mengapa buddha tidak membuat buku

Started by Alucard Lloyd, 26 June 2010, 09:35:35 PM

Previous topic - Next topic

0 Members and 1 Guest are viewing this topic.

tesla

Quote from: The Ronald on 26 June 2010, 10:02:19 PM
pada masa sang Buddha ..india telah mengenal tulisan...

benarkah?

bahkan Rig Veda (kitab tertua Hindu kira2 juga ditulis diatas 300SM setelah masa hidup Buddha lewat)

Quote
There are four Vedas, the Rig Veda, Sama Veda, Yajur Veda and Atharva Veda. The Vedas are the primary texts of Hinduism. They also had a vast influence on Buddhism, Jainism, and Sikhism. Traditionally the text of the Vedas was coeval with the universe. Scholars have determined that the Rig Veda, the oldest of the four Vedas, was composed about 1500 B.C., and codified about 600 B.C. It is unknown when it was finally committed to writing, but this probably was at some point after 300 B.C.
Lepaskan keserakahan akan kesenangan. Lihatlah bahwa melepaskan dunia adalah kedamaian. Tidak ada sesuatu pun yang perlu kau raup, dan tidak ada satu pun yang perlu kau dorong pergi. ~ Buddha ~

kullatiro

seingat ku bukan nya para brahmana dan kasteria bisa membaca dan menulis kan ada cerita sang bhodisatva belajar dan menguasai pengetahuan yang ada pada waktu itu.

morpheus

Quote from: billy on 27 June 2010, 12:19:41 AM
kalo dibuat buku/tulisan...maka akan banyak yg terikat dg tulisan/buku tsb...dan akan terjadi saling menyalahkan pendapat antar murid/umat...

kita tidak lagi berusaha mengeksplorasi pengalaman dalam menjalankan Jalan Tengah...pikiran kita akan kaku...sehingga malah ga bisa melepaskan kemelekatan...

dan dharma tertinggi adalah dharma tanpa kata...yang hanya bisa dirasakan / dialami sendiri...
bagaikan rasa manis yg harus dicicipi sendiri...

bayangkan kalo seorang ahli kimia...seorang profesor kimia terkemuka...menjelaskan rasa manis dalam bentuk tulisan...definisi manis dalam bentuk tulisan...maka akan banyak yg lebih mementingkan tulisan itu (diikuti) drpd harus merasakan langsung citarasa manis tsb...

padahal rasa manis aja mempunyai banyak manifestasi...apa beda manis gula pasir dg manis madu...???...

_/|\_
om billy, jawaban anda top! terbaik untuk thread ini, menurut saya...
kok cuman post 1 kali di sini?

kalo berasumsi kalama sutta otentik, jelas ini berarti pada jaman itu udah ada tulisan di india:
QuoteDon't go by reports, by legends, by traditions, by scripture, by logical conjecture, by inference, by analogies, by agreement through pondering views, by probability, or by the thought, "This contemplative is our teacher."

* I'm trying to free your mind, Neo. But I can only show you the door. You're the one that has to walk through it
* Neo, sooner or later you're going to realize just as I did that there's a difference between knowing the path and walking the path

williamhalim

Kitab nggak jelek2 amat, yg sering kita angkat hanyalah pertengkaran2 yg diakibatkan oleh kitab. Itu dari sisi negatifnya.

Namun, kita seperti masa bodoh dengan sisi positifnya, kenapa kita tidak melirik ke orang2 yg berhasil mempraktikkan kitab2 tsb? Ribuan, mungkin jutaan orang yg tercerahkan oleh kitab2 tsb..

Tanpa kitab, apa yg mau dipraktikkan?

kata pepatah: jangan buruk muka cermin dibelah.

::
Walaupun seseorang dapat menaklukkan beribu-ribu musuh dalam beribu kali pertempuran, namun sesungguhnya penakluk terbesar adalah orang yang dapat menaklukkan dirinya sendiri (Dhammapada 103)

Pariahina

Wahai kawan.
Buku itu tidaklah bagus tidaklah buruk. Sang Buddha membuat buku atau tidak, bukanlah masalah. Dhamma tidak harus dalam bentuk buku. Setau Paria yang bodoh ini. Pada itu jaman, pewarisan ajaran masihlah dalam bentuk lisan; jadi buku tidaklah diperlukan. Jika kawan-kawanku sempat carilah buku mengenai kehidupan di India pada jaman Maurya. Di situ ada alasan2nya. Mnemonic manusia pada zaman dahulu adalah demikian baiknya. Mnemonic tak lain dan tak bukan adalah daya mengingat. Buku itu baru diperlukan setelah mnemonic mengalam degradasi. Masih setau paria, ada suku-suku yang dapat apalin legenda n mereka punya silsilah di luar kepala. Paria juga pernah tahu ada Bhikkhu dari Myanmar yang dapat apalin itu Tipitaka. Jadi buku pada zaman itu adalah oral book atau oral tradition. Gitulah yang paria ketahui. Tiada maksud apa2 selain ingin bagi ilmu. Maap bila ada yang khilaf. Semua semata hanya kerana avidya dan atta paria yang maha gede.

