Komik Ehipassiko

Started by fabian c, 28 March 2010, 10:33:21 AM

Previous topic - Next topic

0 Members and 1 Guest are viewing this topic.

Riky_dave

Quote from: Mayvise on 28 March 2010, 01:26:44 PM
Sodara saya cerita, waktu itu di vihara, anak-anak kecil disuruh tutup mata dan membayangkan sosok seorang Buddha. Setelah mereka membuka mata, lalu ditanya seperti apa kah Buddha itu? ada anak kecil yang jawab: "seperti Naruto"  :|

Jadi ya, menurut saya, tampilkan gambaran Buddha dengan ciri khas-nya aja baik fisik maupun sikap, lama-lama anak-anak bisa punya gambaran yang lebih baik seperti apa kah seorang Buddha sebenarnya.

:)
Langkah pertama adalah langkah yg terakhir...

Mr.Jhonz

Kenapa ga kirim saran ama ehipassiko.net aja??
buddha; "berjuanglah dengan tekun dan perhatian murni"

Riky_dave

Quote from: Mr.Jhonz on 28 March 2010, 01:57:42 PM
Kenapa ga kirim saran ama ehipassiko.net aja??

mungkin bahas disini dulu,menyamakan persepsi,kemudian baru bisa diambil kesimpulan dan di send ke sana,atau nanti saya bicara langsung saja sama Pak Handaka.. :)
Langkah pertama adalah langkah yg terakhir...

markosprawira

Quote from: Mr.Jhonz on 28 March 2010, 01:57:42 PM
Kenapa ga kirim saran ama ehipassiko.net aja??

ikut urun saran, kalau saya bilang itu sejalan dengan kebijakan induk organisasi yaitu meng-indonesia-kan

bisa dilihat banyak kata misal bikkhu menjadi biku dan banyak kata lain yg maknanya jadi hilang hanya karena ingin cocok dengan lidah indonesia.... termasuk dalam masalah figur Buddha dimana figur dibuat utk mudah diingat.....

bagi saya, justru jadi sangat aneh dimana buddhism mengajarkan kenyataan sebagaimana mestinya, tapi sosok pengajarnya dibuat sesuai manusia biasa?

Dhamma yang agung-nya pun, dibuat hanya utk cocok dengan lidah/pelafalan namun menghilangkan makna sesungguhnya

dalam contoh RAPB bro Riky : saya rasa sudah jelas bhw konsekuensi utk baca RAPB adl bosan (saya sendiri pun belum tamat baca)
jadi hendaknya kalau teman anda bosan/pusing, itu adl 1 kewajaran.... namun tentunya bs anda kondisikan utk diskusi, atau buku lain yg ringan namun tetap sesuai jalur buddhism

ikut senang jika bro riky bisa berbicara langsung dengan pak handaka, mari kita tunggu bersama tanggapannya

Riky_dave

Quote from: markosprawira on 28 March 2010, 02:11:42 PM
Quote from: Mr.Jhonz on 28 March 2010, 01:57:42 PM
Kenapa ga kirim saran ama ehipassiko.net aja??

ikut urun saran, kalau saya bilang itu sejalan dengan kebijakan induk organisasi yaitu meng-indonesia-kan

bisa dilihat banyak kata misal bikkhu menjadi biku dan banyak kata lain yg maknanya jadi hilang hanya karena ingin cocok dengan lidah indonesia.... termasuk dalam masalah figur Buddha dimana figur dibuat utk mudah diingat.....

bagi saya, justru jadi sangat aneh dimana buddhism mengajarkan kenyataan sebagaimana mestinya, tapi sosok pengajarnya dibuat sesuai manusia biasa?

Dhamma yang agung-nya pun, dibuat hanya utk cocok dengan lidah/pelafalan namun menghilangkan makna sesungguhnya

dalam contoh RAPB bro Riky : saya rasa sudah jelas bhw konsekuensi utk baca RAPB adl bosan (saya sendiri pun belum tamat baca)
jadi hendaknya kalau teman anda bosan/pusing, itu adl 1 kewajaran.... namun tentunya bs anda kondisikan utk diskusi, atau buku lain yg ringan namun tetap sesuai jalur buddhism

ikut senang jika bro riky bisa berbicara langsung dengan pak handaka, mari kita tunggu bersama tanggapannya

benar,setuju..tetapi apakah "pemakain" ala Buddhisme atau mengikuti KBBI?mana yang harus kita lakukan?sesuai hukum atau?

ada tanggapan lain bro marko?

_/\_
Langkah pertama adalah langkah yg terakhir...

markosprawira

pernah tahu istilah KOKOT dalam KBBI, bro??? silahkan dicari apakah tindakan mengokot itu  ;D

jadi topik disini bukan apakah sesuai KBBI atau tidak karena memang dalam penyusunan KBBI, seingat saya tidak ada buddhist yg diajak

melainkan penyesuaian dengan dialek org indonesia secara umum, dalam hal ini tentunya lingkungan disekitar pencetus ide

padahal bahasa pali itu sendiri sesungguhnya adalah bahasa lisan, yg tidak ada tulisannya sehingga pelafalan sangat penting karena begitu beda pelafalan akan membuat makna yg berbeda

misal kata BUD-DHA sudah penglatinan dari bahasa pali, sehingga kalau disebut jadi BUDA, yg tidak sesuai dengan pelafalan yg sebenarnya
jadi sudah adaptasi ke pelafalan latin yg palingm ndekati aslinya, eh dilafalkan lagi sesuai dialek pencetusnya.... ini yg membuat makna dari kata2 makin lama makin menjauh

semoga perbedaanya ini bisa dimengerti yah bro

Elin

Quote from: fabian c on 28 March 2010, 10:33:21 AM
Buddha adalah Buddha jangan disamakan dengan manusia, bila ciri Buddha adalah demikian biarkanlah tetap demikian, mengubah ciri tersebut saya anggap penyimpangan.

