Berhati-hatilah dengan istilah Mengikis LDM

Started by Hasan Teguh, 25 May 2010, 09:45:17 AM

Previous topic - Next topic

0 Members and 1 Guest are viewing this topic.

dhammadinna

Istilah "mengikis" memang terkesan "harus dibasmi/dihabisi", kesannya itu seperti mengarah ke salah satu ekstrim seperti yang dilakukan oleh Siddharta sebelum menjadi seorang Buddha. Jadi kalo artikel di atas, bertujuan agar hati-hati jangan sampe kejebak di salah satu ekstrim itu, ya IMO gak ada yang salah dengan artikel tersebut.

Tapi memang pembahasannya jadinya lebih mendalam, yaitu tentang konsep dualitas, baik/buruk. Seperti yang sy baca di salah satu postingan DC, lupa di mana. Dikatakan bahwa "orang yang banyak harta, bisa saja tidak melekat pada hartanya. Tapi orang yang tidak berharta, bisa saja melekat pada tidak adanya harta." Konsep ini bisa dipahami, seiring berjalannya praktik. Pada awalnya pasti ada diskriminasi. Kita menilai bahwa serakah itu tidak baik, kebencian pun gak baik, dsb. Setelah menilai hal itu sebagai sesuatu yang buruk, barulah dimulai perjalanan untuk memadamkannya, dengan jalan tengah dan memahami apa itu baik/buruk yang sebenarnya.

Hasan Teguh

Quote from: ryu on 25 May 2010, 10:19:45 AM
QuoteBagi orang yg memahami dualitas dari pikiran, maka semua pikiran & keinginan --bahkan pikiran yg paling luhur sekalipun-- adalah 'lobha', karena ada AKU yg melekatinya.

baru tahu ternyata Buddha/boddhisatva pun punya lobha =))
btw, kenapa bodhisatva yang terlahir sebagai Sidharta koq bisa penuh dengan MOHA, sampai 6 tahun tersesat dengan cara2 extrim ???

Apakah parami yang dikumpulkan hingga mencapai bodhisatva di kehidupan sebelumnya itu masih belum cukup untuk membuatnya tidak tersesat seperti itu ???

Kalau dihubungkan dengan karma. Karma apakah yang menentukan sehingga Beliau sampai ber MOHA seperti itu ???

Indra

Quote from: Hasan Teguh on 25 May 2010, 12:23:57 PM
Quote from: ryu on 25 May 2010, 10:19:45 AM
QuoteBagi orang yg memahami dualitas dari pikiran, maka semua pikiran & keinginan --bahkan pikiran yg paling luhur sekalipun-- adalah 'lobha', karena ada AKU yg melekatinya.

baru tahu ternyata Buddha/boddhisatva pun punya lobha =))
btw, kenapa bodhisatva yang terlahir sebagai Sidharta koq bisa penuh dengan MOHA, sampai 6 tahun tersesat dengan cara2 extrim ???

Apakah parami yang dikumpulkan hingga mencapai bodhisatva di kehidupan sebelumnya itu masih belum cukup untuk membuatnya tidak tersesat seperti itu ???

Kalau dihubungkan dengan karma. Karma apakah yang menentukan sehingga Beliau sampai ber MOHA seperti itu ???

menurut komentar itu adalah akibat dari perbuatannya menghina Buddha Kassapa sewaktu kelahirannya sebagai brahmana Jotipala

hatRed

#18
6 tahun pertapaan Gotama tidak gagal, buktinya Gotama berhasil mencapai kesucian berkat pertapaan yang sebelumnya dia lakukan. jadi menurut saya pertapaan itu justru berhasil

kalo mau bilang 6 tahun pertapaannya adalah sebuah kegagalan, maka seharusnya beliau gak mencapai kesucian.


cuma mau mengingatkan ajaran para buddha

"Kurangi perbuatan tidak bermanfaat, sucikan hati dan pikiran"


baik dan buruk yang dikatakan sebagai dualitas tersebut, mungkin terkesan benar...
kalau menurut kepada pengertian pak Hudoyo maka :