Kelana

Quote from: morpheus on 20 July 2010, 12:14:25 PM
Quote from: billy on 27 June 2010, 12:19:41 AM
kalo dibuat buku/tulisan...maka akan banyak yg terikat dg tulisan/buku tsb...dan akan terjadi saling menyalahkan pendapat antar murid/umat...

kita tidak lagi berusaha mengeksplorasi pengalaman dalam menjalankan Jalan Tengah...pikiran kita akan kaku...sehingga malah ga bisa melepaskan kemelekatan...

dan dharma tertinggi adalah dharma tanpa kata...yang hanya bisa dirasakan / dialami sendiri...
bagaikan rasa manis yg harus dicicipi sendiri...

bayangkan kalo seorang ahli kimia...seorang profesor kimia terkemuka...menjelaskan rasa manis dalam bentuk tulisan...definisi manis dalam bentuk tulisan...maka akan banyak yg lebih mementingkan tulisan itu (diikuti) drpd harus merasakan langsung citarasa manis tsb...

padahal rasa manis aja mempunyai banyak manifestasi...apa beda manis gula pasir dg manis madu...???...

_/|\_
om billy, jawaban anda top! terbaik untuk thread ini, menurut saya...
kok cuman post 1 kali di sini?

kalo berasumsi kalama sutta otentik, jelas ini berarti pada jaman itu udah ada tulisan di india:
QuoteDon't go by reports, by legends, by traditions, by scripture, by logical conjecture, by inference, by analogies, by agreement through pondering views, by probability, or by the thought, "This contemplative is our teacher."

Hmmm...Saya rasa mungkin saja sudah ada tulisan, jika mempertimbangkan penjelasan dari literatur Hindu yang mengatakan konon bagian dari Veda sudah ada dan ditulis ulang oleh Maha Rsi Vyasa pada tahun 3.138 SM.

Dan mungkin saja belum ada tulisan, tapi menimbang Sang Buddha sebagai orang yang jenius yang dapat memprediksi masa depan, maka tulisan dalam Kalama Sutta bisa dianggap sebagai bentuk antisipasi dan terbukti benar akan keberadaan kitab-kitab. Dan saya rasa bukan hanya Sang Buddha yang memiliki kemampuan prediksi masa depan, para tokoh, pengusaha, pencipta gadget terkemuka punya kemampuan yang manusiawi ini.

Jadi kemungkinan otentik masih ada.
GKBU

_/\_ suvatthi hotu


- finire -

Nevada

[at] Bro Kelana

Justru meninjau perilaku Sang Buddha di Tipitaka, Beliau tidak pernah menyebutkan suatu hal atau benda yang belum ada pada masa itu. Jadi kesimpulannya, yang disebut scripture di petikan Kalama Sutta memang merujuk pada arsip literatur / kitab-kitab yang ada pada masa itu.

morpheus

hehehe... ngapain Sang Buddha ngomong ke khalayak kalama kalo jaman itu blom ada tulisan. kan lucu kalo cuman sekadar pengen ngeramal...

saya cenderung setuju bahwa tulisan udah ada pada jaman Sang Buddha, tapi Sang Buddha memilih untuk tidak membukusucikan ajarannya, atau minimal beliau tidak perduli ajarannya dibukukan atau tidak :)
* I'm trying to free your mind, Neo. But I can only show you the door. You're the one that has to walk through it
* Neo, sooner or later you're going to realize just as I did that there's a difference between knowing the path and walking the path

Kelana

Yah, namanya saja sebuah kemungkinan. ;D Masalahnya saya juga belum menemukan artikel saih bahwa pada masa itu sudah ada tulisan/buku. Mungkin ada yang mau bantu dapatkan infonya?

Masalah ramal-meramal, toh beberapa sutta juga penuh ramalan yang katanya akan ada 7 matahari, toh belum ada 7 matahari. Kota Ketumati belum ada, toh disebut. Menurut saya bukan hanya sekedar meramal, tapi juga mengantisipasi. (ini kalau kita berasumsi belum ada tulisan, loh)

Sekali lagi saya perlu rujukan yang saih mengenai ada atau tidak tulisan saat itu.
Ada yang mau bantu dapatkan infonya?  8)
GKBU

_/\_ suvatthi hotu


- finire -

morpheus

well, begitu andai2 berbau supernatural muncul, semuanya jadi mungkin, semuanya terjawab ;D

