Apa yang menyebabkan Buddha mampu mengerti batin/pikiran setiap orang ?

Started by Hasan Teguh, 07 June 2010, 12:26:29 PM

Previous topic - Next topic

0 Members and 1 Guest are viewing this topic.

Adhitthana

Quote from: Hasan Teguh on 08 June 2010, 10:06:21 PM
Quote from: Rina Hong on 08 June 2010, 09:27:48 PM
Quote from: Hasan Teguh on 07 June 2010, 12:26:29 PM
Apa yang menyebabkan Buddha mampu mengerti batin/pikiran setiap orang ?

Mohon di-sharing.

_/\_

jawabannya ada di RAPB, parami sudah sangat banyak, jadi sudah pasti lebih sakti dari superman,spiderman, dan man2 lainnya.
Parami Beliau semasa jadi Bodhisatva sudah tak terhitung banyaknya, bukan ?

Tetapi kenapa dilahirkan sebagai pertapa, Beliau masih "tersesat" oleh kebodohannya dengan metode menyiksa dirinya untuk mencapai pencerahan ?
weks ... khan udah dikasih tau waktu bro Hasan membuka therad apa itu?
Bahwa  Bodhisatva menerima kamma buruk ,karna telah melecehkan Buddha Kassapa
ketika di zaman Buddha Kassapa Bodhisatva Gotama menjadi pertapa bernama  Jotipala ....

Kata-kata ato kalimat apa yg di ucapan Bodhisatva Gotama kepada Buddha Kassapa
yg di anggap pelecehan?? ...... Silakan Bro Hasan cari sendiri, jangan nanya molo donk .... sekali-kali usaha gituuuuu  ;D
  Aku akan mengalami Usia tua, aku akan menderita penyakit, aku akan mengalami kematian. Segala yang ku Cintai, ku miliki, dan ku senangi akan Berubah dan terpisah dariku ....

Nevada

Quote from: Hasan Teguh on 08 June 2010, 10:01:59 PM
Ternyata Sang Buddha masih memerlukan waktu untuk sampai kepada mengetahui sesuatu ?

Tentu saja Sang Buddha perlu mengarahkan pikiran-Nya untuk menganalisa sesuatu hal. Tidak mungkin dengan diam ("pikiran berhenti") bisa mengetahui sesuatu hal, bukan? 


Quote from: Hasan Teguh on 08 June 2010, 10:06:21 PM
Parami Beliau semasa jadi Bodhisatva sudah tak terhitung banyaknya, bukan ?

Tetapi kenapa dilahirkan sebagai pertapa, Beliau masih "tersesat" oleh kebodohannya dengan metode menyiksa dirinya untuk mencapai pencerahan ?

Parami yang sudah sempurna dikumpulkan bukan berarti langsung Tercerahkan. Parami yang sudah sempurna dikumpulkan berarti Bodhisatta sudah memiliki semua modal yang diperlukan untuk mencapai Pencerahan. Tidak ada dana yang belum diberikan Bodhisatta. Tidak ada sila yang belum dijalani oleh Bodhisatta. Tidak ada bhavana yang belum dikembangkan oleh Bodhisatta.

Karena semua sudah sempurna dan matang, maka ketika Bodhisatta mencapai Pencerahan; Beliau pun menjadi Sammasambuddha. Bukan hanya sebagai orang yang mengakhiri dukkha saja; tapi Beliau adalah orang yang menemukan Dhamma dengan usaha sendiri dan menjadi pengenal segala "jalan". Tentu saja kualitasnya sangat berbeda dengan orang yang tidak mengumpulkan parami.

sukuhong

Quote from: Hasan Teguh on 08 June 2010, 10:01:59 PM
Quote from: fabian c on 08 June 2010, 09:48:04 PM
Bro Hasan yang baik, Sang Buddha maha tahu, maksudnya Beliau akan tahu mengenai segala sesuatu bila pikiran Beliau diarahkan untuk mencari tahu soal itu. Tapi bila Beliau tidak mengarahkan pikiran Beliau tentu saja Beliau tidak tahu.

