Mengembangkan MORALITAS/SILA tanpa MELEKATINYA sebagai TUJUAN[ASK]

Started by Riky_dave, 22 June 2010, 12:58:30 PM

Previous topic - Next topic

0 Members and 1 Guest are viewing this topic.

Riky_dave

Menurut Rekan-Rekan,bagaimana caranya mengembangkan MORALITAS/SILA tanpa MELEKATINYA sebagai TUJUAN?
Langkah pertama adalah langkah yg terakhir...

hendrako

Quote from: Riky_dave on 22 June 2010, 12:58:30 PM
Menurut Rekan-Rekan,bagaimana caranya mengembangkan MORALITAS/SILA tanpa MELEKATINYA sebagai TUJUAN?

Lekatilah sebagai JALAN.
yaa... gitu deh

tesla

Quote from: Riky_dave on 22 June 2010, 12:58:30 PM
Menurut Rekan-Rekan,bagaimana caranya mengembangkan MORALITAS/SILA tanpa MELEKATINYA sebagai TUJUAN?

sama seperti halnya ketika gelap, kita menggunakan senter utk menerangi, dan ketika sudah terang, kita mematikan & meletakkan senter tsb.
Lepaskan keserakahan akan kesenangan. Lihatlah bahwa melepaskan dunia adalah kedamaian. Tidak ada sesuatu pun yang perlu kau raup, dan tidak ada satu pun yang perlu kau dorong pergi. ~ Buddha ~

Riky_dave

Quote from: hendrako on 22 June 2010, 01:09:17 PM
Quote from: Riky_dave on 22 June 2010, 12:58:30 PM
Menurut Rekan-Rekan,bagaimana caranya mengembangkan MORALITAS/SILA tanpa MELEKATINYA sebagai TUJUAN?


Lekatilah sebagai JALAN.

Bagaimana Anda melekatinya sebagai "jalan"?
Langkah pertama adalah langkah yg terakhir...

Riky_dave

Quote from: tesla on 22 June 2010, 01:11:02 PM
Quote from: Riky_dave on 22 June 2010, 12:58:30 PM
Menurut Rekan-Rekan,bagaimana caranya mengembangkan MORALITAS/SILA tanpa MELEKATINYA sebagai TUJUAN?

sama seperti halnya ketika gelap, kita menggunakan senter utk menerangi, dan ketika sudah terang, kita mematikan & meletakkan senter tsb.

saya tahu analoginya,tetapi implementasinya didalam sila? :)

Langkah pertama adalah langkah yg terakhir...

hendrako

Quote from: Riky_dave on 22 June 2010, 02:37:14 PM
Quote from: hendrako on 22 June 2010, 01:09:17 PM
Quote from: Riky_dave on 22 June 2010, 12:58:30 PM
Menurut Rekan-Rekan,bagaimana caranya mengembangkan MORALITAS/SILA tanpa MELEKATINYA sebagai TUJUAN?


Lekatilah sebagai JALAN.

Bagaimana Anda melekatinya sebagai "jalan"?



Dengan men-JALAN-i-nya.
yaa... gitu deh

tesla

Quote from: Riky_dave on 22 June 2010, 02:37:33 PM
Quote from: tesla on 22 June 2010, 01:11:02 PM
Quote from: Riky_dave on 22 June 2010, 12:58:30 PM
Menurut Rekan-Rekan,bagaimana caranya mengembangkan MORALITAS/SILA tanpa MELEKATINYA sebagai TUJUAN?

sama seperti halnya ketika gelap, kita menggunakan senter utk menerangi, dan ketika sudah terang, kita mematikan & meletakkan senter tsb.

saya tahu analoginya,tetapi implementasinya didalam sila? :)


laksanakan sila tanpa melekati sila tsb <--- udah hal paling praktis, tidak bisa dijelaskan lagi
Lepaskan keserakahan akan kesenangan. Lihatlah bahwa melepaskan dunia adalah kedamaian. Tidak ada sesuatu pun yang perlu kau raup, dan tidak ada satu pun yang perlu kau dorong pergi. ~ Buddha ~

kullatiro

di coba saja dulu melakukan nya biasanya banyak tantangan dan cobaan dalam menjalankan sila (entah panca sila, atthasila, dasasila atau pandita sila).


dewi_go

kalau menjadikan sila sebagai batasan dalam berprilaku aja bukan memikirkan tujuan jika menjalankan sila tsb?
Sweet things are easy 2 buy,
but sweet people are difficult to find.
Life ends when u stop dreaming, hope ends when u stop believing,
Love ends when u stop caring,
Friendship ends when u stop sharing.
So share this with whom ever u consider a friend.
To love without condition... ......... .........

kullatiro

bila sudah dapat dijalankan dengan baik ini akan menjadi kebiasaan baik yang secara naluriah kita akan melakukan nya tanpa memikirkan ini akan melekat dsb.

