[ASK] UPOSATHA -SILA/Atthangasila mengenai SILA ke 3

Started by Riky_dave, 19 March 2010, 11:25:13 AM

Previous topic - Next topic

0 Members and 1 Guest are viewing this topic.

dhammadinna

Hanya mau komen aja walaupun saya tau komen saya ini tidak menjawab pertanyaan.

Waktu masih duduk di bangku sekolah, kita diberi peraturan: harus tiba pukul 7 pagi, kuku harus bersih, harus kerjain PR. Bila tidak melakukan itu semua artinya "Pelanggaran". Kita mungkin tidak tau apa pentingnya datang tepat waktu, untuk apa kuku harus bersih, dan apa sih gunanya PR? Tapi kita melaksanakannya hanya karena takut melakukan "Pelanggaran", karena itu artinya kita akan dihukum.

Tapi saat kita tau pentingnya disiplin, kebersihan, dan apa tujuan PR (bahkan tidak perlu diberi PR pun kita akan berlatih sendiri mengerjakan soal-soal karena kita ingin menjadi pintar), saat inilah ide tentang "Pelanggaran", "Peraturan", dan "Hukuman" tidak penting lagi, karena adanya pemahaman tentang manfaat disiplin, bersih, dan berlatih.

Indra

Quote from: The Ronald on 20 March 2010, 03:37:33 PM
[at] Indra
menurut saya itu pelanggaran, bahkan termasuk bercanda, atau mengetes seseorg
dan aku masih cukup sering... (dan biasanya telat sadar)
masalah bermanfaat... itu urusuan lain.. masing2 memiliki buahnya sendiri2.. tergantung, mana yg lebih kuat kehendaknya, manaa yg berbuah lebih cpt..
jd klo berbohong demi membantu org lain, yah masing2 memiliki buah sendiri2

intinya adalah iya itu pelanggaran...

itu menjawab postingan anda sebelumnya bahwa manfaat bukan ukuran dalam pelaksanaan sila, tentu kata manfaat disini memiliki makna manfaat keduniawian, sedangkan dalam makna spiritual, bahkan berbohong demi menolong orang lain pun tidak bermanfaat.

The Ronald

Quote from: Indra on 20 March 2010, 07:17:08 PM
Quote from: The Ronald on 20 March 2010, 03:37:33 PM
[at] Indra
menurut saya itu pelanggaran, bahkan termasuk bercanda, atau mengetes seseorg
dan aku masih cukup sering... (dan biasanya telat sadar)
masalah bermanfaat... itu urusuan lain.. masing2 memiliki buahnya sendiri2.. tergantung, mana yg lebih kuat kehendaknya, manaa yg berbuah lebih cpt..
jd klo berbohong demi membantu org lain, yah masing2 memiliki buah sendiri2

intinya adalah iya itu pelanggaran...

itu menjawab postingan anda sebelumnya bahwa manfaat bukan ukuran dalam pelaksanaan sila, tentu kata manfaat disini memiliki makna manfaat keduniawian, sedangkan dalam makna spiritual, bahkan berbohong demi menolong orang lain pun tidak bermanfaat.

hmm.. gak ngerti...., keknya aku ga bertanya ttg apa itu yg dimaksudkan dgn bermanfaat dalam kalama sutta...
...

Indra

 [at] Ronald,
apakah sebelumnya anda mempertanyakan apakah onani bermanfaat atau tidak? yg dihubungkan dengan ehipassiko. maka kemudian saya menjawab bahwa manfaat tidak menjadi ukuran pelaksanaan sila. dengan contoh berbohong. dan contoh lain, misalnya tidak makan malam, apakah manfaatnya? dan banyak lagi contoh2 lain.

tapi walaupun tidak mengerti maksud saya anda tetap klik THANK YOU. anda orang yg teramat sopan ;D

The Ronald

[at] Indra
oh..itu salah klik, mo klik quote, tp never mind..
hmm.. jujur saja, saya masih abu2..,ngerti gak ngerti...
soalnya setau saya, yg di maksud bermanfaat dalam kalama sutta, yaitu mengarah ke arah pembebasan...
nah klo  contohkan tidak makan di atas jam 12 siang ( termasuk tidak makan malam), hal ini bermanfaat, karena mencegah kita terikat dgn makanan.. (bahkan bukan pada makan malam saja)
klo berbohong..yah tidak bermanfaat ... karena akan menjadi kebiasaan buruk, awalnya mungkin demi org lain, lama kelamaan demi diri sendiri, dan akhirnya makin besar...