Pikiran hanya dapat memikirkan satu persoalan pada satu momen. Demikian juga dengan Sang Buddha.

Bila kita merasa kita dapat berpikir dua hal sekaligus, sebenarnya pikiran kita saat itu berpindah bolak-balik dengan cepat.

Semoga mengerti.

_/\_
Ternyata Sang Buddha masih memerlukan waktu untuk sampai kepada mengetahui sesuatu ?

dari awal saya sudah terka bang Hasan ini tidak berniat tanya dan diskusi cuma iseng !!
bang Hasan harus belajar dasar Abhidhamma utk mengetahui kecepatan pikiran yg dimiliki  manusia
kata bang Fabian per triliun (12 digit)
tapi saya pernah baca lebih dari 12 digit.
menurut saya 12 digit saja sudah cukup .....
kam sia

ryu

Quote from: Hasan Teguh on 07 June 2010, 12:26:29 PM
Apa yang menyebabkan Buddha mampu mengerti batin/pikiran setiap orang ?

Mohon di-sharing.

_/\_
Apa yang menyebabkan MMD tidak mampu mengerti batin/pikiran setiap orang ?

Mohon di-sharing.

_/\_


=)) =)) =)) =)) =)) =)) =)) =)) =))
Janganlah memperhatikan kesalahan dan hal-hal yang telah atau belum dikerjakan oleh diri sendiri. Tetapi, perhatikanlah apa yang telah dikerjakan dan apa yang belum dikerjakan oleh orang lain =))

seniya

Quote from: Hasan Teguh on 08 June 2010, 10:06:21 PM

Tetapi kenapa dilahirkan sebagai pertapa, Beliau masih "tersesat" oleh kebodohannya dengan metode menyiksa dirinya untuk mencapai pencerahan ?

Pada masa itu mereka yang bergelut di dunia spiritual di India Kuno umum beranggapan bahwa penyiksaan diri merupakan jalan menuju Pencerahan/Nibbana. Oleh sebab itu, Bodhisatta yang lahir di masa itu dan dibesarkan dalam budaya dan cara pandang India Kuno masa itu juga beranggapan demikian. Setelah Beliau melakukan penyiksaan diri yang terlampau keras dan tidak mendapatkan hasil yang diharapkan, barulah Beliau menyadari kesia-siaan metode tersebut.

Milinda Panha juga menjelaskan hal yang senada untuk pertanyaan mengapa ketika terlahir sebagai Jotipala, Bodhisatta tidak mau menghormati dan mengikuti ajaran Buddha Kassapa:

Quote"Bahkan ketika Sang Boddhisatta terlahir sebagai seekor gajah, Beliau mempunyai rasa hormat pada jubah kuning. (Ja..v. 49) Tetapi Bhante juga mengatakan, bahwa ketika Beliau terlahir sebagai seorang Brahmana muda yang bernama Jotipala; meskipun terlahir sebagai manusia dengan tanda-tanda khusus, Ia mencerca dan mencaci maki Buddha Kassapa, menyebutnya bhikkhu gundul yang tidak berguna.(M. ii. 47, Sta. 81) Bagaimana kedua pernyataan ini dapat benar adanya?"

"O Baginda raja, kekasaran Sang Bodhisatta ketika menjadi Brahmana muda Jotipala itu disebabkan oleh karena kelahiran dan cara dia dibesarkan. Semua keluarganya adalah orang yang tak percaya, yang memuja Brahma. Dan mereka berpikir bahwa kaum Brahmana adalah manusia tingkat tertinggi. Seperti halnya, O Baginda, air yang sangat dinginpun akan menjadi hangat bila kena api, demikian juga Jotipala. Meskipun penuh dengan nilai-nilai luhur, tetapi karena dilahirkan dalam keluarga yang tidak percaya, ia menjadi seakan-akan buta dan mencerca Sang Tathagata. Walaupun demikian, ketika pergi menghadap Sang Buddha Kassapa, Jotipala menyadari nilai-nilai luhurnya dan menjadi muridnya yang setia."
"Holmes once said not to allow your judgement to be biased by personal qualities, and emotional qualities are antagonistic to clear reasoning."
~ Shinichi Kudo a.k.a Conan Edogawa

sukuhong

Quote from: ryu on 09 June 2010, 07:30:43 AM
Quote from: Hasan Teguh on 07 June 2010, 12:26:29 PM
Apa yang menyebabkan Buddha mampu mengerti batin/pikiran setiap orang ?

