Kasus2 Kesembuhan melalui Meditasi Vipassana

Started by hengki, 26 February 2008, 08:46:11 PM

Previous topic - Next topic

0 Members and 1 Guest are viewing this topic.

hengki

THERAPY VIPASSANA

Kasus-kasus penyembuhan melalui Meditasi Vipassana

A.   Dua kasus yang diceritakan oleh Y.A. Mahasi Sayadaw.

1.   Seorang Thera sembuh dari penyakit "Angin" yang kronis dan rematik.

Sekitar tahun 1945, di desa Leik Chin, kira-kira 4 mil barat laut dari desa Seik Khun, seorang Thera yang hanya mendengar tentang teknik meditasi Vipassana dari Y.A. Mahasi Sayadaw percaya akan hal itu dan batinnya menjadi gembira sekali, lalu ia berlatih meditasi Vipassana dengan penuh perhatian di dalam padepokannya sendiri. Nampaknya hanya dalam beberapa hari kemudian, konsentrasi Vipassana yang luar biasa dan pengetahuan pandangan terang muncul dan penyakit "angin" yang kronis itu, yang telah dideritanya lebih dari dua puluh tahun, hilang total.

Penyakit kronis itu telah menyiksa dirinya sejak menjadi Samanera berumur delapan belas tahun, ia harus mengkonsumsi obat setiap hari. Kecuali itu ia juga menderita penyakit rematik, yang menyebabkan ia membutuhkan pemijatan setiap hari untuk meringankan penderitaanya.

Dengan hilang totalnya keluhan-keluhan itu, sewaktu melaksanakan konsentrasi mencatat (dalam batin), ia akhirnya bisa hidup lebih nyaman tanpa harus bergantung kepada obat-obatan dan pemijatan. Diketahui dari para Bhikkhu-Bhikkhu asuhannya bahwa oleh karena Thera itu mempunyai keyakinan dan kepercayaan yang dalam, maka setiap penyakit yang bagaimanapun bisa lenyap jika meditasi dilakukan menurut teknik perenungan Satipatthana (landasan perhatian) :

Maksudnya perenungan terhadap keempat landasan perhatian, yaitu :
Perenungan terhadap pikiran (Cittanupassana),
Perenungan terhadap perasaan (Vedananupassana),
Perenungan terhadap jasmani (Kayanupassana),
Perenungan terhadap Dhamma (Dhammanupassana)

Ia selalu mendapatkan pertolongan terapi Vipassana, dan tanpa bergantung pada obat-obatan lagi, kapan saja ia merasa tidak enak atau sakit. Ia menginstruksikan dan menasehati pengikut-pengikutnya Samanera-Samanera dan murid-muridnya untuk melakukan hal yang sama jika mereka jatuh sakit.

Judul Buku : "Therapi Vipassana. Kasus2 Kesembuhan Melalui Meditasi Vipassana. Dihimpun oleh : Y.A. Mahasi Sayadaw
Berbuat Baik dan Melatih Diri sebaiknya dilakukan sedari muda. Jangan menunggu sudah bungkuk, pikun, mata rabun, jalan pakai tongkat baru mau Berbuat Baik dan Melatih Diri

hengki

2.   Memutuskan kecanduan minuman keras melalui kesadaran.

Maung Ma yang lahir di Seik Khun tinggal di desa Zaung Dan, kira2 dua mil dari tempat lahirnya. Waktu ia masih muda, telah menikah dan pecandu berat tuak. Sekitar tahun 1945, saudara2nya yang telah belajar Vipassana di padepokan Mahasi membujuk ia untuk melakukan hal yang sama. Ia berjanji akan melakukannya, dan setuju untuk memulainya pada hari yang telah ia tentukan. Pada hari itu, sewaktu saudara2nya datang untuk menyuruhnya memulai berlatih meditasi Vipassana, mereka menemukannya dalam keadaan mabuk tuak.

Keesokan harinya, mereka tiba dengan lebih cepat, sebelum ia sempat minum tuak, dan dengan sukses menuntun ia ke gubuk Kammatthana (tempat berlatih meditasi perenungan, konsentrasi dan meditasi). Maung Ma dengan serius berlatih menurut instruksi2 Y.A. Mahasi Sayadaw, dan menemukan begitu banyak kepuasan dalam bermeditasi Vipassana, sehingga ia menolak meninggalkan padepokan untuk pulang ke rumah. Ia berkata bahwa ia akan menjadi seorang Bhikkhu.

Karena engkau mempunyai keluarga, silahkan selesaikanlah kewajiban2 mu di keluarga sampai engkau telah melaksanakan kewajiban2 mu. Di waktu mendatang, jika sudah waktunya menjadi seorang Bhikkhu, lakukanlah. Kammatthana Sayadaw membujuk Maung Ma dan mengirimnya pulang.

