Parami apa yang dikumpulkan Sidharta selama masuk hutan ?

Started by Hasan Teguh, 27 May 2010, 03:00:41 PM

Previous topic - Next topic

0 Members and 1 Guest are viewing this topic.

Hasan Teguh

Banyak yang berpendapat kalau kita harus mengumpulkan parami (melakukan perbuatan baik) sebanyak2nya untuk mencapai Kebuddhaan.

Jika demikian, parami apa yang dilakukan pertapa Sidharta dari saat memasuki hutan sampai akhirnya mencapai Pencerahan Sempurna ?  ;)

Indra

sedikit tambahan informasi:

Sang Bodhisatta sudah mengumpulkan parami sejak kelahirannya sebagai Sumedha pada masa Buddha Dipankara 4 assankhyeyya 100 ribu kappa yg lalu, jadi bukan hanya dalam kehidupannya sebagai Pangeran Sidhattha. dan selama kurun waktu yg sangat lama itu, sudah tidak terhitung banyaknya parami yg berhasil beliau kumpulkan, sebagian kecil kisahnya dapat dibaca dalam Kitab-kitab Jataka

Hendra Susanto


Edward

Dan sebagai tambahan, (thx to RAPB) parami untuk menjadi seorang Sammasambuddha jumlahnya berbeda dengan parami yg dikumpulkan oleh buddha (jenis) lain. Walaupun sama2 mencapai "penerangan sempurna".
"Hanya dengan kesabaran aku dapat menyelamatkan mereka....."

hendrako

Quote from: Hasan Teguh on 27 May 2010, 03:00:41 PM
Banyak yang berpendapat kalau kita harus mengumpulkan parami (melakukan perbuatan baik) sebanyak2nya untuk mencapai Kebuddhaan.

Jika demikian, parami apa yang dilakukan pertapa Sidharta dari saat memasuki hutan sampai akhirnya mencapai Pencerahan Sempurna ?  ;)


Apakah anda hanya akan melakukan perbuatan baik yang akan membawa Pencerahan Sempurna? :|
yaa... gitu deh

Hasan Teguh

Quote from: Indra on 27 May 2010, 03:05:40 PM
sedikit tambahan informasi:

Sang Bodhisatta sudah mengumpulkan parami sejak kelahirannya sebagai Sumedha pada masa Buddha Dipankara 4 assankhyeyya 100 ribu kappa yg lalu, jadi bukan hanya dalam kehidupannya sebagai Pangeran Sidhattha. dan selama kurun waktu yg sangat lama itu, sudah tidak terhitung banyaknya parami yg berhasil beliau kumpulkan, sebagian kecil kisahnya dapat dibaca dalam Kitab-kitab Jataka
Parami tak terhitung itu ternyata juga tak mampu membuatnya terjerat Moha, seperti melakukan penyiksaan diri untuk mencapai Kebuddhaan ?

Indra

Quote from: Hasan Teguh on 27 May 2010, 03:33:37 PM
Quote from: Indra on 27 May 2010, 03:05:40 PM
sedikit tambahan informasi:

Sang Bodhisatta sudah mengumpulkan parami sejak kelahirannya sebagai Sumedha pada masa Buddha Dipankara 4 assankhyeyya 100 ribu kappa yg lalu, jadi bukan hanya dalam kehidupannya sebagai Pangeran Sidhattha. dan selama kurun waktu yg sangat lama itu, sudah tidak terhitung banyaknya parami yg berhasil beliau kumpulkan, sebagian kecil kisahnya dapat dibaca dalam Kitab-kitab Jataka
Parami tak terhitung itu ternyata juga tak mampu membuatnya terjerat Moha, seperti melakukan penyiksaan diri untuk mencapai Kebuddhaan ?

jika parami belum cukup, entah berapa pun banyaknya, seseorang tidak dapat mencapai Kebuddhaan, hanya setelah Parami nya telah sempurna terpenuhi maka ia dapat mencapai Kebuddhaan. saya sarankan anda untuk terlebih dahulu membaca buku RAWAYAT AGUNG PARA BUDDHA, bisa di download gratis melalui perpustakaan Dhammacitta.

Hasan Teguh

Quote from: hendrako on 27 May 2010, 03:31:22 PM
Apakah anda hanya akan melakukan perbuatan baik yang akan membawa Pencerahan Sempurna? :|
Kalau dilihat dari perjalanan pertapa Sidharta dari masuk hutan sampai mencapai pencerahan.

Menurut Anda perbuatan baik (Sila) atau Meditasi/Samadhi benar yang lebih memungkinkan seseorang mencapai pencerahan ?

hendrako

Quote from: Hasan Teguh on 27 May 2010, 03:49:08 PM
Quote from: hendrako on 27 May 2010, 03:31:22 PM
Apakah anda hanya akan melakukan perbuatan baik yang akan membawa Pencerahan Sempurna? :|
Kalau dilihat dari perjalanan pertapa Sidharta dari masuk hutan sampai mencapai pencerahan.

Menurut Anda perbuatan baik (Sila) atau Meditasi/Samadhi benar yang lebih memungkinkan seseorang mencapai pencerahan ?

