hartati murdaya : buddha maha kuasa dan bisa mengabulkan doa

Started by yanfei, 29 May 2010, 08:57:01 AM

Previous topic - Next topic

0 Members and 1 Guest are viewing this topic.

yanfei

Waisak di Borobudur
Pelepasan 1.000 Lampion Akhiri Peringatan Waisak Nasional
Parwito - detikNews

Parwito/detikcom Magelang - Pelepasan seribu lampion lebih mengakhiri prosesi peringatan Hari Suci Waisak 2554/2010 di pelataran Candi Borobudur Magelang, Jawa Tengah. Pelepasan lampion ini bermakna di Hari Raya Suci Waisak ini, seluruh umat Buddha memohon dan meminta kepada sang budha yang diatas langit melalui doa.

Pernyataan itu disampaikan oleh Ketua Walubi Sri Hartati Murdaya Jumat(28/05/10) saat ditemui di sela-sela prosesi pelepasan seribu lampion di pelataran Candi Borobudur Magelang, Jawa Tengah. "Lampion merupakan simbol satu doa atau parita yang berupa permohonan atau make a wish masing-masing pribadi umat ditujukan kepada Sang Buddha yang maha kuasa di atas sana. Dengan terbangnya lampion, maka doa itu akan sampai dan harapan dan permintaanya bisa terkabul," ujar Sri Hartati.

Terbangnya seribu lampion ini menambah suasana semarak, romantisme dan indahnya Candi Borobudur di malam hari sehingga begitu lampion disulut dan terbang disambut dengan tepuk tangan oleh ribuan umat yang mengikuti prosesi.

Para umat saling berebutan untuk merasakan bagaimana rasanya menyalakan dan menerbangkan lampion sambil membuat permohonan dan doa sesuai keinginanya masing-masing.

Ritual Pradhaksina

Sebelum pelepasan lampion, puluhan bhiksu dan bikhuni dari tiga sangha Sangha Teravada, Sangha Mahayana dan Sangha Tantrayana melakukan ritual pradaksina dengan mengitari sandi Borobudur sebanyak tiga kali.

Diawali dengan pembacaan parita atau doa di altar budha di depan candi yang dipimpin oleh Ketua Dewan Sangha Walubi Bhiksu Diyanavira, ritual pradaksina berlangsung dengan khusuk dan pengawalan ketat dari panitia pelaksana peringatan Waisak 2554/2010.

Ratusan wartawan, juru kamera, fotografer dan umat dengan antusias mengabadikan moment bagus itu sehingga suasana menambah semarak dan ramai candi yang biasanya sepi di malam hari.

Bahkan, puluhan bhiksu melewati ribuan nyala lilin yang membentuk tulisan; Omah Mi Dewa Hri dalam bentuk dua tulisan alfabet dan tulisan huruf Thailand melakukan sikap anjali (menyembah-red) saat melewati api itu.

Ketua Dewan Sangha Walubi, Bhiksu Diyanavira menjelaskan ritual pradaksina dengan membawa api bermakna bahwa api adalah diumpamakan untuk penerangan supaya batin manusia terang benerang tidak membuat kesalahan, jangan berbuat kejahatan, memupuk kebaikan seperti agama Sang Buddha.

"Harapanya Indonesia bebas dari segala mara bahaya," tutup Diyanavira.


kok hartati murdaya itu mengesankan Buddha itu seperti Tuhan, yang bisa mengabulkan doa seseorang



Hendra Susanto


Forte

kemungkinan ada 2.
1. hartati tidak mengerti mengenai Buddhisme
2. hartati mengerti, tapi detik nulisnya "versi lain"

F.T

Kemungkinan ke 3 : Hartati adalah orang politik, dengan pernyataannya ingin menarik simpati dari masyarakat.


Save the Children & Join With :
Kasih Dharma Peduli ~ Anak Asuh
May all Beings Be Happy


Contact Info : Kasihdharmapeduli [at] [url="//yahoo.com"]yahoo.com[/url]

hatRed

kemungkinan ke 4

Hartati emank bermaksud demikian. artinya yang dia dalami dalam buddhisme yah seperti itu

aliran mana yah :-?
i'm just a mammal with troubled soul



El Sol


J.W


ryu

Kemungkinan ke 6, mungkin memang Buddha itu maha Kuasa =))
Janganlah memperhatikan kesalahan dan hal-hal yang telah atau belum dikerjakan oleh diri sendiri. Tetapi, perhatikanlah apa yang telah dikerjakan dan apa yang belum dikerjakan oleh orang lain =))

Mr. pao

Kemungkinan ke 7, Buddha ada diatas sana melihat lampion. =))
Jika ada yang menampar pipi kananku aku akan segera memberikan pipi kirinya telapak kananku, karena dengan demikian hutang karma kita akan segera selesai ditempat. ;D

ryu

QuoteKetua Dewan Sangha Walubi, Bhiksu Diyanavira menjelaskan ritual pradaksina dengan membawa api bermakna bahwa api adalah diumpamakan untuk penerangan supaya batin manusia terang benerang tidak membuat kesalahan, jangan berbuat kejahatan, memupuk kebaikan seperti agama Sang Buddha.
Buddha agamanya apa ya?
Janganlah memperhatikan kesalahan dan hal-hal yang telah atau belum dikerjakan oleh diri sendiri. Tetapi, perhatikanlah apa yang telah dikerjakan dan apa yang belum dikerjakan oleh orang lain =))

dipasena

kemungkinan ke 8,  aku bs minta mobil, rumah, emas, intan, pesawat... bla... bla... =))

dipasena

Quote from: ryu on 29 May 2010, 09:56:36 AM
QuoteKetua Dewan Sangha Walubi, Bhiksu Diyanavira menjelaskan ritual pradaksina dengan membawa api bermakna bahwa api adalah diumpamakan untuk penerangan supaya batin manusia terang benerang tidak membuat kesalahan, jangan berbuat kejahatan, memupuk kebaikan seperti agama Sang Buddha.
Buddha agamanya apa ya?

ya seperti yg di agama ni oleh bu sri hartati murdaya... =))

VinBaik

Ngomong-2 Sri Hartati Murdaya siapa yah ?
bukannya ketua Walubi namanya Siti Hartati Murdaya..... 

Kalo nulis namanya aja udah salah, apalagi isi beritanya    :-?
VAYADHAMMA SANKHARA, APPAMADENA SAMPADETHA

Nasehat terakhir Sang Buddha sebelum Parinibbana :
"Segala sesuatu yang terjadi dari paduan unsur adalah sasaran perubahan.
Berjuanglah mencapai kebebasan dengan sadar dan waspada"

sukuhong

kemungkinan 9 : memang punya pandangan salah (micchaditthi)
kam sia

F.T

 [at] vin : hmm.. Tdk ada hubungan sih antara kesalahan pengejaan nama dengan isi berita. Walau keliru dlm pengejaan namun isi berita biasa melalui rekaman yang di dengar ulang lalu di catat dan di terbitkan.


Save the Children & Join With :
Kasih Dharma Peduli ~ Anak Asuh
May all Beings Be Happy


Contact Info : Kasihdharmapeduli [at] [url="//yahoo.com"]yahoo.com[/url]