hasil dari kamma ku sendiri. yang dapat aku lakukan adalah menjaga agar aku tidak berbuat buruk lagi. dengan demikian, di masa yang akan datang, dapat diharapkan aku bebas dari penderitaan, mencapai kebahagiaan yang sejati melalui jalan mulia berunsur 8.

_/\_