Kasus2 Kesembuhan melalui Meditasi Vipassana

Started by hengki, 26 February 2008, 08:46:11 PM

Previous topic - Next topic

0 Members and 1 Guest are viewing this topic.

Lily W

Quote from: FoxRockman on 11 April 2008, 09:31:54 PM
Wah.. Menarik sekali..
Penyakit berasal dari Pikiran..
Pikiran adalah Pelopor..


Masih ingat CUKA kan?
Citta = Pikiran
Utu = Lingkungan
Kamma = Perbuatan
Ahara = Makanan

CUKA lah yg mempengaruhi kualitas makhluk hidup.......tergantung mana yg paling dominan....  :-?  :)

_/\_ :lotus:
~ Kakek Guru : "Pikiran adalah Raja Kehidupan"... bahagia dan derita berasal dari Pikiran.
~ Mak Kebo (film BABE) : The Only way you'll find happiness is to accept that the way things are. Is the way things are

hengki

Sembuh dari kejang perut

Ma Khin Than yang berumur dua puluh tahun, puteri dari U Ngo dan Daw Win Kyi penduduk desa Taw Gu, telah menderita sakit karena konstriksi di perut selama lebih dari sepuluh tahun. Ia datang ke Yeiktha untuk melatih meditasi Vipassana.

Pada hari ketiga, setelah ia bisa menjaga perhatiannya sampai tiga jam, ia memuntahkan beberapa gumpalan dari perutnya. Ia juga mengalami diare. Instruksi2 diberikan untuk menjaga perhatian penuh pada kemunculan setiap fenomena atau hal2 yang lain. Setelah sepuluh hari penyakitnya tidak kambuh lagi. Dan sampai hari ini, ia telah sembuh sama sekali.


Kasus konstriksi perut yang lain

U Win yang berusia enam puluh tahun dari desa Naing Hione telah menderita sakit konstriksi di perut selama bertahun-tahun, ketika ia datang ke Yeikhta untuk berlatih meditasi Vipassana.

Sekitar pukul delapan malam pada hari ketiga, ketika ia menjaga penuh perhatiannya menurut petunjuk yang telah diberikan, ia memuntahkan dua tempolong penuh benda yang keras (kemungkinan makanan yang tidak tercerna, yang mirip dengan tinja yang mengeras). Rasa sakit di perutnya, juga menghilang. Dengan terus menerus melakukan meditasi, penyakit itu tidak pernah kambuh lagi.


Sembuh dari penyakit bronchitis, pusing2 dan wasir.

U Tut yang berumur tujuh puluh delapan tahun dari desa Ta Gun Daing menderita penyakit pusing2 dan rasa sakit yang luar biasa, sehingga ia harus selalu menyuruh seorang tukang urut untuk bersiap siaga dan mengurus keperluannya. Selain itu, ia juga menderita penyakit wasir dan bronchitis ketika ia datang ke Yeiktha untuk latihan meditasi Vipassana.

Pada awalnya, ia sanggup bermeditasi selama kira2 satu jam. Lambat laun, ia memperpanjang waktunya sampai dua atau tiga jam dan hingga mencapai empat jam. Semua sensasi2 menyakitkan yang berbagai macam itu berangsur-angsur berkurang sampai akhirnya hilang sama sekali.
Berbuat Baik dan Melatih Diri sebaiknya dilakukan sedari muda. Jangan menunggu sudah bungkuk, pikun, mata rabun, jalan pakai tongkat baru mau Berbuat Baik dan Melatih Diri

hengki

Wanita yang sembuh dari radang usus dan tumor

Daw Ngwe Thein dari desa Ta Gun menderita radang usus dan tumor di perutnya. Ia meminum obat yang dikeluarkan oleh sebuah klinik, tetapi tidak menyembuhkan penyakitnya, jadi ia pergi ke rumah sakit umum untuk mendapatkan check up dan diberitahu bahwa ia harus menjalani operasi bedah. Ia sudah berumur tujuh puluh lima tahun, dan karena lemah, ia pulang kembali ke rumahnya tanpa berani menjalani operasi itu. "Kalau saya harus mati, biarlah saya mati dengan kesadaran penuh", ia bertekad, lalu mengunjungi Yeiktha untuk latihan meditasi Vipassana.

Pada awalnya ia tidak bisa konsentrasi dalam waktu yang lama dalam sebuah sikap duduk, tetapi lambat laun ia bisa memperpanjang konsentrasinya. Sejauh konsentrasi yang bisa ia lakukan, penyakitnya juga menjadi berkurang. Sewaktu ia sudah sanggup untuk memelihara kesadaran dan perhatiannya dalam satu posisi selama lima sampai enam jam terus menerus, seluruh penyakitnya lenyap. Sekarang (pada waktu penulisan ini, 1975) pada usia tujuh puluh delapan tahun, sudah tiga tahun penyakit2nya lenyap, penyakit2 itu tidak pernah muncul lagi.
Berbuat Baik dan Melatih Diri sebaiknya dilakukan sedari muda. Jangan menunggu sudah bungkuk, pikun, mata rabun, jalan pakai tongkat baru mau Berbuat Baik dan Melatih Diri

hengki

Konstriksi perut karena tumor di perut

Daw Sein Tin dari desa Kyaik Kwe menderita konstriksi perut yang disebabkan oleh sebuah tumor yang ada di perutnya. Ia harus minum soda. Keadaan ini sudah demikian untuk lima belas tahun lamanya. Ia datang ke Yeikhta untuk therapi Vipassana yang caranya telah ditunjukkan oleh Sang Buddha.

