Bagaimana pandangan anda mengenai nasib sial ?

Started by dipasena, 03 June 2010, 08:40:38 PM

Previous topic - Next topic

0 Members and 1 Guest are viewing this topic.

dipasena

Kita sebagai buddhist tentu memahami yang nama nya kamma/karma, namun dalam pandangan umum ada juga dikenal takdir/nasib/jalan hidup... kira-kira mana yg lebih cocok dengan pandangan anda dan mengapa ?

jika anda dikatakan bernasib sial/takdir kita buruk/jalan hidup kita kurang bagus, apa yang harus anda lakukan sebagai seorang buddhist ?

salam dari aa'tono

Reenzia

mnurut saya, mrk sebut itu takdir/nasib/jalan hidup krn tidak mengetahui proses detail dr kamma yg terjadi
uhm cm org yg sudah mencapai tahap tertentu yang dapat melihat dg jelas proses kamma
yg harus dilakukan? uhm kan dah banyak tu ptunjuk na dri Guru kita :d

Forte

yang harus dilakukan adalah
1. perbanyak kebajikan
2. kurangi kejahatan
3. sucikan pikiran

mengalami nasib sial, atau miskin adalah suatu efek dari karma buruk yang berbuah.. tapi intinya kita adalah yang memegang kendali akan hidup kita sendiri, jadi jangan salahkan nasib sial / bernasib miskin kepada orang lain.. tapi salahkan pada diri kita sendiri..

Donald Trump pun berkata yang intinya : terlahir sebagai orang miskin bukanlah kesalahanmu. Tapi selama hidup tetap menjadi miskin ITU BARU KESALAHANMU..

Dhamma Sukkha

#3
nasib seperti apapun, itu semua tergantung cara pandang kita tuk menghadapinyaa... \;D/ \;D/ \;D/

kue dengan bahan seburuk apapun, asal yg buat tau cara menjadikannya kue yg enak, tdk kan jadi masalahh... \;D/ \;D/ \;D/
begitu juga dgn kamma... \;D/ \;D/ \;D/
anjing saja, walau dah terlahir sebagai anjing, tetapi ia masih bisa merasa bahagiaa lhoo... ^-^ ^-^ ^-^ \;D/ \;D/ \;D/

semua tergantung bagaimana tanggapan kita menghadapi hidup inii.. \;D/ \;D/ \;D/
ada org yg hidupnya ditimpa oleh kerumitan yg saangat rumit, tapi ia tetap tegar \;D/ \;D/ \;D/
ia tdk menganggap hidupnya terlalu rumit, dan dirinya tak putus asaa... \;D/
tetapi, berbeda dgn tanggapan org lain yg melihatnyaa... \;D/ \;D/
setiap org menanggapinya secara berbeda2... \;D/ \;D/ \;D/
May All being Happy in the Dhamma ^^ _/\_

Karena Metta merupakan kebahagiaan akan org lain yg tulus \;D/

"Vinayo ayusasanam"
sasana/ajaran Buddha akan bertahan lama karena vinaya yg terjaga... _/\_ \;D/

Forte

anak sd di atas gw ini gw percaya deh.. ada masalah apa pun.. bawaannya pasti \;D/ terus.. :))

ryu

Janganlah memperhatikan kesalahan dan hal-hal yang telah atau belum dikerjakan oleh diri sendiri. Tetapi, perhatikanlah apa yang telah dikerjakan dan apa yang belum dikerjakan oleh orang lain =))

Dhamma Sukkha

Quote from: Forte on 03 June 2010, 09:33:27 PM
anak sd di atas gw ini gw percaya deh.. ada masalah apa pun.. bawaannya pasti \;D/ terus.. :))

di atas mana ada anak sd... :hammer:  :whistle: :whistle: :whistle:
yg ada anak lagi nganggurr.... :P :P :P
kadang ada juga kok... masa2 gak kuat ma hidupp.... :)) :)) :))
namanya juga manusiaa... :P :P :P
nih juga, lagi masa2 tak punya arahh.... :)) :)) :))

