News:

Semoga anda berbahagia _/\_

Main Menu

Taktik Kotor dengan Metode Pembodohan Logika [copas]

Started by seniya, 03 March 2010, 10:03:05 PM

Previous topic - Next topic

0 Members and 1 Guest are viewing this topic.

seniya

Ini saya peroleh dari forum tetangga tentang berbagai metode debat yang "kotor" untuk menjatuhkan lawan yang penulisnya tidak diketahui:

Quote
Untuk yg sdg belajar berdiskusi, boleh jadi pedoman, spy kita bisa berdiskusi dgn baik

****************************
Berdasarkan pengamatan dan pengalaman berdiskusi dengan berbagai macam,
maka
saya dapat mengetahui adanya taktik-taktik kotor dengan metode
pemutarbalikan logika yang sangat mendasar.
Sasaran mereka adalah jelas, yaitu orang-orang yang gullible ( mudah
dipengaruhi ).
Ciri khasnya adalah mempunyai daya kritis lemah dan mudah
ditakut-takuti.

Dirty Tactics in Discussion : Taktik Kotor dengan Metode Pembodohan
Logika :

1. Ad Hominem :
Menyerang orangnya bukan menjawab isinya.
Ketika seorang arguer tidak dapat mempertahankan posisinya dengan
evidence /
fakta / reason, maka mereka mulai mengkritik sisi kepribadian lawannya.

2. Appeal to Ignorance ( Argumentum ex silentio ) :
Menganggap suatu ketidaktahuan sebagai fakta atas sesuatu.
Misalnya : Kita tidak memiliki bukti bahwa tidak ada kecurangan, maka
berarti ada kecurangan.
Padahal, ketiada-tahuan akan sesuatu hal tidak menyatakan bahwa sesuatu
itu
ada ataupun tidak ada.

3. Appeal to Belief :
Bila anda tidak memiliki kepercayaan, maka anda tidak akan mengerti.
Bila seorang pendebat berdasarkan pada kepercayaan sebagai dasar dari
argumennya, maka tiada lagi yang dapat dibicarakan dalam diskusi.
Itu namanya bukan diskusi, tapi pemaksaan kepercayaan.

4. Argument from Authority ( Argumentum ad verecundiam ) :
Menggunakan kata-kata "para ahli" atau membawa-bawa otoritas sebagai
dasar
dari argumen instead of menggunakan logic dan fakta untuk men-support
argumen itu.
Misalnya : Profesor Anu mengatakan bahwa creation-science adalah betul.
Sesuatu tidak lantas menjadi benar hanya karena suatu otoritas
mengatakan
sesuatu hal.
Bila pendebat memberikan testimoni dari seorang ahli, lihat apakah
dilengkapi dengan alasan yang logis dan masuk akal, serta hati-hati
terhadap
keotentikan sumber dan evidence di belakangnya.

5. Argument from Adverse Consequences :
Hanya karena suatu peristiwa terjadi, tidak menyatakan sesuatu mengenai
eksitensi maupun non-eksistensi dari sesuatu.
Ataupun tidak menyatakan suatu keharusan untuk mempercayai sesuatu.

5. Menakut-nakuti ( Argumentum ad Baculum ) :
Argumen yang didasarkan pada tekanan atau rasa takut
Misalnya : Saya telah diberi kuasa oleh Negara, bila Anda tidak percaya
kepada saya, maka Anda akan masuk Daftar Orang Tercela.

6. Argumentum ad Ignorantiam :
Argumen yang mempelesetkan ketidaktahuan seseorang.
Misalnya : Pernyataan bahwa saya pasti betul karena tidak ada yang
pernah
membuktikan salah.

8. Argumentum ad populum :
Argumen yang digunakan untuk mendapatkan popularitas dengan menggunakan
issue-issue yang sentimental daripada menggunakan fakta atau alasan.

9. Bandwagon Fallacy :
Menyimpulkan suatu idea adalah benar hanya karena banyak orang
mempercayainya demikian.
Hanya karena sekian banyak orang mempercayai sesuatu tidaklah
membuktikan
atau menyatakan fakta mengenai sesuatu.

10. Begging the question :
Mengantisipasi jawaban.

11. Circular Reasoning
Makhluk Adi Kuasa ada karena Kitab Suci menyatakan demikian.
Kitab Suci diwahyukan oleh Tuhan.

12. Confusion of Correlation and Causation :
Misalnya : Anak yang menonton acara kekerasan di TV cenderung untuk
menjadi
ganas ketika ia dewasa.
Tetapi apakah program di TV itu menyebabkan kekerasan ataukah anak-anak
yang
berbakat ganas cenderung menonton acara kekerasan di TV ???

13. Half Truths :
Suatu pernyataan yang biasanya ditujukan untuk menipu seseorang dengan
menyembunyikan sebagian fakta / kebenaran.

