Buddhya dan pemikiran asli karya Umat Buddha Indonesia

Started by dhammasiri, 08 May 2010, 03:19:41 PM

Previous topic - Next topic

0 Members and 1 Guest are viewing this topic.

dhammasiri

Quote from: Edward on 11 May 2010, 11:14:20 PM
Ada tambahan lagi!Kaga tau di luar negeri ada atau tidak...

Sekolah minggu di vihara..
Di beberapa vihara,rutin diadakan sekolah minggu untuk anak2 atau untuk remaja...

ow iya, sekalian mo tanya, "format" tata cara kebaktian di indonesia apakah sama dengan tata cara kebaktian di negara lain?

Sekolah Minggu sih ada di banyak negara. Sri Lanka malah lebih keren lho sekolah minggunya.
Oh soal kebaktian, di Sri Lanka tidak ada kebaktian massal pada hari minggu. Kalau hari Uphosata, umat hanya datang ke vihara untuk mendengarkan ceramah dan memohon tuntunan atthasila.
Kedamaian dunia tidak akan tercapai bila batin kita tidak damai

Edward

Sepertinya tatacara kebaktian tiap negara berbeda yah?
"Hanya dengan kesabaran aku dapat menyelamatkan mereka....."

dhammasiri

Quote from: Khun_sang90 on 11 May 2010, 11:05:08 PM
/namaste, Samanera mungkin Budaya Indonesia salah satunya Wisudi Upasaka/Upasika.
IYa, di Sri Lanka tidak ada tradisi ini. Tidak tahu di negara lain. Mereka yang ingin menjadi umat Buddha ya sudah langsung aja praktik. Mereka juga tidak perlu mendapatkan nama Buddhist atau mengakui kepada yang lain bahwa dirinya adalah seorang praktisi Buddhist.
Kedamaian dunia tidak akan tercapai bila batin kita tidak damai

dhammasiri

Quote from: Edward on 12 May 2010, 07:53:40 AM
Sepertinya tatacara kebaktian tiap negara berbeda yah?

Setahu saya di Sri Lanka umat tidak perlu membaca sutta saat kebaktian.
Kedamaian dunia tidak akan tercapai bila batin kita tidak damai

Khun_sang90

Quote from: dhammasiri on 12 May 2010, 07:54:07 AM
Quote from: Khun_sang90 on 11 May 2010, 11:05:08 PM
/namaste, Samanera mungkin Budaya Indonesia salah satunya Wisudi Upasaka/Upasika.
IYa, di Sri Lanka tidak ada tradisi ini. Tidak tahu di negara lain. Mereka yang ingin menjadi umat Buddha ya sudah langsung aja praktik. Mereka juga tidak perlu mendapatkan nama Buddhist atau mengakui kepada yang lain bahwa dirinya adalah seorang praktisi Buddhist.
Yang seperti ini yang harus dimiliki Umat Buddha, dan bagaimana caranya agar Mereka memiliki yang seperti ini? Sebab sekarang tiadk lenkap rasanya klo blum di Wisudi. Jadi title Umat Buddha itu kartu Wisudi...Hahaha.....
'Sabbe Satta Bhavantu Sukhitatta'......
'May AlL Beings Happy'...
'Semoga Semua Mahluk Berbahagia'....

gajeboh angek

berarti aye kapir dong? kan gak punya kartu wisudi.
HANYA MENERIMA UCAPAN TERIMA KASIH DALAM BENTUK GRP
Fake friends are like shadows never around on your darkest days

Indra

Quote from: dhammasiri on 12 May 2010, 08:07:00 AM
Quote from: Edward on 12 May 2010, 07:53:40 AM
Sepertinya tatacara kebaktian tiap negara berbeda yah?

Setahu saya di Sri Lanka umat tidak perlu membaca sutta saat kebaktian.

jadi Maha Pirith itu apa?

