Delapan penyebab matangnya kebijaksanaan

Started by johan3000, 08 March 2010, 04:13:20 PM

Previous topic - Next topic

0 Members and 1 Guest are viewing this topic.

johan3000

Quote from: Xan To on 09 March 2010, 02:34:25 AM
Quote from: johan3000 on 08 March 2010, 04:13:20 PM
"Ada delapan penyebab, Nagasena,
yang menyebabkan berkembangnya dan
matangnya kebijaksanaan:

sedikit OOT, ini yang bicara siapa? Ven. Nagasena atau Raja Milinda? Kok sepertinya si Raja yang sedang memberitahu Ven.  Nagasena

Ven. Nagasena mengatakan pada raja Milinda  :
   Ada delapan penyebab berkembangnya dan
   matangnya kebijaksanaan


trims atas pengamatan yg kritis,...(kutipan di Samaggi P, juga spt itu)
Nagasena : salah satu dari delapan penyebab matangnya kebijaksanaan dgn seringnya bertanya

johan3000

Quote from: Peacemind on 08 March 2010, 06:47:36 PM
Quote from: johan3000 on 08 March 2010, 05:51:49 PM

Selanjutnya gimana matangnya kebijaksanaan (8 point tsb) dapat
MENINGKATKAN KESABARAN seseorang ?



Dalam konteks tertentu, seorang bijaksana adalh ia yang mengetahui mana yang baik ( kiṃ kusalam) dan mana yang buruk (kim akusalam), mana yang tercela (kim sāvajjaṃ) dan mana yang tidak tercela (kiṃ anāvajjaṃ), mana yang harus dipraktikkn (kiṃ sevitabbaṃ) dan mana yang tidak patut dipraktikkan (kiṃ asevitabbaṃ), mana yang mendatangkan kebahagiaan ( kiṃ hitāya sukkhāya saṃvattati) dan mana yang mendatangkan pnderitaan (kiṃ ahitāya dukkhāya saṃvatatti). Dilengkapi dengan kebijaksanaan demikian,  meskipun suatu saat dihadapkan pada kondisi yang sulit yang membutuhkan kesabaran sebagai cara untuk mengatasinya, orang demikian akan mampu bersabar karena ia tahu mana yang bermanfaat bagi dirinya.

Woow penjelasan mantep..........
Jadi kalau orang yg gak bisa SABAR.... berarti .......
Nagasena : salah satu dari delapan penyebab matangnya kebijaksanaan dgn seringnya bertanya

dhammadinna

Quote from: Peacemind on 08 March 2010, 05:28:32 PM
Coba bandingkan dengan Paññāvisuddhisutta dari Anguttaranikāya di bawah ini:

O, para bhikkhu, empat hal ini mendukung berkembangnya kebijaksanaan. Apa yang empat ini? Bergaul dengan orang bijaksana, mendengarkan Dhamma sejati, perhatian yang bijaksana, dan mempraktikkan Dhamma - O, para bhikkhu, empat hal ini mendukung berkembangnya kebijaksanaan.

Paññāvisuddhisutta, ada pdf-nya? saya uda googling tapi gak ketemu..

markosprawira

Quote from: johan3000 on 08 March 2010, 04:46:35 PM


QBQ - John G. Miller  [spoiler=QBQ]
With almost one million copies in print in twenty languages, QBQ! is published by Putnam (a Penguin imprint), publishers of the smash best-seller "Who Moved My Cheese?" QBQ! is a quick 55 minute read, making it a marvelous book for the busy person – at work and at home. It is an excellent tool for teams, study groups, and as a give-away at conferences. Full of fun, light-hearted, true-life stories, QBQ! and its message of personal accountability works equally well for corporations, academia, nonprofits, churches, and government organizations.

"John Miller is one of the few people who I've allowed to be a guest on The Dave Ramsey Show. His book, QBQ!, is the best book on personal responsibility available today. This is required reading for my team!"[/spoiler]

QBQ (question behind question) mengatakan bahwa pertanyaan dibelakang pertanyaan adalah metode akuntabilitas pribadi muncul sebagai hasil dari penelitian bertahun-tahun dalam bidang pengembangan organisasi. (Yang tersirat dlm sebuah pertanyaan)

Penemuan sbb:
1. Pertanyaan mengartikan sebagai KORBAN :
Ketika orang mengajukan pertanyaan seperti, "Mengapa kita harus melalui semua perubahan ini?" dan "Mengapa kita tidak bisa menemukan orang baik?"

2. Pertanyaan sebagai PENUNDA (talk only no action)
"Kapan kita mendapatkan sistem yang lebih baik?" dan "Kapan seseorang memecahkan masalah?"