Maung Ma sungguh2 menghormati Dhamma. Dikatakan bahwa walaupun ia sedang memanggul barang2 di atas bahunya dan bersepeda membawa barang2 dagangannya, ia tetap mempertahankan perhatian yang tidak terputus, dan sewaktu menuai padi, juga pada setiap genggaman ia akan mencoba membuat paling sedikit tiga catatan (maksudnya tiga catatan gerak setiap kali menuai padi, umpamanya : 1) Memegang..., 2) Menuai..., dan 3) Memasukkan ke kantung ...demikian diulang terus).

Pada suatu waktu ia bertanya dalam hati apakah ia masih mempunyai keinginan pada tuak. Ia mencium bau minuman keras dari sebuah mangkok besar, dan setelah itu ia cepat2 melihat ke dalam pikirannya, untuk melihat apakah masih ada keinginan untuk meminumnya. Nampaknya sewaktu berbuat demikian sampai empat, lima, enam kali, pandangan terang Vipassana timbul dan dengan terkumpulnya momentum, mencapai puncaknya dengan pengalaman penghentian.

Kemudian menjelang akhir hayatnya sewaktu Maung Ma sedang mengalami penderitaan yang luar biasa karena penyakit parah, ia tidak mengesampingkan perhatiannya yang berharga. Pada malam sebelum meninggal, ia menuturkan kepada istrinya, sambil dengan penuh perhatian mencatat sensasi2 di dalam tubuhnya.

"Oh, sekarang sebagian kaki saya dari mata kaki ke lutut tidak lagi hidup. Hanya ada kehidupan dari tempurung kaki. (Kejadian ini adalah sebuah penggambaran yang sangat jelas dari pengalaman seseorang pada detik2 terakhir dari kematiannya yang diucapkan dalam bahasa sehari-hari. Di dalam istilah tekstual penggambaran ini dimaksudkan adalah istilah penghentian dari rupa-jivitindriya, atau materi kehidupan atau vitalitas kehidupan, bersama dengan kamma-jarupa atau materi yang terlahir dari karma).

Oh, sekarang kehidupannya hanya sampai pinggang.... Sekarang hanya sampai pusar.... Dan sekarang hanya sampai tengah dada, di jantung. Tingkat demi tingkat ia menjelaskan perubahan2 yang terjadi di dalam tubuhnya.

Akhirnya ia ucapkan, "Sebentar lagi, saya akan mati. Janganlah takut akan kematian. Suatu hari kamu juga akan mati. Buatlah satu tekad untuk berusaha melakukan meditasi Vipassana....." dan betul, setelah kata2 terakhir kepada istrinya, ia meninggal.

Ini adalah sebuah kejadian bagaimana terapi Vipassana bisa memutuskan kecanduan meminum minuman keras sampai pada detik2 terakhir dan kematian.
Berbuat Baik dan Melatih Diri sebaiknya dilakukan sedari muda. Jangan menunggu sudah bungkuk, pikun, mata rabun, jalan pakai tongkat baru mau Berbuat Baik dan Melatih Diri

hengki


B.   Tujuh kasus yang diceritakan oleh Sayadaw U Sujata.

1.   Seorang yogini (yogi wanita) sembuh dari tumor di dalam perut.

Kira2 di bulan September 1962, Daw Khin Thwe, seorang wanita dari Ta Mwe, Yangon, memulai meditasi Vipassana di Pusat Latihan Meditasi Mahasi Thathana (sasana) Yeikhtha (M.T.Y) Di kota. Tiga hari kemudian saya melihat satu kelompok yogini mengelilingi dan memijatnya.

"Apa yang terjadi?" saya bertanya.
"Saya mengalami rasa sakit yang mencengkram", Daw Khin Thwe menerangkan. Ada tumor di perut saya, jadi saya tidak bisa duduk lama2. Di rumah, juga sewaktu teman2 atau tamu2 datang untuk duduk-duduk dan mengobrol, setelah hanya kira2 setengah jam, perut saya begitu sakit sampai saya harus permisi dan mendapatkan pijitan untuk meringankan rasa sakitnya. Saya pergi ke dokter untuk memeriksa, dan katanya ada sebuah tumor yang besar di dalam perut saya, dan diperlukan operasi bedah untuk membuangnya. Itu empat tahun yang lalu. Tahun ini ia berkata, "Ini tidak bisa dibiarkan, ini harus dioperasi sekarang juga!" Tetapi saya juga bisa mati dalam operasi itu, dan saya belum mendapatkan Dhamma yang merupakan sumber perlindungan yang dapat diandalkan. Menurut anggapan saya, saya harus berjuang merealisasikan Dhamma. Saya datang ke mari dengan tujuan itu, dan sekarang setelah duduk dan melatih meditasi belum sampai satu jam, saya menderita kesakitan yang luar biasa di dalam perut saya..."