QuoteThe earliest traces of epigraphy in South Asia are found in the undeciphered inscriptions of the Indus Valley Civilization (Indus script), which date back to the early 3rd millennium BC. The earliest deciphered epigraphic inscriptions are found in Sri Lanka and South India from the 6th-4th century BC (Tamil Brahmi, Bhattiprolu script). Inscriptions in the Brahmi script appear in the northern Indian subcontinent, from at least the 3rd century BC (Ashoka inscriptions). The early epigraphy in Northern India is in Prakrit, with early Sanskrit inscriptions (Epigraphical Hybrid Sanskrit, EHS) appearing in the early centuries AD.[1]
Indian epigraphy becomes more widespread over the 1st millennium AD, engraved on the faces of cliffs, on pillars, on tablets of stone, drawn in caves and on rocks, some gouged into the bedrock. Later they were also inscribed on palm leaves, coins, copper plates, and on temple walls.
http://en.wikipedia.org/wiki/Early_Indian_epigraphy

tiga kemungkinan yang tidak berbau supernatural:
* tulisan tidak ada di india utara sebelum jaman asoka dan kalama sutta dibikin / direka2 belakangan berdasarkan ingatan pendengar turun-temurun
* tulisan udah ada dan hanya ada dikalangan elit (brahmin dan satriya), jadi Buddha gak merasa perlu bikin buku suci. ajaran pembebasan ini untuk semua orang, sedangkan gak semua orang bisa baca
* tulisan udah ada dan Buddha memilih untuk tidak membuat buku atau minimal tidak perduli ajarannya dibukukan atau tidak karena beliau merasa ajaran pembebasan yang ditemukannya di bawah pohon bodhi sangat dalam dan halus, tidak mudah dipahami oleh kebanyakan orang. ajaran ini perlu diselami ke dalam batin melalui pengalaman masing2. beliau tidak berniat membuat doktrin untuk dilekati ataupun dipertentangkan...
* I'm trying to free your mind, Neo. But I can only show you the door. You're the one that has to walk through it
* Neo, sooner or later you're going to realize just as I did that there's a difference between knowing the path and walking the path

Kelana

#25
Quote from: morpheus on 21 July 2010, 10:11:36 AM
well, begitu andai2 berbau supernatural muncul, semuanya jadi mungkin, semuanya terjawab ;D

Saya hanya menanggapi argumen anda mengenai ramal-meramal dan argumen Sdr, Upasaka mengenai Buddha tidak pernah menyebutkan suatu hal atau benda yang belum ada pada masa itu

QuoteThe earliest traces of epigraphy in South Asia are found in the undeciphered inscriptions of the Indus Valley Civilization (Indus script), which date back to the early 3rd millennium BC. The earliest deciphered epigraphic inscriptions are found in Sri Lanka and South India from the 6th-4th century BC (Tamil Brahmi, Bhattiprolu script). Inscriptions in the Brahmi script appear in the northern Indian subcontinent, from at least the 3rd century BC (Ashoka inscriptions). The early epigraphy in Northern India is in Prakrit, with early Sanskrit inscriptions (Epigraphical Hybrid Sanskrit, EHS) appearing in the early centuries AD.[1]
Indian epigraphy becomes more widespread over the 1st millennium AD, engraved on the faces of cliffs, on pillars, on tablets of stone, drawn in caves and on rocks, some gouged into the bedrock. Later they were also inscribed on palm leaves, coins, copper plates, and on temple walls.
http://en.wikipedia.org/wiki/Early_Indian_epigraphy

tiga kemungkinan yang tidak berbau supernatural:
* tulisan tidak ada di india utara sebelum jaman asoka dan kalama sutta dibikin / direka2 belakangan berdasarkan ingatan pendengar turun-temurun
* tulisan udah ada dan hanya ada dikalangan elit (brahmin dan satriya), jadi Buddha gak merasa perlu bikin buku suci. ajaran pembebasan ini untuk semua orang, sedangkan gak semua orang bisa baca
* tulisan udah ada dan Buddha memilih untuk tidak membuat buku atau minimal tidak perduli ajarannya dibukukan atau tidak karena beliau merasa ajaran pembebasan yang ditemukannya di bawah pohon bodhi sangat dalam dan halus, tidak mudah dipahami oleh kebanyakan orang. ajaran ini perlu diselami ke dalam batin melalui pengalaman masing2. beliau tidak berniat membuat doktrin untuk dilekati ataupun dipertentangkan...

Masih kemungkinan toh, seperti yang pernah saya sampaikan sebelumnya.  :)
GKBU

_/\_ suvatthi hotu


- finire -

morpheus

* I'm trying to free your mind, Neo. But I can only show you the door. You're the one that has to walk through it
* Neo, sooner or later you're going to realize just as I did that there's a difference between knowing the path and walking the path