Horeee! Guru si Cacing datang

Started by Mr.Jhonz, 28 March 2010, 09:57:48 AM

Previous topic - Next topic

0 Members and 1 Guest are viewing this topic.

Mr.Jhonz


Horeee! Guru Si Cacing Datang
oleh: Hendra Widjaja

List Price : Rp *0.000
Your Price : Rp *2.500 (15% OFF)
Penerbit : Ehi Passiko
Edisi : Soft Cover
Tgl Penerbitan : 2010-03-12
Bahasa : Indonesia
Halaman : 384
Ukuran : 210x140x0

Sinopsis Buku:
Siapa sih sebenarnya Si Cacing itu? Si
Cacing adalah karakter konfiguratif
yang diibaratkan kita manusia yang
keasyikan berkubang dalam dunia fana
ini. Rupanya, keluguan dan keapa-
adanyaan gaya tutur Ajahn Brahm
tervisualisasi dengan pas dalam figur
Si Cacing yang menjadikannya makin
hidup dan disayangi, barangkali
seperti halnya kita menyayangi diri
kita sendiri.
Buku ini berisi catatan perjalanan
Ajahn Brahm yang diundang oleh
Ehipassiko Foundation dan Awareness
Publication untuk berceramah dalam
suatu rangkaian roadshow pada
tanggal 25 Februari - 4 Maret 2009.
Dalam serial talk show di Palembang,
Sukabumi, Jakarta, Medan, Surabaya,
dan Denpasar ini, Ehipassiko juga
meluncurkan buku Ajahn Brahm yang
bertajuk "Hidup Senang Mati
Tenang".
Buku "Horeee! Guru Si Cacing
Datang" memuat cerita-cerita kocak
dari Ajahn Brahm, tanya-jawab pribadi
dan titipan antara penulis dan
penyunting dengan Ajahn Brahm yang
berlangsung di sela kebersamaan
mereka, suka-duka sepanjang
roadshow, dan hal-hal trivia (remeh-
temeh) yang dimuat di sini karena,
tentunya, tidak bisa dianggap remeh.

Semoga bermanfaat _/\_
buddha; "berjuanglah dengan tekun dan perhatian murni"

seorangv

Dan jumat kemarin beliau datang ke Bandung, Talk Show dengan peluncuran buku Horeee! Guru Si Cacing Datang wif theme Love U ^^

Mr.Jhonz

*udah baca setengah..
Kualitas fisik bukunya jelek,masa isi buku(lembaran kertas) udah pada lepas.. :'( pinjam dari  perpus vihara lg.. :,(

Ada tanya-jawab ajahn brahm yg membuat sy bingung
QuoteT: mana yang lebih penting? Positive feeling ataukah possitive thingking(pikiran positif)
J: berpikir itu biasanya hanya memboroskan waktu. Banyak pemikir hebat di dunia ini. Sebagian besar dari mereka itu dungu!
Analoginya, ada seorang jutawan di jakarta yang memesan tempat di restoran bintang lima. Ia menunggu berbulan-bulan sampai tiba gilirannya. Hari itu tiba,dan ia berpakian sangat rapi,tiba direstoran itu,dan karena memang ada pesanan tempat darinya,pelayanan lalu membawanya ke meja. Karena restoran itu sangat mahal,menunya tercetak dalam kartu yang tebal,dengan tinta emas. Orang itu memakan menu itu, membayar,dan berlalu. Karena ia tidak tahu antara menu dan makanannya.
Sama halnya dengan sebagian sarjana dan ahli. Mereka lebih memahami abhidhamma,bahasa pali,dan agama buddha daripada saya ini. Tapi yang mereka tahu itu adalah memakan menunya. Mereka tidak pernah berlatih dan mwnyantap makanannya.
Pikiran itu ibarat menunya, yaitu menggambarkan sesuatu,yaitu yang menunjuk pada perasaan itu sendiri.
Jadi perasaan lebih penting daripada pikiran.
Jadi perasaan lebih penting dari pikiran?????

buddha; "berjuanglah dengan tekun dan perhatian murni"

ryu

^^ apa bedanya dengan analogi telur dan kotoran yang diajarkan sama ajahn chan. cuma dirubah ilustrasinya =)) jangan2 ajahn brahm sama hanya menulis buku saja :whistle:
Janganlah memperhatikan kesalahan dan hal-hal yang telah atau belum dikerjakan oleh diri sendiri. Tetapi, perhatikanlah apa yang telah dikerjakan dan apa yang belum dikerjakan oleh orang lain =))

williamhalim

imo,

dalam konteks ini Ajahn bicara soal "intelektual dhamma" dan "batin dhamma".
jadi -krn keterbatasan pemilihan kata- sering rancu antara batin, pikiran, perasaan, berpikir, dsbnya....