maksud saya bertanya, ttg onani apakah bermanfaat, di khususkan ke bro ricky_dave langsung, dari pada sibuk2 nyari referensi sutta, memakai kalama sutta, agar sepertinya dia berhak untuk tau..apakah di kitab suci tripitaka  bagian sutta dan vinaya membahasnya... kurasa lebih baik langsung di cari tau sendiri, itu maksud ku menanyakan hal tsb
jd hal2 demikian untuk kedepannya bisa di analisa sendiri, tampa harus mencari sutta atau vinaya, seperti maen game, bergosip, BBM, chatting ,dll.. dan hal2 lainnya yg tidak terdapat atau pun belum tentu terdapat dalam sutta/vinaya
...

Indra

 [at] Ronald,

kalau begitu clear, kita sepakat soal definisi manfaat di sini.

namun saya bisa memahami Riky bahwa yang ia perlukan adalah sumber yg valid untuk memuaskan keingintahuan intelektualnya. lagipula ini kan forum diskusi,  memang kita di sini berdiskusi tentang apa saja sehubungan dengan Buddhism. kalau semua di jawab "buktikan sendiri", bakal sepi nih DC

Sunkmanitu Tanka Ob'waci

:backtotopic:

setahu saya dalam hal sila ketiga dari lima sila, berhubungan seksual dengan pasangan yang sah boleh. pelanggaran di sini jika melanggar salah satu dari 4 kriteria di atas. dalam hal ini onani bukan pelanggaran, karena gak ada pasangannya.

kalau sila ketiga dari 8 atau 10 sila sudah tidak melakukan sama sekali. dalam hal ini onani juga merupakan pelanggaran.
HANYA MENERIMA UCAPAN TERIMA KASIH DALAM BENTUK GRP
Fake friends are like shadows never around on your darkest days

kullatiro

mari kita balik lagi mengapa ada pancasila, atthanga sila, dasasila, pandita sila.
terutama tentang panca sila dan atthanga sila juga dasasila untuk siapa peruntukan nya.

jelas kalo untuk umat awam tuh pancasila
untuk upasaka/i ada atthanga sila pada hari uposatha (tgl 1,8,15 dan 22 lunar)
dan samanera dasasila.

dari tingkat nya kita menjadi tahu apa yang boleh untuk umat awam belum tentu sama dengan para upasak/i juga untuk samanera.

dan tentang para upasaka/i juga tidak setiap kali melaksanakan nya tapi pada hari uposatha saja.

jadi hati hati kita membahasa atthanga sila untuk para upasaka/ki bukan pancasila yang untuk umat awam

Mr.Jhonz

Tanya; bukannya onani termasuk kategori pemuasan panca indra?
Lalu apakah 'pelanggaran' jika dilakukan pada saat atthasila?
*mau tahu kesimpulannya
Thank
buddha; "berjuanglah dengan tekun dan perhatian murni"

Indra

Quote from: daimond on 20 March 2010, 10:08:26 PM
mari kita balik lagi mengapa ada pancasila, atthanga sila, dasasila, pandita sila.
terutama tentang panca sila dan atthanga sila juga dasasila untuk siapa peruntukan nya.

jelas kalo untuk umat awam tuh pancasila
untuk upasaka/i ada atthanga sila pada hari uposatha (tgl 1,8,15 dan 22 lunar)
dan samanera dasasila.

dari tingkat nya kita menjadi tahu apa yang boleh untuk umat awam belum tentu sama dengan para upasak/i juga untuk samanera.

dan tentang para upasaka/i juga tidak setiap kali melaksanakan nya tapi pada hari uposatha saja.

jadi hati hati kita membahasa atthanga sila untuk para upasaka/ki bukan pancasila yang untuk umat awam

apa bedanya umat awam dengan Upasaka/Upasika?

g.citra

#25
Quote from: Indra on 20 March 2010, 10:22:41 PM
apa bedanya umat awam dengan Upasaka/Upasika?