3. Pertanyaan sebagai Menyalahkan (org lain)
an "Siapa yang menjatuhkan bola?" dan "ide siapa sih ini?"

Itulah jenis2 pertanyaan yg tersirat didalam pertanyaan...
_/\_ :P


jawaban bro markosprawira memang mantep2 yaaaaa  _/\_

kenapa harus bertanya "jadi korban"? kenapa tidak berpikir bhw itu adalah kesempatan bagi kita agar dapat knowledge, pengalaman yg lebih dibanding org lain......

kenapa jadi "penunda"? kalau saling menunggu, siapa yg mau bergerak? kalo org laen tidak mau diberi kesempatan, melihat itu sebagai "hukuman", buddhist seharusnya bisa melihat sebagai peluang, kesempatan

kenapa "menyalahkan"? buddhist seharusnya tahu saat menyalahkan, biasanya diatas 90% lebih adalah karena EGO dan MOHA.... itu hasil penelitian loh, kemaren baru baca mengenai atasan yg hampir selalu menyalahkan bawahan...... cuma beda bahasanya aja  :))

johan3000

#19

QBQ - question behind question - Ditulis oleh John G Miller

Sebuah tehnik bertanya yang akan membawa kesuksesan kita semua dengan memfokuskan hidup pada "Personal Accountability" (tanggung jawab personal).

Tujuannya :

1. Membuat keputusan tindakan yang lebih baik dengan memakai pertanyaan yang lebih baik.
2. Mengambil tanggung jawab personal atas semua hal yang akan terjadi
3. Mencapai sukses untuk diri pribadi dan perusahaan

Dapatkah anda menuliskembali 5 pertanyaan dibawah ini sehingga
   sehingga pertanyaan tsb lebih baik (tercapainya tujuan QBQ) ?

[spoiler=test your QBQ]1. Mengapa dia tidak mau memberi kesempatan kepada saya?
2. Siapa yang bertanggung jawab menyelesaikan masalah yang telah akut ini?
3. Kapan perusahaan akan menaikkan gaji seperti yang dijanjikan tahun lalu?
4. Bagaimana mereka bisa melakukan kebodohan yang merugikan itu?
5. Mengapa salesman kita tidak mampu menjual produk yang baik?

TIps :
Mulai pertanyaan dengan kata "APA" dan "BAGAIMANA" (tidak dengan "Mengapa", "Kapan", dan "Siapa") |   Menggunakan kata "SAYA" (tidak memakai "mereka", "kita", atau "anda") |   Fokus pada KATA KERJA POSITIP
[/spoiler]

[spoiler=contoh QBQ]
contoh QBQ (pertanyaan positif yg baik)
1. Bagaimana saya dapat melakukan perkerjaan dengan lebih baik hari ini?
2. Apa yang dapat saya lakukan untuk menyelesaikan masalah ini?
3. Bagaimana saya dapat membantu supaya lebih meningkatan sales perusahaan?
4. Bagaimana saya bisa menerima dan memahami dia dengan lebih baik?
5. Apa yang harus saya pelajari hari ini? [/spoiler]



jawaban terbaik yg pertama akan mendptkan +1

semoga terhibur... :x :x :x
Nagasena : salah satu dari delapan penyebab matangnya kebijaksanaan dgn seringnya bertanya

johan3000

Quote from: markosprawira on 09 March 2010, 01:50:22 PM
Quote from: johan3000 on 08 March 2010, 04:46:35 PM


QBQ - John G. Miller  [spoiler=QBQ]
With almost one million copies in print in twenty languages, QBQ! is published by Putnam (a Penguin imprint), publishers of the smash best-seller "Who Moved My Cheese?" QBQ! is a quick 55 minute read, making it a marvelous book for the busy person – at work and at home. It is an excellent tool for teams, study groups, and as a give-away at conferences. Full of fun, light-hearted, true-life stories, QBQ! and its message of personal accountability works equally well for corporations, academia, nonprofits, churches, and government organizations.

"John Miller is one of the few people who I've allowed to be a guest on The Dave Ramsey Show. His book, QBQ!, is the best book on personal responsibility available today. This is required reading for my team!"[/spoiler]

QBQ (question behind question) mengatakan bahwa pertanyaan dibelakang pertanyaan adalah metode akuntabilitas pribadi muncul sebagai hasil dari penelitian bertahun-tahun dalam bidang pengembangan organisasi. (Yang tersirat dlm sebuah pertanyaan)

Penemuan sbb:
1. Pertanyaan mengartikan sebagai KORBAN :
Ketika orang mengajukan pertanyaan seperti, "Mengapa kita harus melalui semua perubahan ini?" dan "Mengapa kita tidak bisa menemukan orang baik?"