Ia berkonsentrasi dengan penuh kesadaran menjaga perhatiannya menurut petunjuk2 guru pembimbing. Hari demi hari, setelah sikap posisinya menjadi lebih mantapi, intensitas dari penyakitnya, juga berkurang. Sewaktu ia sanggup menjaga perhatiannya secara terus menerus selama sampai tujuh jam tanpa henti, penyakit dan seluruh sensasi kesakitan hilang. Sekarang (1975) ia sudah berumur enam puluh tahun dan tidak lagi harus meminum soda, dan juga tidak ada lagi kesakitan2 karena konstriksi di perutnya. Lama meditasi Vipassana-nya adalah enam belas hari.


Sembuh dari sakit di perut

Sejak ia berumur tiga puluh tahun, Daw Ma Le dari desa Ta Gun Daing telah menderita rasa sakit di perutnya. Di masa yang lampau, Yeiktha/pusat meditasi untuk latihan meditasi Vipassana belum banyak didirikan seperti sekarang, sehingga tidak terlintas pikiran untuk berlatih meditasi Vipassana.

Sewaktu ia berumur tujuh puluh tahun, sebuah pusat latihan meditasi di dekat desanya telah menjadi cukup terkenal, pada suatu hari ia mengunjunginya dan berlatih meditasi. Sama seperti kebanyakan orang, pada awalnya ia hanya bisa menjaga perhatiannya sebentar saja. Tetapi ia terus berlatih dengan tekun menurut instruksi guru pembimbing (untuk lambat laun memperpanjang dan mempertahankan posisinya) pada akhirnya ia bisa menjaga perhatiannya terus menerus untuk lima sampai enam jam tanpa berhenti. Setelah itu penyakitnya hilang. Sekarang (1975) ia sudah berumur delapan puluh delapan tahun tetapi penyakitnya tidak pernah kumat lagi.
Berbuat Baik dan Melatih Diri sebaiknya dilakukan sedari muda. Jangan menunggu sudah bungkuk, pikun, mata rabun, jalan pakai tongkat baru mau Berbuat Baik dan Melatih Diri

hengki

Sembuh dari pusing2 dan hidrocelle (pembengkakan kantung kemaluan)

U Yasa seorang Bhikkhu menetap dari Padepokan Mahayin, desa Kun Dar, kota Mu Done, telah menderita pusing2 dan hydrocelle lebih dari dua puluh tahun, ketika ia tiba di Yeikhta untuk latihan meditasi
Vipassana.

Hanya sewaktu ia mencapai tingkatan di mana ia bisa mempertahankan sikap posisinya sampai empat jam, barulah penyakitnya berkurang intensitasnya, agak meringankan penyakitnya. Sewaktu ia meneruskan meditasinya dengan memperhatikan dan mencatat setiap fenomena yang muncul, akhirnya semua penyakit2nya hilang sama sekali. Ketika ia sanggup berkonsentrasi terus menerus di dalam posisi berdiri sampai dua belas jam, penyakitnya tidak pernah kumat lagi.


Seorang wanita sembuh dari lumpuh sebagian

Daw Khyi, seorang wanita dari kota Kant Baloo, distrik Shwe Bo, pernah jatuh dari sebuah pohon dan sebagian dari satu kakinya lumpuh. Ia bertemu seorang Biarawati dari Padepokan Myowa Mahasatipatthana, Moulmein di MTY, Yangon, dan mengikutinya via Moulmein dan tiba di Yeiktha desa Taw Gu.

Pada mulanya ia juga kurang dapat berkonsentrasi menjaga perhatiannya. Tetapi setelah berangsur-angsur konsentrasinya meningkat dan dapat berkonsentrasi menjaga perhatiannya selama empat jam terus menerus., cacat jasmaniah dan intensitas kesakitannya menjadi berkurang dan agak meringankannya. Sebulan kemudian, ia sanggup untuk terus menerus menjaga perhatiannya sampai tujuh jam, dan hermiplegia atau penyakit lumpuh sebagian itu sembuh total.
Berbuat Baik dan Melatih Diri sebaiknya dilakukan sedari muda. Jangan menunggu sudah bungkuk, pikun, mata rabun, jalan pakai tongkat baru mau Berbuat Baik dan Melatih Diri

hengki

Seorang wanita sembuh dari penyakit askites

Sebelum Kammatthanacariya (Guru Meditasi) U Nandiya mendirikan Yeiktha (pusat latihan Meditasi) di desa Taw Gu, ia tinggal di padepokan Mahasatipatthana, di kota Kok Karait mengajar meditasi Vipassana.
Sekitar tahun 1963 ada seorang wanita yang bernama Daw Kyawk Khin di kota itu, yang menderita penyakit askites (yaitu perut bengkak karena akumulasi cairan yang bisa disebabkan oleh penyakit), sehingga ia terlihat seperti hamil. Ia telah pergi melakukan medical check up dan dokternya mengatakan, "Kita harus mengoperasinya. Biayanya kira2 seribu kyat. Tetapi apakah akan sembuh atau tidak, kami tidak bertanggung jawab."

