Karma yg cepat berbuah dan Bukti kuat karma itu ada

Started by stephen chow, 29 December 2009, 11:12:42 AM

Previous topic - Next topic

0 Members and 1 Guest are viewing this topic.

stephen chow

Hi.. Friend semua..
Aku mau tanya neh tntg hukum karma..

Aku punya cerita nyata sekali karmanya dan cepat berbuah. Kejadiannya di Belitung. Aku punya sepupu perempuan, sepupu aku menikah kira2 10 tahun lalu, suaminy suka hobi menembak monyet di hutan, di belitung itu byk pohon2 seperti hutan lah, pada saat sepupu aku hamil, suaminy tetap melakukan hobiny menembak monyet. Pada saat anak mereka lahir dan kira2 umurny 2 ato 3 tahun. Ternyata watak/sifat ankny seperti monyet, suka ngamuk2, pukul2 kepala, mulutny kluar air liur, persis seperti monyet tingkah lakuny dan smp skrg masi hidup dan belum berubah.. Benar2 karma itu nyata..

Aku punya 1 kisah lagi yg sama tapi dari temen aku ceritanya. Di jakarta klo tdk slah dan aku lupa tny kpn kjadian.
Kta temen aku, dy punya kenalan teman, katany hobiny suka menembak kepala kelalawar, dan waktu istrinya hamil juga tetap melakukan hobiny, dan pada waktu lahir, (aku lupa tny umurny tp masi kecil), kepalanya sangat besar dan tdk normal lah seperti org laen. Pada suatu hari kta tmn aku ayahny prgi ke vihara dan tany bgaimana menymbuhkan anakny sama pngurus vihara (klo tdk slah ingt aku), dan di ceritakan waktu dlu dy sering menembak kepala kelelawar, dan pngurus vihara menyarankan agr dy srg2 melepaskan makhluk hidup mungkn bisa menyembuhkan ankny, dan akhrny ayhny srg membeli burung dan melepaskannya. Ternyta sekali lagi karma itu benar2 nyata, lma klamaan kepala anakny mengecil tp bbrp lama (aku tdk tny tmn aku brp bulan ato tahun) akhirny ankny meninggal juga..

Knp ya prbuatan karma yg satu ini sngt cpt berbuah dan nyata sekali terasa karmanya???

Kenapa anakny yg dpt buah karmanya, bukanny si pelaku yg melakukan karma???

Mohon Bimbinganny..
Thanx..

Menjadi Baik adalah moralitas sejati..
Berbuat Baik adalah mungkin sekadar jalan menuju tujuan..
Y.M. Dr. H. Saddhatissa..

Indra

#1
walaupun hukum kamma mustahil dapat dimengerti oleh puthujana, hanya dipahami dengan baik oleh seorang Buddha, namun yg pasti, siapa yg berbuat, maka dia lah yg menerima akibatnya, jadi tidak mungkin apa yg dilakukan seseorang, dan keturunannya yg menerima akibatnya. akibat yg diturunkan ini hanya berlaku dalam hal hutang piutang.

kenapa si anak menjadi mirip monyet, ini juga akibat dari perbuatannya sendiri, mungkin saja di masa lampau ia juga sering menembak monyet, dan karena hubungan karma dengan si ayah maka terlahir kembali menjadi anak dari ayah itu.

adi lim

Setuju denga Bro Indra.
IMO, Anak itu terlahir dengan kondisi seperti itu adalah buah Kamma Buruk anak itu sendiri, bukan karena perbuatan Ayahnya, tapi karena perbuatan seorang Ayah (suka memburu) bisa  mengkondisikan keluarga itu menerima Anak demikian, tentunya pasti ada hubungan ikatan Kamma antara anak dan Ayah tersebut dimasa lampau.

Kalau kita hanya memvonis bahwa seorang pemburu pasti mendapat anak demikian, ternyata di dunia banyak pemburu2 yang tidak mendapat anak yang sifat nya seperti cerita diatas.
Jadi Kamma buruk berbuah tentulah butuh suatu kondisi yang pas juga.

Dan seorang pemburu juga tentu pasti akan menikmati Kamma buruknya BERBUAH, akibat perbuatan berburu itu, dan kapan berbuah tidak bisa ditentukan, tergantung kondisi yang tepat juga.

Jadi kesimpulan. janganlah melakukan perbuatan Berburu. ;D
_/\_
Seringlah PancaKhanda direnungkan sebagai Ini Bukan MILIKKU, Ini Bukan AKU, Ini Bukan DIRIKU, bermanfaat mengurangi keSERAKAHan, mengurangi keSOMBONGan, Semoga dapat menjauhi Pandangan SALAH.

stephen chow

Thanx atas jawaban bro indra....