Mohon di-sharing.

_/\_
Apa yang menyebabkan MMD tidak mampu mengerti batin/pikiran setiap orang ?

Mohon di-sharing.

_/\_
=)) =)) =)) =)) =)) =)) =)) =)) =))

imo
karena mengubah kebenaran yang dibabarkan oleh Buddha Gotama alias pandangan salah =))
kam sia


dipasena

Quote from: sukuhong on 09 June 2010, 03:07:45 PM
Quote from: ryu on 09 June 2010, 07:30:43 AM
Quote from: Hasan Teguh on 07 June 2010, 12:26:29 PM
Apa yang menyebabkan Buddha mampu mengerti batin/pikiran setiap orang ?

Mohon di-sharing.

_/\_
Apa yang menyebabkan MMD tidak mampu mengerti batin/pikiran setiap orang ?

Mohon di-sharing.

_/\_
=)) =)) =)) =)) =)) =)) =)) =)) =))

imo
karena mengubah kebenaran yang dibabarkan oleh Buddha Gotama alias pandangan salah =))
kam sia



bro sukuhong, ga boleh bilang gtu, nti disampaikan ke pakar klo anda menjudge mmd berpandangan salah, yang benar menurut pakar pengertian umat theravada lah yg salah... yg benar itu pikiran berhenti dan bs membawa ke pencerahan... :D

klo ga salah, mmd ga bs mengerti bathin/pikiran orang, wong bathin nya aja bergejolak ketika disentil orang lain... :))

salam dari aa'tono

dilbert

 [at] Thread Starter... Sdr.Hasan Teguh...

Sorry Tresspassing... Coba amati sendiri bathin sdr.Hasan, cetana apa yang mengiringi dengan pertanyaan-pertanyaan sdr. Hasan selama ini di forum DC.
VAYADHAMMA SANKHARA APPAMADENA SAMPADETHA
Semua yang berkondisi tdak kekal adanya, berjuanglah dengan penuh kewaspadaan

williamhalim

Quote from: Hasan Teguh on 08 June 2010, 10:01:59 PM
Apa yang menyebabkan Buddha mampu mengerti batin/pikiran setiap orang ?
Ternyata Sang Buddha masih memerlukan waktu untuk sampai kepada mengetahui sesuatu ?

Dalam Ajaran Buddha, ada perumpamaan seseorang yg tekena panah dan bertanya2 siapa yg memanahnya, suku apa, kayu apa yg digunakan, ciri2 org yg memanahnya, dstnya. PAda akhirnya, org tsb tentu akan semakin parah dan tewas. Seyogyanya dia mendahulukan mencabut anak panah dan mengobati lukanya ketimbang mengajukan pertanyaan2 yg tidak bermanfaat tsb.

Perumpamaan ini persis dengan pertanyaan sdr. Teguh sekarang.

Tujuan Ajaran Buddha adalah untuk 'terbebas dari dukkha', maka sesuai dengan tujuan tsb, adakah gunanya bertanya-tanya hal2 yg tidak bermanfaat dan spekulatif tsb?

Ada beberapa alasan orang2 mempelajari Buddhisme:
1. Memahami kenyataan akan dukkha dan berniat terbebas dari dukkha tsb
2. Memuaskan keingintahuan intelektual semata
3. Sengaja mencari2 kelemahan krn berbagai alasan

Untuk point no. 3, seorang bekas pendeta/pastor ka****k (cmiiw) pernah sengaja mencari2 kelemahan dalam Ajaran Buddha dengan mempelajari sutta2. Akhirnya beliau malah menjadi seorang Buddhist. Namanya A. L. De Silva.