Karena ketakutan, ia tidak mau melakukan operasi. Tetapi berkat dorongan dan tekanan dari sanak keluarganya untuk berlatih meditasi Vipassana, ia tiba di Yeiktha, walaupun bertentangan dengan keinginannya.

"Ada hantu2 galak dan setan2 ganas di dalam Yeiktha itu! Dan mereka bisa menakutkanmu sehingga nyalimu ciut!" begitulah isu yang beredar dan Daw Kyawk Khin, juga sudah mengetahui isu itu dengan baik. Tidak mengherankan kalau ia tidak mau datang! Tetapi karena ia tidak mempunyai pilihan, juga karena tekanan dan dorongan semangat dari sanak keluarganya, ia akhirnya tiba di Yeiktha.

Setelah ia tiba, Sayadaw U Nandiya memberikan petunjuk2 untuk bermeditasi dengan posisi berbaring, posisi yang sangat cocok dengan kondisinya. Sewaktu mencatat fenomena yang muncul dengan penuh perhatian, badannya terasa bertambah berat, sampai akhirnya tidak bisa digerakkan. Setelah itu, karena beranggapan bahwa ia telah dikuasai oleh hantu galak, ia kehilangan konsentrasinya.

"Saya telah dikuasai hantu galak! Saya akan mati! Kamu semua telah datang untuk membunuh saya, hah! Saya tidak akan tinggal lebih lama lagi! Antar saya kembali ...." Ia menangis dengan histeris, dalam ketakutannya ia berusaha untuk berdiri. Dengan perasaan marah kepada orang2 yang telah mengirim ia ke Yeiktha, ia mulai mencaci maki mereka dalam berbagai cara.

"Jangan pergi dakamagyi, (istilah sopan yang dipakai oleh Bhikkhu-Bhikkhu untuk memanggil seorang wanita yang memberi kebutuhan kepada Bhikkhu-Bhikkhu atau donatur). Janganlah marah2. mintalah maaf untuk apa yang telah kamu katakan, yang tanpa sadar tentunya. Tahukah bahwa kamu sangat beruntung dapat datang dan bertemu saya. Dan saya menganggap situasi ini atas dasar kerukunan saudara dan saudari. Jika kamu tidak mau berbaring, ya jangan. Dengarlah apa yang akan saya katakan. Jika kamu benar2 tidak mau untuk berbaring, di sini saya akan menjelaskannya. Jadi, kamu boleh berjalan di sana untuk sementara waktu, kan? Jika merasa berat, catat dalam hati, "Berat, berat" dan jika kamu merasa enteng, catat juga dalam hati, "Enteng, enteng."

Teruskanlah mencatat dalam hati, satu atau dua jam, selama mungkin sesuai kesanggupanmu, dan jika kamu tidak bisa jalan lagi, berdiri saja dan catatlah dalam hati untuk beberapa waktu. Jika kamu merasa berat, catatlah dalam hati, "Berat, berat", dan jika engkau merasa enteng, catatlah "Enteng, enteng". Terus perhatikan selama mungkin sesuai kesanggupanmu. Setelah itu jika kamu tidak sanggup untuk berdiri lagi, duduklah di tepi tempat tidurmu dan perhatikan untuk sementara. Sewaktu merasa berat, perhatikan, "Berat, berat", dan sewaktu enteng, perhatikan, "Enteng, enteng", perhatikan selama mungkin sesuai dengan kesanggupanmu. Dan kalau kamu tidak sanggup untuk duduk lagi, berbaringlah dengan perlahan-lahan di tempat tidur, dan jika merasa berat, perhatikan, "Berat, berat." Jika merasa enteng, catatlah, "Enteng, enteng." Teruskan konsentrasi, hanya begitu saja. Jika kamu tertidur, biarkan saja!

Jika kamu berbaring, janganlah takut kepada apapun! Saya akan mengirim metta (keadaan mental penuh cinta kasih yang ditujukan untuk kebahagiaan semua makhluk, yang sama sekali terbebas dari kepentingan pribadi) dan berjaga-jaga ...." Sayadaw membujuk dan menyuruhnya untuk terus berkonsentrasi.

Karena diberikan petunjuk untuk melakukan keempat posisi itu dengan cara bijaksana, si dakamagyi/donatur, yang takut untuk berbaring, akhirnya menerima posisi berbaring karena ia tidak sanggup lagi untuk berkonsentrasi dalam tiga posisi lainnya. Bersamaan dengan hasratnya untuk tidur, seluruh tubuhnya menjadi berat dan tidak dapat digerakkan dan ia agak tenang penuh perhatian. Tetapi ia tidak tertidur. Demikianlah sewaktu mencatat dalam hati dengan penuh perhatian selama tiga jam, seluruh badannya menjadi enteng. Perutnya yang kembung juga menjadi kempes dan kembali ke kondisi normalnya. Setelah bangkit dari tempat tidurnya, ia melaporkan hal itu dengan gembira kepada Sayadaw.