14. Communal Reinforcement :
Suatu proses dimana suatu klaim menjadi suatu kepercayaan kuat melalui
suatu
pernyataan yang diulang-ulang oleh suatu anggota komunitas.
Proses ini independent terhadap kebenaran klaim tersebut dan tidak
didukung
oleh data empiris yang signifikan untuk menggaransi bahwa kepercayaan
itu
didukung oleh alasan yang reasonable.

15. Non-Sequitur :
Nggak nyambung.
Suatu kesimpulan yang diambil tidak didasarkan pada suatu premis
ataupun
evidence / fakta.

16. Post Hoc, Ergo Propter Hoc :
Itu terjadi sebelumnya, maka itu disebabkan olehnya.
Semacam non-sequitur, tetapi berdasarkan waktu.
Misalnya : Seseorang menjadi sakit setelah pergi ke Mall, maka Mall
adalah
sumber penyakit.
Padahal sakitnya tidak disebabkan oleh sesuatu yang ada hubungannya
dengan
kepergiannya ke Mall.

17. Red Herring :
Sering terjadi ... sang pendebat buru-buru mengalihkan perhatian /
subyek
pembicaraan.

18. Statistic of Small Number :
Satu kasus digunakan untuk menjudge keseluruhan.
Hanya karena suatu kejadian, tidak dapat mewakili kemungkinan
keseluruhannya.

18. Straw Man :
Manusia jerami
Membuat suatu skenario yang salah image yang menyesatkan, kemudian
menyerangnya.

20. Dua Salah Menjadi Benar
Misalnya : Siapakah kamu yang mengatakan saya demikian apabila kamu
juga
begitu.
Saya mencoba menjustify apa yang saya lakukan dengan melemparkan
kesalahan
yang sama pada Anda sebagai teman diskusi saya.

21 Observational Selection
Menggembar-gemborkan kejadian yang menguntungkan dan menutupi kejadian
yang
merugikan.


Maksud saya memposting ini bukan agar metode ini digunakan supaya bisa menang debat di forum ini ataupun forum mana pun, tetapi agar kita di sini tidak terpancing untuk berdebat dengan cara kotor demikian dan mengantisipasi supaya diskusi/tanya jawab di forum ini tidak menjadi ajang perdebatan yang kotor seperti ini.

Semoga bermanfaat.
"Holmes once said not to allow your judgement to be biased by personal qualities, and emotional qualities are antagonistic to clear reasoning."
~ Shinichi Kudo a.k.a Conan Edogawa

Tekkss Katsuo

cara sepert itu hanya digunakan oleh para pengecut...  :)) :)) :)) ....

Riky_dave

Setuju Bro Seniya,saya sering berhadapan dengan orang2 seperti itu..

Anumodana _/\_
Langkah pertama adalah langkah yg terakhir...

Riky_dave

Saya tambahkan boleh tidak?dari versi saya?

Bro Seniya GRP send to you :)
Langkah pertama adalah langkah yg terakhir...

The Ronald

...

Riky_dave

Quote from: The Ronald on 03 March 2010, 10:19:46 PM
tertawa, dalam berdikusi termasuk ga?

kalau orang lagi berbicara "serius" dan kemudian "isi substansi" nya di kaburkan dengan cara "joke" yang menyerang pribadi gimana ya menurut anda?

Anumodana _/\_
Langkah pertama adalah langkah yg terakhir...

The Ronald

yah..menurut anda gimana? aku seh rada ga suka .. masalahnya apakah lawan bicara tau kita lagi bicara serius?
apa lagi di jawab dgn hihihi bla bla bla, atau  bla bla bla..hihihi.. atau hi3 bla bla bla
yah kira2 yg mirip ada buat di facebook itu.. numpung di bahas... saya tanya sekalian :P
...

Riky_dave

Quote from: The Ronald on 03 March 2010, 10:32:30 PM
yah..menurut anda gimana? aku seh rada ga suka .. masalahnya apakah lawan bicara tau kita lagi bicara serius?
apa lagi di jawab dgn hihihi bla bla bla, atau  bla bla bla..hihihi.. atau hi3 bla bla bla
yah kira2 yg mirip ada buat di facebook itu.. numpung di bahas... saya tanya sekalian :P

Itu menunjukan si lawan bicara levelnya rendah,atau yang dibilang Teks pecundang,atau kita mau kasih "judul" baru?Saya lebih menghormati orang yang berbicara sesuai dengan substansi,bukan malah ngelantur.. :)

Anumodana _/\_
Langkah pertama adalah langkah yg terakhir...

The Ronald

yah bagus lah klo menyadari, mohon lain kali klo berdiskusi jgn berbuat demikian
...

Riky_dave

Quote from: The Ronald on 03 March 2010, 10:36:53 PM
yah bagus lah klo menyadari, mohon lain kali klo berdiskusi jgn berbuat demikian

bunga2 ini ditujukan kepada "siapa" ya? :)

_/\_
Langkah pertama adalah langkah yg terakhir...

The Ronald

...

