Menyembah Doggysattva , Birdiesattva, Margasattva, Bodhisattva???

Started by Suchamda, 19 January 2008, 04:35:42 AM

Previous topic - Next topic

0 Members and 1 Guest are viewing this topic.

Suchamda

Dikatakan bahwa Bodhisattva bisa memilih kelahiran di alam apa saja untuk berkarya. Apakah ada account dalam kitab2 Buddhis bahwa ada binatang yang merupakan bodhisattva?

Dikatakan bahwa Karmapa ke-16 adalah seorang yang mampu memilah bodhisattva diantara sekumpulang burung kenari.
Dan barusan saja saya membaca tentang Si kucing bernama Scarlett yang menyelamatkan anak-anaknya di sebuah rumah yang terbakar walaupun ia harus mengalami luka yang parah. Peristiwa ini terjadi di tahun 1996 di Brooklyn (USA). Ia dan anak2nya kemudian dirawat oleh North Short Animal League dan menjadi salah satu mascott untuk fund-raising dan aktivitas public relationnya. Ia bahkan menggetarkan dan menggerakkan hati masyarakat dunia tentang arti kasih sayang.

Saya sendiri, walau tubuh ini tetap berdiri tegak di belakang monitor, namun secara tersembunyi air mata berlinang dalam hati bertelut tersujud kepadanya. Bukan! Bukan menyembah seekor binatang! Tetapi kepada aspek cinta kasih dan pengorbanan yang luar biasa. Dalam mata batinku , disitu tampak sosok bodhisattva. Yes, maybe you say that I am delusioned atau terlalu sentimentil, tapi tidak... Mungkin itulah yg disebut manifestasi pure vision. Ia telah mengajar kepada banyak manusia di dunia ini.
Dari gambaran ini kita dapat melihat manifestasi wujud cintakasih yang nyata, dan disinilah kita beranjali utk belajar kepada seekor bodhisattva yang telah mencapai taraf Kittenhood. ^-^


Scarlett bersama anak-anaknya kala dirawat di shelter house.



http://www.moggies.co.uk/html/scarlett.html

Why is everyone so surprised
that I saved my furry five;
that in spite of pain and danger
I brought them out alive?
True my eyes were barely open
but I heard their frantic wails;
through smoke and flames I saw
scorched ears and burning tails.
Every trip was a burdened choice
but I could make no other.
The rescuers have called me cat...

but I am also "mother."



Author - Rosemary Asmussen




"We don't use the Pali Canon as a basis for orthodoxy, we use the Pali Canon to investigate our experience." -- Ajahn Sumedho

FZ


El Sol

aku agree ama foxrockman..

my mother can do better than that cat... :P

My mom is the Best  ;D

tesla

menurut saya bukan naluri, apakah kalau kucing lain mengalami hal yg sama akan berbuat sama?

gak usah kucing deh... coba koreksi diri kita sendiri (manusia) saja. brp banyak aborsi yg telah dilakukan manusia dibanding binatang? mana naluri?
Lepaskan keserakahan akan kesenangan. Lihatlah bahwa melepaskan dunia adalah kedamaian. Tidak ada sesuatu pun yang perlu kau raup, dan tidak ada satu pun yang perlu kau dorong pergi. ~ Buddha ~

FZ

Quote from: tesla on 19 January 2008, 10:25:01 AM
menurut saya bukan naluri, apakah kalau kucing lain mengalami hal yg sama akan berbuat sama?

gak usah kucing deh... coba koreksi diri kita sendiri (manusia) saja. brp banyak aborsi yg telah dilakukan manusia dibanding binatang? mana naluri?
IMO ya.. just simple..
makhluk itu adalah unik (tidak ada yang sama persis)
naluri tidak ada yang sama bukan..
ada yang naluri tinggi dan naluri rendah..
CMIIW

Ada sejenis ikan.. saya lupa nama ilmiahnya.
Dia memiliki kemampuan memasukkan anak2nya ke mulutnya ketika berada dalam ambang bahaya misal predator sedang mengintai
Dan bila predator itu menyerang.. dia yang maju dengan anak dalam rongga mulutnya
Setelah predator itu pergi.. maka anak2 nya akan dilepaskannya kembali.




Suchamda

QuoteNice post bro..
Cuma apa ini bukan naluri "seekor" ibu ?

Naluri atau bukan, bukan itu yg perlu diselami,
Yang jelas, kisah itu mengetuk hati kami,
Gunakanlah hati, jangan hanya pikiran maka kamu akan memahami.
Pikiran membatasi, hati mengilhami.
"We don't use the Pali Canon as a basis for orthodoxy, we use the Pali Canon to investigate our experience." -- Ajahn Sumedho

FZ

Quote from: Suchamda on 19 January 2008, 12:09:58 PM
QuoteNice post bro..
Cuma apa ini bukan naluri "seekor" ibu ?

Naluri atau bukan, bukan itu yg perlu diselami,
Yang jelas, kisah itu mengetuk hati kami,
Gunakanlah hati, jangan hanya pikiran maka kamu akan memahami.
Pikiran membatasi, hati mengilhami.

Yang Anda katakan benar Bro Suchamda

Tetapi hanya saja jika dikaitkan antara setiap kisah yang bisa mengetuk hati dengan Bodhisattva saya rasa tindakan itu sangat berlebihan.
Saya rasa cukup dengan menyatakan perbuatan itu menyentuh hati (titik dan tanpa embel2). Tidak perlu (maaf kata) dihiperbola dengan bodhisattva dll.