"Dan anda belum pernah memberitahukan kepada saya mengenai hal ini dari awal!" saya berseru, "Sang Buddha membabarkan di dalam Mahasatipatthana Sutta bahwa seseorang bisa bermeditasi dengan penuh perhatian di semua keempat sikap dari jalan, berdiri, duduk atau berbaring. Pada kasus anda, untuk mencegah kesakitan itu kumat lagi di dalam perut, kamu boleh bersandar pada dinding sewaktu kamu duduk, atau duduk di kursi yang bisa diatur posisinya, atau bahkan berbaring lurus dan melanjutkan meditasi dan selalu mencatat dalam hati semua fenomena yang timbul.

Duduklah dalam posisi sedemkian rupa, sehingga tidak menyakitkan. Kamu boleh duduk, atau berbaring, dan tetap menjaga kesadaranmu seperti yang kamu suka. Jika konsentrasi, dan pengetahuan pandangan terang telah muncul, tumormu mungkin bisa lenyap." Saya memberi petunjuk kepadanya. "Saya akan melanjutkan perjuangan menurut instruksi2 Sayadaw. Tetapi saya juga akan mengunjungi dokter untuk check up"., ia memohon, dan saya memberikan izin.

Jadi dia pulang ke rumah dan memeriksakan diri ke dokter. Sepertinya setelah diperiksa, dokter itu berkata, "Engkau harus menjalani operasi bedah untuk membuangnya. Engkau tidak boleh melanjutkan duduk bermeditasi (Vipassana). Jika kamu melakukannya, kamu bisa mati!"

Saya mengetahui hal ini hanya setelah ia kembali, setelah berada di rumah selama dua hari.

"Jika demikian kamu harus tidak putus asa dalam perjuanganmu bermeditasi Vipassana, apakah kamu akan mati atau tidak, atau tumornya akan hancur, kita pasti akan mengetahuinya. Jika kamu ingin duduk di atas kursi, atau duduk bersandar di tembok dan sebagainya, kamu boleh melakukannya. Sewaktu kamu berbaring, kamu juga bisa menjaga kesadaran dan perhatianmu. Pada waktu jam makan juga, sewaktu menjumput makanan dengan jari2mu, mengambil dan mengangkatnya, membuka mulut, menyuapnya ke dalam mulut, mengunyah, menelan, dan seterusnya, kamu harus terus menerus menjaga penuh perhatian terhadap segalanya, demikian juga ketika kamu makan. Semua ini sesuai dengan apa yang telah dibabarkan oleh Sang Buddha (yaitu : asite, pite, khayite, sayite sampajanakari) dan yang telah dijelaskan lebih jauh oleh Y.A. Mahasi Sayadaw dan diinstruksikan sebagai tugas pada meditasi Vipassana ...."

Daw khin Thwe melanjutkan perjuangan melatih meditasi Vipassana menurut instruksi2 di atas. Kira2 lima belas hari kemudian, ketika sedang makan dalam perhatian dan kesdaran penuh, ia merasakan bau yang sangat busuk. Karena keheranan, ia berpikir sejenak, setelah itu terpikir, bahwa itu pasti adalah tumornya.

Jika demikian persoalannya, tumor anda kemungkinan sedang hancur", saya mengingatkannya dan terus memberinya semangat. Betul saja, seperti yang telah saya katakana, tumor besarnya sedikit demi sedikit sedang hancur dan akhirnya lenyap dari perutnya. Daw Khin Thwe sangat gembira sekali. Waktu ia kembali kepada dokternya untuk pemeriksaan medis lagi, dokternya sangat terkejut.

"Ha! Tumormu tidak ada lagi di sana! Apa yang telah kamu lakukan?", dokternya bertanya keheranan. "Saya berlatih meditasi Vipassana di Mahasi Yeiktha. Lihatlah, walaupun anda berkata bahwa jika saya melakukan meditasi, saya bisa mati, bukan saja sekarang saya belum mati bahkan tumor saya telah hilang tuntas!" ia menjawa dengan penuh kemenangan.

Dan dokternya berseru, "Hey, apakah benar begitu? Dhammamu sungguh ajaib yah? (Dokter itu adalah keturunan India).
Berbuat Baik dan Melatih Diri sebaiknya dilakukan sedari muda. Jangan menunggu sudah bungkuk, pikun, mata rabun, jalan pakai tongkat baru mau Berbuat Baik dan Melatih Diri

hengki

2.   Seorang Bhikkhu yang sembuh dari tumornya

Seorang Bhikkhu yang telah memiliki delapan vassa (telah 8 tahun menjadi Bhikkhu) dari desa Kin Byar, kota Shwe Bo, tiba di Mahasi Thathana Yeiktha (pusat latihan meditasi Vipassana yang didirikan oleh Y.A. Mahasi Sayadaw0 Yangon dan memulai meditasi sekitar November 1974.