"namun penilaian atas pemahaman yang terbebas dari dualitas tersebut juga dikatakan oleh si AKU" (nah loh)

namun "Aku" yang bagaimakah yang dapat sebenar2nya dapat dimengerti oleh kita? apakah "Aku"?

saat seseorang mempuyai kondisi batin yang seimbang, penilaian terhadap baik dan buruk tidak lagi dibandigkan dengan "Aku", namun bukan berarti orang demikian dapat berbuat baik dan buruk tanpa suatu tanggung jawab, karena itu tidak bijaksana.
i'm just a mammal with troubled soul



Hasan Teguh

Quote from: hatRed on 25 May 2010, 12:30:22 PM
6 tahun pertapaan Gotama tidak gagal, buktinya Gotama berhasil mencapai kesucian berkat pertapaan yang sebelumnya dia lakukan. jadi menurut saya pertapaan itu justru berhasil
Pemikiran seperti ini masuk realistis atau optimis ya ?

hatRed

Quote from: Hasan Teguh on 25 May 2010, 12:46:02 PM
Quote from: hatRed on 25 May 2010, 12:30:22 PM
6 tahun pertapaan Gotama tidak gagal, buktinya Gotama berhasil mencapai kesucian berkat pertapaan yang sebelumnya dia lakukan. jadi menurut saya pertapaan itu justru berhasil
Pemikiran seperti ini masuk realistis atau optimis ya ?

maksudnya, justru dari 6 tahun pertapaannya, beliau (Gotama Siddharta) mendapatkan pelajaran yang diperlukan supaya dapat "Aha!!"
i'm just a mammal with troubled soul



seniya

#21
Apakah memihak pada yg "baik"/kusala,yaitu memihak pada salah satu dualitas yg dimaksud di atas, tidak bertentangan dg Jalan Tengah? Bukankah Jalan Tengah/JMB8 menghindari dualitas pandangan salah (yaitu memanjakan diri pd kesenangan indera dan melekat pd praktek keras yg tidak bermanfaat)?
"Holmes once said not to allow your judgement to be biased by personal qualities, and emotional qualities are antagonistic to clear reasoning."
~ Shinichi Kudo a.k.a Conan Edogawa

Hasan Teguh

Quote from: Indra on 25 May 2010, 12:28:34 PM
Quote from: Hasan Teguh on 25 May 2010, 12:23:57 PM
btw, kenapa bodhisatva yang terlahir sebagai Sidharta koq bisa penuh dengan MOHA, sampai 6 tahun tersesat dengan cara2 extrim ???

Apakah parami yang dikumpulkan hingga mencapai bodhisatva di kehidupan sebelumnya itu masih belum cukup untuk membuatnya tidak tersesat seperti itu ???

Kalau dihubungkan dengan karma. Karma apakah yang menentukan sehingga Beliau sampai ber MOHA seperti itu ???

menurut komentar itu adalah akibat dari perbuatannya menghina Buddha Kassapa sewaktu kelahirannya sebagai brahmana Jotipala
Jadi dapat disimpulkan dengan berapa besar pun parami yang dikumpulkan seorang Bodhisatva, Dia juga tidak mampu menetralisir karma buruk yang pernah dibuatNya ?

ervan

Sang Buddha telah menjalani dua sisi yg sangat berbeda selama menjalani pertapaan. Dua sisi yang ekstrim satu sama lain. Dari pengalaman tersebut, Sang Buddha akhirnya teringat bahwa pengalamanNya sewaktu mencapai Jhana di bawah pohon bodhi pertama kalinya adalah jalan yang terbaik utk dijalani. Kemudian Sang Buddha mencapai penerangan sempurna melalui Jalan Tengah.
Dari hal ini, Sang Buddha mengajarkan kita EHIPASSIKO (lihat dan alami).
Selama kita masih berteori tanpa menjalani apa yang telah diajarkan Sang Buddha, kita tetap akan kesulitan mencerna apa yang telah diajarkan Sang Buddha.
_/\_

sukuhong

Quote from: Hasan Teguh on 25 May 2010, 01:33:30 PM
Quote from: Indra on 25 May 2010, 12:28:34 PM
Quote from: Hasan Teguh on 25 May 2010, 12:23:57 PM
btw, kenapa bodhisatva yang terlahir sebagai Sidharta koq bisa penuh dengan MOHA, sampai 6 tahun tersesat dengan cara2 extrim ???