"intelektual dhamma" jelas hanya akan menambah pintar seseorang dalam hal 'teori', mungkin orang ini bisa menjadi 'teolog yg hebat', jago berdebat dalam masalah teori...

sedangkan "batin dhamma", orang ini mungkin saja tidak mengetahui sama sekali soal teori dhamma, namun sikap dan pikirannya sangatlah kusala sekali....

tentu saja, yg terbaik adalah menguasai teori dhamma dan sekaligus mampu mempraktikkannya....

::
Walaupun seseorang dapat menaklukkan beribu-ribu musuh dalam beribu kali pertempuran, namun sesungguhnya penakluk terbesar adalah orang yang dapat menaklukkan dirinya sendiri (Dhammapada 103)

Mr.Jhonz

Quote from: ryu on 28 March 2010, 10:30:27 AM
^^ apa bedanya dengan analogi telur dan kotoran yang diajarkan sama ajahn chan. cuma dirubah ilustrasinya =)) jangan2 ajahn brahm sama hanya menulis buku saja :whistle:
Bisa minta cerita ajahn chah soal telur dan kotoran?*dalam bahasa ya ;D
Thank
buddha; "berjuanglah dengan tekun dan perhatian murni"

johan3000

Quote from: Mr.Jhonz on 28 March 2010, 10:19:22 AM
*udah baca setengah..
Kualitas fisik bukunya jelek,masa isi buku(lembaran kertas) udah pada lepas.. :'( pinjam dari  perpus vihara lg.. :,(

Ada tanya-jawab ajahn brahm yg membuat sy bingung
QuoteT: mana yang lebih penting? Positive feeling ataukah possitive thingking(pikiran positif)
J: berpikir itu biasanya hanya memboroskan waktu. Banyak pemikir hebat di dunia ini. Sebagian besar dari mereka itu dungu!
Analoginya, ada seorang jutawan di jakarta yang memesan tempat di restoran bintang lima. Ia menunggu berbulan-bulan sampai tiba gilirannya. Hari itu tiba,dan ia berpakian sangat rapi,tiba direstoran itu,dan karena memang ada pesanan tempat darinya,pelayanan lalu membawanya ke meja. Karena restoran itu sangat mahal,menunya tercetak dalam kartu yang tebal,dengan tinta emas. Orang itu memakan menu itu, membayar,dan berlalu. Karena ia tidak tahu antara menu dan makanannya.
Sama halnya dengan sebagian sarjana dan ahli. Mereka lebih memahami abhidhamma,bahasa pali,dan agama buddha daripada saya ini. Tapi yang mereka tahu itu adalah memakan menunya. Mereka tidak pernah berlatih dan mwnyantap makanannya.
Pikiran itu ibarat menunya, yaitu menggambarkan sesuatu,yaitu yang menunjuk pada perasaan itu sendiri.
Jadi perasaan lebih penting daripada pikiran.
Jadi perasaan lebih penting dari pikiran?????



dhammapada tertulis... semua berawal dar pikiran, bukan perasaan lho
Nagasena : salah satu dari delapan penyebab matangnya kebijaksanaan dgn seringnya bertanya

Riky_dave

Quote from: johan3000 on 28 March 2010, 12:50:05 PM
Quote from: Mr.Jhonz on 28 March 2010, 10:19:22 AM
*udah baca setengah..
Kualitas fisik bukunya jelek,masa isi buku(lembaran kertas) udah pada lepas.. :'( pinjam dari  perpus vihara lg.. :,(