Namanya adalah U Sobhana dan ia telah menderita tumor dalam perutnya sejak ia seorang Samanera berumur tujuh belas tahun. Ia menjelaskan kalau makan, tumornya akan mendorong sisi kanan dari perutnya dan menjadi begitu ketat sehingga hampir tidak mungkin untuk duduk. Kadang2 ia tidak mempunyai pilihan, ia harus mendorong tangannya pada bagian tertentu yang ada tumor di bawahnya, dan  hanya dengan begitu ia bisa duduk. Banyak orang yang mengatakan bahwa ia harus ke rumah sakit dan operasi bedah diperlukan untuk mengeluarkan tumornya. Tetapi ia takut dioperasi, jadi ia membiarkan keadaannya begitu saja.

Dalam retreatnya yang pertama di MTY, Yangon, ia tidak bisa berbaring setelah makan, tetapi biasanya langsung pergi ke ruang sima (ruang resmi Sangha, yang terutama digunakan untuk melaksanakan kegiatan resmi Sangha, seperti pentahbisan Bhikkhu, pembacaan peraturan disiplin bagi anggota Sangha setiap dua minggu sekali dan sebagainya) untuk duduk dan melanjutkan latihan meditasi Vipassana nya. Ketika sedang duduk ia menekan tangannya pada tempat tumornya. Setelah kira2 dua puluh hari dengan upaya yang amat rajin, ia tidak lagi harus menekan pada titik tumor (dimulai dari saat duduk setelah selesai makan), karena ia menemukan bahwa ia dapat duduk dengan nyaman, setelah bisa memperhatikan dengan yang baik.

Belakangan ia menyadari bahwa tumornya telah lenyap. Ia dapat duduk lebih dari 3 jam, dan untuk periode 5 hari, ia sanggup mempertahankan perhatiannya terus menerus tidak terputus, sepanjang siang dan malam, bahkan tanpa berbaring untuk tidur. Pada hari keempat puluh lima dalam pengasingannya, ia memenuhi syarat untuk mendengar Nyanzin.

Keterangan mengenai Nyanzin :
"Kammatthanacariya atau guru meditasi" yang dilatih dalam tradisi Y.M. Mahasi Sayadaw diinstruksikan untuk tidak membuat konfirmasi pribadi mengenai pencapaian "pengetahuan batin" dari siswa2 meditasinya, terlebih pencapaian lokuttara (Pencapaian pengetahuan batin di atas duniawi). Ini adalah pengakuan secara sehat dan rendah hati terhadap kekurangan2 kita, sebab hanya Sammasambuddha (Manusia yang telah mencapai penerangan sempurna dengan usaha sendiri, tanpa diajar oleh makhluk lain, dalam hal ini adalah Sang Buddha Gotama) sendiri yang dapat memastikan pencapaian orang lain dengan kepastian mutlak. Oleh sebab itu untuk membuat para yogi yang telah menembus Dhamma cukup dalam agar mengetahui sampai di manakah pencapaian mereka, khotbah yang direkam di tape recorder selama tiga jam oleh Y.A. Mahasi Sayadaw tentang Proses pandangan terang ini diputar setiap dua minggu sekali, khotbah ini menguraikan secara rinci pengalaman2 aktual yang ditemukan pada berbagai tingkatan pencapaian pandangan terang Vipassana dan bahkan yang di atas itu. Ijin khusus hanya diberikan kepada siswa2 meditasi yang telah berjuang hingga ke taraf tertentu, dan mendapat rekomendasi pribadi dari Kammatthanacariya (guru yang memberikan kammatthana/obyek meditasi) atau guru meditasi masing2.

Hingga sekarang di MTY, Yangon, Y.M. U Sobhana masih menjalankan tugas2nya sebagai Bhikkhu menetap. Penyakit tumornya telah lenyap dan kesehatannya selalu dalam keadaan baik.
Berbuat Baik dan Melatih Diri sebaiknya dilakukan sedari muda. Jangan menunggu sudah bungkuk, pikun, mata rabun, jalan pakai tongkat baru mau Berbuat Baik dan Melatih Diri

hengki

3.   Seorang umat awam yang tumor besarnya hancur.

U Aung Shwe yang berusia lima puluh empat tahun dari Daing Wun Kwin, Moulmein, mempunyai tumor yang besar di perutnya. Sewaktu ia mengunjungi dokter untuk pemeriksaan medis, ia diberitahukan bahwa tumornya harus dioperasi. Jadi dengan niat untuk mendapatkan Dhamma, yang merupakan sumber perlindungan yang dapat diandalkan, sebelum melakukan operasi, ia datang ke MTY, Yangoon dan memulai latihan meditasi Vipassana kira2 bulan Juni 1968.