Jawabannya tetap masih:
Quote from: Indra on 27 May 2010, 03:05:40 PM
sedikit tambahan informasi:

Sang Bodhisatta sudah mengumpulkan parami sejak kelahirannya sebagai Sumedha pada masa Buddha Dipankara 4 assankhyeyya 100 ribu kappa yg lalu, jadi bukan hanya dalam kehidupannya sebagai Pangeran Sidhattha. dan selama kurun waktu yg sangat lama itu, sudah tidak terhitung banyaknya parami yg berhasil beliau kumpulkan, sebagian kecil kisahnya dapat dibaca dalam Kitab-kitab Jataka

Dan temukanlah di:
http://dhammacitta.org/perpustakaan/riwayat-agung-para-buddha/
yaa... gitu deh

Juice_alpukat

#9
Quote
jika parami belum cukup, entah berapa pun banyaknya, seseorang tidak dapat mencapai Kebuddhaan, hanya setelah Parami nya telah sempurna terpenuhi maka ia dapat mencapai Kebuddhaan. saya sarankan anda untuk terlebih dahulu membaca buku RAWAYAT AGUNG PARA BUDDHA, bisa di download gratis melalui perpustakaan Dhammacitta.
Mungkin pertanyaan bg hasan seperti ini:
saat di Tusita, bodhisatta tinggal menunggu kelahran terakhrnya untk mencpai kebuddhaan.
Tapi sbgai bodhisatta , trnyata paraminya blm cukup.
Hngga mesti terlahr sbgai pangeran sidhatta.
Jadi parami apakah yg pangeran sidhatta kumpulkan? Sampai paraminya  cukup untk membuatnya mencapai buddha?


case 2, yaitu jika semasa sbgai bodhisatta di Tusita ternyata paraminya telah cukup , dan hanya tinggal menunggu waktu mencpai kebudhaan di alam manusia maka pertanyaannya, mengapa parami sudah cukup, tapi harus terkena dampak buruk krna menyiksa diri selama 6 tahun di hutan?
Begitu kali ya pertanyaan bg hasan?

Hasan Teguh

Quote from: Juice_alpukat on 27 May 2010, 05:08:09 PM
Mungkin pertanyaan bg hasan seperti ini:
saat di Tusita, bodhisatta tinggal menunggu kelahran terakhrnya untk mencpai kebuddhaan.
Tapi sbgai bodhisatta , trnyata paraminya blm cukup.
Hngga mesti terlahr sbgai pangeran sidhatta.
Jadi parami apakah yg pangeran sidhatta kumpulkan? Sampai paraminya  cukup untk membuatnya mencapai buddha? Begitu kali ya pertanyaan bg hasan?
Pemikiran seperti ini menarik juga untuk didiskusikan. tks

K.K.

Quote from: Hasan Teguh on 27 May 2010, 03:00:41 PM
Banyak yang berpendapat kalau kita harus mengumpulkan parami (melakukan perbuatan baik) sebanyak2nya untuk mencapai Kebuddhaan.

Jika demikian, parami apa yang dilakukan pertapa Sidharta dari saat memasuki hutan sampai akhirnya mencapai Pencerahan Sempurna ?  ;)


Menanyakan parami sewaktu masuk hutan yang menyebabkannya menjadi Buddha, sama seperti menanyakan pelajaran yang dipelajari seorang calon sarjana sewaktu masuk ke ruang sidang sehingga menjadi sarjana. Anda melewatkan TK - Perguruan tinggi.


Juice_alpukat

case 2, mungkin  pertanyaan om hasan untk yg kdua...

yaitu jika semasa sbgai bodhisatta di Tusita ternyata paraminya telah cukup , dan hanya tinggal menunggu waktu mencpai kebudhaan di alam manusia maka pertanyaannya, mengapa parami sudah cukup, tapi harus terkena dampak buruk krna menyiksa diri selama 6 tahun di hutan?

Juice_alpukat

Quote from: Kainyn_Kutho on 27 May 2010, 05:20:27 PM
Quote from: Hasan Teguh on 27 May 2010, 03:00:41 PM
Banyak yang berpendapat kalau kita harus mengumpulkan parami (melakukan perbuatan baik) sebanyak2nya untuk mencapai Kebuddhaan.

Jika demikian, parami apa yang dilakukan pertapa Sidharta dari saat memasuki hutan sampai akhirnya mencapai Pencerahan Sempurna ?  ;)


Menanyakan parami sewaktu masuk hutan yang menyebabkannya menjadi Buddha, sama seperti menanyakan pelajaran yang dipelajari seorang calon sarjana sewaktu masuk ke ruang sidang sehingga menjadi sarjana. Anda melewatkan TK - Perguruan tinggi.


kalau ini jawaban yg cerdas, thanks kaynin../\

Jerry

Quote from: Hasan Teguh on 27 May 2010, 03:33:37 PM
Quote from: Indra on 27 May 2010, 03:05:40 PM
sedikit tambahan informasi:

Sang Bodhisatta sudah mengumpulkan parami sejak kelahirannya sebagai Sumedha pada masa Buddha Dipankara 4 assankhyeyya 100 ribu kappa yg lalu, jadi bukan hanya dalam kehidupannya sebagai Pangeran Sidhattha. dan selama kurun waktu yg sangat lama itu, sudah tidak terhitung banyaknya parami yg berhasil beliau kumpulkan, sebagian kecil kisahnya dapat dibaca dalam Kitab-kitab Jataka
Parami tak terhitung itu ternyata juga tak mampu membuatnya terjerat Moha, seperti melakukan penyiksaan diri untuk mencapai Kebuddhaan ?
Bukannya bagus kalau parami tak terhitung itu ternyata tak mampu membuatnya terjerat Moha dan melakukan penyiksaan diri? Tak mampu membuat terjerat berarti dengan kata lain, parami tak terhitung itu menghindarkan beliau dari Moha dan tapa-brata?
appamadena sampadetha