"Saya takjub, Bhante. Benar-benar takjub! Seluruh tubuh saya menjadi begitu enteng, Bhante! Perut saya juga telah kempes, Bhante!"
Berbuat Baik dan Melatih Diri sebaiknya dilakukan sedari muda. Jangan menunggu sudah bungkuk, pikun, mata rabun, jalan pakai tongkat baru mau Berbuat Baik dan Melatih Diri

hengki

Seorang anak sembuh dari konstriksi perut, sakit kepala dan tumor

Seorang anak lelaki yang bernama Yang Aung dari desa Taw Gu menderita sakit konstriksi perutnya setelah jatuh dari pohon, juga kepala pusing2 dan tumor. Tiada hal khusus yang didapat dari upaya2 pengobatan yang dilakukan oleh dokter2 setempat.

Seorang Thera bahkan menyatakan, "Kegagalan liver tidak bisa disembuhkan." Corak kulit dari seluruh tubuh anak itu sangat suram. Ia datang ke Yeiktha, dan ketika sedang berlatih meditasi Vipassana, ia merasakan sesuatu di dalam perutnya seperti gasing memutar. Rasanya juga sakit. Setelah kira2 sepuluh hari, sebuah suara seperti "cepluk" keluar dari perutnya. "Sudah pecah terbuka", pikirnya. Pada saat yang bersamaan bau yang busuk keluar dari mulutnya. Banyak ludah yang keluar dan juga panas. Pada hari berikutnya ia merasakan enteng dan lega. Setelah ia bisa bermeditasi menjaga perhatiannya tidak terputus pada salah satu posisi, duduk atau berdiri selama enam jam terus menerus tanpa berhenti, seluruh penyakitnya lenyap. Ia juga sanggup untuk bermeditasi sampai enam jam berturut-turut selagi duduk dan setelah itu berbaring terus menerus tanpa henti-henti. Kemudian ia menjadi Samanera dan hingga hari ini (sekitar Februari 1976) ia masih tinggal di Taw Gu Yeiktha.


Seorang pemuda sembuh dari sakit jiwa

Seorang anak laki2 yang bernama Maung Than Win dari Moulmein menderita sakit jiwa, ia berbicara dan berbuat apa saja sekehendak hatinya. Walaupun telah mengusahakan pertolongan dari seorang pengusir roh jahat, tiada sesuatu yang istimewa yang terjadi. Pergi ke rumah sakit jiwa juga tidak membawa kesembuhan. Dan walaupun sudah memakan obat sesuai resep dokter dari rumah sakit umum, nampaknya tidak ada manfaat yang didapat. Akhirnya ia datang ke Taw Gu Yeiktha untuk latihan meditasi Vipassana.

Lambat laun pikirannya menjadi tenang. Sewaktu ia sanggup berkonsentrasi menjaga kesadaran dan perhatiannya dalam satu posisi selama enam jam, ia telah sembuh total dari gangguan jiwanya. Sekarang ini, yaitu sekitar Februari 1976, ia masih tinggal di sana sebagai Samanera.
Berbuat Baik dan Melatih Diri sebaiknya dilakukan sedari muda. Jangan menunggu sudah bungkuk, pikun, mata rabun, jalan pakai tongkat baru mau Berbuat Baik dan Melatih Diri

hengki

Wanita yang sembuh dari berbagai penyakit.

Daw Khin Sein seorang perempuan yang berumur lima puluh tahun yang tinggal di Race Course South Side, terbentuknya sebuah gumpalan di dalam perutnya sejak umur empat puluh lima tahun. Sejak itu, rasa kaku yang menyakitkan di dalam dada sebelah atasnya (epigastrium), kepala pusing, mabuk2, dispepsia (pencernaan yang terganggu) dan penyakit2 lain yang menyertai terus mengikutinya. Jika ia memakan makanan yang sudah dicernakan, penyakitnya akan menjadi lebih buruk. Walaupun pengobatan telah dilakukan dengan cara2 tradisional, barat dan bermacam-macam obat, tiada sesuatu istimewa yang terjadi.

Akhirnya anak laki2nya sendiri, yang seorang dokter mengusulkan bahwa mungkin diperlukan operasi. Tetapi karena Daw Khin Sein ketakutan oleh pikiran harus menjalani operasi bedah – atau mungkin karena hasrat untuk berlatih meditasi Vipassana baru saja bangkit – ia tiba di Yeiktha pada bulan April 1975. setelah beberapa hari berlatih meditasi Vipassana, ia menderita sebuah serangan serius dari penyakit awalnya itu (gumpalan di dalam perut), bersamaan dengan penyakit2 lain yang menyertainya.