Riky_dave

Quote from: tesla on 22 June 2010, 05:37:29 PM
Quote from: Riky_dave on 22 June 2010, 02:37:33 PM
Quote from: tesla on 22 June 2010, 01:11:02 PM
Quote from: Riky_dave on 22 June 2010, 12:58:30 PM
Menurut Rekan-Rekan,bagaimana caranya mengembangkan MORALITAS/SILA tanpa MELEKATINYA sebagai TUJUAN?

sama seperti halnya ketika gelap, kita menggunakan senter utk menerangi, dan ketika sudah terang, kita mematikan & meletakkan senter tsb.

saya tahu analoginya,tetapi implementasinya didalam sila? :)


laksanakan sila tanpa melekati sila tsb <--- udah hal paling praktis, tidak bisa dijelaskan lagi

saya menghindari pembunuhan >>> ada usaha "saya" "menghindari" "pembunuhan",karena ada "usaha" maka menurut saya ada "konsep" / "teori" untuk berusaha menghindarinya,karena adanya konsep dan teori tersebut,saya melekatinya sebagai konsep dan teori bahwa membunuh itu [alasannya dari A sampai Z],bukankah saya melekatinya SILA nya?
Langkah pertama adalah langkah yg terakhir...

tesla

Quote from: Riky_dave on 23 June 2010, 11:57:08 AM
Quote from: tesla on 22 June 2010, 05:37:29 PM
Quote from: Riky_dave on 22 June 2010, 02:37:33 PM
Quote from: tesla on 22 June 2010, 01:11:02 PM
Quote from: Riky_dave on 22 June 2010, 12:58:30 PM
Menurut Rekan-Rekan,bagaimana caranya mengembangkan MORALITAS/SILA tanpa MELEKATINYA sebagai TUJUAN?

sama seperti halnya ketika gelap, kita menggunakan senter utk menerangi, dan ketika sudah terang, kita mematikan & meletakkan senter tsb.

saya tahu analoginya,tetapi implementasinya didalam sila? :)


laksanakan sila tanpa melekati sila tsb <--- udah hal paling praktis, tidak bisa dijelaskan lagi

saya menghindari pembunuhan >>> ada usaha "saya" "menghindari" "pembunuhan",karena ada "usaha" maka menurut saya ada "konsep" / "teori" untuk berusaha menghindarinya,karena adanya konsep dan teori tersebut,saya melekatinya sebagai konsep dan teori bahwa membunuh itu [alasannya dari A sampai Z],bukankah saya melekatinya SILA nya?

saya menghindari pembunuhan, maka ada usaha ---> benar

karena ada usaha, maka ada konsep ---> apapun yg dibahas/dipikirkan memang adalah konsep

karena ada konsep, maka berarti saya melekati konsep ---> tidak demikian, sesuatu adalah konsep atau bukan tidak menjadi masalah asalkan kita tidak melekatinya. tidak melekati non-konsep, maka kita tidak akan anti konsep. yg paling penting, kalau kita tidak melekatinya, kita tidak jatuh pada salah satu dari 2 kelompok, pro atau anti. konsep hanya konsep, non-konsep (pengalaman langsung) pun hanya non-konsep. tidak ada kelekatan diri ataupun penolakan diri thd kedua hal itu.

apakah saya melekati SILA? ---> bisa iya, bisa tidak, ini tergantung masing2 individu.
Lepaskan keserakahan akan kesenangan. Lihatlah bahwa melepaskan dunia adalah kedamaian. Tidak ada sesuatu pun yang perlu kau raup, dan tidak ada satu pun yang perlu kau dorong pergi. ~ Buddha ~