Kedua:
Buddha adalah sosok yang kita puja yang kita hormati, jangan dijadikan objek lucu-lucuan, penggambaran Buddha yang nampak "cute" adalah bentuk  komersialisasi figur Buddha dengan pembenaran supaya mem"bumi".
se7..
walaupun target pembaca kalangan anak2, hendaknya jgn menyamakan ciri2 Buddha dengan manusia biasa..
agar mereka (anak2) sudah mengetahui sejak dini, bahwa banyak perbedaan antara manusia biasa dgn seorang Buddha... :)

dukun

#22
Bagaimana jika tanya Buddhanya atau arahatnya?
Adakah kita disini telah melihat wajah asli Sang Buddha?
Bagaimana batin Sang pemilik wajah Buddha ketika melihat komik tersebut?
Wajah apakah kekal atau tidak kekal?

Selamat menjawab. Dengan tulus aku berlindung pada Buddha, Dhamma dan Sangha. Hatiku bebas bagai merpati bebas dari sangkarnya.

Everjoy

Tasfan


wiithink

gw baru baca buku Sadhu. dan, kaget banget ternyata komik.
emang sih mendidik, cuma kok, aneh aja gitu. di komikkan emang bagus, supaya ndak bosan. cuma, setelah di komikkan, ternyata ndak selera gw bacanya

Wolvie

kenapa bgitu sensi ya, sy ga melihat ada olok2 dalam Komik Bodhi, sy sendiri berlangganan.

malah sy merasa komik ini bagus sekali, gambar2 enak diliat. Dan sangat tepat buat sarana memperkenalkan Dharma kepada anak2, termasuk dewasa yang males baca buku. Contohnya sodara sy males klo baca buku Buddhist yang teks book bgitu, berat katanya. Tapi, bgitu sy sodorin buku ini, langsung dia sabet.

keunggulan Komik Boddhi lainnya adalah memperkenalkan Dharma secara ringkas tapi cukup detail. Misalnya pas bagian Arya Mogallana yang digebugi penjahat sampai meninggal (mungkin lebih tepatnya Parinibbana). itu makanya sy merasa komik ini bagus sekali buat orang2 yang mau tau Dharma tapi males membaca teks book.

Soal gambar yang ga sesuai dengan penggambaran Sang Buddha, di pihak lain: memangnya rupang Buddha yang selama ini ada sudah sesuai gitu penggambarannya dengan ciri2 Buddha?? Apakah rupang itu bener2 plek sama persis seperti fisik Sang Buddha??

Terus gimana tuh dengan Komik Buddha satunya lagi, yang bukan dari penerbit ehipassiko? Sreg ngga dengan penggambarannya? hehehehe. sy sendiri belum baca sih yang Komik Buddha yang udah lebih dulu ada di Gramedia.

klo ternyata komik Buddha satunya lagi yang ga sesuai juga penggambarannya fisik Sang Buddha, gimana tuh? Agak heran juga kok yang diarah cuma dari ehipassiko.

kamala

saya kira tidak apa apa targetnya kan untuk anak anak jadi jangan dicokoli dengan yang rumit rumit dulu
semakin beranjak dewasa akan bisa mempelajari lebih mendalam tentang Buddha Dhamma

btw  kita/saya selalu beranggapan bahwa sosok Buddha itu mesti begini begitu apakah itu berarti kita/saya telah terperangkap oleh doktrin ??? please sharing ya
Daripada seribu kata yang tak berarti,
adalah lebih baik sepatah kata yang bermanfaat,
yang dapat memberi kedamaian kepada pendengarnya.

Mr. Wei

Tuh ada Tasfan, orang Ehipassiko, mohon klarifikasinya bro Tasfan :)

dhammadinna

Quote from: Wolvie on 21 April 2010, 01:26:57 AM
Terus gimana tuh dengan Komik Buddha satunya lagi, yang bukan dari penerbit ehipassiko? Sreg ngga dengan penggambarannya? hehehehe. sy sendiri belum baca sih yang Komik Buddha yang udah lebih dulu ada di Gramedia.

Komik yang pengarangnya Osamu Tezuka? Ceritanya banyak yang gak benar. Komik ini uda pernah dibahas di sini:

http://dhammacitta.org/forum/index.php/topic,251.0/all.html

kusalaputto

menurut g si komiknya bagus buat anak2 untuk lebih mengenalkan dhamma cuman kadang bahasanya terlalu gaul :) trus semakin beranjaknya usia anak n menuju dewasa maka tuh anak2 akan mencari lebih tahu siapa si buddha itu :) setuju dengan bro kamala.


loh kok elsol ga muncul yah di sini? biasakan klo mengenai bentuk buddha di salah gunakan dia muncul =))
semoga kamma baik saya melindungi saya, semoga kamma baik saya mengkondisikan saya menemukan seseorang yang baik pada saya dan anak saya, semoga kamma baik saya mengkondisikan tujuan yang ingin saya capai, semoga saya bisa meditasi lebih lama.