Ada tanya-jawab ajahn brahm yg membuat sy bingung
QuoteT: mana yang lebih penting? Positive feeling ataukah possitive thingking(pikiran positif)
J: berpikir itu biasanya hanya memboroskan waktu. Banyak pemikir hebat di dunia ini. Sebagian besar dari mereka itu dungu!
Analoginya, ada seorang jutawan di jakarta yang memesan tempat di restoran bintang lima. Ia menunggu berbulan-bulan sampai tiba gilirannya. Hari itu tiba,dan ia berpakian sangat rapi,tiba direstoran itu,dan karena memang ada pesanan tempat darinya,pelayanan lalu membawanya ke meja. Karena restoran itu sangat mahal,menunya tercetak dalam kartu yang tebal,dengan tinta emas. Orang itu memakan menu itu, membayar,dan berlalu. Karena ia tidak tahu antara menu dan makanannya.
Sama halnya dengan sebagian sarjana dan ahli. Mereka lebih memahami abhidhamma,bahasa pali,dan agama buddha daripada saya ini. Tapi yang mereka tahu itu adalah memakan menunya. Mereka tidak pernah berlatih dan mwnyantap makanannya.
Pikiran itu ibarat menunya, yaitu menggambarkan sesuatu,yaitu yang menunjuk pada perasaan itu sendiri.
Jadi perasaan lebih penting daripada pikiran.
Jadi perasaan lebih penting dari pikiran?????



dhammapada tertulis... semua berawal dar pikiran, bukan perasaan lho

tetapi perasaan/vedana yang paling mempengaruhi lho... pikiran-perasaan-jasmani,jasmani-perasaan-pikiran.. :)
Langkah pertama adalah langkah yg terakhir...

dukun

Quote from: Mr.Jhonz on 28 March 2010, 09:57:48 AM

Horeee! Guru Si Cacing Datang
oleh: Hendra Widjaja

List Price : Rp *0.000
Your Price : Rp *2.500 (15% OFF)
Penerbit : Ehi Passiko
Edisi : Soft Cover
Tgl Penerbitan : 2010-03-12
Bahasa : Indonesia
Halaman : 384
Ukuran : 210x140x0

Sinopsis Buku:
Siapa sih sebenarnya Si Cacing itu? Si
Cacing adalah karakter konfiguratif
yang diibaratkan kita manusia yang
keasyikan berkubang dalam dunia fana
ini. Rupanya, keluguan dan keapa-
adanyaan gaya tutur Ajahn Brahm
tervisualisasi dengan pas dalam figur
Si Cacing yang menjadikannya makin
hidup dan disayangi, barangkali
seperti halnya kita menyayangi diri
kita sendiri.
Buku ini berisi catatan perjalanan
Ajahn Brahm yang diundang oleh
Ehipassiko Foundation dan Awareness
Publication untuk berceramah dalam
suatu rangkaian roadshow pada
tanggal 25 Februari - 4 Maret 2009.
Dalam serial talk show di Palembang,
Sukabumi, Jakarta, Medan, Surabaya,
dan Denpasar ini, Ehipassiko juga
meluncurkan buku Ajahn Brahm yang
bertajuk "Hidup Senang Mati
Tenang".
Buku "Horeee! Guru Si Cacing
Datang" memuat cerita-cerita kocak
dari Ajahn Brahm, tanya-jawab pribadi
dan titipan antara penulis dan
penyunting dengan Ajahn Brahm yang
berlangsung di sela kebersamaan
mereka, suka-duka sepanjang
roadshow, dan hal-hal trivia (remeh-
temeh) yang dimuat di sini karena,
tentunya, tidak bisa dianggap remeh.

Semoga bermanfaat _/\_

Akhirnya keluar juga. Bagus isinya. Dan fungsi cacing bisa menyembuhkan typhus batin.
Everjoy

wiithink

dimana kah cari nya? di gramed sini, cuma baru masuk buku cacing dan kotorannya..

Mr.Jhonz

Quote from: wiithink on 28 March 2010, 09:44:53 PM
dimana kah cari nya? di gramed sini, cuma baru masuk buku cacing dan kotorannya..

www.bukabuku.com/browse/bookdetail/67867/horeee-guru-si-cacing-datang.html
Pesan di situ aja..
Tapi lebih bagus menunggu di gramedia ^-^
buddha; "berjuanglah dengan tekun dan perhatian murni"

yudiboy

kapan ya ada di gramedia....saya di palembang...trus cari buku ruang dan waktu dimata anak indigo....
saya bertekad mau menjadi orang baik....tidak selingkuh...menopang orang tua...menjadi ayah yang baik...dan bermanfaat bagi orang banyak

VinBaik

Ini buku kedua tentang si Cacing yah
setelah si Cacing dan Kotoran Kesayangannya aka Membuka Pintu Hati
bisa jadi trademark baru nih si Cacing

:D
VAYADHAMMA SANKHARA, APPAMADENA SAMPADETHA

Nasehat terakhir Sang Buddha sebelum Parinibbana :
"Segala sesuatu yang terjadi dari paduan unsur adalah sasaran perubahan.
Berjuanglah mencapai kebebasan dengan sadar dan waspada"