Riky_dave

Quote from: tesla on 23 June 2010, 01:04:16 PM
Quote from: Riky_dave on 23 June 2010, 11:57:08 AM
Quote from: tesla on 22 June 2010, 05:37:29 PM
Quote from: Riky_dave on 22 June 2010, 02:37:33 PM
Quote from: tesla on 22 June 2010, 01:11:02 PM
Quote from: Riky_dave on 22 June 2010, 12:58:30 PM
Menurut Rekan-Rekan,bagaimana caranya mengembangkan MORALITAS/SILA tanpa MELEKATINYA sebagai TUJUAN?

sama seperti halnya ketika gelap, kita menggunakan senter utk menerangi, dan ketika sudah terang, kita mematikan & meletakkan senter tsb.

saya tahu analoginya,tetapi implementasinya didalam sila? :)


laksanakan sila tanpa melekati sila tsb <--- udah hal paling praktis, tidak bisa dijelaskan lagi

saya menghindari pembunuhan >>> ada usaha "saya" "menghindari" "pembunuhan",karena ada "usaha" maka menurut saya ada "konsep" / "teori" untuk berusaha menghindarinya,karena adanya konsep dan teori tersebut,saya melekatinya sebagai konsep dan teori bahwa membunuh itu [alasannya dari A sampai Z],bukankah saya melekatinya SILA nya?

saya menghindari pembunuhan, maka ada usaha ---> benar

karena ada usaha, maka ada konsep ---> apapun yg dibahas/dipikirkan memang adalah konsep

karena ada konsep, maka berarti saya melekati konsep ---> tidak demikian, sesuatu adalah konsep atau bukan tidak menjadi masalah asalkan kita tidak melekatinya. tidak melekati non-konsep, maka kita tidak akan anti konsep. yg paling penting, kalau kita tidak melekatinya, kita tidak jatuh pada salah satu dari 2 kelompok, pro atau anti. konsep hanya konsep, non-konsep (pengalaman langsung) pun hanya non-konsep. tidak ada kelekatan diri ataupun penolakan diri thd kedua hal itu.

apakah saya melekati SILA? ---> bisa iya, bisa tidak, ini tergantung masing2 individu.

jadi 50:50?
Langkah pertama adalah langkah yg terakhir...

tesla

Quote from: Riky_dave on 23 June 2010, 01:49:53 PM
Quote from: tesla on 23 June 2010, 01:04:16 PM
Quote from: Riky_dave on 23 June 2010, 11:57:08 AM
Quote from: tesla on 22 June 2010, 05:37:29 PM
Quote from: Riky_dave on 22 June 2010, 02:37:33 PM
Quote from: tesla on 22 June 2010, 01:11:02 PM
Quote from: Riky_dave on 22 June 2010, 12:58:30 PM
Menurut Rekan-Rekan,bagaimana caranya mengembangkan MORALITAS/SILA tanpa MELEKATINYA sebagai TUJUAN?

sama seperti halnya ketika gelap, kita menggunakan senter utk menerangi, dan ketika sudah terang, kita mematikan & meletakkan senter tsb.

saya tahu analoginya,tetapi implementasinya didalam sila? :)


laksanakan sila tanpa melekati sila tsb <--- udah hal paling praktis, tidak bisa dijelaskan lagi

saya menghindari pembunuhan >>> ada usaha "saya" "menghindari" "pembunuhan",karena ada "usaha" maka menurut saya ada "konsep" / "teori" untuk berusaha menghindarinya,karena adanya konsep dan teori tersebut,saya melekatinya sebagai konsep dan teori bahwa membunuh itu [alasannya dari A sampai Z],bukankah saya melekatinya SILA nya?

saya menghindari pembunuhan, maka ada usaha ---> benar

karena ada usaha, maka ada konsep ---> apapun yg dibahas/dipikirkan memang adalah konsep

karena ada konsep, maka berarti saya melekati konsep ---> tidak demikian, sesuatu adalah konsep atau bukan tidak menjadi masalah asalkan kita tidak melekatinya. tidak melekati non-konsep, maka kita tidak akan anti konsep. yg paling penting, kalau kita tidak melekatinya, kita tidak jatuh pada salah satu dari 2 kelompok, pro atau anti. konsep hanya konsep, non-konsep (pengalaman langsung) pun hanya non-konsep. tidak ada kelekatan diri ataupun penolakan diri thd kedua hal itu.