2. Pertanyaan sebagai PENUNDA (talk only no action)
"Kapan kita mendapatkan sistem yang lebih baik?" dan "Kapan seseorang memecahkan masalah?"

3. Pertanyaan sebagai Menyalahkan (org lain)
an "Siapa yang menjatuhkan bola?" dan "ide siapa sih ini?"

Itulah jenis2 pertanyaan yg tersirat didalam pertanyaan...
_/\_ :P


jawaban bro markosprawira memang mantep2 yaaaaa  _/\_

kenapa harus bertanya "jadi korban"? kenapa tidak berpikir bhw itu adalah kesempatan bagi kita agar dapat knowledge, pengalaman yg lebih dibanding org lain......

kenapa jadi "penunda"? kalau saling menunggu, siapa yg mau bergerak? kalo org laen tidak mau diberi kesempatan, melihat itu sebagai "hukuman", buddhist seharusnya bisa melihat sebagai peluang, kesempatan

kenapa "menyalahkan"? buddhist seharusnya tahu saat menyalahkan, biasanya diatas 90% lebih adalah karena EGO dan MOHA.... itu hasil penelitian loh, kemaren baru baca mengenai atasan yg hampir selalu menyalahkan bawahan...... cuma beda bahasanya aja  :))

bro Markosprawira, ini info QBQ....

The spirit of QBQ Positive Question :


1. Tidak memikirkan saya sebagai korban, tidak menunda, dan tidak menyalahkan.
2. Saya hanya dapat merubah saya.
3. Mengambil Tindakan Positip.

QBQ : http://dhammacitta.org/forum/index.php/topic,15377.msg248327/topicseen.html#msg248327
Nagasena : salah satu dari delapan penyebab matangnya kebijaksanaan dgn seringnya bertanya

johan3000

#21
QBQ (positif) :
Apakah yg dpt MOD lakukan sehingga posting berita LAMPU MERAH bro Tekkss Katsuo menjadi NIHIL ?


bila pertanyaan tsb diajukan pada bro Tekkss,
nah apakah cara bertanyanya udah bagus menurut

POINT
3. seringnya bertanya,  :(
Nagasena : salah satu dari delapan penyebab matangnya kebijaksanaan dgn seringnya bertanya

miracle_boyzz

Quote from: johan3000 on 08 March 2010, 04:13:20 PM
Delapan penyebab matangnya kebijaksanaan

Dalam buku [spoiler=Milinda Panha]Milinda Panha, berisikan diskusi seru antara Raja Milinda dengan Bhikkhu Nagasena.
Pertanyaan-pertanyaan kritis Raja Milinda sering dianggap sebagai pertanyaan yang mewakili cara berpikir Barat, sedangkan jawaban Bhikkhu Nagasena yang indah, tepat dan mudah dimengerti sering dianggap sebagai wakil cara berpikir Timur, terutama Buddhis.
Diskusi ini juga dapat dianggap sebagai intisari Ajaran Sang Buddha yang indah pada awalnya, indah pada pertengahannya dan indah pada akhirnya.

Milinda Pañha merupakan buku Pali yang ditulis kira-kira pada Abad Pertama Sebelum Masehi. Raja Milinda, seorang raja Bactria yang memerintah di tenggara India, menemui seorang bhikkhu pandai yang bernama Nagasena. Raja Milinda melontarkan sejumlah pertanyaan mengenai filsafat, psikologi dan etika Buddhisme. Saya menduga debat ini dilakukan dalam bahasa Yunani Bactria tetapi kemudian diterjemahkan ke dalam bahasa Pali dan Sanskerta.[/spoiler]


"Ada delapan penyebab, Nagasena,
yang menyebabkan berkembangnya dan
matangnya kebijaksanaan:

1. berlalunya waktu,
2. bertumbuhnya reputasi,
3. seringnya bertanya,
4. bergaul dengan pembimbing spiritual,
5. penalaran dalam diri sendiri,
6. diskusi,
7. bergaul dengan orang-orang yang luhur budi, dan ...
8. berdiam di tempat yang sesuai.

Ada yg bisa bantu memberikan contohnya masing2 (1 s/d 8  )? 
trims sebelumnya :P :P

maaf nih.. mungkin yang bisa di maksud dengan kebijaksanaan itu ketika kita belajar, memahami dan melatih apa yang sudah kita pahami (pariyatti,patipatti dan pativedha) maka kita akan menyadari sesuatu....^^ (maaf kalo ada yang salah para senior sekalian.. saya masih anak baru^^)
Sati in every Breath of my Breath, Sati in every Steps of my Feet, Sati in every Mind of my Concentration... and Sati in every Parts of My Life... Be Mindful and Be Happy...