Khun_sang90

Quote from: Sunkmanitu Tanka Ob'waci on 12 May 2010, 11:10:08 AM
berarti aye kapir dong? kan gak punya kartu wisudi.
Huahaha...saya juga walau sudah Samanera gak punya kartu Wisudi kok...jadi Kafir juga..?
Yang saya maksud sebaiknya Umat Buddha tidak bergantung pada Kartu Wisudhi, tetapi 'umumnya' dan kebanyakan klo blum diWisudhi rasanya blum jadi Umat Buddha, yang kaya gini yang perlu dibetulkan...
Sebaiknya kita mencontoh Umat Buddha di Sri Lanka, mereka tidak memerlukan kartu Wisudhi untuk menjadi Uamt Buddha. Belajar dan Praktek Dhamma tidak perlu Kartu Wisudhi..
'Sabbe Satta Bhavantu Sukhitatta'......
'May AlL Beings Happy'...
'Semoga Semua Mahluk Berbahagia'....

Edward

Gw agama budha koQ! menurut ktp....
hahahha...Kalo misalkan tradisi mengelilingi borobudur pada saat waisak juga termasuk kreasi yang hanya ada di indonesia yah?
"Hanya dengan kesabaran aku dapat menyelamatkan mereka....."

hendrako

#39
Kalo tradisi percik-percik ato kepret-kepret....(binun saya istilahnya..??) air, apakah asli tradisi lokal ato bukan?

yaa... gitu deh

dhammadinna

^ ^ ^ "pemercikan air paritta" ceunah... <=== just another ceremonial

hendrako

Kalo "penyerbuan" meja makan Bhikku sesudah ditinggalkan oleh Bhikku/para Bhikku sehabis makan siang, apakah budaya asli ato bukan?
yaa... gitu deh

Khun_sang90

Quote from: Edward on 12 May 2010, 12:20:52 PM
Gw agama budha koQ! menurut ktp....
hahahha...Kalo misalkan tradisi mengelilingi borobudur pada saat waisak juga termasuk kreasi yang hanya ada di indonesia yah?
Mengelilingi Borobudur tiga kali searah jarum jam, adalah tradisi sejak jaman Buddha. Tradisi itu dsbut Pradaksina, dan sudah lazim dilakukan di tempat" puja di Cina juga ada kok, India, Thai, dll..itu salah satu cara menghormati Tiratana selain Anjali, Namaksara, dll... Pada Waisak umumnya hal itu mamng dilakukan, tapi setiap saat dimanapun di tempat puja kita dapat melakukannya. Ada beberapa Bhikkhu yg setiap pagi melakukan Pradaksina mengelilingi Dhammasal loh...
'Sabbe Satta Bhavantu Sukhitatta'......
'May AlL Beings Happy'...
'Semoga Semua Mahluk Berbahagia'....

Khun_sang90

Pemercikan Air Paritta adalah tradisi dari Thailand, dan menurut penelitian air yang sudah dibacain Paritta (Blessing istilahnya) molekul sub-atomnya menjadi lebih teratur bhs umumnya menjadi lebih sehat. dan menurut penelitian Masaru Emoto(The True Power Of Water) bahwa air dapt menangkap getaran baik positif maupun negatif. Jadi bila menangkap getaran positif moleul sub-atom air akan membentuk kristal yg indah dan begitu sebaliknya menangkap getaran negatif tidak berbentuk kristal yg indah malah bentuknya kacau dan tidak teratur.
Sedangka penyerbuan meja makan itu saya kurang tahu, yang saya tahu di Thai hal itu sangat jarang terjadi sebab Bhikkhunya Pindacara otomatis Umat tidak mungkin masi bisa menyerbu, sebab mereka memberikannya saat Pindacara. :)
'Sabbe Satta Bhavantu Sukhitatta'......
'May AlL Beings Happy'...
'Semoga Semua Mahluk Berbahagia'....

Adhitthana

Kegiatan Fangshen ..... kegiatan ini ada gak di negara2 Buddhis dan apa namanya?

Salam kata Anumodana ...... mungkin ini cuma Buddhis di Indonesia?
  Aku akan mengalami Usia tua, aku akan menderita penyakit, aku akan mengalami kematian. Segala yang ku Cintai, ku miliki, dan ku senangi akan Berubah dan terpisah dariku ....