Klaim Fahmi Basya: Borobudur dalam Alquran

Started by xenocross, 29 June 2010, 05:42:12 PM

Previous topic - Next topic

0 Members and 1 Guest are viewing this topic.

xenocross

#285
itu patung "unfinished Buddha" di museum karmavibhangga
yang konon katanya ditemukan di dalam stupa utama Borobudur, lalu dipindahkan ke luar

Karena si ustad mengklaim patung-patung Borobudur itu bukan patung Buddha, tapi patung bidadara yang diperagakan Nabi Sulaiman, patung unfinished Buddha juga diwisuda jadi "Unfinished Solomon"
Menurut saya sih ini lancang.

Menurut teman-teman bagaimana?
Satu saat dari pikiran yang dikuasai amarah membakar kebaikan yang telah dikumpulkan selama berkalpa-kalpa.
~ Mahavairocana Sutra

kur0bane


ferquest

Hahaha Boleh ditambahin ga, kalo di liat dari sejarah, agama buddha sudah lebih dulu ada dari dari agama islam.
Seharusnya agama islam itu bagian dari agama buddha.

Jerry

Wah kaga boleh balik mengklaim gitu Bro.. Kalo gitu, ntar diklaim orang agama Buddha sempalan dari agama2 terdahulu di India? Agama Buddha bagian dari agama Jaina? Atau lebih jauh lagi, agama buddha bagian dari agama Yudaismenya Yahudi? Bro mau menerima pendapat2 demikian? :)
appamadena sampadetha

xenocross

oi oi, aku minta tanggapan foto di halaman 19 bagian bawah...
Satu saat dari pikiran yang dikuasai amarah membakar kebaikan yang telah dikumpulkan selama berkalpa-kalpa.
~ Mahavairocana Sutra

Jerry

Itu patung "unfinished Buddha" konon ditemukan dalam Stupa utama Borobudur? Kalo unfinished, kenapa ditaruh dalam Stupa utama sebelumnya? Dan bagian mana dari patung itu yang unfinished ya? Apakah tidak ada bagian tertentunya??
appamadena sampadetha

xenocross

Quote from: Jerry on 30 August 2010, 07:31:51 PM
Itu patung "unfinished Buddha" konon ditemukan dalam Stupa utama Borobudur? Kalo unfinished, kenapa ditaruh dalam Stupa utama sebelumnya? Dan bagian mana dari patung itu yang unfinished ya? Apakah tidak ada bagian tertentunya??

Sekarang ditaruh di Museum karmavibhanga. Dulu waktu ditemukan, dipindah ke halaman Borobudur. Trus waktu dipugar itu gak dimasukin lagi atau gimana, gak jelas emang ceritanya. Katanya sih emang itu patung yang cacat pembuatannya.

Dan si pak kyai "memwisuda" patung itu.... entahlah gimana caranya dan apa maksudnya....
Satu saat dari pikiran yang dikuasai amarah membakar kebaikan yang telah dikumpulkan selama berkalpa-kalpa.
~ Mahavairocana Sutra

kullatiro

setahu aku bukan cacat memang seperti itu kan merupakan puncak nya(arupadathu) karena pencapaian kesempurnaan Budhha tidak dapat di gambarkan( dalam hal ini Nibbana).

xenocross

Quote from: daimond on 30 August 2010, 09:19:16 PM
setahu aku bukan cacat memang seperti itu kan merupakan puncak nya(arupadathu) karena pencapaian kesempurnaan Budhha tidak dapat di gambarkan( dalam hal ini Nibbana).