Pada suatu hari, sewaktu sedang latihan meditasi Vipassana, ia mengetahui melalui pandangan batin, tiba2 tumor yang ada di dalam perutnya pecah, diikuti oleh kehancuran dan darah keluar dengan derasnya. Ia merasa seolah-olah mendengar semua ini dengan telinganya dan melihat semuanya dengan matanya. Sejak itu ia terbebas seluruhnya dari penyakit tumornya. Setelah melanjutkan latihan meditasi sesuai dengan petunjuk guru pembimbingnya, ia akhirnya memperoleh seluruh pandangan terang Vipassana hingga lengkap.

Sampai hari ini ia masih sehat-sehat dan dengan bahagia memberikan pelayanan2nya dalam Sasana (Ajaran Sang Buddha) di kedua bidang, yaitu bidang pariyatti (teori) dan bidang patipatti (praktek).

4.   Seorang Yogi sembuh dari encok di lutut.

Kira2 bulan Agustus 1951, Ko Mya Saung yang berumur 40 tahun tiba di Myin Gyan Yeikhta, sebuah pusat meditasi cabang Mahasi dan memulai latihan meditasi Vipassana di bawah pimpinan Sayadaw di sana. Ko Mya Saung telah menderita encok di lutut (arthritis) selama 5 tahun. Karena penyakitnya tidak tersembuhkan, walaupun telah mencoba pengobatan ke beberapa dokter, karena tergerak oleh Samvega (perasaan yang mendesak untuk kerohanian) ia datang ke pusat latihan meditasi Myin Gyan Yeikhta untuk latihan meditasi Vipassana.

Sewaktu sedang berusaha berlatih meditasi, lututnya membengkak, dan lebih banyak rasa sakit yang dicatat dalam hati, rasa sakitnya menjadi-jadi. Seperti yang telah diinstruksikan Sayadaw, ia tetap bersikeras mencatatnya tanpa henti. Rasa sakit itu menyiksanya begitu parah sampai air matanya mengalir dari kedua pipinya, dan badannya seakan terhempas ke depan dan ke belakang atau tertarik tiba2 ke atas dalam posisi yang aneh. Ini berlangsung selama kira2 empat hari.

Dan dengan penuh perhatian ia mencatat dalam hati, dalam meditasi ia melihat lututnya bersama dengan tulang2nya terlepas. Dalam ketakutannya, ia berteriak, "Aduh! Tulangnya patah! Lutut besar saya patah!"

Setelah insiden itu, ia begitu ketakutan sampai ia tidak berani untuk meditasi. Tetapi berkat dorongan semangat dari Sayadaw, ia melanjutkan lagi meditasinya. Akhirnya pembengkakan dan sakit di lututnya hilang total, dan Ko Mya Saung tidak lagi terganggu dengan penyakitnya sampai sekarang.
Berbuat Baik dan Melatih Diri sebaiknya dilakukan sedari muda. Jangan menunggu sudah bungkuk, pikun, mata rabun, jalan pakai tongkat baru mau Berbuat Baik dan Melatih Diri

hengki

5.   Seorang Sayadaw yang sembuh dari makanan yang diguna-gunai

Sayadaw U Sumana yang berumur lima puluh lima tahun dari padepokan desa Nga Da Yaw, barat laut dari Myin Gyan, tiba di Myin Gyan Yeikhtha sekitar bulan Agustus 1957 dan memulai latihan meditasi Vipassana. Sayadaw itu sedang menderita perasaan tidak nyaman yang tidak tertahankan karena terdapat sebuah gumpalan yang besar di dalam perutnya dan walaupun ia sudah mendapatkan kesembuhan sementara, melalui pengobatan dari beberapa dokter, ia tetap tidak bisa mendapatkan kesembuhan total. Jadi terdorong oleh perasaan spiritual yang mendesak, ia putuskan untuk latihan meditasi Vipassana.

Nampaknya selama masa retretnya, ia merasa didorong, ditarik, disikut, disentakkan, dianiaya terus menerus oleh empat tukang tenung wanita. Ia bercerita bahwa ia juga bisa melihat bentuk2 dan rupa2 mereka. Jika ia memaksakan diri untuk memperhatikan mereka terus menerus, ia mengalami konstraksi dan sakit yang tidak tertahankan di dalam perutnya. Dalam ketakutan, ia bersiap-siap untuk pulang ke rumahnya. Lalu Sayadaw dari pusat latihan meditasi Myin Gyan berkata kepadanya.

Janganlah takut. Penderitaan itu pasti akan hilang pada waktunya. Catatlah dengan penuh perhatian untuk menguasainya! Mencatat dengan penuh perhatian berarti mengembangkan tujuh faktor penerangan batin (satta sambojjhanga) yaitu :

Sati - sambojjhanga : faktor penerangan – perhatian
Dhammavicayo - sambojjhanga : faktor penerangan - penyelidikan Dhamma atau fenomena batin
Viriya - sambojjhanga : faktor penerangan – semangat/usaha
Piti - sambojjhanga : faktor penerangan – keyakinan
Passadhi – sambojjhanga : faktor penerangan – ketenangan
Samadhi – sambojjhanga : faktor penerangan – konsentrasi
Upekkha – sambojjhanga : faktor penerangan – keseimbangan batin

Jika kamu merasa sangat takut, kami akan menugaskan seorang penjaga untuk berjaga-jaga.