Apakah parami yang dikumpulkan hingga mencapai bodhisatva di kehidupan sebelumnya itu masih belum cukup untuk membuatnya tidak tersesat seperti itu ???

Kalau dihubungkan dengan karma. Karma apakah yang menentukan sehingga Beliau sampai ber MOHA seperti itu ???
menurut komentar itu adalah akibat dari perbuatannya menghina Buddha Kassapa sewaktu kelahirannya sebagai brahmana Jotipala
Jadi dapat disimpulkan dengan berapa besar pun parami yang dikumpulkan seorang Bodhisatva, Dia juga tidak mampu menetralisir karma buruk yang pernah dibuatNya ?
imo, YA
kalau kondisi akan 'berbuah' kamma buruk itu pastilah akan berbuah, walaupun sammasamBuddha juga harus mengalaminya.
kam sia

ryu

intinya cobalah pikiran itu di berhentikan dan anda akan mencapai yang namanya nirvana ;D
Janganlah memperhatikan kesalahan dan hal-hal yang telah atau belum dikerjakan oleh diri sendiri. Tetapi, perhatikanlah apa yang telah dikerjakan dan apa yang belum dikerjakan oleh orang lain =))

Edward

Karma buruk yah berbuah kalo kondisi memungkinkan...Sebelum mencapai penerangan sempurna, beliau itu masih bodhisatva...Jelas masih menerima karma buruk maupun karma baik...

ow iya, bukannya dalam sutta diceritakan Sidharta berlatih pertapaan keras? Pertapaan keras yg bagaimana?
"Hanya dengan kesabaran aku dapat menyelamatkan mereka....."

Hasan Teguh

Quote from: hatRed on 25 May 2010, 12:54:52 PM
maksudnya, justru dari 6 tahun pertapaannya, beliau (Gotama Siddharta) mendapatkan pelajaran yang diperlukan supaya dapat "Aha!!"
Jika demikian, apakah latihan Yoga dari kedua guru sebelumnya membantu atau menghambatnya mencapai pencerahan ?

hatRed

Quote from: Hasan Teguh on 25 May 2010, 03:04:54 PM
Quote from: hatRed on 25 May 2010, 12:54:52 PM
maksudnya, justru dari 6 tahun pertapaannya, beliau (Gotama Siddharta) mendapatkan pelajaran yang diperlukan supaya dapat "Aha!!"
Jika demikian, apakah latihan Yoga dari kedua guru sebelumnya membantu atau menghambatnya mencapai pencerahan ?

membantu
i'm just a mammal with troubled soul



johan3000

Quote from: Hasan Teguh on 25 May 2010, 12:46:02 PM
Quote from: hatRed on 25 May 2010, 12:30:22 PM
6 tahun pertapaan Gotama tidak gagal, buktinya Gotama berhasil mencapai kesucian berkat pertapaan yang sebelumnya dia lakukan. jadi menurut saya pertapaan itu justru berhasil
Pemikiran seperti ini masuk realistis atau optimis ya ?

Mau realitas, tanya Thomas Alpha Edison... apakah dia gagal dlm berbagai macam bahan2 utk lampu pijar?

Walaupun TA Edison bukan Buddhist, tapi jawabannya tok ceerrrrrrrrrr.....

hanya orang gagal yg melihat banyak hal dan sisi dari sisi kegagalan.......... =))
Nagasena : salah satu dari delapan penyebab matangnya kebijaksanaan dgn seringnya bertanya