"Mendatangi Yeiktha adalah sebuah kesalahan", ia meratap dan bahkan berpikir untuk melarikan diri dari Yeiktha. Lagipula, sebuah luka lama di jempol jari kakinya yang diakibatkan oleh sebuah kayu log kering yang keras pada masa mudanya, terbuka lagi seperti masih baru, membuatnya sampai pada titik tak tertahankan sehingga mengeluarkan air mata. Kesakitan pada lengan atasnya, yang telah ia derita sejak dua tahun yang lalu juga muncul lagi dengan hebat.

Walaupun semua penyakit ini berulang lagi dan menyiksanya dengan berat, ia tetap menjalankan instruksi2 Guru pembimbingnya dengan usaha yang tekun, dan sewaktu bermeditasi dengan penuh perhatian, rasa sakit di lengan atas yang disebabkan oleh kayu hilang semuanya. Seluruh tubuhnya terasa sejuk, nyaman, dan tidak lagi terlihat tanda apapun dari penyakit2 itu. Sehingga gairahnya untuk bermeditasi Vipassana bertambah, dan pada hari kedua puluh delapan pengasingan dirinya, gumpalan yang besar itu yang telah bergerak naik sampai dada sebelah atas dan yang telah menyebabkannya sangat tidak nyaman, bergerak ke bawah, hancur dengan sebuah suara "plokk!" dan hilang melarut. Sebagai akibatnya, darah yang tersembur keluar yang berasal dari hancurnya gumpalan besar itu mengotori pakaian bawahnya, sampai harus sering2 diganti untuk tiga hari berturut-turut. Selain itu ia juga mendapatkan pandangan batin yang tajam mengenai beratnya beban dari tubuh. Dan walaupun ia berpikir bahwa mungkin semburan darah yang banyak ini akan menyebabkan ia menjadi lemah, sebaliknya ternyata ia menemukan bahwa secara mengherankan, ia ternyata jauh lebih kuat dari sebelumnya, ia merasa nyaman dan merasakan kejernihan batin dan jasmaninya.

Dengan hancurnya tumor besar tersebut, penyakit2 yang menyertainya juga menjadi sembuh seluruhnya. Jadi selain dari mengungkapkan rasa terima kasihnya kepada para Sayadaw, ia juga dipenuhi oleh rasa terima kasih tanpa batas kepada suaminya yang telah mengizinkannya untuk bermeditasi Vipassana. Setelah itu, ia melanjutkan meditasi dengan keyakinan yang kuat, sehingga membuat para Sayadaw merasa puas, ia menyelesaikan meditasi pandangan terangnya setelah pandangan terang yang luar biasa ia alami. Jika di waktu yang lampau ia harus berhati-hati dalam memilih makanannya, tetapi sekarang ia bisa makan apapun yang ia inginkan, tidak lagi harus cerewet dan selektif. Sepuluh hari setelah kembali ke rumah, ia pergi melakukan pemeriksaan medis, dan diberitahukan bahwa operasi tidak diperlukan lagi. Sampai hari ini, kesehatan Daw Khin Sein masih normal, mengatur urusan2 sosial dan spiritual jauh lebih baik daripada sebelumnya.
Berbuat Baik dan Melatih Diri sebaiknya dilakukan sedari muda. Jangan menunggu sudah bungkuk, pikun, mata rabun, jalan pakai tongkat baru mau Berbuat Baik dan Melatih Diri

hengki

Wanita yang menderita sakit darah tinggi selama dua puluh enam tahun

Daw Than seorang wanita yang berumur lima puluh sembilan tahun, yang tinggal di asrama pekerja di MTY, Yangon, telah menderita darah tinggi sejak berumur tiga puluh tiga. Pengobatan secara tradisional, pengobatan barat dan segala macam obat-obatan lainnya sedikit membantu mengurangi penderitaannya, tetapi tidak menghasilkan penyembuhan total. Karena hipertensinya selalu bertambah, ia harus mengecek tekanan darahnya setiap hari. Ia mengalami banyak penderitaan batin dan jasmani. Walaupun ada keinginan untuk berlatih meditasi Vipassana, ia tidak melakukannya karena berpikir bahwa dengan keadaan kesehatannya yang buruk, ia tidak akan sanggup untuk berkonsentrasi.

Hingga akhirnya pada bulan Mei 1975 karena niatnya begitu keras, ia berlatih meditasi Vipassana di Yeiktha, yang kebetulan adalah tempat tinggalnya sendiri. Pada permulaannya tiada sesuatu yang special terjadi, tetapi setelah kira2 lima hari menyendiri bermeditasi, tekanan darahnya begitu tinggi hingga ia tidak bisa mengangkat kepalanya. Dan ketika anak-anaknya dari rumah datang mengajaknya untuk mendapatkan pengobatan secara medis, ia berpikir :
"Akan lebih baik dan lebih mulia bagi saya, bila saya mati ketika sedang melatih meditasi Vipassana." Jadi ia tidak pulang ke rumah, tetapi meneruskan usahanya bermeditasi.