Setelah ditenangkan oleh jaminan dan dorongan semangat dari kata2 Gurunya, Sayadaw U Sumana membatalkan niatnya untuk pulang ke rumah, malah ia melanjutkan perjuangannya bermeditasi Vipassana. Pada suatu pagi, rasa sakit yang amat sangat muncul dari dalam perutnya, mendorongnya untuk membuang hajat di halaman belakang. Sewaktu melakukan itu, ia melihat sebuah gumpalan kebiruan, kekuningan, kemerahan, kehijauan dan lendir yang keluar. Badannya terasa enteng dan gesit, sejak itu, ia sembuh total dari penderitaannya. Ia begitu puas dan gembira hingga ia cepat2 menemui gurunya di tempat latihan meditasi dan berteriak :

"Penderitaan saya telah hilang! Hilang total! Mereka telah lenyap!"

Begitulah Sayadaw U Sumana memulai latihan meditasi Vipassana pada bulan juli, dan dalam bulan berikutnya, Agustus, ia telah sembuh keseluruhannya. Setelah kesehatannya pulih normal, ia melanjutkan latihan meditasi sampai akhir Vassa (musim hujan).
Berbuat Baik dan Melatih Diri sebaiknya dilakukan sedari muda. Jangan menunggu sudah bungkuk, pikun, mata rabun, jalan pakai tongkat baru mau Berbuat Baik dan Melatih Diri

hengki

6.   Seorang yogi tua sembuh dari penyakit asmanya

U Aung Myint yang berusia tujuh puluh tahun dari desa Le Thit, Myin Gyan timur, memulai latihan meditasi Vipassana di Myin Gyan Yeiktha sekitar bulan September 1964. Ia telah menderita penyakit asma selama kira2 30 tahun. Sambil memberi tiga puluh Kyat yang ia bawa kepada pelayan dari guru meditasi Sayadaw, ia memohon kepada guru meditasinya.

Jika saya mati, tolong pergunakan uang ini untuk melaksanakan upacara kematian saya. Jangan engkau khawatir Dakagyi/ Penderma/donator! Saya akan mengurus semuanya. Sayadaw meyakinkannya. "Berusahalah dengan keras dan sekuat tenaga."

Enam hari kemudian, sebagai akibat dari latihan meditasi Vipassana, kondisinya menjadi semakin parah. Serangan2 seperti kesulitan bernafas, dan nafas yang tersengal-sengal membuat ia susah makan, ia hanya makan bubur saja sampai dua hari penuh dan ini begitu melemahkannya sampai ia tertelungkup ke depan seperti seorang bungkuk yang lagi duduk. Para yogi yang lain telah berkumpul untuk menolongnya dan berpikir bahwa orang tua itu akan mati dan memberitahukan kepada Sayadaw mereka, ketika Sayadaw tiba, Beliau mengucapkan beberapa kata untuk memberi semangat dan ia menginstruksikan yogi tua itu untuk mencatat keletihannya. U Aung Myint dengan penuh keyakinan mulai mencatat dalam hati, "letih, letih", setelah dua jam kemudian keletihannya tergantikan dengan perasaan tenteram dan ringan.

Setelah seminggu kemudian, sakitnya kambuh lagi dan selama tiga hari penuh ia tidak sanggup lagi untuk makan bubur beras. Banyak yang berpikir bahwa ia pasti mati. Sayadaw sekali lagi meyakinkannya, bahwa penderitaannya sudah akan lenyap dan setelah memberi dorongan semangat, dia diinstruksikan untuk berusaha keras dengan penuh perhatian. Mendengar hal itu, orang2 di sekitar yogi tua itu tersenyum dan berkomentar. "Ia hampir sampai pada titik kematian!  Bagaimana ia bisa menjaga perhatiannya lebih lama lagi?"

Tetapi U Aung Myint, sewaktu dengan tekun menjaga perhatiannya seperti yang telah dianjurkan oleh Sayadaw, ia melihat dalam pandangan terangnya, di dalam mata batinnya, perutnya terbuka pecah dan lendir serta gumpalan2 yang beraneka warna (kehijauan, kemerahan, kekuningan, kebiruan) turut keluar.
"Perut saya pecah dan terbuka, Pak!" ia menjerit.