Itu teori sebelumnya. Ternyata ditemukan lagi beberapa patung seperti itu di sekitar Borobudur, sehingga menjadi jelas bahwa memang itu adalah patung cacat. Tetapi aturannya tidak boleh dibuang atau dihancurkan. Ini memang info baru yang didapat dari arkeolog.
Satu saat dari pikiran yang dikuasai amarah membakar kebaikan yang telah dikumpulkan selama berkalpa-kalpa.
~ Mahavairocana Sutra

Jerry

Pasti ada penyebabnya, kenapa sebuah patung cacat malah dimasukkan dalam Stupa utama Borobudur. Mungkin ada kemungkinan lain? Misalnya patungnya awalnya bagus tapi kemudian karena termakan usia sehingga jadi sperti itu?
appamadena sampadetha

kullatiro

sebenarnya bukan cacad tapi gak di finishing gitu jadi kasar. beda cacad dengan kasar dan tidak di finishing tahap akhir.

kullatiro

Quote from: xenocross on 30 August 2010, 09:30:14 PM
Quote from: daimond on 30 August 2010, 09:19:16 PM
setahu aku bukan cacat memang seperti itu kan merupakan puncak nya(arupadathu) karena pencapaian kesempurnaan Budhha tidak dapat di gambarkan( dalam hal ini Nibbana).

Itu teori sebelumnya. Ternyata ditemukan lagi beberapa patung seperti itu di sekitar Borobudur, sehingga menjadi jelas bahwa memang itu adalah patung cacat. Tetapi aturannya tidak boleh dibuang atau dihancurkan. Ini memang info baru yang didapat dari arkeolog.

kurang jelas sebaran patung yang di maksud cacad tersebut apakah sama dengan yang di arupadathu atau berbeda?

xenocross

yang saya tangkap, pada waktu pembuatan ada kesalahan, karenanya tidak diteruskan.... jadinya emang unfinished

Nah sedangkan kenapa bisa ada di dalam stupa utama, ada 1 patung yang masuk, dan sisanya diluar, itu masih misteri.... Dan memang dari Serat Centhini diketahui patung rusak itu sudah ada di dalam sejak abad 18-19...

OOT nih. Gimana pendapat teman2 tentang pak kiai  gak jelas ini?
Satu saat dari pikiran yang dikuasai amarah membakar kebaikan yang telah dikumpulkan selama berkalpa-kalpa.
~ Mahavairocana Sutra

Jerry

Udah jelas kan? Emang ga jelas tuh Pa' Kiai. Namanya mau cepat tenar dan cepat kaya. Ya gitu deh..
appamadena sampadetha

mettiko

Quote from: xenocross on 27 August 2010, 01:57:26 PM
saya mau minta tanggapan dan analisa hal ini dari sudut pandang Dharma.
dan tolong jangan disebarluaskan dulu, jangan bikin kontroversi yang tidak perlu

apa pendapat teman-teman dengan gambar dibawah?



Gak usah di bikin Ribut, Biarin aja kalau mau di klaim sebagai milk merekah, toh dunia sudah tau bhkan unesco juga dah mengakui kalau borbudur candi Buddha, jika mreka mengklaim candi borobudur sebagai peninggalan islam hendaknya cap berhala yang selama ini di terapkan dihapus, dan kalau naik haji ke borobudur aja. biar negara kita banyak devisanya...  _/\_

kebenaran takkan pernah tertukar.. siapa bilang kadal itu buaya hanya orang yang g pernah liat kadal juga buaya, hanya crita saja yang dia dengar, bgt jga orang yang mengklaim candi borobudur itu milik mereka adalah orang yang tak pernah tau sejarah apalagi agama Buddha.. mungkin dengan mengklaim hal itu mereka akan  belajar dari relif lalitavistara di candi borobudur.. tentang Riwayat Guru Agung Buddha dan Ajarannya
sehingga mereka akan sadar... Namo Vimuttamam Namo Vimuttiya  _/\_
"Hamemayu Hayuning Bawana"
"Rahayuning Bawana Kapurba Waskitaning Manungsa"
"Darmaning Manungsa Mahanani Rahayuning Negara"
"Rahayuning Manungsa Dumadi Karana Kamanungsane"