::
Walaupun seseorang dapat menaklukkan beribu-ribu musuh dalam beribu kali pertempuran, namun sesungguhnya penakluk terbesar adalah orang yang dapat menaklukkan dirinya sendiri (Dhammapada 103)

Hasan Teguh

Quote from: fabian c on 08 June 2010, 10:19:37 PM
Quote from: Hasan Teguh on 08 June 2010, 10:01:59 PM
Ternyata Sang Buddha masih memerlukan waktu untuk sampai kepada mengetahui sesuatu ?
Yup benar bro, mungkin memerlukan waktu satu pertrilyun detik?    :)

_/\_

Jika demikian, pantaskah seorang yang masih tergantung pada waktu untuk mengetahui sesuatu disebut "Maha Tahu" ?


Hasan Teguh

Quote from: Rina Hong on 08 June 2010, 10:25:14 PM
wew.... kan tadi da bilang jawaban ada di RAPB. cpd...
:outoftopic:

Masih juga cp kalau Upasaka masih on-line ?  ^-^

Hasan Teguh

Quote from: adi lim on 08 June 2010, 09:20:09 PM
Semoga pertanyaan bro Hasan sudah terjawab dengan penjelasan Seniya

Jangan-jangan bro Hasan 'meragukan' kekuatan Abhinna Buddha Gotama atau .......... ??? :-?
_/\_

Dari mana Anda mengetahui kekuatan Abhinna Buddha Gotama, bro ?

Hasan Teguh

Quote from: Virya on 08 June 2010, 10:46:14 PM
weks ... khan udah dikasih tau waktu bro Hasan membuka therad apa itu?
Bahwa  Bodhisatva menerima kamma buruk ,karna telah melecehkan Buddha Kassapa
ketika di zaman Buddha Kassapa Bodhisatva Gotama menjadi pertapa bernama  Jotipala ....

Kata-kata ato kalimat apa yg di ucapan Bodhisatva Gotama kepada Buddha Kassapa
yg di anggap pelecehan?? ...... Silakan Bro Hasan cari sendiri, jangan nanya molo donk .... sekali-kali usaha gituuuuu  ;D
Btw, itu pendapat menurut apa / siapa, bro ?

Hasan Teguh

Quote from: upasaka on 09 June 2010, 01:03:16 AM
Quote from: Hasan Teguh on 08 June 2010, 10:01:59 PM
Ternyata Sang Buddha masih memerlukan waktu untuk sampai kepada mengetahui sesuatu ?
Tentu saja Sang Buddha perlu mengarahkan pikiran-Nya untuk menganalisa sesuatu hal. Tidak mungkin dengan diam ("pikiran berhenti") bisa mengetahui sesuatu hal, bukan? 
Jadi Anda masih berpendapat kalau kekuatan Buddha yang dibabarkan sedemikian hebatnya masih belum mampu melampaui sang waktu ?

Hasan Teguh

Quote from: upasaka on 09 June 2010, 01:03:16 AM
Parami yang sudah sempurna dikumpulkan bukan berarti langsung Tercerahkan. Parami yang sudah sempurna dikumpulkan berarti Bodhisatta sudah memiliki semua modal yang diperlukan untuk mencapai Pencerahan. Tidak ada dana yang belum diberikan Bodhisatta. Tidak ada sila yang belum dijalani oleh Bodhisatta. Tidak ada bhavana yang belum dikembangkan oleh Bodhisatta.

Karena semua sudah sempurna dan matang, maka ketika Bodhisatta mencapai Pencerahan; Beliau pun menjadi Sammasambuddha. Bukan hanya sebagai orang yang mengakhiri dukkha saja; tapi Beliau adalah orang yang menemukan Dhamma dengan usaha sendiri dan menjadi pengenal segala "jalan". Tentu saja kualitasnya sangat berbeda dengan orang yang tidak mengumpulkan parami.
Apakah Anda sampai berpikir demikian di bawah ini ?

"Saya tidak mungkin mencapai pencerahan dalam 1 kehidupan ini, bahkan berkalpa2 kehidupan mendatang, karena saya tidak mungkin dapat mengumpulkan parami seperti yang telah dikumpulkan oleh para Bodhisatva dan Buddha".