Kenapa orang yang tidak pinter/nakal cendrung lebih sukses ?

Started by dipasena, 17 May 2010, 06:56:49 PM

Previous topic - Next topic

0 Members and 1 Guest are viewing this topic.

dipasena

di indonesia, banyak pengusaha2 adalah warga keturunan tionghua dan sebagian besar pengusaha yg sukses itu adalah mereka yg tidak pinter/tidak sekolah tinggi/nakal semasa kecil/remaja. justru mereka yg sekolah tinggi/rajin/tidak nakal kebanyakan menjadi pegawai/karyawan yg nyaman dengan gaji yg diperoleh sebagai imbalan hasil kerja mereka di suatu perusahaan.

yg lebih mengagumkan adalah mereka yg tergolong tidak pinter/tidak sekolah tinggi/nakal semasa kecil/remaja sukses dengan meniti bisnis dari bawah/nol, bukan karena menerima warisan/kedudukan dari orang tua nya...

lain hal nya dengan pengusaha2 yg tidak perlu kerja keras tuk mendapatkan kerajaan bisnis nya, karena tinggal melanjutkan bisnis orang tua/mendapatkan kedudukan tinggi secara instan didalam perusahaan orang tua/mendapatkan warisan...

tapi ini lah fenomena yg terjadi di masyarakat terutama warga keturunan tionghua... benar kah demikian ?

salam aa'tono

Forte

sebenarnya konsep ini ada benernya..
anak pintar.. identik pendiam.. kutu buku.. jadi efeknya kurang sosialisasi..
padahal dalam meniti bisnis yang paling awal dibutuhkan adalah koneksi.. dan koneksi datangnya dari sosialisasi..
Ini bukan milikku, ini bukan aku, ini bukan diriku
6 kelompok 6 - Chachakka Sutta MN 148

wiithink


heri_yanto

indo bego si,,
bis banyak nya maen ras..
sekarang rasain aja sendiri..

johan3000

dua orang anak.........

yg pertama nakal dan suka terjun, berenang, jungkir balik di sungai sambil menyelam tangkap ikan......
yg kedua rajin belajar dan mempelajarin segala teknik maupun cara belajar berenang yg terhebat didunia....

setelah sekian tahun....

siapakah sebenarnya penerang yg paling hebat ?
siapakah menjadi pedagang yg paling hebat ?

tanya kenapa ? =))
Nagasena : salah satu dari delapan penyebab matangnya kebijaksanaan dgn seringnya bertanya

Indra

satu kelas terdiri dari 30 orang siswa.

rank 1-10 akan menjadi profesor/pengajar.
rank 11-20 akan menjadi profesional/eksekutif.
rang 21-30 akan menjadi bosnya rank 1-20

dipasena

Quote from: heri_yanto on 17 May 2010, 07:46:03 PM
indo bego si,,
bis banyak nya maen ras..
sekarang rasain aja sendiri..


wah jgn rasis... itu bs menyinggung prasaan yg lain, ingat di buddhism sendiri jg byk orang non chinese, jd jgn menjudge seperti itu...

Quote from: Indra on 17 May 2010, 08:21:24 PM
satu kelas terdiri dari 30 orang siswa.

rank 1-10 akan menjadi profesor/pengajar.
rank 11-20 akan menjadi profesional/eksekutif.
rang 21-30 akan menjadi bosnya rank 1-20

lah itu dia, pertanyaan nya kenapa bisa sampai demikian ? klo gtu, apakah ada yg salah dengan sistem pendidikan ? ato sistem pendidikan tuk mendidik seseorang menjadi "pendidik" bukan mendidik seseorang menjadi enterpreneur...

may be...

Mr.Jhonz

Mungkin, anak yg nakal cenderung lebih berani mengambil resiko sedangkan anak yg pintar lebih berhati-hati sehingga banyak perhitungan alhasil tidak berani mengambil keputusan..
buddha; "berjuanglah dengan tekun dan perhatian murni"

tesla

memang ada, tp ga selalu kok.
ada org pintar yg sukses, & sebenarnya byk jg yg tidak pintar/nakal jadi sampah masyarakat aja.
Lepaskan keserakahan akan kesenangan. Lihatlah bahwa melepaskan dunia adalah kedamaian. Tidak ada sesuatu pun yang perlu kau raup, dan tidak ada satu pun yang perlu kau dorong pergi. ~ Buddha ~