Yang saya tau,
- umat awam >> gak ada keterikatan secara moral terhadap triratna dan pancasila
- upasaka/upasika >> telah ada keterikatan secara moral terhadap triratna dan pancasila (telah mengucapkan janji telah menerima tisarana dan pancasila dihadapan altar dan pe-visudhi)

Namun yang nyata dan pasti sih, menurut saya perbedaannya hanya mengenai 'label' ...  ;D

Indra

Quote from: g.citra on 20 March 2010, 10:32:27 PM
Quote from: Indra on 20 March 2010, 10:22:41 PM
apa bedanya umat awam dengan Upasaka/Upasika?

Pendapat saya,
- umat awam >> gak ada keterikatan secara moral terhadap triratna dan pancasila
- upasaka/upasika >> telah ada keterikatan secara moral terhadap triratna dan pancasila (telah mengucapkan janji telah menerima tisarana dan pancasila dihadapan altar dan pe-visudhi)



apakah yg dimaksudkan di sini umat awam adalah Non-buddhis? tentu saja non-buddhis tidak ada hubungannya sama sekali dengan ajaran Buddha

g.citra

Quote from: Indra on 20 March 2010, 10:34:38 PM
Quote from: g.citra on 20 March 2010, 10:32:27 PM
Quote from: Indra on 20 March 2010, 10:22:41 PM
apa bedanya umat awam dengan Upasaka/Upasika?

Pendapat saya,
- umat awam >> gak ada keterikatan secara moral terhadap triratna dan pancasila
- upasaka/upasika >> telah ada keterikatan secara moral terhadap triratna dan pancasila (telah mengucapkan janji telah menerima tisarana dan pancasila dihadapan altar dan pe-visudhi)



apakah yg dimaksudkan di sini umat awam adalah Non-buddhis?

Yang saya maksud umat awam adalah orang-orang yang belum menerima tisarana sebagai perlindungan dan pancasila sebagai landasan moral ...

Quotetentu saja non-buddhis tidak ada hubungannya sama sekali dengan ajaran Buddha

Lho koq gak ada hubungannya ? Bukannya ajaran Buddha bersifat Universal (tak mengenal label) ?

Indra

Quote from: g.citra on 20 March 2010, 10:40:29 PM
Quote from: Indra on 20 March 2010, 10:34:38 PM
Quote from: g.citra on 20 March 2010, 10:32:27 PM
Quote from: Indra on 20 March 2010, 10:22:41 PM
apa bedanya umat awam dengan Upasaka/Upasika?

Pendapat saya,
- umat awam >> gak ada keterikatan secara moral terhadap triratna dan pancasila
- upasaka/upasika >> telah ada keterikatan secara moral terhadap triratna dan pancasila (telah mengucapkan janji telah menerima tisarana dan pancasila dihadapan altar dan pe-visudhi)



apakah yg dimaksudkan di sini umat awam adalah Non-buddhis?

Yang saya maksud umat awam adalah orang-orang yang belum menerima tisarana sebagai perlindungan dan pancasila sebagai landasan moral ...


bagaimanakah caranya menerima tisarana sebagai perlindungan dan pancasila sebagai landasan moral? tentu saja saya sudah melakukan keduanya malah sering tapi kok saya tetap merasa sbg umat awam ya?

Quote
Quotetentu saja non-buddhis tidak ada hubungannya sama sekali dengan ajaran Buddha

Lho koq gak ada hubungannya ? Bukannya ajaran Buddha bersifat Universal (tak mengenal label) ?


si non-buddhis yg tidak berhubungan, ajaran Buddha tentu saja berhubungan dengan segalanya.

Adhitthana

Quote from: Mr.Jhonz on 20 March 2010, 10:13:16 PM
Tanya; bukannya onani termasuk kategori pemuasan panca indra?
Lalu apakah 'pelanggaran' jika dilakukan pada saat atthasila?
*mau tahu kesimpulannya
Thank
Karna dalam pengertian Atthasila terutama di sila ke 3 adalah bertekad melatih diri untuk kehidupan suci ...... jadi segala bentuk kesenangan seksual dilarang!!  ;D bole dikatakan sila ini utk  Bhikkhu/ni

beda dengan pengertian Kamesu Micchacara .... Sila ini bertekad melatih diri menghindari perbuatan Asusila ..... dengan kata lain hubungan seksual hanya bole  dilakukan oleh pasangan Suami - Istri ......
  Aku akan mengalami Usia tua, aku akan menderita penyakit, aku akan mengalami kematian. Segala yang ku Cintai, ku miliki, dan ku senangi akan Berubah dan terpisah dariku ....