apakah saya melekati SILA? ---> bisa iya, bisa tidak, ini tergantung masing2 individu.

jadi 50:50?

bisa iya, bisa tidak ---> jgn diterjemahkan 50:50 :))

sebab 50:50 itu statistik, sedangkan jawaban saya tidak berhub dg statistik, tetapi kembali kepada individu masing2.

bahkan jika dipilih sample secara acak 100 orang, mungkin semua nya masih melekatin latihan/ritual apapun di dunia :P

menurut saya scr statistik, orang yg tidak melekati latihan moralitas/ritual sangaaattt sedikit sekali. individu seperti ini susah ditemui, tapi bukan tidak ada.
Lepaskan keserakahan akan kesenangan. Lihatlah bahwa melepaskan dunia adalah kedamaian. Tidak ada sesuatu pun yang perlu kau raup, dan tidak ada satu pun yang perlu kau dorong pergi. ~ Buddha ~

Riky_dave

Quote from: tesla on 23 June 2010, 05:16:50 PM
Quote from: Riky_dave on 23 June 2010, 01:49:53 PM
Quote from: tesla on 23 June 2010, 01:04:16 PM
Quote from: Riky_dave on 23 June 2010, 11:57:08 AM
Quote from: tesla on 22 June 2010, 05:37:29 PM
Quote from: Riky_dave on 22 June 2010, 02:37:33 PM
Quote from: tesla on 22 June 2010, 01:11:02 PM
Quote from: Riky_dave on 22 June 2010, 12:58:30 PM
Menurut Rekan-Rekan,bagaimana caranya mengembangkan MORALITAS/SILA tanpa MELEKATINYA sebagai TUJUAN?

sama seperti halnya ketika gelap, kita menggunakan senter utk menerangi, dan ketika sudah terang, kita mematikan & meletakkan senter tsb.

saya tahu analoginya,tetapi implementasinya didalam sila? :)


laksanakan sila tanpa melekati sila tsb <--- udah hal paling praktis, tidak bisa dijelaskan lagi

saya menghindari pembunuhan >>> ada usaha "saya" "menghindari" "pembunuhan",karena ada "usaha" maka menurut saya ada "konsep" / "teori" untuk berusaha menghindarinya,karena adanya konsep dan teori tersebut,saya melekatinya sebagai konsep dan teori bahwa membunuh itu [alasannya dari A sampai Z],bukankah saya melekatinya SILA nya?

saya menghindari pembunuhan, maka ada usaha ---> benar

karena ada usaha, maka ada konsep ---> apapun yg dibahas/dipikirkan memang adalah konsep

karena ada konsep, maka berarti saya melekati konsep ---> tidak demikian, sesuatu adalah konsep atau bukan tidak menjadi masalah asalkan kita tidak melekatinya. tidak melekati non-konsep, maka kita tidak akan anti konsep. yg paling penting, kalau kita tidak melekatinya, kita tidak jatuh pada salah satu dari 2 kelompok, pro atau anti. konsep hanya konsep, non-konsep (pengalaman langsung) pun hanya non-konsep. tidak ada kelekatan diri ataupun penolakan diri thd kedua hal itu.

apakah saya melekati SILA? ---> bisa iya, bisa tidak, ini tergantung masing2 individu.

jadi 50:50?

bisa iya, bisa tidak ---> jgn diterjemahkan 50:50 :))

sebab 50:50 itu statistik, sedangkan jawaban saya tidak berhub dg statistik, tetapi kembali kepada individu masing2.

bahkan jika dipilih sample secara acak 100 orang, mungkin semua nya masih melekatin latihan/ritual apapun di dunia :P

menurut saya scr statistik, orang yg tidak melekati latihan moralitas/ritual sangaaattt sedikit sekali. individu seperti ini susah ditemui, tapi bukan tidak ada.

setuju,sangatlah sulit melatih moralitas/sila tanpa melekatinya,sebagai sesuatu yang harus "dijalani" dan sesuatu yang harus "dihindari",saya menghindari pembunuhan,saya mengembangkan cinta kasih...Pancasila Vs Pancadhamma,keduanya merupakan kemelekatan tak terhindarkan..orang yang melatih kesadaran tidak berada didalam keduanya,antara pengembangan dan penghancuran..
Langkah pertama adalah langkah yg terakhir...