Brado

Orang yang nakal itu cenderung lebih berani dan nekat, melaksanakan sesuatu tanpa berpikir panjang terlebih dahulu, kadang simple.. saat itu dia mau berbuat .. saat itu juga ia bertindak dengan spontan.. tanpa berpikir resiko ke belakangnya.. ini yang membuat ia lebih mudah maju ketimbang yang lain.. juga di dorong oleh pendidikan yang rendah, sehingga ia mempunyai semangat 'fight' yang lebih pula.. 

miracle_boyzz

#10
menurut pendapat saya ya...

anak yang nakal :
Quote from: Forte on 17 May 2010, 06:59:45 PM
sebenarnya konsep ini ada benernya..
anak pintar.. identik pendiam.. kutu buku.. jadi efeknya kurang sosialisasi..
padahal dalam meniti bisnis yang paling awal dibutuhkan adalah koneksi.. dan koneksi datangnya dari sosialisasi..

setuju juga... bro forte... anak nakal mungkin identik dgn anak yang hiperaktif..  lebih suka kelapangan daripada dibelakang meja... sehingga lebih aktif, mempunyai semangat yang menggebu" (virya), tidak takut resiko, dari kesalahannya ia mampu belajar lagi sehingga seiring waktu ia mulai memahami... dari semangat dan keaktifan ini lah ia mulai mendapatkan teman" dan koneksi... lebih pandai dlam melobby/berbicara dan orang" akan berkumpul disekitarnya karena auranya yang tidak patah semangat...

anak pintar : umumnya anak" yang memecahkan soal... dididik untuk menjadi manager atau pimpinanan sebuah perusahaan... sehingga pola pikir mereka adalah bekerja di perusahaan besar dan berdasi... sebagian besar lebih mementingkan otak dari segalanya,,, mereka menjadi karyawan yang baik... atau mungkin tangan kanan bos yang tak tergantikan... anak "yang HANYA" pintar  umumnya pun lebih cenderung sensitif dalam artian tidak mau berbagi pengetahuan... tidak suka pesaing dan umumnya lebih sombong...(perlu belajar meditasi.. ;D)

ksimpulan:

- anak nakal/hiperaktif  dididik menjadi wisausahawan
- anak pintar/ rank 1-10 dididik menjadi  CEO/Presdir

_/\_
Sati in every Breath of my Breath, Sati in every Steps of my Feet, Sati in every Mind of my Concentration... and Sati in every Parts of My Life... Be Mindful and Be Happy...

Brado

Quote from: Indra on 17 May 2010, 08:21:24 PM
satu kelas terdiri dari 30 orang siswa.

rank 1-10 akan menjadi profesor/pengajar.
rank 11-20 akan menjadi profesional/eksekutif.
rang 21-30 akan menjadi bosnya rank 1-20

Padahal masa kini banyak ortu berlomba2 agar anak2nya dapat ranking.. berarti trend ini juga tidak selamanya tepat ya ?

ervan

pengalaman hidup adalah guru yang terbaik.
anak yg dikatakan nakal/bandel, mereka akan lbh byk mengalami hal2 yg tdk dilakukan anak2 "pintar".
dr pengalaman hidup itu, mereka akan belajar lbh cepat dan lbh baik.
hal2 ini tdk ditemukan dalam pelajaran akademis.
_/\_

Indra

tapi pertama kita harus memastikan statement ini, benarkah bahwa anak nakal terbukti lebih sukses daripada anak baik? ataukah hanya dibesar2kan, misalnya, seandainya saya jadi konglomerat suatu saat nanti, saat itu saya akan mengarang cerita bahwa sewaktu saya kecil saya adalah seorang tukang semir nakal, tukang ngamen nakal, sekolah tidak naik kelas, dll

Forte

Quote from: Brado on 18 May 2010, 10:20:37 AM
Quote from: Indra on 17 May 2010, 08:21:24 PM
satu kelas terdiri dari 30 orang siswa.

rank 1-10 akan menjadi profesor/pengajar.
rank 11-20 akan menjadi profesional/eksekutif.
rang 21-30 akan menjadi bosnya rank 1-20

Padahal masa kini banyak ortu berlomba2 agar anak2nya dapat ranking.. berarti trend ini juga tidak selamanya tepat ya ?
tidak juga.. saya rasa pintar itu wajib.. tapi selain pintar atau identik dengan IQ, ada 2 hal yang perlu diperhatikan lagi yaitu kecerdasan emosional (EQ), dan kecerdasan sosial (SQ)

EQ dan SQ mendukung IQ. tanpa EQ dan SQ, IQ tinggi sia2
Ini bukan milikku, ini bukan aku, ini bukan diriku
6 kelompok 6 - Chachakka Sutta MN 148