Dan saya sangat setuju menggunakan hati jangan hanya pikiran maka akan bisa dipahami.
Tapi sekali lagi penggunaan hati yang berlebihan juga tidak bagus bukan ?
Bukankah kita mempraktekkan jalan tengah.

Semoga dapat dipahami




Suchamda

Quote from: FoxRockman on 19 January 2008, 12:25:13 PM
Quote from: Suchamda on 19 January 2008, 12:09:58 PM
QuoteNice post bro..
Cuma apa ini bukan naluri "seekor" ibu ?

Naluri atau bukan, bukan itu yg perlu diselami,
Yang jelas, kisah itu mengetuk hati kami,
Gunakanlah hati, jangan hanya pikiran maka kamu akan memahami.
Pikiran membatasi, hati mengilhami.

Yang Anda katakan benar Bro Suchamda

Tetapi hanya saja jika dikaitkan antara setiap kisah yang bisa mengetuk hati dengan Bodhisattva saya rasa tindakan itu sangat berlebihan.
Saya rasa cukup dengan menyatakan perbuatan itu menyentuh hati (titik dan tanpa embel2). Tidak perlu (maaf kata) dihiperbola dengan bodhisattva dll.

Dan saya sangat setuju menggunakan hati jangan hanya pikiran maka akan bisa dipahami.
Tapi sekali lagi penggunaan hati yang berlebihan juga tidak bagus bukan ?
Bukankah kita mempraktekkan jalan tengah.

Semoga dapat dipahami


Oh itu maksud anda toh.....
Mohon maaf bila hal itu tidak berkenan di hati anda. Saya bukan bermaksud menghina.

Hanya saja, saya secara pribadi menganggap bahwa siapa pun atau mahluk apa pun yang menunjukkan cinta kasih dan pengorbanan yang besar akan terlihat sebagai bodhisattva dimata saya. Dan yang lebih parah lagi, dalam kontemplasi tertentu di saat tertentu bahkan saya kadang-kadang bisa merasakan bahwa semua mahluk adalah Buddha. Yah anggap saja ini kesalahan pribadi saya saja.

Sekali lagi mohon maaf bila telah mempostingkan artikel sampah ini. Dan juga saya minta maaf kepada rekan disini yang merasa kehebatan ibunya tersaingi oleh seekor kucing. Silakan moderator menghapus saja thread ini.

Semoga anda dan semua mahluk berbahagia.
"We don't use the Pali Canon as a basis for orthodoxy, we use the Pali Canon to investigate our experience." -- Ajahn Sumedho

FZ

Maaf bro Suchamda..
Bukan masalah hina / dihina.

Anda sebagai personal mempunyai hak dalam mengemukakan pendapat begitu juga dengan yang lain. Dan adalah merupakan hak Anda jika Anda berpikiran pengorbanan yang besar sebagai bodhisattva.
Itu hak Anda. Dan merupakan hak orang lain juga untuk sependapat / tidak sependapat dengan Anda.

Saya rasa artikel ini bukan sampah.
Sampah / tidaknya hanyalah produk dari pikiran saja.
Jika si A memandang artikel ini sebagai sampah.
Maka artikel ini menjadi sampah akibat pola pandangnya dan demikian pula sebaliknya.

Saya rasa apa yang saya uraikan sudah sangat jelas.
Mohon direnungkan dan tidak dilihat sebagai upaya hina menghina.
Tetapi lebih dilihat ke upaya saling sharing / berbagi


Suchamda

Kalau demikian halnya , saya lega. Saya terima sharing anda.

_/\_
"We don't use the Pali Canon as a basis for orthodoxy, we use the Pali Canon to investigate our experience." -- Ajahn Sumedho

FZ


Suchamda

Sdr.Fox,
Saya baru saja terpikir, barangkali disinilah letak permasalahan kesalahpahaman kita.
Di dalam Mahayana, maka dikatakan bahwa seorang Bodhisattva bisa memilih kelahirannya di alam manapun dia bertujuan untuk menolong mahluk hidup. Ia bisa memilih terlahir bahkan di neraka untuk menolong mahluk neraka, apalagi hanya terlahir sebagai binatang. Barangkali info spt inilah yang belum anda pernah dengar sehingga terkesan bahwa saya berlebih-lebihan.

Nanti saya carikan artikelnya kalau ada di inet.
"We don't use the Pali Canon as a basis for orthodoxy, we use the Pali Canon to investigate our experience." -- Ajahn Sumedho

FZ


Suchamda

A Bodhisattva must undertake bitter practices which other people find difficult to undertake, and endure what others find hard to endure. He doesn't give up on doing those things which are not easy to do. One must always advance; one who is vigorous is a Bodhisattva. That's all there is to it. There's no other esoteric or wonderful method. If you can do the things that other people cannot do, then you are a Bodhisattva.

Kutipan dari :
http://www.dharmabliss.org/Ten%20Dharma%20Realms.html
"We don't use the Pali Canon as a basis for orthodoxy, we use the Pali Canon to investigate our experience." -- Ajahn Sumedho

Suchamda

he brave-minded bodhisattvas, because of having realised the shortcomings of samsara, are not atracted to samsaric pleasures, just as the peacocks are not attracted to medicinal plants. The bodhisattvas, having the attitude of wishing only to work for sentient beings and not desiring any happiness for themselves, can utilise the poisonous thoughts of ignorance, desire, hatred and so forth in order to accomplish the works for sentient beings.

http://ccbs.ntu.edu.tw/FULLTEXT/JR-BH/bh117490.htm
"We don't use the Pali Canon as a basis for orthodoxy, we use the Pali Canon to investigate our experience." -- Ajahn Sumedho