Suatu ketika saat sedang duduk berkonsentrasi, ia bergoyang dan miring seolah-olah akan jatuh. Seluruh badannya terasa berat dan sulit digerakkan. Demikianlah sewaktu sedang terlibat penuh dalam menjaga kesadaran dan perhatian yang tidak terputus terhadap apapun yang terjadi, sesuai petunjuk2 dari sang guru pembimbing untuk tidak melepaskan perhatiannya, ia merasakan seperti ada sesuatu yang pecah di dalam dadanya. Kemudian seluruh tubuhnya diliputi rasa panas, dan juga merasa ada cahaya yang terpancar dari tubuhnya. Sejak itu, bermeditasi terasa sangat nyaman. Pada permulaannya ia harus mencoba dengan keras sekali untuk bisa duduk berkonsentrasi walau hanya satu jam. Tetapi setelah kejadian itu, pada tahap belakangan (dari retreat), ia mungkin dapat duduk bermeditasi menjaga perhatiannya dan kesadarannya hingga dua setengah jam, tetapi terasa seperti ia sedang duduk dengan gembira dan nyaman hanya untuk waktu yang singkat saja, tanpa terasa letih sedikitpun. Seluruh tubuh terasa enteng, dan sensasi2 kesakitan pun telah hilang, karena hal2 itu telah dipadamkan.

Ia berusaha dengan sungguh2 sehingga membuat para Sayadaw merasa puas melihat kemajuannya, sampai ia mengakhiri meditasinya dan setelah meninggalkan Yeiktha, hipertensinya sudah tidak terdeteksi. Dahulu mukanya agak bengkak dan kepalanya selalu terasa berat, sekarang ketidaknyamanan itu telah lenyap. Sewaktu mengecek darah, tidak ditemukan indikasi hipertensi. Dalam sebuah pernyataan tertulis Daw Than menyatakan bahwa ia telah sembuh total dari hipertensi melalui berkah (sebagai hasil) dari melaksanakan meditasi Vipassana. Sekarang ia sehat dan selalu baik2 saja.
Berbuat Baik dan Melatih Diri sebaiknya dilakukan sedari muda. Jangan menunggu sudah bungkuk, pikun, mata rabun, jalan pakai tongkat baru mau Berbuat Baik dan Melatih Diri

hengki

Penyakit jantung yang diderita sejak umur dua puluh tiga tahun telah sembuh.

Ibu Daw Myint Myint Kyi yang tinggal di Shan Lein Road no. 11, San Kyaung Section, Yangon, telah tersiksa oleh penyakit jantung sejak berumur dua puluh tiga tahun. Di tahun 1966 ia pergi melakukan pemeriksaan medis dan diberitahukan bahwa ia harus menjalani operasi dalam waktu 14 hari. Dengan tujuan untuk memantapkan diri dalam Tiga Perlindungan (Tiratana yaitu Buddha, Dhamma dan Sangha), kalau2 ia mati sewaktu dioperasi, ia mengundang Sangha yang dipimpin oleh Y.A. Mahasi Sayadaw untuk makan, mempersembahkan dana, meminta tiga perlindungan dan lima aturan kemoralan (Pancasila), yaitu :

Bertekad untuk tidak melakukan pembunuhan makhluk hidup (Panatipata veramani).
Bertekad untuk tidak mengambil barang yang tidak diberikan/pencurian (Adinnadana veramani).
Bertekad untuk tidak melakukan perbuatan asusila (Kamesumicchacara veramani).
Bertekad untuk tidak mengucapkan kata-kata yang tidak benar (Musavada veramani).
Bertekad untuk tidak mengkonsumsi segala sesuatu yang dapat menyebabkan lemahnya kewaspadaan (Surameraya majjapamadatthana veramani).

Melaksanakan upacara pelimpahan jasa (adat orang Myanmar yang beragama Buddha mengharuskan dilaksanakan penuangan air untuk mengirim jasa biasanya sesudah atau sebelum sebuah perbuatan baik yang penting dilakukan – misalnya berdana kepada Sangha, atau mengadakan jamuan makan untuk Sangha, memberikan bangunan padepokan yang telah lengkap kepada Sangha dan sebagainya. Lalu ia juga mendedikasikan perbuatan baik itu untuk terlaksananya cita-cita dan akhirnya pembebasan dari segala penderitaan, juga selain itu menyalurkan jasa-jasa kebaikan kepada semua makhluk, dengan mengundang semuanya untuk bergembira di dalam peristiwa melakukan kebajikan itu). Pada waktu itu, Y.A.Mahasi Sayadaw menyatakan bahwa akan sangat baik jika ia bisa bermeditasi Vipassana sebelum menjalani operasi.

Jadi ia datang ke Yeiktha, dan pada hari kelima dari usahanya, ia merasakan seolah-olah seluruh tubuhnya dipenuhi oleh nanah. Jantungnya, juga, sakit. Oleh karena ia tidak bisa berkonsentrasi sambil duduk, ia bermeditasi jalan dan menjaga kesadarannya dengan penuh perhatian. Setelah empat atau lima jam bermeditasi sambil berjalan, ia duduk bermeditasi pada pukul sepuluh malam. Kira-kira dua puluh menit kemudian, terdengar sebuah suara letupan, ia merasakan seolah-olah jantungnya pecah terbuka. Karena terkejut, tangan dan kakinya terhempas terbuka dengan perasaan janggal ia melihat sebuah gumpalan sebesar kelereng pecah. Setelah itu, walaupun ia melanjutkan dengan sepenuh perhatian mencatat dalam hati, tiada sesuatupun yang terjadi kecuali perasaan enak pada posisinya. Ia melanjutkan meditasi untuk lima hari berikutnya dan terbukti keadaannya sama baiknya sesudah itu.