Jawaban yg sangat bagus sekali. hehehehe.....

Semoga bermanfaat bagi yg membacanya...
Menjadi Baik adalah moralitas sejati..
Berbuat Baik adalah mungkin sekadar jalan menuju tujuan..
Y.M. Dr. H. Saddhatissa..

kusalaputto

kyknya buah kamma yg berbuah k anak n keturunan itu dr mahayana  d klo ga slah tlg koreksi klo ada kesalahan.
semoga kamma baik saya melindungi saya, semoga kamma baik saya mengkondisikan saya menemukan seseorang yang baik pada saya dan anak saya, semoga kamma baik saya mengkondisikan tujuan yang ingin saya capai, semoga saya bisa meditasi lebih lama.

williamhalim

Quote from: kusalaputto on 31 December 2009, 10:15:38 AM
kyknya buah kamma yg berbuah k anak n keturunan itu dr mahayana  d klo ga slah tlg koreksi klo ada kesalahan.

nggak Mahayana kali, mungkin Buddhisme salah kaprah, kek buku2 kecil gratis yg banyak beredar di vihara2... isinya amburadul: penuh dengan janji2, hutang piutang antar alam, dsbnya.

Menurutku, vihara harus memberantas buku2 'aneh' tsb...


::
Walaupun seseorang dapat menaklukkan beribu-ribu musuh dalam beribu kali pertempuran, namun sesungguhnya penakluk terbesar adalah orang yang dapat menaklukkan dirinya sendiri (Dhammapada 103)

kusalaputto

yup benr skali g prnh bc klo baca mantra ....1oox bs terhidar dr malapetaka dll. lg bk itu hsl sumbangan orng n memang menimbulkan salah lkaprah kacau d
semoga kamma baik saya melindungi saya, semoga kamma baik saya mengkondisikan saya menemukan seseorang yang baik pada saya dan anak saya, semoga kamma baik saya mengkondisikan tujuan yang ingin saya capai, semoga saya bisa meditasi lebih lama.

adi lim

Quote from: kusalaputto on 31 December 2009, 10:15:38 AM
kyknya buah kamma yg berbuah k anak n keturunan itu dr mahayana  d klo ga slah tlg koreksi klo ada kesalahan.

Belum tentu dari satu aliran bisa saja aliran lainnya, karena di Buddhism sudah banyak tercemar (tradisi2, pendapat pribadi tokoh agama), jadi lebih baik jangan menuduh, yang penting kalau kita udah mengerti, boleh dijelaskan kepada teman2, apa yang benar dan bermamfaat.
_/\_
Seringlah PancaKhanda direnungkan sebagai Ini Bukan MILIKKU, Ini Bukan AKU, Ini Bukan DIRIKU, bermanfaat mengurangi keSERAKAHan, mengurangi keSOMBONGan, Semoga dapat menjauhi Pandangan SALAH.

GandalfTheElder

Quotenggak Mahayana kali, mungkin Buddhisme salah kaprah, kek buku2 kecil gratis yg banyak beredar di vihara2... isinya amburadul: penuh dengan janji2, hutang piutang antar alam, dsbnya.

Menurutku, vihara harus memberantas buku2 'aneh' tsb...

Yap di Mahayana nggak ada yang begituan, karma sendiri ya karma sendiri, mana bisa nurun?

Yang ada adalah semacam "jenis mencari jenis"...... yaitu misalnya ada suami istri yang sering berbuat bajik, maka karma mereka akan membuat mereka mendapatkan anak yang bajik, karena anaknya bajik, maka ketika sudah saatnya punya cucu, maka cucu yang terlahir juga bisa jadi bajik.

Demikian juga karena kebajikan di kehidupan lampau, maka ketika terlahir jadi anak, maka akan terlahir di keluarga yang bajik pula. Jadi krn karmanya aja yg cocok, jenis ketemu jenis maka seolah-olah terkesan karma turunan.

_/\_
The Siddha Wanderer
Theravada is my root. This is the body of my practice.... It [Tibetan Buddhism]has given me my Compassion practice. Vajrayana is my thunder, my power. This is the heart of my practice..True wisdom is simple and full of lightness and humor. Zen is my no-self (??). This is the soul of my practice.

darwin hua


Namo Buddhaya,

Iya,apa yang kita perbuat,itulah yang kita terima.