Riky_dave

Langkah pertama adalah langkah yg terakhir...

maya devi

terima kasih telah mengingatkan.

saya belajar dari kesalahan.

_/\_

Tekkss Katsuo

kadang kita sendiiri tdk sadar apa yg kita lakukan, kadang kita tdk menyadari proses batin kita sendiri ketika kita berdiskusi. kadang dengan segala cara mengharapkan bahwa pandangan kitalah yg benar dan yg lain salah......... semoga kita semua bisa belajar dari kesalahan yang ada.
Terima kasih sudah mengingatkan.

Btw kalo misalnya kita melihat ada org dalam berdiskusi dengan mengunakan cara cara seperti diatas, melihat bahwa kata katanya bukan lagi utk berdiskusi tetapi menjudge gt, mencari celah atas penjelasan org lain dan menyerangnya,  terus kita tdk mao meladeninya lagi, anggap aja dia benar, biar dia puas, agar tdk berkelanjutan, bukan karena kita tdk ingin berdiskusi, melainkan melihat tdk gunanya berdiskusi lebih panjang, apakah hal ini termasuk cara yg tdk benar??  ^:)^ karena saya sering jg gt, kalo udh melihat si lawan bicara bukan lagi bertujuan diskusi melainkan mengejudge, terus mnencari cari kemenangan, ya udh nurut aja dan biarkan dia menikmati egonya.

ryu

Menurut Buddha :
PASURA SUTTA

Perselisihan Mempertahankan Pandangan -- dan Kesia-siaannya
1.    Banyak orang mengatakan bahwa kemurnian hanyalah milik mereka saja. Mereka tidak mengatakan bahwa ada pula kemurnian di dalam ajaran-ajaran lain. Mereka menyatakan bahwa ajaran yang mereka tekuni adalah yang paling hebat, sehingga secara terpisah mereka mengukuhi beranekaragam kebenaran.
2.    Mereka yang ikut berbantahan, setelah ikut bergabung, mulai berselisih dan saling menyebut 'manusia tolol'. Karena bergantung pada guru tertentu, mereka mencari pujian, dan menyebut diri mereka 'pakar'.
3.    Karena terlibat perselisihan di antara banyak orang, pendebat itu menjadi frustasi pada waktu mencari pujian bagi dirinya. Bila kalah dia menjadi terpukul, lalu mencari-cari kesalahan manusia lain, dan bila dikritik dia marah.    
4.    Ketika mereka yang telah menguji pertanyaan-pertanyaannya mengatakan bahwa pembicaraannya salah, dia bersedih, meratap dan menangis dalam perselisihan-perselisihan yang tak berharga, seraya mengatakan: 'Mereka telah mengalahkan saya!'    
5.    Perselisihan-perselisihan ini muncul di antara para pertapa dan akibatnya muncullah rasa gembira yang meluap-luap serta rasa tertekan. Melihat hal ini, hindarilah perselisihan. Tidak ada nilai yang terkandung kecuali pujian yang dimenangkan dengan cara itu.    
6.    Dia yang dipuji di antara banyak orang --karena telah berhasil mempertahankan pandangannya-- akan dipenuhi perasaan senang dan pikirannya terbuai kegembiraan yang meluap-luap karena telah menjadi pemenang.    
7.    Kegembiraan yang meluap-luap itu sendiri adalah landasan untuk keruntuhannya; karena dia tetap akan berbicara dengan kesombongan dan kecongkakan. Melihat hal ini, seharusnya manusia tidak berselisih; karena para bijaksana tidak pernah mengatakan bahwa kemurnian dapat dicapai dengan perselisihan.    
8.    Bagaikan si pemberani yang kokoh kuat karena makanan yang baik, dia meraung maju mencari lawan. Di mana pun ada lawan semacam itu, engkau boleh pergi ke sana. Namun ingatlah, di sini tidak lagi tersisa apa pun yang dapat menimbulkan perkelahian.    
9.    Dengan mereka yang telah memegangi suatu teori dan kemudian bersikeras mengenai hal itu dengan menyatakan bahwa hanya teori itu saja yang benar, engkau boleh berbicara pada mereka. Tetapi ingatlah, 'tidak ada lawan untuk bertempur denganmu'.    
10.    Apakah yang akan kau peroleh dari mereka yang menang setelah mengatasi lawan tanpa membalas satu teori dengan teori lain, o, pemberani? Bagi mereka, tidak sesuatu pun dipegang sebagai yang tertinggi.    
11.    Dengan berspekulasi di pikiran mengenai berbagai pandangan filsafat yang berbeda, engkau telah merenungkan pandangan-pandangan itu. Tetapi engkau tidak dapat maju sembari mengikatkan diri pada manusia yang telah murni.
Janganlah memperhatikan kesalahan dan hal-hal yang telah atau belum dikerjakan oleh diri sendiri. Tetapi, perhatikanlah apa yang telah dikerjakan dan apa yang belum dikerjakan oleh orang lain =))