Setelah berusaha selama sepuluh hari, ia harus kembali untuk melakukan pemeriksaan medis, kemudian dokternya menyatakan bahwa sudah tidak perlu diadakan operasi bedah. Sejak saat itu, bilamana sedikit saja rasa sakit itu muncul, hanya dengan memperhatikan sepenuhnya pada rasa sakit itu maka rasa sakit itu akan hilang. April 1977 ini, sewaktu ia pergi untuk melakukan pemeriksaan medis di rumah sakit, dokter menyatakan bahwa hipertensinya telah sembuh seluruhnya. Daw Myint Myint Kyi sendiri juga mengatakan bahwa sekarang ia merasakan sangat baik, tanpa ada perasaan tidak nyaman sedikitpun dan hipertensinya telah sembuh seluruhnya hanya dengan mencatat di dalam batin dengan penuh perhatian belaka, tanpa harus menjalani pembedahan.
Berbuat Baik dan Melatih Diri sebaiknya dilakukan sedari muda. Jangan menunggu sudah bungkuk, pikun, mata rabun, jalan pakai tongkat baru mau Berbuat Baik dan Melatih Diri

hengki

Wanita yang tidak dapat menekuk kakinya karena retak lutut

Ibu Daw Thein Khyit yang tinggal di No. 119, 27 th Street, Yangon, retak pergelangan kakinya ketika sedang merawat cucunya, saat itu tali ayunan yang sedang didudukinya tiba2 putus. Dokter mengobatinya dengan menggunakan baut2. tetapi karena lukanya, ia tidak bisa menekuk atau melipat kaki-kakinya dengan baik, jadi ia sangat menderita. Rupanya kondisi ini telah berlangsung tepat enam tahun.
Kemudian dakamagyi/donator ini datang ke Yeiktha dan pada hari kedua puluh setelah ia bermeditasi Vipassana -  yang dimulai pada bulan Mei 1977 – ia sudah bisa menekuk kakinya dan duduk sesuai keinginannya, setelah kesadaran dan perhatiannya semakin dalam, lukanya menjadi sembuh total. Pada saat ini (bulan Juni) ia masih berlatih meditasi di Yeiktha.


Penyakit angin yang diderita selama lima puluh tahun.

Ibu Daw Nu yang berumur enam puluh empat tahun yang tinggal di Hsin Hia Road No. 1, Ah Lone Section, Yangon, telah menderita penyakit angina (kemungkinan adalah penyakit yang disebabkan oleh gas dalam perut/penyakit lambung) sejak ia berumur empat belas atau lima belas tahun. Penyakitnya sering kumat setiap dua atau tiga bulan, rasanya seolah-olah dada dan punggungnya menghimpit satu sama lain, yang menyebabkan perasaan tidak nyaman. Pada bulan April ia tiba di Yeiktha dan berlatih meditasi Vipassana.

Kira2 seminggu kemudian penyakitnya kumat lagi. Dadanya menjadi sesak dan perutnya menjadi bengkak begitu kencang sehingga ia berpikir bahwa ia akan jatuh terjengkang. Sewaktu mencatat dengan penuh perhatian, sesuai dengan petunjuk2 Sang Guru Pembimbing, keluar riak dan ia merasakan lebih baik dan tenang. Tiga atau empat hari kemudian penyakitnya muncul lagi sewaktu ia mencatat dengan penuh perhatian. Ia merasakan seolah-olah penyakitnya bergerak perlahan dari punggungnya. Sebagai hasil dari konsentrasi penuh perhatian yang tiada henti-hentinya, penyakitnya telah sembuh seluruhnya. Ia berlatih meditasi Vipassana terus sampai ia berhasil memperoleh kesempatan mendengarkan Nyanzin (Sebuah ceramah tiga jam dari tape recorder yang disampaikan langsung oleh Y.A. Mahasi Sayadaw sendiri, hanya khusus untuk para yogi yang telah menembus Dhamma cukup dalam). Pada saat sekarang ini ia masih ada, berbahagia, dan dalam kesehatan yang baik.
Berbuat Baik dan Melatih Diri sebaiknya dilakukan sedari muda. Jangan menunggu sudah bungkuk, pikun, mata rabun, jalan pakai tongkat baru mau Berbuat Baik dan Melatih Diri

hengki

Sakit pada tengkuk, mati rasa yang menusuk dari pelipis hingga ke rongga mata

Ibu Daw Hia yang berumur tujuh puluh satu tahun yang tinggal di Jalan Sekkawut gang kelima no. 118, Oukkalarpa utara, telah menderita sakit di tengkuk, mati rasa yang menusuk dan menyengat yang memanjang dari pelipis sampai rongga mata selama dua puluh satu tahun. Ia selalu harus membawa balsem dan minyak angin agar ia bisa mengoleskannya bilamana diperlukan. Dikarenakan penyakit2 ini, sebelah matanya menjadi rusak. Ia juga harus menghindari bau-bau hangus.