Setelah itu ia kembali memperhatikan meditasinya menurut instruksi2 Sang Sayadaw, dan ia tidak pernah lagi terganggu asma, karena asma itu telah hilang total. Karena U Aung Myint pernah menjadi Bhikkhu yang kemudian lepas jubah, kemampuannya berceramah yang telah ia miliki membuatnya bisa mengajarkan dan membimbing meditasi kepada teman2 dan sanak keluarga di kampung halamannya. Sampai hari ini (1973) ia masih hidup dan kesehatannya baik.
Berbuat Baik dan Melatih Diri sebaiknya dilakukan sedari muda. Jangan menunggu sudah bungkuk, pikun, mata rabun, jalan pakai tongkat baru mau Berbuat Baik dan Melatih Diri

Mr. Wei


bond

Bagus cerita2nya. Mari yg belum pernah mencoba latihan vipassana, latihlah dan cicipilah keindahan Dhamma dalam meditasi vipassana, jika tidak pernah, maka Anda akan menyesal, seperti seorang yg berteriak indah tetapi tidak pernah merasakan keindahan itu sendiri.Atau seperti orang berteriak "ayo jadilah juara" dan Anda sendiri tidak pernah merasakan menjadi juara.

_/\_
Natthi me saranam annam, Buddho me saranam varam, Etena saccavajjena, Sotthi te hotu sabbada

hengki

Sayadaw yang sembuh dari bronchitis, asma dan malaria.

Sayadaw U Vamsapala dari Vihara Dhammikayone, desa Kyaik Kar, kota Mu Done, telah menderita pusing2, bronchitis asma dan malaria sejak 1950. walaupun ia telah mencoba obat yang dianggap cocok, hanya keringanan sementara yang didapat. Penyakit2 itu akan muncul lagi, berulang-ulang.

Oleh karena itu, didorong oleh perasaan keagamaan yang mendesak/ samvega, ia berlatih meditasi vipassana, mula2 untuk periode dua minggu sekitar bulan September 1973, ia kembali berlatih meditasi untuk kedua kalinya, berakhir kira2 tiga bulan. Ia sanggup untuk bermeditasi menjaga perhatiannya melalui sikap duduk dan berdiri sampai dua belas dan delapan belas jam berturut-turut dan terbebas dari penyakit2 dan kesakitan.

Begitu terilhami, ia kembali berlatih meditasi untuk yang ketiga kalinya agar penyakit2 itu bisa disembuhkan seluruhnya. Hanya dalam waktu satu minggu, ia sanggup bermeditasi tanpa henti sampai empat belas jam di dalam semua ketiga sikap yaitu berbaring, duduk dan berdiri. Pusing2, bronchitis asma, malaria dan semua sensasi kesakitan yang terdahulu lenyap seluruhnya. Latihan meditasi Vipassana yang ketiga kalinya ini berlangsung selama lima bulan tiga belas hari.

Pada suatu hari selagi Sayadaw U Vamsapala sedang terlibat dalam usaha menjaga perhatian terhadap sensasi2 (kesakitan) yang sedang muncul, gong untuk makan siang berbunyi. Walaupun begitu ia tidak merubah sikapnya, tetapi meneruskan konsentrasi mencatat semua fenomena yang muncul. Kemudian di malam hari, setelah kesakitan itu lenyap, tiga macam sensasi lain yang tidak menyenangkan, yaitu pusing2, lapar, dan panas terjadi hampir berbarengan. Selama kira2 dua jam, menyusul perhatian penuh dan mencatat semua sensasi2 itu, pusing2 pertama hilang, setelah itu rasa lapar dan yang terakhir panas juga lenyap.
Berbuat Baik dan Melatih Diri sebaiknya dilakukan sedari muda. Jangan menunggu sudah bungkuk, pikun, mata rabun, jalan pakai tongkat baru mau Berbuat Baik dan Melatih Diri

hengki

Thera yang sembuh dari berbagai penyakit wasir, jantung dan lain-lain.

Thera (seorang Bhikkhu senior yang umumnya dianggap telah menjalani kebhikkhuan selama lebih dari sepuluh tahun atau sepuluh musim hujan) U Uttara dari Vihara Ga Mone, Desa Ia Gun, kota Mu Done, menderita penyakit pusing, sakit jantung, wasir, gangguan saluran kencing, sakit kuning, sakit di kedua pantat dan sakit pinggang sudah bertahun-tahun lamanya.

Pada tahun 1975 ia melewatkan masa Vassa di padepokan satipatthana Mahasi dan berlatih meditasi Vipassana. Ia hampir pada titik mengeluarkan air mata sewaktu kesakitan yang hebat dan tidak tertahankan muncul. Instruksi2 telah diberikan untuk tetap menjaga perhatian terhadap sensasi2 kesakitan itu sewaktu muncul. Pada awalnya ia hanya sanggup sedikit sekali untuk mencatat dengan penuh perhatian itu, tetapi hari demi hari konsentrasinya meningkat. Pada saat ia sudah mantap dalam sikap posisinya, sensasi2 kesakitan itu menjadi kurang dayanya, dan sewaktu ia bisa menjaga perhatian penuh terus menerus selama enam sampai tujuh jam, semua penyakit dan kesakitan yang disebutkan diatas lenyap. Sampai hari inipun, tanpa memerlukan pengurutan, ia tinggal dengan nyaman di padepokannya dan terus berlatih meditasi Vipassana.
Berbuat Baik dan Melatih Diri sebaiknya dilakukan sedari muda. Jangan menunggu sudah bungkuk, pikun, mata rabun, jalan pakai tongkat baru mau Berbuat Baik dan Melatih Diri

hengki

Seorang Bhikkhu sembuh dari batu ginjal.