May All being Happy in the Dhamma ^^ _/\_

Karena Metta merupakan kebahagiaan akan org lain yg tulus \;D/

"Vinayo ayusasanam"
sasana/ajaran Buddha akan bertahan lama karena vinaya yg terjaga... _/\_ \;D/

johan3000

Quote from: dhanuttono on 03 June 2010, 08:40:38 PM
Kita sebagai buddhist tentu memahami yang nama nya kamma/karma, namun dalam pandangan umum ada juga dikenal takdir/nasib/jalan hidup... kira-kira mana yg lebih cocok dengan pandangan anda dan mengapa ?

jika anda dikatakan bernasib sial/takdir kita buruk/jalan hidup kita kurang bagus, apa yang harus anda lakukan sebagai seorang buddhist ?

salam dari aa'tono
kalau di kick sama pacar, tapi dpt yg lebih manis lagi tahun depan itu sial atau bukan ?
Nagasena : salah satu dari delapan penyebab matangnya kebijaksanaan dgn seringnya bertanya

wiithink

anggap aja karma buruknya lagi berbuah...
moga moga, karma baeknya cepet sampe aja,...

Quote from: johan3000 on 03 June 2010, 09:58:20 PM

kalau di kick sama pacar, tapi dpt yg lebih manis lagi tahun depan itu sial atau bukan ?

kalo itu, proses berjalannya karma buruk dan bakalan dapat yang baek deh  :whistle:

Mr.Jhonz

Kalo berpikir cara buddhism; ga ada yg namanya nasib sial..

IMO."nasib sial" bisa menjadi batu loncatan dalam perenungan dhamma.
Coba liat aja di masyarakat,ga ada orang yg baru nikah trus jadi rajin ke tempat ibadah apalagi praktekin athasila,yang ada orang yg baru cerai malah jadi spritualist :))
buddha; "berjuanglah dengan tekun dan perhatian murni"

Nevada

Nasib sial yang sering disebut oleh banyak orang adalah kumpulan beberapa hal buruk yang terjadi dalam satu jangka waktu tertentu. Yang perlu dilakukan adalah mencari solusi. Rencanakan apa yang harus kita kerjakan, dan kerjakan apa yang kita rencanakan.

Hendra Susanto

Quote from: dhanuttono on 03 June 2010, 08:40:38 PM
jika anda dikatakan bernasib sial/takdir kita buruk/jalan hidup kita kurang bagus, apa yang harus anda lakukan sebagai seorang buddhist ?

salam dari aa'tono

yang harus dilakukan adalah menerimanya sebagai buah hasil perbuatan dulu. ;D

kamala

nasib/takdir di tangan kita sendiri

saat sial/tidak bahagia yang muncul adalah bibit jelek yang kita tanam telah masak
saat beruntung/bahagia yang muncul adalah bibit baik yang kita tanam telah masak

hidup kita itu kita yang menentukan sendiri
Daripada seribu kata yang tak berarti,
adalah lebih baik sepatah kata yang bermanfaat,
yang dapat memberi kedamaian kepada pendengarnya.

Mr. pao

#13
Yang akan kita jalankan sebagai umat Buddha:
1. Pergaulan jangan ditinggalkan :
     a. Menghadiri Pesta.
     b. Menjenguk orang sakit
     c. Melayat.
2. Jangan jadi orang kikir, bayar apa yang menjadi kewajibanmu. Semua orang bayar,
    kita juga wajib ikut bayar (uang keamanan, kebersihan, iuran sosial dll).
    jangan mengelak kewajibanmu dengan alasan  ngomong dagangan sepi, tak ada uang dll.
    Sikap dan tutur kata yang baik sampai kemana pun anda disenangi orang.
2. Berteman dengan orang kaya
3. Satu minggu sekali pergi ke Vihara.
4. Pendapatan yang diperoleh digunakan untuk diri sendiri, keluarga dan ada lebih untuk sosial.