Misalnya kita itu menerima karma buruk,kecelakaan yang menyebabkan kematian,akan tetapi orang tersebut selalu berbuat kebajikan2 terus menerus,dan memupuk karma baik,maka orang tersebut terhindar dari kecelakaan ataupun mengalami kecelakaan,akan tetapi hanyalah patah tangan saja



markosprawira

Quote from: GandalfTheElder on 31 December 2009, 05:37:37 PM
Quotenggak Mahayana kali, mungkin Buddhisme salah kaprah, kek buku2 kecil gratis yg banyak beredar di vihara2... isinya amburadul: penuh dengan janji2, hutang piutang antar alam, dsbnya.

Menurutku, vihara harus memberantas buku2 'aneh' tsb...

Yap di Mahayana nggak ada yang begituan, karma sendiri ya karma sendiri, mana bisa nurun?

Yang ada adalah semacam "jenis mencari jenis"...... yaitu misalnya ada suami istri yang sering berbuat bajik, maka karma mereka akan membuat mereka mendapatkan anak yang bajik, karena anaknya bajik, maka ketika sudah saatnya punya cucu, maka cucu yang terlahir juga bisa jadi bajik.

Demikian juga karena kebajikan di kehidupan lampau, maka ketika terlahir jadi anak, maka akan terlahir di keluarga yang bajik pula. Jadi krn karmanya aja yg cocok, jenis ketemu jenis maka seolah-olah terkesan karma turunan.

_/\_
The Siddha Wanderer

anumodana utk penjelasannya bro......

dengan ini jelas bhw konsep kamma secara mahayana jelas selaras dengan theravada, bukan seperti yg selama ini dipersepsikan org awam

kusalaputto

Quote from: markosprawira on 06 January 2010, 09:54:51 AM
Quote from: GandalfTheElder on 31 December 2009, 05:37:37 PM
Quotenggak Mahayana kali, mungkin Buddhisme salah kaprah, kek buku2 kecil gratis yg banyak beredar di vihara2... isinya amburadul: penuh dengan janji2, hutang piutang antar alam, dsbnya.

Menurutku, vihara harus memberantas buku2 'aneh' tsb...

Yap di Mahayana nggak ada yang begituan, karma sendiri ya karma sendiri, mana bisa nurun?

Yang ada adalah semacam "jenis mencari jenis"...... yaitu misalnya ada suami istri yang sering berbuat bajik, maka karma mereka akan membuat mereka mendapatkan anak yang bajik, karena anaknya bajik, maka ketika sudah saatnya punya cucu, maka cucu yang terlahir juga bisa jadi bajik.

Demikian juga karena kebajikan di kehidupan lampau, maka ketika terlahir jadi anak, maka akan terlahir di keluarga yang bajik pula. Jadi krn karmanya aja yg cocok, jenis ketemu jenis maka seolah-olah terkesan karma turunan.

_/\_
The Siddha Wanderer

anumodana utk penjelasannya bro......

dengan ini jelas bhw konsep kamma secara mahayana jelas selaras dengan theravada, bukan seperti yg selama ini dipersepsikan org awam
:'( :'( :'( g masih termasuk orang awam :'( :'( :'( ga papa la namanya jg msh belajar ;D ;D ;D
semoga kamma baik saya melindungi saya, semoga kamma baik saya mengkondisikan saya menemukan seseorang yang baik pada saya dan anak saya, semoga kamma baik saya mengkondisikan tujuan yang ingin saya capai, semoga saya bisa meditasi lebih lama.

platinumbyakko

kayaknya untuk kasus yg ke 2 karena hobi ayahnya sering membunuh
maka anak yg dilahirkan ,karena mengikuti karma buruknya lahir di keluarga ini namun karma buruknya berbuah cepat sehingga ketika sakitnya sembuh anak tsb mati

hanya pikiran orang awam
sadhu sadhu sadhu

kevin_kin

menurut saya: anaknya waktu kehidupan yg lampau jga suka menembak monyet,jadi pada kehidupan yg skrg,krna berjodoh karma dgan bapaknya yg suka menembak monyet,jadi tuh anak juga masi tetep kena karmanya..
kita ambil contoh; bagaimana orang tua yg sehat2,normal dan tdak melakukan hal2 yg tdk terpuji bisa kadang mempunyai anak yg cacad,autis,etc??itulah karma..
In the sky, there is no distinction of east and west; people create distinctions out of their own minds and then believe them to be true.

seniya

Konsep "org tua berbuat,anak kena getahnya" kayaknya dr tradisi Chinese,yg salah kaprah dianggap sbg Mahayana. Cmiiw
"Holmes once said not to allow your judgement to be biased by personal qualities, and emotional qualities are antagonistic to clear reasoning."
~ Shinichi Kudo a.k.a Conan Edogawa