Seorang Bhikkhu yang menetap, U Nanadhaja dari padepokan Mahasatipatthana, Desa Taw Gu, kota Mu Done, menderita sakit konstriksi/kejang di perut. Ia berkonsultasi kepada seorang dokter, dokter ini mengatakan bahwa ia perlu menjalani operasi bedah.

Sebelum menjalani operasi, cobalah bermeditasi Vipassana! Sayadaw U Nandiya menasehatinya.

Saya selalu merasa sebentar2 seperti mau kencing. Tetapi sewaktu saya pergi kencing, hanya sedikit sekali yang keluar.

Perutmu yang sakit kemungkinan adalah karena kencing itu, kata Sayadaw U Nandiya sambil memberi semangat, dan memberi instruksi kepadanya untuk bermeditasi dengan penuh perhatian, "sewaktu kamu merasakan mau kencing, engkau harus dengan penuh perhatian mencatat : mau kencing, mau kencing".

Sewaktu menjalankan meditasi mencatat dengan penuh perhatian seperti yang diinstruksikan, batu-batu putih yang sangat kecil keluar berulang-ulang, jumlah akhir totalnya sebanyak dua puluh tujuh butir. Sejak itu U Nanadhaja sembuh total dari penyakit perutnya dan kebiasaan sering ingin kencing.
Berbuat Baik dan Melatih Diri sebaiknya dilakukan sedari muda. Jangan menunggu sudah bungkuk, pikun, mata rabun, jalan pakai tongkat baru mau Berbuat Baik dan Melatih Diri

hengki

Seorang Bhikkhu sembuh dari penyakit pusing, kejang dan kesulitan pendengaran.

U Siri, seorang Bhikkhu bergabung ke dalam Sangha di usia agak lanjut. Ia telah ditahbiskan oleh Upajjhayacariya (seorang Thera yang mentahbiskan seorang Bhikkhu baru) U Nandiya, dan menetap di padepokannya. Ia menderita penyakit pusing2, mudah lelah, sakit karena konstriksi dan kesulitan pendengaran.

Pada suatu hari, ketika sedang berusaha mengikuti instruksi2 Sayadaw U Nandiya, ia bisa mempertahankan perhatiannya  untuk tetap sadar terus menerus selama kira2 enam jam, kemudian sensasi2 menyakitkan itu berkurang, dan ia merasa agak sembuh. Dengan tiada henti2nya memperhatikan dengan penuh kesadaran, ia sembuh seluruhnya. Bahkan setelah ia sanggup menjaga perhatiannya untuk periode yang lebih lama, yaitu tujuh atau delapan jam dan seterusnya, hingga dua belas jam, semua sensasi menyakitkan itu tidak pernah datang kembali, karena mereka telah lenyap untuk selamanya.


Kesembuhan dari penyakit pusing-pusing

Ma Than Yi yang berumur delapan belas tahun, penduduk desa Ta Gun, telah menderita penyakit pusing2 selama lebih dari sepuluh tahun. Ia datang ke Yeiktha (pusat latihan meditasi), lalu dengan keyakinan dan usaha yang sungguh2 ia berlatih meditasi Vipassana.

Pada hari ketiga ia bisa terus menerus dengan penuh kesadaran menjaga perhatiannya di dalam satu posisi untuk kira2 tiga jam. Ia juga bisa dengan seksama memperhatikan rasa pusingnya. Setiap kali dicatat dengan penuh perhatian, pusingnya lenyap. Kemudian ia bermeditasi dengan penuh perhatian untuk periode yang lebih panjang, penyakit pusing2 itu tidak pernah muncul lagi. Penyakitnya telah sembuh total.
Berbuat Baik dan Melatih Diri sebaiknya dilakukan sedari muda. Jangan menunggu sudah bungkuk, pikun, mata rabun, jalan pakai tongkat baru mau Berbuat Baik dan Melatih Diri

FZ

Wah.. Menarik sekali..
Penyakit berasal dari Pikiran..
Pikiran adalah Pelopor..

Hendra Susanto

pernah coba nangkep penyakit dr dalam diri melalui pikiran... rasanya yg ditangkep...

spt pas lg meditasi itu ada gatel terus fokus pada gatel itu