Bau hangus yang menusuk, yang terjadi jika substansi berminyak digoreng atau terbakar, juga termasuk bau belerang dari korek api gesek, orang Myanmar yang menderita demam karena sakit, atau menderita berbagai penyakit takut mencium bau2 itu, banyak kematian disebabkan bau2 tersebut pada jaringan manusia, menurut kamus Myanmar-Inggris versi Judson.

Jadi ia harus hati2 menyeleksi makanannya. Setiap kali membungkuk atau mengangguk ia merasakan sakit yang menusuk di kepalanya. Pada bulan April 1976, ia datang ke Yeiktha untuk berlatih meditasi Vipassana.

Tiga hari kemudian ia merasakan rasa sakit yang menusuk itu lagi di sekitar tengkuknya. Walaupun ia mencatat dalam hati dengan penuh perhatian terhadap rasa sakit yang muncul, rasa sakitnya tidak hilang juga. Walaupun demikian ia tetap bertahan mengikuti petunjuk2 Guru Pembimbingnya, dan seperti sebuah pahat yang dipantek dengan keras telah dicabut, sensasi2 menyakitkan itu akhirnya lenyap. Ia melanjutkan terus meditasi Vipassana-nya, konsentrasi dan pandangan terangnya pun semakin mendalam. Walaupun sebelumnya ia harus pergi ke dokter setiap bulan, sekarang ia tidak perlu melakukannya lagi. Semua balsem dan minyak angin juga tidak dibutuhkan lagi. Ia sangat gembira dan bahagia karena seluruh penyakit itu telah sembuh sama sekali.
Berbuat Baik dan Melatih Diri sebaiknya dilakukan sedari muda. Jangan menunggu sudah bungkuk, pikun, mata rabun, jalan pakai tongkat baru mau Berbuat Baik dan Melatih Diri

hengki

Kesembuhan dari konstriksi keram dan sakit di belakang punggung dan bahu

Ibu Daw Tha yang berumur enam puluh enam tahun yang tinggal di Jln. Dhamma Yone no. 421, Section 16, Oukkalarpa Selatan, menderita konstriksi yang menyakitkan di bagian belakang bahu dan punggung. Ia merasakan seolah-olah kedua bagian itu selalu mengkerut. Bernafas juga menjadi susah. Bila diurut hanya memberi kelegaan sementara. Jika duduk diam selama sepuluh sampai lima belas menit, maka terjadilah konstriksi yang terasa panas di sekitar punggungnya, seolah-olah ditusuk dengan kayu panas. Sekitar Mei 1977, ia datang ke Yeiktha untuk berlatih meditasi Vipassana.

Dengan penuh perhatian, ia bersungguh-sungguh mencatat, naik-turun-sentuh-mengerut, menurut petunjuk-petunjuk Guru Pembimbing. Sebagai hasil dari konsentrasi ini, konstriksinya hilang. Dua sampai tiga hari kemudian kambuh lagi. Setelah mencatat dengan penuh perhatian, konstriksinya lenyap lagi, tetapi kemudian hanya untuk muncul di waktu yang lain, konstriksinya tidak tertahankan. Dengan perhatian yang tekun sepenuh hati, lambat laun intensitasnya menurun, seolah-olah seperti "setapak demi setapak" (yaitu : tingkatan-tingkatan yang nyata atau bagian-bagian) dan secara tiba-tiba, hilang seluruhnya. Bernafas menjadi lancar dan nyaman. Sampai sekarang ia masih bermeditasi Vipassana dengan gembira.
Berbuat Baik dan Melatih Diri sebaiknya dilakukan sedari muda. Jangan menunggu sudah bungkuk, pikun, mata rabun, jalan pakai tongkat baru mau Berbuat Baik dan Melatih Diri

Edward

Wah sama seperti cerita pengalaman bhante Tarra yang waktu itu lagi belajar di Thailand, katanya bhiksu2 yang tinggal di hutan itu hidupnya keras, jauh dari peradaban dan obat2an. Nah, bhante Tarra ini ada penyakit kuning, dan harus teratur minum obat, kebetulan waktu itu obat dy habis, dan penyakitnya lagi kambuh. Kalau dy pergi beli obat, bearti dy harus keluar dari biara, dan waktu itu dy masih dalam masa pelatihan, jadi kaga boleh keluar. Akhirnya dy mutusin, kaga mau keluar dari biara, kalau emank mati, ya sudah mati lha..Ternyata malah penyakitnya itu sembuh n sampai sekarang sudah kaga ush sedia obat untuk penyakitnya tersebut.
"Hanya dengan kesabaran aku dapat menyelamatkan mereka....."

exam

mengapa para biksu/biksuni yg setiap hari meditasi masih bisa sakit ?
juga siddharta ?