Semoga bermanfaat buat teman2.
_/\_
Jika ada yang menampar pipi kananku aku akan segera memberikan pipi kirinya telapak kananku, karena dengan demikian hutang karma kita akan segera selesai ditempat. ;D

CHANGE

Hanya menambahkan saja

Dalam kehidupan ini sesuai dengan usia/umur kita masing-masing, berapa banyak keinginan kita yang tidak terpenuhi, karena keinginan inilah yang selalu menjadi parameter untuk mengukur nasib baik dan buruk bagi setiap pribadi ( dengan membuat perbandingan ). Semakin banyak keinginan melekat pada pola pikir, dan jika semakin banyak tidak terpenuhi, maka anggapan nasib buruk telah menimpa kita.


Kemujuran Atau Kemalangan?
( Nasib Baik atau Nasib Buruk ? ) 


Ada sebuah cerita Cina kuno tentang seorang lelaki tua yang sikapnya dalam memandang kehidupan berbeda sama sekali dengan orang-orang lain di desanya.

Rupanya laki-laki tua ini hanya mempunyai seekor kuda, dan pada suatu hari kudanya hilang. Para tetangganya datang dan menaruh belas kasihan kepadanya,mengatakan kepadanya betapa mereka ikut sedih kerana kemalangan yang menimpanya.

Jawabannya membuat mereka heran.

"Tapi bagaimana kalian tahu itu kemalangan ( nasib buruk) ?" dia bertanya.

Beberapa hari kemudian kudanya pulang, dan ikut bersamanya dua ekor kuda liar.

Sekarang si laki-laki tua punya tiga ekor kuda. Kali ini, para tetangganya mengucapkan selamat atas kemujurannya.

"Tapi bagaimana kalian tahu itu kemujuran ( nasib baik ) ?" dia menjawab.

Pada hari berikutnya, sementara sedang berusaha menjinakkan salah seekor kuda liar, anak lelakinya jatuh dan kakinya patah.

Sekali lagi, para tetangganya datang, kali ini untuk menghibur si laki-laki tua kerana kecelakaan yang menimpa anaknya.

"Tapi bagaimana kalian tahu itu kemalangan ( nasib buruk ) ?" dia bertanya.

Kali ini, semua tetangganya menarik kesimpulan bahawa pikiran si tua ini kacau dan tidak ingin lagi berurusan dengannya. 

Walaupun demikian, keesokan harinya penguasa perang datang ke desa dan mengambil semua lelaki yang sehat untuk dibawa ke medan pertempuran. Tetapi anak si lelaki tua tidak ikut diambil, sebab tubuhnya tidak sehat karena kakinya pincang/cacat ! ( nasib baik atau nasib buruk ? )

Cerita ini mempertanyakan : Pikiran siapa yang kacau mengenai kemalangan atau kemujuran, orang tua atau tetangganya ?

MORAL KISAH INI:

Kita semua akan menghayati kehidupan yang lebih tenang jika kita tidak terlalu tergesa-gesa memberikan penilaian kepada peristiwa yang terjadi. Bahkan apa yang paling kita benci, dan yang masih menimbulkan reaksi negatif kalau terpikirkan oleh kita, mungkin memainkan peranan positif dalam hidup kita.

Berapa banyak dalam kehidupan kita menghadapi kemalangan atau kegagalan ( nasib buruk ??? ) jika terus pasrah negatif atau putus asa, dan berapa kali kita mendapat kemujuran  jika kita berani ada keberanian BANGKIT ( merubah paradigma/ pola pikir ).

Berapa kali kita ikut berdebat dan berdiskusi dalam forum DC, dan kemudian kita gagal memberikan argumentasinya berarti kita mengalami kemalangan ( nasib buruk ) karena ketemu lawan diskusi yang sangat kompeten dan lihai, Sesudah mengalami nasib buruk, kita belajar memperbaikinya bahkan mengembangkannya. Dengan demikian berapa kali kemujuran ( nasib baik ) yang kita dapatkan karena mampu mengimbangi argumentasi tersebut.

Jadi secara sederhana saja adalah NASIB BURUK selalu menjadi bayangan bagi yang TIDAK PERNAH "BELAJAR DARI KESALAHAN "